You are on page 1of 11

Makalah UKS

A.

Pengertian UKS

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan


mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS
adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
puskesmas yang ditujukkan kepada sekolah-sekolah
(Wahid&Nurul, 2009[U1] ).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga dilaksanakan oleh masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
sekolahnya sebagai sasaran utamanya. Usaha kesehatan di sekolah juga
berfungsi sebagai lembaga penarangan agar anak tahu bagaimana cara
menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti,
2008).
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua
upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada
gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan untuk meningkatkan
kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan
(P.Ananto, 2006).

B.

Tujuan UKS

1.

Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik


serta menciptakan lingkungan sehat[U2] sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

2.

Tujuan khusus

Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup:


a.

Menurunkan angka kesakitan anak sekolah.

b. Meningkatkan kesehatan peserta[U3] didik baik fisik,mental maupun


sosial serta memberikan pengetahuan, sikapdan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat.

C.

Trias UKS

1. Pendidikan kesehatan di sekolah (health education in


school)berupa personal hygiene, lomba poster sehat, lomba kebersihan
kelas, dan sebagainya. Beberapa bentuk pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah dapat berupa :
a. Kegiatan intrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran
yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran Ilmu Kesehatan atau disisipkan
dalam ilmu-ilmu lain seperti Olah Raga dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan
Alam dan sebagainya.
b. Kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan
dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dalam rangka
menanamkan perilaku sehat peserta didik[U4] .

Tujuan pendidikan kesehatan:


a. Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,
termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip
hidup sehat.
c. Peserta didik dapat memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
d. Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang
sesuai dengan syarat kesehatan.
e. Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku
hidup sehat dal kehidupan sehari-hari.

f.
Peserta didik mendapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya
tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
g. Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari
luar.
i.
Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
2.

Pemeliharaan kesehatan sekolah (school health service)

Pemeliharaan kesehatan sekolah, dimaksudkan untuk memelihara,


meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang
mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya.
Pemeliharaan kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang
merupakan tim yang dibentuk di bawah seorang koordinator UKS yang terdiri
dari dokter, perawat, juru imunisasi, dan sebagainya. Dan untuk koordinasi
pada tingkat kecamatan dibentuk tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
(TPUKS). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata, telinga dan
tenggorokan, kulit dan rambut, dsb.
b.

Pemeriksaan perkembangan kecerdasan.

c.

Pemberian imunisasi.

d. Penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi.


e.

Pengobatan sederhana.

f.

Pertolongan pertama.

g. Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di


sekolah.
h. Termasuk juga adalah pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan guru.
[U5]

Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup:


a.

Lingkungan fisik, dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan termasuk:

1) Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat


pembuangan tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah.
2) Pengawasan kantin sekolah.
3) Pengawasan bangunan sekolah yang sehat.
4) Pengawasan binatang serangga dan pengerat yang ada dilingkungan
sekolah.
5) Pengawasan terhadap pencemaran lingkungan tanah, air dan udara
disekitar sekolah.
b.

Lingkungan psikis, dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta didik.


2) Memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak didik yang
bermasalah.
3) Membina hubungan kejiwaan antara guru denganpeserta didik.
c.

Lingkungan sosial, dengan kegiatan yang meliputi:

1) Membina hubungan yang harmonis antara guru dengan guru.


2) Membina hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik.
3) Membina hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan peserta
didik yang lainnya.
4) Membina hubungan yang harmonis antara guru, murid dan karyawan
sekolah, serta masyarakat sekolah.

Tujuan Pemeliharaan kesehatan sekolah


a.

Tujuan Umum

Meningkatnya kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat


sekolah secara optimal.

b.

Tujuan khusus

1) Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan melakukan tindakan hidup


sehat dalam rangka membentuk pola hidup sehat.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
3) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan, pengembalian fungsi, dan peningkatan kemampuan
peserta didik yang cidera atau cacat agar dapat berfungsi optimal.
4) Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial, maupun
lingkungan.
3.

Pembinaan lingkungan sekolah sehat

Pembinaannya mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat


sekitar.
a. Programpembinaan lingkungan sekolah
1)

Lingkungan fisik sekolah

Meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan tempat penampungan air


bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah,
pengadaan dan pemeliharaan air limbah, pemeliharaan WC, pemeliharaan
kamar mandi, ruang kelas, laboratorium, kantin , kebun sekolah dan lain-lain.
2)

Lingkungan mental dan sosial

Meliputi konseling kesehatan, bakti sosial, darmawisata, karnaval, dan lainlain.


b. Pembinaan lingkungan keluarga
Meliputi kunjungan rumah oleh pelaksana UKS dan ceramah kesehatan.
c.

Pembinaan masyarakat sekitar[U6]

Meliputi pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakatan oleh kepala


sekolah, guru atau pembina UKS dengan cara membina hubungan baik atau

kerjasama dengan masyarakat atau lembaga masyarakat dan penyuluhan


massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio
visual.

D.

Sasaran UKS

1.

Peserta didik, antara lain:

a.

Taman kanak-kanak

b.

Pendidikan dasar

c.

Pendidikan menengah

d. Pendidikan kejuruan
e.

Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)

Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III,
VI karena pada kelas Imerupakan fase penyesuaian dalam lingkungan
sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan
kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena
ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan.Disamping itu,
pada saat ini adalah waktu yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan, dan
dikelas I inilah dilakukan penjaringan untuk mendeteksi adanya kelainan
yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan ke
jenjang berikutnya.Kelas III, dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan UKS di kelas 1 dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang
akan dilakukan dalam program pembinaan UKS.Kelas VI dalam rangka
mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya,
sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang
cukup.
2. Masyarakat sekolah (guru, staf sekolah dan pengelola pendidikan
lainnya).
3.

E.

Orang tua murid, masyarakat[U7] .

Pengelolaan UKS

1. Berikut ini adalah komponen yang terlibat dalam pelaksanaan UKS,


antara lain:
a.

Guru UKS

b.

Peserta didik

c.

Petugas kesehatan dari puskesmas

d. Masyarakat sekolah (BP3)


2.

Prinsip-Prinsip Pengelolaan

a.

Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah, yang meliputi:

1) Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta didik, karyawan


sekolah.
2) Masyarakat diluar sekolah, orangtua muridyang bernaung dibawah
Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3).
b. Kegiatan yang terintegrasi. Pelayanan kesehatan menyeluruh yang
menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik.
c. Melaksanakan rujukan adalah untuk mengatasi masalah kesehatan yang
tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan yaitu puskesmas atau
rumah sakit.
d. Kolaborasi tim, karena UKS merupakan kegiatan yang melibatkan
kerjasama lintas sektoral, maka diperlukan kerja sama tim yang baik dan
terorganisasi, dan tiap-tiap instansi mempunyai uraian tugas yang jelas
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam
melaksanakan kegiatannya[U8] .

F.

Strata Pelaksanaan UKS

Strata pelaksanaan UKS adalah jenjang atau tingkatan dari suatu kondisi
sekolah dan atau madrasah yang telah melaksanakan UKS, khususnya dalam
mengembangkan tiga program pokok UKS, yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.Strata
pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata

standar, strata optimal, dan strata paripurna.Setiap strata terdiri dari


tiga variabel[U9] utama yaitu tiga program pokok UKS yang terdiri
dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan
danpembinaan lingkungan sekolah sehat.Setiap variabel diterapkan sejumlah
indikator (Ananto, 2006) (Depdiknas, 2006).
1.

Pendidikan Kesehatan

a. Strata minimal meliputi pendidikan jasmani dilaksanakan secara


kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat
rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan
guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.
b. Strata standar,meliputi dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru
mata pelajaran jasmani.
c. Strata optimal meliputi dipenuhinya strata standar, pendidikan
kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan
dilaksanakan secara ekstrakurikuler, memiliki alat peraga pendidikan
kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain).
d. Strata paripurna meliputi dilaksanakannnya strata optimal, memiliki guru
Pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan
instansi terkait sepertipuskesmas, kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI),
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian, dan lain-lain (Ananto, 2006)
(Depdiknas 2006).
2.

Pelayanan Kesehatan

a. Strata minimal meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan,


dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal
minimal kelas 1, 2, 3 SD.
b. Strata standar meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk
pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan
kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila
diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah.
c. Strata optimal meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS,
dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa.

d. Strata paripurna meliputi memenuhi strata optimal,


konselingkesehatan remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran
jasmani (Ananto, 2006) (Depdiknas, 2006).
3.

Pemeliharaan Lingkungan Sekolah Sehat

a. Strata minimal meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan , ada
WC/jamban yang berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran
pembuanganair kotor yang berfungsi, ada halaman/pekarangan/lapangan,
memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan
membakar (3M) plus sekali seminggu.
b. Strata standar meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung
sekolah, memiliki pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di
sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan
peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas
jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5m, dan melaksanakan
pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
c. Strata optimal meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci
tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci
peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin yang
bersih dan sehat, ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat
penampungan sampah akhir di sekolah, ada jamban/WC siswa dan guru
yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang cukup
luas untuk upacara dan berolahraga, ada pagar yang aman, memilki ruang
UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah
kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
d. Strata paripurna meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci
tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun, ada
kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, ada
air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio
WC:siswa 1:20, saluran pembuangan air tertutup ada pagar yang aman dan
indah, ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk
sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi
syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa
1:1,5-1,75m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal (Ananto,
2006) (Depdiknas, 2006).

G.

Program Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan kegiatan yang penting dalam


menungkatkan daya guna dan hasil guna UKS.Hasil penelitian merupakan
masukan yang penting dalam rangka perencanaan pengembangan program
UKS selanjutnya baik dalam kegiatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
maupun pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.Dalam
pelaksanaannya, penelitian dan pengembangan dilakukan secara
berkesinambungan dan teratur, baik sektoral, lintas sektoral, maupun
multi sektoral[U10] .
Lingkup penelitian dan pengembangan, antara lain sebgai berikut:
1. Penelitian dan pengembangan metodologi belajar mengajar mata
pelajaran pendidikan kesehatan dan mata pelajaran yang relevan lainnya
dengan pendidikan kesehatan.
2. Penelitian dan pengembangan materi kurikulum mata pelajaran
pendidikan kesehatan dan materi yang relevan lainnya.
3. Penelitian efektivitas pelaksanaan UKS yang mencakup ketenagaan dan
sistim pelaksanaannya.
4.

Penelitian dampak pelaksanaan UKS terhadap lingkungan.

5. Penelitian dan pengembangan sistim informasi manajemen pembinaan


UKS.
6. Penelitian dampak pendidikan kesehatan terhadap perilaku masyarakat
sekolah.
7. Penelitian dampak penyelenggaraan UKS baik bagi peserta didik, guru
maupun masyarakat sekitar sekolah.
8. Penelitian dan pengembangan sarana dan prasarana sekolah ditinjau
dari segi kesehatan.
9. Penelitian mengenai pengaruh pendidikan dan latihan serta penataran
terhadap peserta didik, guru dan masyarakat sekolah.
10. Penelitian pengaruh intervensi gizi terhadap absensi, daya kognitif dan
prestasi belajar.
11. Pemetaan pelaksanaan UKS baik secara nasional, provinsi maupun
kabupaten atau kota.

12. Penelitian lainnya yang relevan bagi pelaksanaan UKS di sekolah dan
madrasah.
13.

Dan lain-lainnya sesuai dengan kebutuhan.

You might also like