You are on page 1of 12

ANTIKANKER PADA SIKLUS SEL

1. A. DEFINISI
Kanker merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur
proliferasi (pembelahan) dan diferensiasi sel, sehingga sel tersebut mengalami kelainan
kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung terus menerus (sel terus
berproliferasi namun tidak berdiferensiasi).
Siklus sel adalah suatu proses pertumbuhan sel yang teratur untuk berduplikasi (menggandakan
diri) dan menurunkan informasi genetik dari satu generasi sel ke generasi sel yang berikutnya.
Selama proses ini berjalan, DNA harus digandakan secara tepat dan salinan kromosom harus
dibagikan tepat sama jumlah pada kedua sel anak yang terbentuk.
Fase-fase dalam siklus sel meliputi:
1. Fase G1 (Gap 1)
Fase Gap 1 memiliki ciri-ciri :

Sel berbentuk diploid


Terjadi sintesis RNA dan protein
Ukuran sel meningkat (sel tumbuh)
Pada akhir fase ini terbentuk molekul-molekul untuk pembuatan DNA
Terdapat checkpoint yang memeriksa ukuran sel apakah sudah cukup besar dan adakah
kerusakan DNA

1. Fase S (Sintesis)
Fase sintesis ini ditandai dengan terjadinya sintesis DNA baru atau replikasi DNA .
1. Fase G2 (Gap 2)
Fase Gap 2 memiliki ciri-ciri :

Sel berbentuk tetraploid

Terjadi pembentukan protein sitoplasma, histon, dan protein lain yang berhubungan
dengan DNA dan sel membrane

Terdapat checkpoint yang memeriksa apakah DNA sudah direplikasi


1. Fase Mitosis

Fase mitosis terdiri dari 4 tahap yaitu profase, metafase, anafase dan telofase dengan ciri-ciri
sebagai berikut:

Terjadi pembelahan sel


Sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba-tiba
Terdapat metafase checkpoint yang memeriksa apakah kromosom sudah sejajar (oleh
benang-benang spindel)

B. PATOGENESIS
Kanker dapat timbul karena terjadi mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh pengaruh
radiasi, virus, hormon dan bahan kimia karsinogen. Satu kali proses mutasi yang terjadi pada
DNA belum dapat menimbulkan kanker. Tetapi dibutuhkan ribuan mutasi lagi yang terletak pada
gen yang tidak sama. Apabila terjadi banyak mutasi pada DNA, maka sel mulai mengalami
perubahan sifat secara perlahan-lahan. Sel yang bermutasi tersebut mulai membelah diri
(proliferasi) dan membentuk grup tertentu (klonal) di lokasi tertentu dalam tubuh yang dapat
membahayakan jaringan sehat. Tahap dimana sel kanker membentuk klonal inilah yang
dinamakan tahap promosi kanker.
Promosi ini akan diikuti proliferasi (pembelahan diri sel kanker menjadi banyak) yang kemudian
satu atau lebih sel bisa memisahkan diri dari kelompok utamanya untuk berpindah ke tempat lain
(metastasis). Untuk memenuhi kebutuhan kelompok sel tersebut, dibentuklah pembuluh darah
baru (neoangiogenesis) yang sebenarnya tidak diperlukan oleh jaringan sehat. Sehingga,
terbentuklah kanker sebagai jaringan baru dalam tubuh.
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri bila badan membutuhkan, misalnya ada
sel-sel yang perlu diganti karena mati atau rusak. Sedangkan sel kanker akan membelah diri
meskipun tidak diperlukan, sehingga terjadi sel-sel baru yang berlebihan yang tidak memiliki
daya atur. Jika berhenti membelah, sel kanker melakukannya pada sembarang titik dalam
siklusnya, bukan pada checkpoint normal saja. Di samping itu, sel kanker dapat terus membelah
secara tidak terbatas jika sel tersebut diberi pasokan nutrient secara terus-menerus. Sel kanker
memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dengan sel normal. Sel kanker tidak
mempunyai control pertumbuhan dan daya lekat sel kanker berkurang atau bahkan tidak ada.
Ketidak normalan sel kanker tersebut disebabkan oleh hilangnya mekanisme DNA repair dalam
sel. Dengan tidak adanya kemampuan koreksi DNA sebelum sel tersebut membelah, sel
menganggap dirinya layak untuk direplikasi. Checkpoint yang merupakan titik pengontrolan
yang kritis dimana siklus berhenti dan sinyal terus dapat mengatur siklus sel, sudah tidak
memiliki peranan lagi. Sehingga, walaupun sel membawa abnormalitas di dalamnya, tetapi sel
tetap akan melewati fase-fase dalam siklus sel secara keseluruhan kemudian membelah. Sifat sel
kanker berbeda dari sel tubuh normal karena mitosis sel kanker lebih cepat, tidak normal dan
tidak terkendali. Sel itu kemungkinan membuat faktor pertumbuhannya sendiri atau memiliki
abnormalitas pada jalur persinyalan yang menghantarkan sinyal faktor pertumbuhan ke system
pengontrolan siklus sel tersebut. Dengan regulasi sel seperti itu, proliferasi akan terjadi tak
terkendali hingga sel kanker berhasil membentuk klonal (kelompok). Dari klonal tersebut,
terdapat kemungkinan akan ada sel yang lepas dari induknya dan mencoba hidup di jaringan lain.
Sehingga dapat terbentuk kanker sekunder yang dalam bahasa sehari-hari sering disebut kanker
anakan.

Penyakit kanker dapat menyerang berbagai macam sel, sel hati, sel kulit, sel jantung, sel darah,
sel otak, sel-sel pada saluran pencernaan seperti sel lambung dan usus, sel saluran urine, sel-sel
paru-paru, dan sel-sel lainnya. Dikenal beberapa jenis kanker seperti karsinoma, sarkoma,
limfoma dan leukemia.
C. OBAT-OBAT ANTIKANKER
Obat-obat antikanker yang berperan sebagai antipertumbuhan dibagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan targetnya.
Obat-obat antikanker yang berkaitan dengan siklus sel dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

Sitostatika yang mempengaruhi siklus sel spesifik

Kerja dari obat golongan ini hanya membunuh atau menghambat terjadinya siklus sel tertentu
dan pada fase tertentu saja. Obat-obat yang termausk golongan ini adalah: antimetabolit,
alkaloid, dan miscellaneous agents

Sitostatika yang mempengaruhi siklus sel non-spesifik

Obat golongan ini tidak hanya bekerja pada satu fase saja. Kerjanya adalah membunuh sel yang
terlibat dalam siklus sel juga sel-sel di luar siklus sel dengan cara mengikat DNA dan
merusaknya. Obat yang termasuk golongan ini adalah : alkilating agents, antibiotik
Kerja Obat Antikanker :

Secara umum pembagian obat-obat antikanker adalah sebagai berikut:


1. Golongan alkilator.
Mekanisme penghambatan pertumbuhan sel kanker oleh golongan alkilator secara umum adalah
membentuk ion karbonium (alkil) yang sangat reaktif, kemudian gugus alkil ini akan berikatan
kovalen silang pada konstituen sel yang nukleofilik. N7 dari guanin adalah nukleofilik kuat
sehingga guanin merupakan basa purin utama yang teralkilasi. Guanin biasanya terdapat dalam
tautomer keto dan dapat berikatan dengan sitosin, namun karena posisi N7 pada guanine
teralkilasi, maka akan terbentuk tautomer enol. Sehingga menyebabkan terjadinya pasangan basa
yang abnormal yaitu basa guanine berpasangan dengan basa Timin, dan terjadi miscoding.
Alkilasi juga menyebabkan labilnya cincin imidazo sehingga cincin tersebut dapat terbuka ketika
masih merupakan bagian DNA ataupun keluarnya residu guanin dari rantai DNA. Hal ini
menyebabkan ketidakstabilan dan pemecahan DNA. Pada akhirnya akan terjadi cross link/ikatan
silang (terjadi perubahan konformasi DNA), misalnya dapat terjadi ikatan antara dua guanin
sehingga menghambat pemisahan rantai komplemen DNA dan replikasi DNA tidak terjadi,
sehingga sintesis RNA dan protein tidak terjadi sehingga dapat mengakibatkan matinya sel
kanker. Cara kerja ini mirip dengan radiasi sehingga disebut radiomimetik.
Alkilator sebagai antikanker pada siklus sel dibagi ke dalam beberapa sub golongan, yaitu :
1. Nitrogen Mustard
Nitrogen mustard berikatan dengan residu guanin dari DNA sehingga terjadilah perubahan
afinitas gugus pada DNA (dari sitosin ke timin), depurinasi akibat kerusakan DNA mungkin juga
terjadi. Senyawa pengalkil yang bifungsional dapat berikatan secara kovalen dengan 2 gugus
(residu guanin) asam nukleat pada untaian yang berbeda, terjadilah ikatan silang (cross linking)
sehingga terjadi kerusakan pada fungsi DNA. Contohnya :
1) Siklofosfamid
Merupakan pro drug dengan metabolit berupa 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang
merupakan obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non enzimatik menjadi
fosfaramid, akrolein, sitoksilamin, dan sitoksil alcohol. Mekanisme aksi agen sitotoksik
mengadakan alkilasi terhadap rantai DNA yang menyebabkan cross link dan putusnya rantai.
2) Klorambusil
Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi cross link DNA. Obat ini merupakan
mustar nitrogen yang paling rendah toksisitasnya dan paling lambat aksinya.
3) Melfalan
Merupakan mustar nitrogen dari fenilananin, dikenal juga sebagai L-sarkolisina.. Mekanisme
aksi: mengalkilasi pada sekuen 5-GGC yang menyebabkan cross link DNA.

4)

Mustine

Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi cross link DNA.
5) Kloretilamin
Dapat membentuk ion imonium yang bereaksi dengan bagian aktif asam nukleat, dapat juga
terbentuk ion karbonium yang bereaksi dengan bagian aktif asam nukleat (DNA).
6) Epoksid
Membentuk ion karbonium dengan bagian nukleofilik pada asam ribonukleat (A-) akan
membentuk ikatan kovalen.
1. Etilenimin
Etilenimin memiliki mekanisme aksi seperti mustard nitrogen. Contoh dari obat kelompok ini
adalah trietilenatiofosforamida (tiotepa). dan trietilenamelamina (TEM/tretamine).
1. Alkil Sulfonat
Mekanisme kerja dari ester asam sulfonat berlangsung disebabkan oleh hidrolisis yang
mengalami terjadi pemisahan O-R dan gugus alkil (R ditransfer ke substrat. Yang termasuk
kelompok ini adalah busulfan (myleran) dan dimetil myleran.
1. Nitrosourea
Lipofilitas tinggi, dapat menembus Blood Brain Barrier, biasa digunakan untuk tumor otak.
Mekanisme aksi membentuk ikatan silang (cross link) pada DNA.
Contohnya: Karmustin dan Lomustin
1. Metilhidrazin

Prokarbazin

Merupakan turunan metilhidrazin yang bekerja sebagai antikanker non-spesifik pada siklus sel.
Mekanisme aksi belum jelas diketahui, tetapi diduga mengalkilasi asam nukleat, namun obat ini
dapat menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein, memperlama interfase, dan menyebabkan
kromosom rusak. Metabolisme oksidatif dari obat ini oleh enzim mikrosomal menghasilkan
azokarbazine dan H2O2 yang menyebabkan terputusnya rantai DNA.

Dakarbazin

Diaktifkan dahulu oleh metabolisme oleh enzim mikrosomal hati menjadi diazomethane yang
memiliki metal karbonium yang bersifat sitotoksik. Mekanisme aksinya dengan memetilasi sel
kanker. Dakarbazin dapat membunuh sel pada semua fase.
1. Platinum

Sisplatin

Merupakan metal inorganic yang mampu membunuh sel pada semua siklus pertumbuhannya.
Mekanisme aksi : menghambat biosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan
silang (crosslink)

Karboplatin

Merupakan analog platinum generasi kedua. Mekanisme aksi : menghambat bosintesis DNA dan
berikatan dengan DNA membentuk ikatan silang (crosslink)

Oksaliplatin

Merupakan analog platinum generasi ketiga. Mekanisme aksi : mengikat DNA sehinga DNA
berubah bentuk
1. Golongan antimetabolit
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA dan RNA melalui penghambatan
pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin
dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting
dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat antikanker didasarkan pada metabolisme purin
dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan
sintesis DNA lebih tinggi daripada terhadap sel kanker. Antimetabolit untuk antikanker pada
siklus sel dibagi menjadi tiga sub antimetabolit, yaitu :
1. Analog Purin
1. Merkaptopurin
Menghambat sejumlah enzim interkonversi purin. Merkaptopurin merupakan inhibitor
kompetitif dari enzim yang menggunakan senyawa purin sebagai substrat. Suatu alternative lain
dari mekanisme kerjanya ialah dengan pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR) yang
menghambat biosintesis purin, sehingga sintesis RNA, CoA, ATP, dan DNA dihambat. 6-metil
merkaptopurin (6-MP, puritenol) merupakan substrat dari hipoxanthin guanine fosforibosil
transferase (HGPRT). Di dalam tubuh akan mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-5monofosfat (6-tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP menghambat sintesis basa purin.
Pembentukan ribosil-5-monofosfat dan konversi IMP menjadi adenine juga dihambat
2. Tioguanin.

Menghambat interkonversi nukleotida purin, penurunan sintesis guanine intraselular,


mengganggu pembentukan sintesis DNA dan RNA. 6-tioguanin merupakan substrat dari
hipoxanthin guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di dalam tubuh akan mengalami
konversi menjadi 6-tioguanin-5-monofosfat (6-tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP
menghambat sintesis basa purin. Pembentukan ribosil-5-monofosfat dan konversi IMP menjadi
adenine juga dihambat..
1. Fludarabin fosfat
Mengganggu sintesis DNA dengan menghambat DNA polymerase dan ribonukleotida reduktase
1. Kladibrin
Menyebabkan perbaikan DNA terganggu, sehingga DNA pecah
b. Analog pirimidin

Flourourasil

Merupakan pengganti urasil, dikonversi menjadi metabolit aktif, yaitu 5-flourodeoksiuridin-5monofosfat (FdUMP) yang merupakan substrat palsu bagi enzim timidilat sintetase.
Penghambatan timidilat sintetase tersebut juga mengakibatkan penghambatan sintesis basa timin
yang dapat bergabung dengan DNA. Selain itu, flourourasil juga diubah menjadi floururidin
monofosfat (FUMP) yang dapat langsung mengganggu sintesis RNA.

Sitarabin

Sitarabin adalah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog pirimidin (2-deoksisitidin).
Mekanismenya adalah menghambat DNA polymerase sehingga sintesis DNA diblok. Sitarabin
diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi dengan metabolit normal untuk dikorporasikan ke
dalam DNA. Sehingga akan terjadi ketidakseimbangan sterik yang berakibat penghambatan
peletakan basa pada rantai nukleotida. Obat ini bersifat cell cycle specific untuk fase S dan tidak
berefek pada sel yang tidak berproliferasi.

Gemsitabin

Gemsitabin merupakan analog nukleosida, biasanya berperan sebagai flourourasil dan analog
lain dari pirimidin. Bekerja dengan mengganti salah satu blok yang membangun asam nukleat,
yaitu sistidin selama proses replikasi DNA. Gemsitabin difosforilasi agar aktif oleh enxim
deoksisitidin kinase lalu oleh nukleotida kinase diubah menjadi nukleotida difosfat dan trifosfat
yag dapat menghambat sintesis DNA. Gemsitabin difosfat menghambat ribonukleotida reduktase
sehingga menurunkan kadar doksiribosnukleotidatrifosfat yang penting dalam sintesis DNA.
Gemsitabin trifosfat secara langsung dapat berkorporasi ke dalam DNA dan menyebabkan
terminasi pembentukan rantai DNA.

Azacitidine

Azacitidine menhambat orotidilat sintetase sehinga produksi pirimidin dihambat.


c. Analog asam folat*
Metotreksat ialah analog 4-amino,N10-metil asam folat. Metotreksat menghambat dihidrofolat
reduktase tergantung-NADH yaitu enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2) menjadi
tetrahidrofolat (FH4) yang merupakan metabolit aktif dari asam folat yang berperan sebagai
kofaktor penting dalam berbagai reaksi transfer satu atom karbon pada sintesis protein dan asam
nukleat. Selain itu, metotreksat dapat mencegah regenerasi asam tetrahidrofolat, koenzimnya dan
metilentetrahidrofolat, yang penting untuk perubahan asam deoksiuridilat menjadi asam
timidilat. Karena sel-sel yang membelah dengan cepat membutuhkan banyak sekali asupan
deoksi timidilat untuk sintesis DNA maka metotreksat dapat mencegah pembelahan sel. Analog
folat membasmi sel ke dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan yang pesat. Namun dengan
efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan protein, metotreksat hanya menghambat sel fase
S sehingga bersifat self-limiting terhadap efek farmakologinya.
1. Golongan antibiotik
Senyawa antibiotik mampu mengikat rantai DNA sehingga DNA tidak berfungsi sebagai
template pada sintesis RNA dan protein.
1. Antrasiklin (doxorubicin dan daunorubicin)
Mekanisme aksi :
1. berinterkalasi kuat dengan DNA sehingga memblok sintesis DNA, RNA, dan protein
2. Berikatan dengan membran sehingga mengubah fluiditas membrane dan transport ion
3. Menghasilkan radikal bebas semiquinone dan radikal oksigen melalui proses reduksi oleh
enzim sitokrom P-450. Radikal oksigen tersebut menyebabkan toksisitas yang
menyebabkan kerusakan pada membran
1. Daktinomisin
Mekanisme aksi : berikatan kuat dengan DNA untai ganda dengan cara berinterkalasi antara
pasangan basa guanine-sitosin yang berdekatan. Akibatnya terjadi hambatan sintesis RNA yang
dependent DNA. Daktinomisin juga dapat menghambat sinresis mRNA.
1. Aktinomisin
Mekanisme aksi : berikatan dengan DNA membentuk kompleks yang sangat stabil, namun RNA
Polimerase tidak dapat beraktivitas pada kompleks DNA-aktinomisin tersebut, sehingga
replikasi DNA tidak terjadi.Aktinomisin juga menyebabkan transkripsi terhambat. Pada
konsentrasi rendah, rRNA secara selektif dapat dihambat karena adanya degenerasi nucleolus.
1. Bleomisin

Mekanisme aksi: mengikat DNA dan menyebabkan satu atau kedua rantai pecah setelah
pembentukan radikal bebas dan penghambatan sintesis DNA. Termasuk CCS karena bleomisin
menyebabkan sel terhenti pada fase G2
1. Plikamisin
Mekanisme aksi: mengikat DNA dalam bentuk kompleks antibiotic-Mg2+, interaksi ini
menyebabkan sintesis RNA terhenti.
1. Mitomisin
Mekanisme aksi : obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom P-450 akan menghasilkan
suatu alkilator yang dapat melakukan ikatan silang dengan DNA. Termasuk CCNS
1. Rifamisin
Menghambat aktivitas RNA polimerase
1. Alkaloid
a. Alkaloid vinka
Mekanisme : menghancurkan benang spindle sehingga pembelahan sel terhenti pada metafase
(benang spindel terbentuk dari mikrotubul pada metaphase). Perhentian pada metafase
menyebabkan kematian sel. Selain itu juga dapat mengganggu inkorporasi uridin menjadi
mRNA. Contoh :
1. Vinkristin dan vinblastin
Merupakan senyawa antimitotik dengan mengadakan depolimerisasi mikrotubul yang merupakan
bagian penting dari sitoskeleton dan benang spindel. Dapat berikatan secara spesifik dengan
mikrotubular protein tubulin dalam bentuk dimmer, bentuk dimmer inilah yang menyebabkan
terminasi mikrotubul sehingga depolimerisasi terjadi. Hal ini menyebabkan proses mitosis
tertahan di metafase.
2. Vinorelbin
Dapat mengakibatkan hambatan mitosis.
1. Alkaloid Podofilin
Bekerja dengan menghambat topoisomerase II, sehingga terjadi kerusakan DNA (DNA
terdegradasi), penghambatan transport nukleotida, dan penghambatan transport elektron di
mitokondrial.. Contoh: Etoposida dan Teniposida. Kedua senyawa ini memblok sel pada fase
akhir S-G2

1. Alkaloid Taksan
Bekerja dengan mekanisme yang sama sengan alkaloid vinka, merupakan spindle poison.
Contohnya adalah paklitaksel dan dosetaksel.
1. Golongan hormonal agents
Pemberian inhibitor hormon menimbulkan ketidakseimbangan hormon-hormon dalam badan.
Ternyata hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel kanker dalam jaringan-jaringan yang
peka terhadap hormon. Mekanisme kerja inhibitor hormon ini adalah hormon akan berikatan
dengan reseptor protein (estrogen, progesteron, kortikosteroid, androgen) pada sel kanker
1. Inhibitor androgen dan estrogen
Mekanisme aksi bekerja sebagai agonis parsial inhibitor estrogen yang kompetitif dan terikat
pada estrogen reseptor dari jaringan atau tumor yang sensitif pada estrogen. Contoh : Tamoxifen,
Raloxifen, dan Faslodex.
Tamoxifen merupakan modulator reseptor estrogen selektif, akan berikatan dengan reseptor dan
menyebabkan perubahan konformasi sehingga estrogen tidak dapat berkatan dengan reseptornya,
dan respons terhadap estrogen menurun.
1. Agonis Gondotropin Releasing Hormon
Mekanisme aksi obat ini adalah dengan menghambat Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinzing Hormone (LH) yang selanjutnya berefek pada turunnya androgen testis. Contohnya
adalah: Leuprolide asetat
1. Inhibitor aromatase
Mekanisme aksi menghambat aromatase yang merupakan enzim yang berfungsi pada konversi
androstenedion menjadi estrone. Aromatisasi dari prekursor androgenk menjadi estrogen dapat
terjadi pada jaringan lemak. Karena estrogen mempercepat terjadinya pertumbuhan kanker
payudara, sehingga dengan penghambatan pembentukan estrogen, sel kanker dapat tertahan di
metafase (metastatik). Contohnya adalah Aminoglutethimide
1. Golongan miscellaneous agents
1. Hidroksiurea
Merupakan analog urea yang dapat menghambat sintesis DNA. Mekanismenya menghambat
ribonuklease reduktase pada fase S, sehingga menyebabkan deplesi (berkurang)
deoksiribonuklease trifosfat, dan menghambat sintesis DNA. Efek letalnya pada S phase.
1. Mitotane

Menyebabkan regresi (kemunduran) pertumbuhan tumor dan menghilangkan sekresi steroid


adrenal yang berlebihan.
1. Asparaginase
Asparaginase beraksi secara tidak langsung dengan mengkatabolik asparagin menjadi asam
aspartat dan ammonia, juga menurunkan level glutamine dalam darah. Hal ini menyebabkan
penghambatan sintesis protein karena sel neoplastik membutuhkan asparagin, sehingga
proliferasi sel terhenti.
1. Amsacrine
Menginterkalasi antara pasangan basa DNA, mengubah DNA double helix, dan memproduksi
single dan double strands break pada DNA dan DNA cross-link. DNA strand break muncul
dengan terikatnya kompleks DNA-topoisomerase dengan amsacrine pada saat enzim
topoisomerase memutus DNA.
1. Mitoxantrone
Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis DNA dan RNA terhambat.
1. Golongan Immunomodullating agents
Mengatur system imun untuk membantu dalam proses penghilangan sel tumor, yaitu dengan
meningkatkan fungsi T-sel. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian antibodi monoklonal,
sitokinase immunodilator (interferon), sel immunokompeten, dan vaksin.
1. Golongan cellular growth factors
Efek menguntungkan antitumor tergantung pada sel-sel sumsum tulang yang lebih cepat pulih
daripada sel-sel tumor setelah pemberian obat. Setelah pemulihan sumsum, dapat diberikan lebih
banak obat dan karena sel tumor dengan proporsi tetap dihancurkan selama setiap pemberian
obat, tumor pada suatu saat bisa dieradikasi. Mekanisme : menstimulasi stem cell di sumsum
tulang untuk mempercepat kesembuhan dari obat-obat sitotoksik. Obat golongan ini merupakan
tambahan untuk untuk obat-obat antikankernya.
1. Filgrastim (faktor stimulasi koloni granulosit)
Digunakan untuk mempercepat recovery neurofil
1. Sargramastim (faktor stimulasi makrofag-granulosit)
Digunakan untuk mengakselerasi repopulasi sumsum tulang setelah kemoterapi , radiasi, dan
transplantasi sumsum tulang.
1. Lenograstim (faktor stimulasi koloni granulosit rekombinan)

Mengurangi durasi neutropenia yang diinduksi obat.


DAFTAR PUSTAKA
Bowman, W. and Rand, M., 2000, Textbook of Pharmacology, Second Edition, Blackwell
Scientific Publications, London.
Katzung, Bertram, 2002, Pharmacology, EGC, Jakarta.
Stringer, Janet, 2001, Basic Concept of Pharmacology, Second Edition, Singapore, McGraw-Hill
Book Co.
Anonim, www.cancerquest.com, diakses tanggal 5 Desember 2008.
Anonim, www.cancer.gov, 6 Desember 2008.
Anonim, www.rumahkanker.com, 6 Desember 2008.

You might also like