Professional Documents
Culture Documents
A. PENGENALAN
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara. PLTA
ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW)
sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata
1.428 Giga Watthour (GWH) pertahun yang dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra
tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali). Energi didapat dari bendungan
Cirata dengan volume 2.163 m3. Unit Pembangkitan Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia
Tenggara.
PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah tanah
yang berjarak sekitar 2 km dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house.
PLTA Cirata dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero)
yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik
500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban
(P3B). Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan
beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control), di
mana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start up
operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru, Kecamatan
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian PLTA ini, dengan letak
sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi.
Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di
Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat
laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta.
http://rakhman.net/2013/04/prinsip-kerja
No.
Petunju
k
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Alat
Keterangan
Waduk
Main Gate
Bendungan
Penstock
Katup Utama
Turbin
Generator
Draftube
Trailrace
Transformator
Switch yard
Kabel Transmisi
Spillways
KETERANGAN
Francis, vertical shaft
VOEST-ALPINE
106,8 m
129,6 MW
Kecepatan
Debit Pada Kondisi Diatas
Runaway Speed
Spiral Case Inlet Diameter
Draft Tube Outlet Diameter
Diameter Runner
Jumlah Runner Blade
Jumlah Guide Vane
Bukaan Maksimum Guide Vane
Ketinggian Guide Vane
Jumlah Servomotor
Tekanan Normal Operasi Guide Vane
Tekanan Oli Minimum Guide Vane
Langkah Servomotor
Diameter Piston Servomotor
187,5 rpm
132,5 m3/s
400 rpm
4300 mm
6400 rpm
Dth = 3400 m
z = 16
z = 24
260 mm
980 mm
2
55 kg/cm2
38,5 kg/cm2
440 mm
400 mm
http://blogmechanical.blogspot.com/2011
http://jonny-havianto.blogspot.com/2012
Dengan energi potensial yang tinggi maka laju aliran air di ujung pipa akan tinggi pula. Apabila
diameter pipa tidak berubah (semua pipa diameternya sama) maka kita dapat menentukan laju
aliran air tersebut menggunakan rumus dibawah:
Ek = Ep
mv = mgh
Keterangan:
Ek = energy kinetik (J)
Ep = energy potensial (J)
m = massa air (kg)
v = kecepatan air (m/s)
g = gravitasi 9.8 (m/s)
h = ketinggian air (m)
Dengan demikian kita juga dapat menentukan debit airnya:
Q = Av
Keterangan:
A= luas penampang
Q = debit air (m3/s)
Besarnya daya listrik sebelum masuk ke turbin secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Pin turbin = hQg
Sedangkan besar daya output turbin adalah sebagai berikut :
Pout turbin = . h . Q . g . turbin
Sehingga secara matematis daya real yang dihasilkan dari pembangkit adalah sebagai berikut :
Preal = . h . Q. g . turbin . generator . tm
generator=
Efisiensi
Wkeluaran
Wmasukan
turbin
x 100%
sesuai
dengan
kondisi
beban:
Kutipan dari buku Hydroelectric Handbook, William P. Craeger and Joel D. Justin, Second Edition John Wiley & Sons,
Inc., New York, 1950, hal. 832
Keterangan :
Pin= daya masukan ke turbin (watt)
Pout = daya keluaran dari turbin (watt)
Preal = daya sebenarnya yang dihasilkan
(watt)
= massa jenis fluida (kg/m3)
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi turbin dan generator
dengan daya yang keluar secara teoritis. Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut di atas,
daya yang dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air, oleh karena itu berhasilnya
pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit
yang besar secara efektif dan ekonomis.
Namun, tidak semua energi potensial dari air diubah menjadi energi listrik. Oleh karena itu kita
mengenal konsep efisiensi:
=
output
input
x 100%
Dengan demikian daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air adalah:
Pdihasilkan = Phitung
Pdihasilkan = hQ
Untuk menghitug beda potensial yang dihasilkan, kita menggunakan rumus GGL induksi yang
dikenal dalam Hukum induksi Faraday yang bunyinya Gaya gerak listrik (GGL) induksi pada
sebuah rangkaian sama dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui rangkaian tersebut.
Rumus yang digunakannya adalah:
= N B A sin t
= 2f, terdapat pada rumus gerak melingkar (kecepatan berputar magnet)
Keterangan:
= ggl induksi sesaat (volt)
N = banyak lilitan kumparan
B = besar induksi magnetic (Wb/m=T)
A = luas penampang/loop (m)
http://4bri.blogspot.com/2012/11/carake
3. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari besi yang
dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul magnet dari
rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
V : Kecepatan putar
B : Kuat medan magnet
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga agar
beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan
mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai
kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
output
input
x 100%
129600000
145047750
x 100% = 89%