You are on page 1of 197

SKRIPSI

IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN


INDIGENOUS INDONESIA

Oleh:
RIZA ARIS APRIADY
F24050276

2010
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN


INDIGENOUS INDONESIA

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh:
RIZA ARIS APRIADY
F24050276

2010
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Judul Skripsi : Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous


Indonesia
Nama

: Riza Aris Apriady

NIM

: F24050276

Menyetujui Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si.


NIP: 19630701.198811.2.001

Mengetahui,
Ketua Departemen,

Dr. Ir. Dahrul Syah


NIP: 19650814.199002.1.001

Tanggal Lulus: 22 Januari 2010

Riza Aris Apriady. F24050276. Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada


Sayuran Indigenous Indonesia. Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan,
M.Si.

ABSTRAK
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang
memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di
Indonesia.
Spesies
sayuran
asli
Indonesia
yang
berasal
dari
daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah
geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah
Indonesia dinamakan sayuran indigenous. Beberapa balai penelitian seperti Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan Asian Vegetables
Research Development Center (AVRDC) telah melakukan pendataan terhadap
sayuran ini terutama yang mempunyai kandungan gizi dan non gizi yang
bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan
antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap
radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit
kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan
yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada di sayuran,
buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk kanker
melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa protein.
Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran yaitu
flavonoid dan asam fenolat. Senyawa asam fenolat (phenolic acids) mendapatkan
perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir ini karena pengaruhnya untuk
kesehatan manusia. Sebagai polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang
sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik,
antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory. Selain itu asam fenolat juga mempunyai
peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung.
Penelitian ini meneliti kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam
kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous
Indonesia yang berasal dari Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi,
katuk, pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete,
pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan,
antanan beurit, krokot, turi, kelor, dan mengkudu. Bagian tanaman yang
digunakan untuk penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian
tanaman. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel,
pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat
dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC
dilakukan secara dua ulangan duplo. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji
Tukey pada taraf 5%, uji T pada taraf 1%, dan principal component analysis
(PCA).
Hasil penelitian ini mendapatkan data kisaran asam klorogenat 0.0847.02
mg per 100 gram sampel segar, asam kafeat 0.36 8.65 mg per 100 gram sampel
segar, dan asam ferulat 0.09 5.02 mg per 100 gram sampel segar.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 7 April
1987, penulis adalah anak pertama dari Bapak Drs. Nazarudin,
SH dan Sundari. Penulis memiliki dua orang adik perempuan
yaitu Riska Pahyuni dan Ririn Wirdayani. Penulis menempuh
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Bukit, Musi
Banyuasin, Sumatra Selatan pada tahun 1993-1999, pendidikan
lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 19992002, dan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMU Negeri 2 Bandar Lampung
pada tahun 2002-2005.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB pada
tahun 2005. Penulis diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB pada
tahun 2006 setelah melalui satu tahun TPB (Tahap Persiapan Bersama). Selama
menjadi mahasiswa di IPB (Institut Pertanian Bogor). Penulis aktif di berbagai
kegiatan baik kegiatan akademik maupun kegiatan ektrakurikuler.
Pada bidang akademik, penulis aktif dalam mengikuti berbagai lomba baik
nasional maupun internasional di antaranya juara 3 dunia dalam lomba DSDC
(Developing Solutions for Developing Countries Competition) di Anaheim,
California pada bulan Juni 2009 dan mendapatkan penghargaan dari Menteri
Pertanian RI terkait dengan prestasi internasional (DSDC), juara 1 debat bahasa
Inggris IPB pada tahun 2007 dan 2008, finalis IEC (Innovative Entrepreneur
Challenge) pada tahun 2008, mendapatkan pendanaan dari DIKTI dalam lomba
program kreativitas mahasiswa, mendapatkan pendanaan dari IPB dalam program
pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Selain lomba penulis juga menjadi
presenter dalam 37th International Forestry Student Symposium 2009, presenter di
National

Students

Conference

UNIKA

Soegijapranata

Semarang

2008,

mendapatkan beasiswa PPA pada tahun 2006, menjadi asisten praktikum kimia
dan biokimia pangan, menjadi asisten praktikum teknologi pengolahan pangan.
Penulis pernah mengikuti training ISO 9001:2000, ISO 22000:2005, dan Sitem
Manajemen Halal, terlibat dalam The International Technical Forum for
Cooperation and Exchange between Korea and Indonesia pada tahun 2009,
penulis juga aktif dalam mengikuti seminar-seminar yang terkait dengan teknologi

pangan maupun kewirausahaan, di antaranya yaitu International Nano Food


Science Technology Conference di Anaheim, California pada tahun 2009, seminar
Wirausaha Muda Mandiri 2009, dan seminar Nasional Ketahanan Pangan Bangsa.
Pada bidang ekstrakurikuler penulis merupakan anggota dari IFT (Institute
of Food Technologist), HMPPI (Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia),
HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi

Pangan), penulis

pernah

mengkoordinatori bidang akademik dan kerohanian di KEMALA (Kesatuan


Mahasiswa Lampung) pada periode tahun 2005-2006. Penulis juga pernah
menjadi ketua FCC (Food Chat Club) pada periode tahun 2008-2009. Penulis
aktif dalam kepanitiaan kegiatan nasional seperti menjadi wakil pada kegiatan the
7th National Students Paper Competition pada tahun 2008, menjadi PJK pada
kegiatan BAUR 2007, dan menjadi penyuluh dalam kegiatan Penyuluhan
Keamanan Pangan yang diselenggarakan oleh SEAFAST Center IPB. Dalam selasela kesibukan akademik dan penelitian, penulis menyibukkan dirinya dengan
membuka caf bersama teman-temannya, caf tersebut diberi nama FRIENDS 24
CAF yang menjual produk-produk seafood olahan yang siap santap dan siap saji.
Penulis
SENYAWA

melakukan
ASAM

penelitian

FENOLAT

dengan

PADA

judul

SAYURAN

IDENTIFIKASI
INDIGENOUS

INDONESIA sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana. Penelitian ini


dikerjakan dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si pada tahun 2010.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh Azza wa jalla yang telah memberikan kekuatan
pada penulis sehingga skripsi dengan judul Identifikasi Senyawa Asam Fenolat
Pada Sayuran Indigenous Indonesia dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Rasululloh Muhammad SAW karena
beliau telah membawa jalan yang terang benderang kepada manusia. Penulisan
skripsi ini tidak terlepas dalam bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ayah, Ibu, Riska, dan Ririn yang selalu mendoakan, memberikan nasihat,
motivasi, kasih sayang, dan bantuan materil.
2. Ibu Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan nasihat, motivasi, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.
3. Dewi Kurniasih, Riska Rudiyanti Dewi selaku teman satu bimbingan yang
selalu memberikan motivasi, masukan, dan doa. Terima kasih atas
kebersamaannya dalam menggapai cita-cita.
4. Teman-teman Friends 24 Cafe (Fahmi, Tiwi, Dilla, Widi, dan Widya).
5. Teman-teman kosan (Dimas, Erwin, Muji, Sobur, Deni, Tri Erza, dan Sigit).
6. Seluruh teman-teman ITP 42 yang telah bersama baik dalam keadaan senang
maupun duka selama lebih kurang tiga tahun.
7. Abah, mba Irin, mba Ria, dan kak Marto yang telah membantu penulis di
Laboratorium SEAFAST Center IPB.

Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu
penulis minta maaf dan dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
kehidupan manusia.

Bogor,

Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ........................................................................................ i
DAFTAR ISI. ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL. .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN. ..................................................................................... ix
I.

PENDAHULUAN. ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG. .............................................................................. 1
B. TUJUAN. .................................................................................................. 3
C. MANFAAT. .............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. .............................................................................. 4


A. SAYURAN INDIGENOUS....................................................................... 4
B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID). .................................................. 6
C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT. ................................... 13
III. BAHAN DAN METODE. ............................................................................ 16
A. BAHAN DAN ALAT. .............................................................................. 16
1. Bahan. ................................................................................................... 16
2. Alat. ...................................................................................................... 18
B. METODE. ................................................................................................. 18
1. Persiapan Sampel. ................................................................................. 18
2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD). .................. 20
3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran. .................................................. 21
4. Analisis Statistik. .................................................................................. 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. .................................................................... 30
A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI.......... 30
1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal. ............................................... 30
2. Limit Deteksi. ....................................................................................... 32
3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran. ........................................... 34
B. TOTAL FENOL. ....................................................................................... 36
C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS. ...... 38
D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG
BELUM TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS. ....... 96
ii

E. ANALISIS STATISTIK ..........................................................................105


V. KESIMPULAN DAN SARAN. ....................................................................114
A. KESIMPULAN. ...................................................................................... 114
B. SARAN. .................................................................................................. 115
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................116
LAMPIRAN. .......................................................................................................120

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Sebelas Sayuran Indigenous
Jawa

Barat (mg/100 gam sampel segar). ......................................... 5

Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Tiga Belas Sayuran


Indigenous

Jawa Barat (mg/100 gam sampel segar). ....................... 6

Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia. ...................... 17


Tabel 4. Perhitungan LOD Asam Klorogenat. ................................................... 32
Tabel 5. Perhitungan LOD Asam Kafeat. .......................................................... 33
Tabel 6. Perhitungan LOD Asam Ferulat. .......................................................... 33
Tabel 7. Hasil Penginjeksian Standar Asam Fenolat dalam Bentuk Campuran. 35
Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous. ......................................................... 37
Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan
Kurva Standar Campuran. .................................................................... 39
Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan
Eksternal Standar Campuran. ............................................................... 40
Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat
antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ... 41
Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu. ........... 43
Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan. ......... 45
Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam. . 47
Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung. 49
Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk. ......... 52
Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi. .... 54
Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis. .......... 56
Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan. ... 59
Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya. ..... 61
Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih. 63
Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir. ................ 65
Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor........... 67
Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai. ......... 70
Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak
Daun Jambu Mete. ............................................................................... 72
iv

Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak. ...... 74
Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan. ................ 77
Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot. .................. 79
Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit. ..... 81
Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng. ...... 83
Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak
Bunga Kecombrang. .............................................................................. 85
Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas. ...... 88
Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi. ........... 90
Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk. ................ 92
Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina. .. 95
Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat Pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Segar. .................................................................. 97
Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti. ........................ 98
Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat
Sayuran Indigenous. ............................................................................101
Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi Pada Sampel
Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC. ........................................ 103
Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu. .............. 104
Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara
Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ............. 105
Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman
dari Sembilan Variabel. .......................................................................107
Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel. .................................................. 108
Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing
Variabel dengan Komponen Utama. .................................................. 108
Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel...............................110
Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total
Asam Fenolat.......................................................................................111
Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing
Variabel dengan Komponen Utama. ................................................... 111
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam. ........ 7
Gambar 2. Jalur Shikimate . ............................................................................... 9
Gambar 3. Biosintesis Hidroksibenzoat, Hidroksinamat, dan Flavonoid. .......... 11
Gambar 4. Biosintesis Asam Klorogenat. ........................................................... 12
Gambar 5. Persiapan Sampel. ............................................................................. 24
Gambar 6. Prosedur Analisis Total Fenol. .......................................................... 25
Gambar 7. Metode Ekstraksi Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous. .............. 26
Gambar 8. Metode Hidrolisis Basa. ................................................................... 27
Gambar 9. Metode Hidrolisis Asam. .................................................................. 28
Gambar 10. Metode Pembuatan Standar Asam Fenolat. ...................................... 29
Gambar 11. Kromatogram Standar Asam Klorogenat dengan Analisis HPLC. ... 30
Gambar 12. Kromatogram Standar Asam Kafeat dengan Analisis HPLC. ......... 31
Gambar 13. Kromatogram Standar Asam Ferulat dengan Analisis HPLC. .......... 31
Gambar 14. Kromatogram Standar Campuran dengan Analisis HPLC. ............... 35
Gambar 15. Kurva Standar Campuran Asam Klorogenat. .................................... 35
Gambar 16. Kurva Standar Campuran Asam Kafeat. ........................................... 36
Gambar 17. Kurva Standar Campuran Asam Ferulat ........................................... 36
Gambar 18. Kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Analisis HPLC. .............. 43
Gambar 19. Ko-kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Standar Campuran. ... 43
Gambar 20. Kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Analisis HPLC. ............ 45
Gambar 21. Ko-kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Standar Campuran. . 45
Gambar 22. Kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan Analisis HPLC. .... 47
Gambar 23. Ko-kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan
Standar Campuran. ............................................................................ 47
Gambar 24. Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan Analisis HPLC... 49
Gambar 25. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 49
Gambar 26. Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan Analisis HPLC. ........... 52
Gambar 27. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 52
vi

Gambar 28. Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan Analisis HPLC. ...... 54
Gambar 29. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 54
Gambar 30. Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Analisis HPLC. ............ 56
Gambar 31. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Standar Campuran. 56
Gambar 32. Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan Analisis HPLC...... 59
Gambar 33. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 59
Gambar 34. Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan Analisis HPLC. ....... 61
Gambar 35. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 61
Gambar 36. Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan Analisis HPLC. .. 63
Gambar 37. Ko-Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan
Standar Campuran. ............................................................................ 63
Gambar 38. Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Analisis HPLC. .................. 65
Gambar 39. Ko-Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Standar Campuran. ...... 65
Gambar 40. Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan Analisis HPLC............. 67
Gambar 41. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 67
Gambar 42. Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Analisis HPLC. ........... 70
Gambar 43. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Standar Campuran. 70
Gambar 44. Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan Analisis HPLC. . 72
Gambar 45. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 72
Gambar 46. Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan Analisis HPLC. ....... 74
Gambar 47. Ko-Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 74
Gambar 48. Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Analisis HPLC. ................. 77
Gambar 49. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Standar Campuran. ..... 77
Gambar 50. Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Analisis HPLC. ................... 79
Gambar 51. Ko-Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Standar Campuran. ....... 79
Gambar 52. Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan Analisis HPLC . ..... 81
vii

Gambar 53. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan


Standar Campuran. ........................................................................... 81
Gambar 54. Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan Analisis HPLC. ....... 83
Gambar 55. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 83
Gambar 56. Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan
Analisis HPLC. ................................................................................ 85
Gambar 57. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 85
Gambar 58. Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan Analisis HPLC. ....... 88
Gambar 59. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 88
Gambar 60. Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Analisis HPLC. ............ 90
Gambar 61. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Standar Campuran. 90
Gambar 62. Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Analisis HPLC. ................. 92
Gambar 63. Ko-Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Standar Campuran. ..... 92
Gambar 64. Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan Analisis HPLC. ... 95
Gambar 65. Ko-Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 95
Gambar 66. Biplot Hubungan Total Fenol, Asam Klorogenat, Asam Kafeat,
Asam Ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin,
dan Kaempferol............................................................................. 109
Gambar 67. Biplot Hubungan Antara Total Fenol, Total Asam Fenolat,
dan Total Flavonoid. .......................................................................112

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Gambar Dua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia. ........120

Lampiran 2.

Uji Tukeys Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia. ..............122

Lampiran 3.

Uji Tukeys Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ............124

Lampiran 4.

Uji Tukeys Asam Fenolat Pada Sayuran Indigenous


Indonesia......................................................................................126

Lampiran 5.

Uji Tukeys Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia. ..128

Lampiran 6.

Uji Tukeys Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia. .........130

Lampiran 7.

Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia. ............132

Lampiran 8.

Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia....................................134

Lampiran 9.

Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia. .............137

Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol . ........................................................140


Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ................................141
Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................147
Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................153
Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................159
Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................165
Lampiran 16. Kafeat Acid Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................171
Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................177

ix

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam baik hasil
perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Tanaman sayuran di Indonesia
sangat banyak dan bervariasi. Akan tetapi masih banyak dari sayuran tersebut
yang belum dimanfaatkan dan diidentifikasi secara ilmiah kandungan senyawa
yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatannya masih
terbatas hanya sebagai lalapan maupun campuran gulai. Sayuran sangat
diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi asupan vitamin, mineral, dan serat
seseorang setiap harinya.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang
memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di
Indonesia.

Spesies

sayuran

asli

Indonesia

yang

berasal

dari

daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah


geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah
Indonesia dinamakan sayuran indigenous (Anonim, 2007). Beberapa balai
penelitian seperti Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama
dengan Asian Vegetables Research Development Center (AVRDC) telah
melakukan pendataan terhadap sayuran ini terutama yang mempunyai
kandungan gizi dan non gizi yang bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh
manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap
radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit
kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan
yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada pada
sayuran, buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk
kanker melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa
protein. Contohnya konsumsi senyawa polifenol dapat mereduksi kematian
akibat penyakit jantung koroner (Hertog, 1995) dengan cara menekan oksidasi
lipoprotein berat jenis rendah (Meyer, 1998). Polifenol menunjukkan sifat
antagonis dengan reseptor karsinogenesis seperti faktor pertumbuhan

asepidermal (Agullo, 1997), dan reseptor arylhidrokarbon (Ashida et al., 2000).


Polifenol mengatur sekresi senyawa sitokin, meregulasi siklus sel (Frey et al.,
2001) dan ekspresi protein kinase dalam proliferasi sel tumor (Kobuchi et al.,
1999). Senyawa polifenol juga menginduksi ekspresi enzim antikarsinogenik
(Williamson et al., 1996). Dalam percobaan pada hewan, konsumsi senyawa
polifenol dapat menekan karsinogenesis dari beberapa karsinogen (Yang et al.,
2001). Kemampuan yang dimiliki oleh polifenol untuk menangkap radikal
bebas serta memiliki aktivitas antioksidan mempunyai peranan yang penting
untuk melindungi sel dan jaringan dari stres oksidatif dan efek biologis lain
yang berhubungan dengan penyakit kronis (Rimbach et al., 2005). Senyawa
polifenol dapat menekan efek di dalam usus. seperti efek dalam mengikat besi,
menangkap nitrogen reaktif, klorin, dan spesies oksigen, serta menghambat
cyclooxygenases dan lipoxygenases (Halliwell et al., 2005).
Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat di sayuran yaitu
flavonoid dan asam fenolat. Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap
sebelas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu kenikir, beluntas,
mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang,
kedondong cina, dan krokot mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol
dan Flavone) pada sayuran tersebut. Selain itu Rahmat (2009) juga telah
melakukan penelitian mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol dan
Flavone) pada tiga belas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu,
mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi,
jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa asam fenolat yang
terdapat pada sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa Barat.
Asam fenolat memiliki dua jenis golongan yaitu golongan asam hidroksinamat
dan golongan asam hidroksibenzoat. Asam fenolat yang dominan terdapat pada
sayuran adalah golongan asam

hidroksinamat (Shahidi dan Naczk, 1995).

Bentuk senyawa asam hidroksinamat yang terdapat pada sayuran yaitu asam pkoumarat, asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat. Sedangkan menurut
hasil penelitian Sakakibara et al. (2003) senyawa asam fenolat yang banyak
terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat.

Dengan demikian pada penelitian ini diidentifikasi keberadaan senyawa asam


ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat pada sayuran indigenous Indonesia
yang berasal dari Jawa Barat.
Jenis sayuran yang digunakan pada penelitian ini adalah sayuran lokal
yang banyak dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bagian
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat. Sayuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sayuran yang digunakan juga oleh Batari (2007) yaitu kenikir, beluntas,
mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang,
kedondong cina, dan krokot maupun yang digunakan oleh Rahmat (2009) yaitu
mengkudu, mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor,
kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.

B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan komponen
asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh
empat jenis sayuran indigenous Indonesia.

C. MANFAAT
Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai kandungan
komponen asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada
dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia sehingga dapat
dimanfaatkan lebih lanjut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SAYURAN INDIGENOUS
Sayuran indigenous Indonesia adalah spesies sayuran asli Indonesia yang
berasal dari daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang
dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis
wilayah Indonesia (Anonim, 2007). Sayuran ini biasa digunakan oleh
masyarakat sebagai lalapan, campuran gulai, maupun obat.
Perkembangan budaya dan teknologi menyebabkan perkembangan
sayuran indigenous menjadi terdesak, maka potensi sayuran ini harus digali
dan dikaji kembali untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik dalam
meningkatkan gizi keluarga. Pada penelitian ini diidentifikasi kandungan asam
fenolat dari sayuran indigenous tersebut. Sayur yang digunakan adalah sayursayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan banyak tumbuh di
Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Bagian dari sayur-sayuran
indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang biasa
dikonsumsi (dapat berupa batang, daun, bunga atau seluruh bagian tanaman).
Sayuran tersebut diantaranya adalah Kenikir (Cosmos caudatus H.B.K),
beluntas (Pluchea indica (L.) Less.), mangkokan putih (Nothopanax
scutellarium (Burm.f.) Fosb.), mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.)
Merr.), kendondong cina (Polyscias pinnata), kecombrang (Etlingera elatior
(Jack) R.M.Sm.), kemangi (Ocimum americanum L.), katuk (Sauropus
androgynus (L.) Merr.), antanan (Centelia asiatica (L.) Urb.), antanan beurit
(Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.), pohpohan (Pilea melastomoides (Poir.)
Bl.), ginseng (Talinum triangulare (Jacq.) Willd.), krokot (Portulaca oleracea
L.), turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.), kucai (Allium schoenoprasum L.),
takokak (Solanum torvum Swartz), kelor (Moringa pterygosperma Gaertn.),
mengkudu (Morinda citrifolia L.), lembayung (Vigna unguiculata (L.) Walp.),
terubuk (Saccharum edule Hassk.), labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz.),
pepaya (Carica papaya L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.), dan
pakis (Arcypteris irregularis (C.Presl) Ching.).

Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap sebelas sayuran


indigenous Indonesia yaitu kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan,
katuk, antanan, ginseng, kecombrang, kedondong cina, dan krokot. Penelitian
Batari (2007) menunjukkan bahwa kesebelas sayuran indigenous Jawa Barat
tersebut mengandung senyawa flavonoid (flavonol dan flavones), lihat Tabel 1.
Rahmat (2009) telah melakukan penelitian yang serupa pada tiga belas sayuran
indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu, mangkokan putih, labu siam,
lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan
antanan beurit. Penelitian Rahmat (2009) menunjukkan bahwa ketiga belas
sayuran indigenous Jawa Barat tersebut mengandung senyawa flavonoid
(flavonol dan flavone), lihat Tabel 2. Senyawa flavonoid adalah salah satu
antioksidan yang penting bagi tubuh manusia untuk menjaga kesehatan.
Sayuran indigenous di atas mengandung senyawa flavonoid (antioksidan)
sehingga baik untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.
Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Sebelas Sayuran Indigenous
Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar)
Flavonoid (mg/100 gram sampel segar)
Sampel

Flavonol
Myricetin Quercetin

Flavon
Kaempferol

Luteolin

Apigenin

Total Fenol
(mg/100 gram
sampel segar)

Kenikir

51.28

0.90

150.01

Beluntas

0.90

5.21

0.28

83.12

Mangkokan

3.69

1.74

94.30

Kecombrang

1.18

80.61

Kemangi

1.89

2.47

2.12

0.74

81.18

Katuk

4.50

138.14

149.32

Kedondong Cina

28.48

23.71

79.06

0.13

12.31

8.57

46.32

Pohpohan

1.76

0.25

0.33

70.11

Daun ginseng

0.41

3.52

48.91

Krokot

0.30

33.46

Antanan

Ket :
: Tidak terdeteksi
Sumber : Batari (2007)

Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Tiga Belas Sayuran


Indigenous Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar)
Konsentrasi Flavonoid (mg/100 gram sampel segar)
Flavonol
Flavon
Myricetin

Quercetin

Kaempferol

Luteolin

Apigenin

Total Fenol
(mg/100 gram
sampel segar)

2.69
2.30
-

2.76
4.46
0.66
95.84

18.47
7.65
20.79

1.32

31.62
35.04
92.91
133.59

23.67

9.75

39.23

27.35
0.44
12.67

3.33
12.95

12.97
6.87

49.53
23.73
74.19

12.49

13.81

9.72

74.27

8.28
1.57

18.85
125.39
7.42
37.51

5.47
9.91
2.10
10.85

11.95
-

44.47
614.72
34.57
121.06

Sampel

Bunga turi
Kucai
Takokak
Daun kelor
Pucuk
mengkudu
Lembayung
Terubuk
Mangkokan
Daun labu
siam
Bunga papaya
Pucuk mete
Pakis
Antanan beurit
Ket :

: Tidak terdeteksi
Sumber : Rahmat (2009)

B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID)


Senyawa asam fenolat mendapatkan perhatian yang lebih dalam beberapa
tahun terakhir ini karena pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Sebagai
polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki
aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas
vasodilatory (Duthie et al., 2000). Selain itu asam fenolat juga mempunyai
peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung (Manach, 2004).
Asam fenolat merupakan metabolit sekunder yang sering ditemukan pada
tanaman. Senyawa asam fenolat mempunyai peranan yang penting pada
tumbuhan yaitu sebagai bahan pendukung dinding sel (Wallace dan Fry, 1994).
Asam fenolat membentuk bagian integral pada struktur dinding sel, umumnya
dalam bentuk bahan polymeric seperti lignin, membantu proses mekanik, dan
halangan bagi invasi mikroba. Lignin merupakan senyawa organik yang paling
banyak di bumi setelah selulosa (Wallace dan Fry, 1994). Turunan asam
fenolat terdiri dari dua jenis yaitu asam hidroksibenzoat dan asam
6

hidroksinamat. Perbedaan kedua turunan dari senyawa asam fenolat ini terletak
pada pola hidroksilasi dan metoksilasi cincin aromatiknya. Struktur kimia
kedua senyawa tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Aktivitas biologis yang
penting pada senyawa benzoat, klorogenat, kafeat, ferulat, dan asam galat
adalah kemampuan aktivitas sitoprotektifnya dan kemampuan dalam
menghambat karsinogenesis, mutagenesis, dan generasi tumor

(Birosova,

2005).
(a)

(b)

Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam
sinamat (Mattila et al., 2002)
Senyawa asam fenolat pada tumbuhan disintesis oleh tumbuhan melalui
jalur Shikimate (Hkkinen, 2000). Jalur shikimate merupakan hasil dari
biosintesis senyawa chorismate yang dapat

berfungsi sebagai prekursor

terbentuknya biosintesis senyawa aromatik asam amino triptofan, fenilalanin,


dan tirosin. Jalur shikimate biasa terdapat pada tumbuhan dan mikroorganisme.
Shikimate disintesis dari substrat fosfoenolpiruvat dan eritrosa 4-fosfat. Kedua
prekursor ini merupakan hasil dari jalur glikolisis dan jalur fosfat pentosa dan
mengalami kondensasi menjadi 3-deoxy-D-arabino-heptulosonate 7-phosphate
(DAHP) oleh enzim DAHP synthase. Tahapan selanjutnya yaitu pembentukan
3-dehydroquinate oleh enzim 3-dehydroquinate synthase, 3-dehydroshikimate
oleh enzim 3-dehydroquinate dehydratase, dan terakhir shikimate oleh enzim
shikimate dehydrogenase. Shikimate kemudian dirubah menjadi shikimate 3phosphate oleh enzim shikimate kinase, dan setelah itu menjadi 5-

enolpyruvylshikimate 3-phosphate (EPSP) oleh enzim 5-enolpyruvylshikimate


3-phosphate synthase. EPSP kemudian dirubah menjadi chorismate oleh enzim
chorismate synthase. Chorismate adalah cabang untuk membentuk asam amino
aromatik, yaitu triptofan pada bagian yang satu, dan fenilalanin serta tirosin
pada bagian yang lainnya. Jika diperhatikan secara seksama pada bagian akhir
jalur shikimate, biosintesis fenilalanin dan tirosin terdapat pada Gambar 2
karena mereka merupakan prekursor kelas penting yaitu senyawa asam fenolat,
fenilpropanoid, dan beberapa kelas senyawa asam fenolat lainnya. Pada proses
ini membutuhkan perubahan chorismate menjadi prephenate yang dikatalisis
oleh chorismate mutase dan arogenate yang dikatalisis oleh prephenat
aminotransferase. Enzim arogenate dehydratase merubah arogenate menjadi
fenilalanin, sedangkan enzim arogenate dehydrogenase menghasilkan tirosin.
Jalur biosintesis shikimate (Shikimate Pathway) pada tumbuhan dapat dilihat
pada Gambar 2.
Pembentukan asam hidroksinamat (kafeat, ferulat, 5-hydroxyferrulic, dan
asam sinapat) dari asam p-koumarat membutuhkan dua jenis reaksi yaitu
hidroksilasi dan metilasi. Adanya pelekatan Gugus Hidroksil pada asam pkoumarat akan membentuk asam kafeat (Gambar 3), pembentukan ini
dikatalisis oleh monophenol mono-oxygenases, grup enzim tanaman yang
sudah sangat terkenal (Macheix et al., 1990). Metilasi pada asam kafeat akan
membentuk asam ferulat, yang bersamaan dengan asam p-koumarat,
merupakan prekursor lignin (Gambar 3). Metilasi ini dikatalisis oleh
omethyltransferase (Macheix et al., 1990). Asam kafeat merupakan substrat
untuk 5-hydroxyferrulic acid, yang akan menghasilkan asam sinapat sebagai
hasil dari o-metilasi.
Pembentukan turunan asam hidroksinamat membutuhkan pembentukan
hydroxycinnamte-CoAs,

contoh

p-coumaroyl-CoA

hydroxycinnamoyl-CoA

ligase

atau

hydroxycinnamate-CoAs

masuk

kedalam

oleh

dikatalisis

oglycosyl
berbagai

oleh

transferase.

macam

reaksi

phenylpropanoid. (Gambar 3), seperti kondensasi dengan malonyl-CoA


membentuk flavonoid atau reduksi NADPH-dependent membentuk lignin.
Selain itu hydroxycinnamate-CoAs dapat berkonjugasi dengan asam organik

(Strack, 1997). Di biosintesis turunan gula asam hidroksinamat, transfer


glukosa dari uridine diphosphoglucose menjadi asam hidroksinamat dikatalisis
oleh glucosyl transferase (Strack, 1997).

Ket:
Enzim yang terlibat dalam jalur shikimate yaitu: (a) DAHP
synthase (E.C. 2.5.1.54), (b) 3-dehydroquinate synthase (E.C. 4.2.3.4), (c) 3-dehydroquinate
dehydratase (E.C. 4.2.1.10), (d) shikimate dehydrogenase (E.C. 1.1.1.25), (e) shikimate
kinase (E.C 2.7.1.71), (f) 5-enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase (E.C. 2.5.1.19), (g)
chorismate synthase (E.C. 4.2.3.5), (h) chorismate mutase (E.C. 5.4.99.5), (i) prephenate
aminotransferase (E.C. 2.6.1.78 and E.C. 2.6.1.79), (j) arogenate dehydratase (E.C. 4.2.1.91),
dan (k) arogenate dehydrogenase (E.C. 1.3.1.43, E.C. 1.3.1.78, E.C. 1.3.1.79).

Gambar 2. Jalur shikimate (Vermerris dan Nicholson, 2006)

Banyak jalur untuk biosintesis asam hidroksibenzoat pada tanaman, jalur


pembentukan ini tergantung dari jenis tanamannya. Asam hidroksibenzoat
dapat dibentuk dari jalur shikimate (Gambar 3), terutama dari dehydroshikimic
acid. Reaksi ini merupakan reaksi utama untuk pembentukan gallic acid
(Haddock et al., 1982). Selain itu asam hidroksibenzoat juga dapat dibentuk
melalui degradasi asam hidroksinamat, sama seperti proses oksidasi pada
asam lemak, senyawa antaranya yaitu cinnamoyl-CoA esters (Macheix et al.,
1990) (Gambar 3). Asam hidroksibenzoat dapat juga dibentuk melalui
degradasi senyawa flavonoid (Strack, 1997). Penjelasan lebih detail mengenai
proses pembentukan hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid melalui
jalur shikimate dapat dilihat pada

Gambar 3. Senyawa asam klorogenat

merupakan senyawa ester dari gabungan senyawa asam kafeat dan senyawa
quinic acids. Secara ringkas pembentukan asam klorogenat dapat dilihat pada
Gambar 4.
Asam hidroksibenzoat pada tumbuhan biasanya terdapat dalam bentuk
terikat. Asam hidroksibenzoat merupakan komponen struktur kompleks seperti
lignin dan tannin yang dapat dihidrolisis (Shahidi et al., 1995). Asam
hidroksibenzoat juga ditemukan dalam bentuk asam organik dan turunan gula
(Schuster

dan

Herrmann,

1985).

Secara

umum

kandungan

asam

hidroksibenzoat di dalam tumbuhan rendah kecuali blackberry, raspberry


(Morsel dan Herrmann, 1974), black currant, red currant (Stohr dan
Herrmann, 1975a), dan strawberry (Stohr dan Herrmann, 1975b). Senyawa
hidroksibenzoat banyak terdapat pada sayuran seperti bawang (Schmidtlein dan
Herrmann, 1975a) dan
dengan komponen asam

horseradish (Schmidtlein dan Herrmann, 1975b),


hidroksibenzoat yang dominan yaitu senyawa

protocatechuic, p-hydroxybenzoic, dan gallic acid.


Asam hidroksinamat banyak terdapat di dalam bahan pangan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Asam hidroksinamat biasanya terdapat dalam
bentuk terikat dan jarang ditemukan dalam bentuk bebasnya. Proses
pengolahan buah dan sayuran dengan (Azar et al., 1987), sterilisasi (Rivas dan
Luh, 1968) dan fermentasi dalam pembuatan anggur (Singleton, 1980)
berkontribusi dalam pembentukan asam hidroksinamat bebas di dalam produk.

10

Keterangan:
: Reaksi yang dikatalisis oleh satu jenis enzim

CA4H
CHS
4CL
PAL

: Reaksi yang dikatalisis oleh lebih dari satu jenis enzim


: cinnamic acid 4-hydroxylase
: chalcone synthase
: 4-coumarate: coenzyme a ligase
: phenylalanine ammonialyase

Gambar 3. Biosintesis hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid (Hkkinen,


2000)

11

Gambar 4. Biosintesis asam klorogenat (Cadenas dan Packer, 2002)

Senyawa asam kafeat merupakan asam hidroksinamat yang banyak


ditemukan pada buah-buahan. Asam kafeat banyak ditemukan pada plums,
apel, apricots, blueberries, dan tomat dengan kandungan asam kafeat lebih dari
75 %. Senyawa asam p-koumarat merupakan senyawa asam hidroksinamat
yang banyak terdapat pada buah sitrus dan nanas (Macheix et al., 1989).
Mattila dan

Hellstrm

(2007) menambahkan bahwa senyawa

asam

hidroksinamat yang banyak ditemukan yaitu kafeat, p-koumarat, dan asam


ferulat, biasanya terdapat di bahan pangan dalam bentuk ester sederhana
dengan quinic acid atau glukosa. Bentuk terikat dari senyawa asam
hidroksinamat ditemukan dalam bentuk ester asam hidroksinamat yaitu quinic,

12

shikimic, tartaric acids, dan senyawa turunan gulanya. Mattila dan Hellstrm
(2007) menambahkan bahwa asam hidroksinamat yang terkenal dalam bentuk
terikat yaitu asam klorogenat yang merupakan gabungan dari asam kafeat dan
quinic acids. Sedangkan menurut hasil penelitian (Sakakibara et al., 2003)
senyawa asam fenolat yang banyak terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat,
asam kafeat, dan asam klorogenat.

C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT


Analisis kimia dengan metode kromatografi didasarkan pada pemisahan
komponen yang terpartisi diantara dua fase dalam suatu kesetimbangan
dinamis dan mengalir. Proses ini dilakukan dengan menggerakkan suatu fase
secara mekanis (fase gerak), relatif terhadap fase lainnya.
Secara teori pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh
jika fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya, sehingga
memastikan kesetimbangan yang baik antar fase. Persyaratan kedua agar
pemisahan baik adalah fase gerak harus bergerak dengan cepat sehingga difusi
sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, pada
sebagian besar sistem kromatografi digunakan penjerap atau penyangga berupa
serbuk halus. Untuk memaksa fase gerak bergerak lebih cepat melalui fase
diam yang terbagi pada serbuk halus harus digunakan tekanan tinggi. Dengan
dipenuhinya kedua persayaratan tersebut, diperoleh teknik kromatografi cair
yang paling kuat yakni HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
Jadi pada HPLC fase gerak dialirkan dengan cepat dan hasilnya dideteksi
dengan instrumen.
Komponen utama dari sistem HPLC adalah pompa (tekanan tetap dan
volume tetap), penginjeksi, kolom (ekternal dan internal), detektor, dan
rekorder atau sistem data yang terintegrasi (Rounds dan Gregor, 2003).
Parameter-parameter yang akan mempengaruhi sistem kerja pada HPLC antara
lain diameter dari kolom HPLC, ukuran partikel, ukuran lubang pada fase
diam, dan tekanan pompa.
Terdapat lima tipe HPLC yaitu normal phase chromatography, reversed
phase

chromatography,

ion-exchange

chromatography,

size-exclusion

13

chromatography, dan affinity chromatography (Rounds dan Gregor, 2003).


Pada penelitian ini, tipe HPLC yang digunakan adalah reversed phase
chromatography (RP-HPLC). Fase diam dari HPLC jenis ini adalah senyawa
nonpolar, sedangkan fase geraknya polar. Karena hal tersebutlah maka
komponen yang akan keluar dahulu adalah komponen yang polar dibandingkan
yang nonpolar.
Lebih dari 70% teknik pemisahan dengan metode HPLC menggunakan
tipe reversed phase. Beberapa contoh teknik pemisahan yang menggunakan
metode RP-HPLC adalah analisis protein dari tanaman, protein dari biji-bijian,
analisis vitamin larut air dan larut lemak, pemisahan karbohidrat, dan
penentuan unsur-unsur pokok dari minuman ringan. reversed phase HPLC
dengan metode deteksi yang sangat bervariasi, digunakan untuk menganalisis
lemak (Rounds dan Gregor, 2003).
Antioksidan, seperti butylated hydroxylanisole (BHA) dan butylated
hydroxytoluene (BHT), dapat diekstrak dari bahan pangan kering dan dianalisis
dengan menggunakan detektor UV dan fluoresens secara bersamaan. Bahan
pangan basah, pigmen (seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin), dan
komponen Asam Fenolat (seperti vanili) dapat pula dianalisis dengan
menggunakan metode RP-HPLC (Rounds dan Gregor, 2003).
Kolom reversed phase chromatography lebih sulit untuk rusak
dibandingkan dengan kolom silika normal. Hal ini dikarenakan kolom RPHPLC terdiri atas alkil turunan silika dan tidak pernah digunakan dengan
larutan basa (karena larutan basa akan menghancurkan ikatan silika). Kolom
RP-HPLC dapat digunakan dengan larutan asam tetapi tidak boleh kontak
terlalu lama karena asam dapat menimbulkan korosi pada logam yang ada
dalam peralatan HPLC. Kandungan logam pada kolom HPLC harus dijaga agar
tetap rendah supaya dapat memberikan hasil terbaik pada pemisahan
komponen. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan logam di dalam
kolom HPLC adalah dengan menginjeksikan campuran dari 2,2- dan 4,4bipiridin. Bila terdapat ion logam di permukaan silika, maka senyawa 2,2bipiridin akan mengkelat logam tersebut dan peak dari senyawa yang akan

14

diidentifikasi menjadi tidak teratur sehingga dapat memberikan hasil yang


tidak sesuai.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi komponen fenolik
dalam bahan pangan dengan metode HPLC. Komponen fenolik merupakan
senyawa aromatik, oleh karena itu, senyawa tersebut akan memberikan
penyerapan yang baik pada panjang gelombang sinar UV. Asam fenolat
merupakan bagian dari senyawa fenolik. Panjang gelombang yang digunakan
untuk menentukan komponen asam fenolat yaitu 290 nm untuk asam kafeat,
asam ferulat, dan asam klorogenat. (Singh et al., 2008). Fase gerak yang
digunakan dalam identifikasi senyawa asam fenolat dengan HPLC adalah
metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v) (Singh et al., 2008).
Pemisahan senyawa asam fenolat dilakukan menggunakan kolom RP C18 (4.6 x 150 mm, 5m) dengan kolom guard C-18. Fase gerak yang
digunakan yaitu metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit,
panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik (Singh et al., 2008).
Keuntungan utama dari HPLC adalah kemampuannya untuk menangkap
komponen dengan stabilitas panas yang terbatas ataupun yang bersifat volatil.
HPLC merupakan metode yang sangat sensitif, tepat, selektif, dan memiliki
tingkat

otomatisasi

yang

tinggi,

sehingga

lebih

sederhana

dalam

pengoperasiannya. Di samping itu, HPLC banyak digunakan untuk analisis


karena kemudahan injeksi, deteksi, dan pengolahan data serta dapat digunakan
untuk berbagai macam sampel seperti sampel cairan, padatan yang dilarutkan,
maupun sampel yang labil terhadap pemanasan. Modern HPLC telah banyak
diaplikasikan seperti pemisahan, identifikasi, pemurnian, dan penghitungan
komponen yang bervariasi.

15

III. BAHAN DAN METODE

A. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bahan
untuk membuat larutan standar asam fenolat, bahan untuk membuat ekstrak
sayuran indigenous, dan bahan untuk analisis kimia. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan larutan standar adalah standar asam kafeat
(Sigma-Aldrich), standar asam ferulat (Sigma-Aldrich), dan standar asam
klorogenat (Sigma-Aldrich), water for chromatography (MERCK), dan
methanol HPLC grade (MERCK).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak sayuran
adalah dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal
dari provinsi Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi, katuk,
pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete,
pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan,
antanan beurit, krokot, turi, kelor dan mengkudu. Bagian yang digunakan
dalam penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian tanaman,
methanol (MERCK), BHA (Sigma-Aldrich), asam asetat (MERCK), dan
aquadest. Kedua puluh empat jenis sayuran tersebut telah berhasil
diidentifikasi oleh pihak Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor dengan Kepala Bidang Botani LIPI adalah
Dr. Eko Baroto Walujo, APU. Tabel 3 menunjukkan secara lengkap kedua
puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari provinsi
Jawa Barat, bagian yang digunakan dalam penelitian, serta daerah tempat
asal sayuran indigenous tersebut diperoleh.
Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah methanol
(MERCK), asam asetat (MERCK), alufo, water for chromatography
(MERCK), folin ciocalteu (MERCK), Na2CO3 (MERCK), aquadest, standar
asam galat (Sigma-Aldrich), dan etanol (MERCK).

16

Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia

Spesies

Nama
Indonesia

Bagian yang
digunakan

Sumber
Kebun Petani
Dramaga
Kebun Petani
Dramaga

Morinda citrifolia L.

Mengkudu

Daun Muda

Nothopanax scutellarius (Burm.f.)


Merr.

Mangkokan

Daun Muda

Sechium edule (Jacq.) Swartz.

Labu Siam

Daun Muda

Pasar Bogor

Vigna unguiculata (L.) Walp.

Lembayung

Daun Muda

Pasar Bogor

Sauropus androgynus (L.) Merr.

Katuk

Daun Muda

Pasar Bogor

Ocimum americanum L.

Kemangi

Daun Muda

Pasar Bogor

Arcypteris irregularis (C.Presl)


Ching

Pakis

Daun Muda

Pasar Bogor

Pilea melastomoides

Pohpohan

Daun Muda

Pasar Bogor

Carica papaya L.

Pepaya

Bunga

Pasar Bogor

Nothopanax scutellarium (Burm.f.)


Fosb.

Mangkokan
Putih

Daun Muda

Kebun Petani
Dramaga

Cosmos caudatus H.B.K.

Kenikir

Daun Muda

Pasar Bogor

Moringa pterygosperma Gaertn.

Kelor

Daun Muda

Kebun Petani
Dramaga

Allium schoenoprasum L.

Kucai

Seluruh Bagian

Pasar Bogor

Anacardium occidentale L.

Jambu Mete

Daun Muda

Pasar Bogor

Solanum torvum Swartz.

Takokak

Buah

Pasar Bogor

Centelia asiatica (L.) Urb.

Antanan

Seluruh Bagian

Portulaca oleracea L.

Krokot

Daun dan
Batang

Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.

Antanan Beurit

Seluruh Bagian

Talinum triangulare (Jacq.) Willd.

Ginseng

Daun Muda

Pasar Bogor

Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.

kecombrang

Bunga

Pasar Bogor

Pluchea indica (L.) Less.

Beluntas

Daun Muda

Sesbania grandiflora (L.) Pers.

Turi

Bunga

Saccharum edule Hassk

Terubuk

Bunga

Pasar Bogor

Polyscias pinnata

Kedondong
cina

Daun Muda

Kebun Petani
Dramaga

Kebun Petani
Dramaga
Kebun Petani
Dramaga
Kebun Petani
Dramaga

Kebun Petani
Dramaga
Kebun Petani
Dramaga

17

2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk
membuat larutan standar, ekstrak sayuran, dan analisis. Pada pembuatan
larutan standar alat-alat yang digunakan adalah labu takar, gelas ukur, pipet
mohr, pipet tetes, neraca analitik, dan spatula. Alat-alat yang digunakan
untuk membuat ekstrak sayuran adalah freezer, blender, freeze dryer, Buchi
Rotavapor, neraca analitik, blender kering, labu takar, gelas piala, gelas
ukur, pipet mohr, pipet tetes, spatula, baskom, botol gelap, ultrasonic
Branson 3510,VELP Scientific vortex, IEC Centra-8 centrifuge, dan pisau.
Pada proses analisis, alat-alat yang digunakan adalah High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) UV Vis Hewlet Packard Agilent 1100
series. Kolom HPLC RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5m), alat injektor sampel
HPLC, filter syringe 0.45m (PTFE), vial, oven, neraca analitik, desikator,
VELP Scientific vortex, labu takar, gelas piala, tabung reaksi, spatula,
gegep,

ultrasonic

Branson

3510,

Shimadzu

UV-2450

UV

Vis

spectrophotometer, IEC Centra-8 centrifuge, dan cawan alumunium.

B. METODE
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel,
pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat
dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC
dilakukan secara dua ulangan duplo.
1. Persiapan Sampel
Mula-mula sampel dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan.
Selanjutnya sayuran dibekukan dalam freezer selama satu malam untuk
memudahkan proses pengeringan vakum. Waktu pengeringan dengan freeze
dryer dapat berlangsung selama satu sampai dua hari tergantung dari
banyaknya sampel. Setelah sampel kering, dilakukan penghancuran
menggunakan blender kering sampai dihasilkan sampel kering bubuk yang
lolos ayakan 32 mesh. Sampel tersebut kemudian dikemas dalam plastik
ber-seal dan disimpan dalam freezer. Sampel siap untuk digunakan dalam

18

ekstraksi. Tahap persiapan sampel dapat dilihat pada Gambar 5. Selanjutnya


dilakukan analisis kadar air dan total fenol pada sampel. Analisis kadar air
dilakukan secara satu ulangan duplo sedangkan analisis total fenol
dilakukan secara dua ulangan duplo.
Analisis Kadar Air menggunakan metode yang dikembangkan oleh
AOAC (1984). Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur
banyaknya air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air
dilakukan pada sampel sayuran segar (awal) dan

pada sampel sayuran

setelah freeze drying. Penentuan kadar air ini dilakukan dengan metode
pengeringan dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air
dikeluarkan dari sampel dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam
bahan pangan.
Persiapan yang perlu dilakukan adalah cawan alumunium yang akan
digunakan terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC selama
15 menit kemudian didinginkan dalam desikator Selama 10 menit.
Selanjutnya cawan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Sampel
ditimbang sebanyak kurang lebih 5 gram kemudian dikeringkan dalam oven
selama kurang lebih 6 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator
kemudian ditimbang. Sampel kembali dikeringkan dalam oven selama 30
menit lalu ditimbang kembali. Perlakuan terakhir ini diulangi terus hingga
diperoleh berat kering yang relatif konstan (berat dianggap konstan jika
selisih berat sampel kering yang ditimbang 0,0003 gram).
Kadar air (%) = W - (W1-W2) x 100%
W
W

= bobot contoh sebelum dikeringkan (g)

W1 = bobot (contoh + cawan) sesudah dikeringkan (g)


W2 = bobot cawan kosong (g)
Analisis Total Fenol menggunkan metode yang dikembangkan oleh
Shetty et al. (1995) yang dikutip oleh Ishartani (2004). Penentuan total fenol
bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fenol pada sampel. Sampel
kering beku bubuk mula-mula diambil sebanyak 50.0 mg dan dilarutkan

19

dalam 2.5 mL etanol 95%, kemudian divorteks. Setelah itu dilakukan


sentrifuse terhadap campuran tersebut selama 5 menit dengan kecepatan
putaran 358 g. Supernatan diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 0.50 mL etanol 95%, 2.5 mL
aquadest, dan 2.5 mL reagen folin ciocalteu 50%. Campuran

tersebut

didiamkan dahulu selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 mL Na2CO3 5%


dan divorteks. Setelah itu, sampel disimpan dalam ruang gelap selama satu
jam, lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 725 nm. Prosedur penentuan total fenol dapat dilihat secara
ringkas pada Gambar 6. Standar yang digunakan dalam penentuan total
fenol adalah asam galat yang dibeli dari Sigma-Aldrich. Standar asam galat
dibuat dengan variasi konsentrasi antara 50 250 mg/L.

2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD)


a. Pembuatan larutan Standar (Mattila dan kumpulainen, 2002)
Sebanyak 24 mg standar yang tersedia dilarutkan dalam 12 mL methanol
62.5%, sehingga diperoleh standar stock dengan konsentrasi 2000
g/mL. selanjutnya diambil 3.125 mL dari standar stock dimasukan ke
dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan methanol 62.5% hingga
volume mencapai 10 mL, sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah
625 g/mL. Setelah itu dibuat larutan standar campuran dengan cara
mencampur ketiga standar yang ada. Volume untuk larutan standar yang
dicampur sama besar yaitu 1:1 (v/v). Larutan standar campuran yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima konsentrasi, yaitu 125,
250, 375, 500, dan 625 g/mL. Pembuatan larutan standar campuran
dengan konsentrasi 125, 250, 375, 500, dan 625 g/mL dilakukan dengan
melakukan pengenceran dari larutan standar campuran yang memiliki
konsentrasi 625 g/mL. Proses pembuatan larutan standar yang
dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat secara ringkas pada Gambar
10.

20

b. Injeksi larutan standar ke kolom HPLC (Singh et al., 2008).


Larutan standar campuran dengan berbagai konsentrasi tersebut
diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5m) dengan
kolom guard C-18.

Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4%

asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan
20 l, panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik.
c. Pembuatan kurva standar
Hasil dari kromatogram standar campuran pada berbagai konsentrasi
(125, 250, 375, 500, dan 625 g/mL ) kemudian dimasukkan ke dalam
satu grafik. Dari data masing-masing, dibuat persamaan garis untuk
masing-masing standar yang akan digunakan pada perhitungan Limit of
Detection (LOD) masing-masing standar. Persamaan garis tersebut juga
digunakan pada perhitungan komponen asam fenolat yang terdapat di
sampel.
d. Perhitungan limit deteksi (Rounds dan Nielsen, 2000)
Limit of Detection (LOD) atau limit deteksi diperoleh dengan cara
menginjeksikan standar campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi
yang digunakan untuk menentukan LOD adalah konsentrasi yang
terendah yaitu 125 g/mL. Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut,
dimasukkan kedalam persamaan kurva standar masing-masing, sehingga
diperoleh konsentrasi dan standar deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga
kali dari nilai standar deviasi.

3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran

a. Ekstraksi Senyawa Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous (Mattila dan


Kumpulainen, 2002) dengan modifikasi
Ekstraksi senyawa asam fenolat dari sayuran indigenous Indonesia
melalui tiga tahap yaitu tahap pertama pengekstrakan dengan methanol
62.5%, tahap kedua hidrolisis basa, dan tahap ketiga hidrolisis asam.
Tahap pertama yaitu pelarutan sebanyak 0.5 gram sampel kering beku ke
dalam 7 mL methanol 62,5%

yang mengandung 10% asam asetat

(85:15;v/v) dan 2 g/L BHA sebagai antioksidan. Kemudian divortex agar


campuran homogen. Selanjutnya sampel tersebut di ultrasonik selama 30

21

menit. Kemudian volume sampel dibuat menjadi 10 mL dengan cara


menambahkan air destilata (aquadest) ke dalamnya. Setelah itu diambil 1
mL sampel, kemudian disaring dengan penyaring berdiameter 0.45m
filter syringe (PTFE) maka didapatkan asam fenolat yang larut (soluble
phenolic acid) dan sampel tersebut siap untuk diinjeksikan ke dalam
kolom HPLC. Tahap kedua adalah hidrolisis basa, 9 mL sampel sisa
pengekstrakan tahap pertama dilanjutkan dengan proses hidrolisis basa.
Hasil ekstrak sampel dari hidrolisis basa merupakan insoluble phenolic
acid. Selanjutnya hasil ekstrak tersebut diinjeksikan ke kolom HPLC.
Tahap ketiga ialah hidrolisis asam, tahapan ini melanjutkan tahap kedua
yaitu melakukan proses hidrolisis asam pada lapisan aqueous hasil
pengekstrakan dengan tahap kedua. Hasil pengekstrakan tahap ketiga ini
merupakan insoluble phenolic acid yang tahan proses hidrolisis basa.
Setelah itu hasil pengekstrakan diinjeksikan ke kolom HPLC. Hidrolisis
basa dan asam dilakukan karena asam fenolat berada dalam bentuk
terikat, dengan demikian fungsi dari hidrolisis basa dan asam di sini
untuk membebaskan asam fenolat tersebut dari berbagai senyawa lainnya
yang ada di tanaman. Setelah dapat maka sampel siap untuk diinjeksikan
ke kolom HPLC. Pada proses awal pengujian ekstrak sampel sayuran
melalui ketiga tahapan ekstraksi menunjukkan bahwa senyawa asam
fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)
terdapat pada ekstrak sampel yang menggunakan tahapan ekstraksi tahap
pertama tanpa dilanjutkan ke tahap kedua dan ketiga. Oleh karena itu
proses penelitian selanjutnya hanya menggunakan tahapan ekstraksi
tahap pertama saja.

Prosedur ekstraksi asam fenolat dari sayuran

indigenous dapat dilihat pada Gambar 7. Adapun prosedur hidrolisis basa


dan hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.
. b. Injeksi ekstrak sampel ke kolom HPLC (Singh et al., 2008).
Ekstrak sampel yang telah disaring dengan syringe filter 0.45 m,
diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5m) dengan
kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4% asam

22

asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan 20 l,


panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik.
c. Pembuatan Ko-kromatogram
Pembuatan ko-kromatogram dilakukan dengan cara menginjeksikan
ektrak sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Volume
pencampuran yang digunakan yaitu 1:1 (v/v). Konsentrasi standar
campuran yang digunakan adalah konsentrasi tertinggi yaitu 625 g/mL.
Pembuatan ko-kromatogram ini bertujuan memvalidasi keberadaan
senyawa asam fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat,
dan asam ferulat) pada sampel. Standar campuran yang digunakan untuk
membuat ko-kromatogram berfungsi sebagai eksternal standar.
d. Identifikasi asam fenolat pada sampel
Hasil dari kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan
kromatogram standar campuran. Penentuan komponen yang terdapat
pada sampel dilihat berdasarkan waktu retensi masing-masing standar.
Dari area yang diperoleh, dihitung konsentrasinya dengan menggunakan
persamaan garis dari kurva standar campuran yang sudah diperoleh.
Selain itu dilakukan pula perhitungan dengan menggunakan eksternal
standar, yaitu dengan membandingkan luas area komponen pada sampel
dengan luas area pada standar campuran. Standar campuran yang
digunakan sebagai eksternal standar adalah standar campuran dengan
konsentrasi yang tertinggi (625 g/mL).

4. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji
Tukey, uji T, dan Principal Component Analysis (PCA). Uji Tukey
digunakan pada taraf 5% untuk melihat apakah perlakuan yang diberikan
pada sampel berpengaruh nyata atau tidak. Uji T digunakan untuk
membandingkan perhitungan kandungan asam fenolat antara kurva standar
campuran dan eksternal standar campuran pada sampel pada taraf 1%. PCA
(Principal Component Analysis) merupakan metode statistik yang dapat
mengidentifikasi suatu keragaman dinamakan principal component analysis

23

yang dapat menjelaskan jumlah keragaman dari yang terbesar hingga yang
jumlah keragaman terkecil

yang tersembunyi. Analisis ini dapat

menjelaskan 75 % - 90 % dari total keragaman dalam data yang mempunyai


25 sampai 30 variabel hanya dengan dua sampai tiga principal component
(Meilgaard et al., 1999).

Sampel

Pencucian

Penirisan

Pembekuan selama 24 jam

Freeze drying selama 48 jam

Sampel kering beku

Penghancuran dengan blender kering

Sampel kering beku (bubuk)

Penyimpanan dalam freezer

Gambar 5. Persiapan sampel

24

50.0 miligram sampel


kering beku (bubuk)
2.5 ml
etanol 95%
Pelarutan

Pemusingan selama 5 menit


dengan kecepatan 358 g

supernatan

endapan

0.5 ml supernatan

0.5 ml etanol 95%


2.5 ml aquadest
Pencampuran

2.5 ml Folin
Ciocalteau 50%

Pendiaman selama 5 menit


0.5 ml
Na2CO3 5%
Pencampuran

Penyimpanan dalam ruang


gelap selama 1 jam

Pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer


pada panjang gelombang 725 nm

Gambar 6. Prosedur analisis total fenol

25

0.5 g sampel
kering beku

7 ml Campuran
Metanol 62.5%
(2 g/L BHA 10%
Asam Asetat
(85:15;v/v))

Gelas piala
100 ml

Vortex

Ultrasonik 30 menit

Gelas piala
100 ml

Aquadest

(Pencampuran sampai volume 10 ml)

Ambil 1 ml sampel (Tahap 1)

Saring dengan saringan


berdiameter 0.45m
syringe filter (PTFE)

9 ml sampel sisanya dilakukan


Hidrolisis basa (Tahap 2)
kemudian hidrolisis asam (Tahap 3)

Insoluble
Phenolic Acid

Soluble Phenolic
Acid
Gambar 7. Metode ekstraksi asam fenolat dari sayuran indigenous
26

9 ml
sampel
12 ml Air destilata
(1% Asam
Askorbat dan
0.415% EDTA) dan
5 ml NaOH 10 M

Gelas
piala 50
ml

Disemprotkan nitrogen
Ditutup, Stirer (magnetic stirer) selama 16 jam pada suhu ruangan (20 oC)

Pengaturan pH menjadi pH 2 dengan HCl 6N

Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))

Vortex 45 detik
Sentrifuse 201 g selama 10 menit

Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous

Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)

Lakukan hidrolisis asam


pada lapisan aqueous

Evaporasi dengan rotary vacuum


Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali
dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat
sampai volume 5 ml (labu takar)

penyaringan dengan diameter 0.45m Syringe


Filter (PTFE)

Insoluble Phenolic Acid


Gambar 8. Metode hidrolisis basa
27

Lapisan aqueous

Gelas piala
50 ml

2.5 ml HCl
pekat 12 N

Inkubasi dalam water bath suhu 85oC selama 30 menit

Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))

Vortex 45 detik

Sentrifuse 201 g selama 10 menit

Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous

Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)

residu (lapisan
aqueous)

Evaporasi dengan rotary vacuum

Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali


dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat
sampai volume 5 ml (Labu takar)

penyaringan dengan diameter 0.45m Syringe


Filter (PTFE)

Insoluble Phenolic Acid

Gambar 9. Metode hidrolisis asam

28

24 mg standar
asam fenolat

12 ml MeOH(aq)
62.5%
Pelarutan

Standar stock

3.125 ml
standar stock

Labu takar 10 ml
MeOH(aq)
62,5%
Pencampuran
(sampai volume 10 ml)

Larutan standar
asam fenolat

Gambar 10. Metode pembuatan standar asam fenolat

29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI
1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal
Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk tunggal ditujukan
untuk mengetahui waktu retensi dari masing-masing standar asam fenolat
sehingga dapat diketahui benar kapan munculnya senyawa yang
diidentifikasi. Konsentrasi yang digunakan dalam pembuatan standar
tunggal ini yaitu 625 g/mL untuk masing-masing standar asam fenolat.
Hasil penginjeksian masing-masing standar asam fenolat yang digunakan
dijelaskan sebagai berikut:

a. Asam klorogenat
Puncak senyawa asam klorogenat muncul pada kisaran menit ke-2.0
sampai menit ke-2.2. Gambar 11 menunjukkan kromatogram standar
asam klorogenat pada konsentrasi 625 g/mL dengan analisis HPLC.

Gambar 11. Kromatogram standar asam klorogenat dengan


analisis HPLC

30

b. Asam kafeat
Puncak senyawa asam kafeat muncul pada kisaran menit ke-2.8 sampai
ke-3.2. Gambar 12 menunjukkan kromatogram asam kafeat pada
konsentrasi 625 g/mL dengan analisis HPLC.

Gambar 12. Kromatogram standar asam kafeat dengan analisis

HPLC

c. Asam ferulat
Puncak senyawa asam ferulat muncul pada kisaran menit ke-6.7 sampai
ke-7.3. Gambar 13 menunjukkan kromatogram asam ferulat pada
konsentrasi 625 g/mL dengan analisis HPLC.

Gambar 13. Kromatogram standar asam ferulat dengan analisis


HPLC

31

2. Limit Deteksi
Perhitungan limit deteksi dilakukan dengan cara menginjeksikan standar
campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi yang digunakan untuk
menentukan LOD adalah konsentrasi yang terendah yaitu 125 g/mL.
Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut, dimasukkan kedalam persamaan
kurva standar masing-masing, sehingga diperoleh konsentrasi dan standar
deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi
(Rounds dan Nielsen, 2000). Berikut ini hasil perhitungan LOD untuk
masing-masing standar asam fenolat.

a. Asam klorogenat
Nilai limit deteksi senyawa asam klorogenat yaitu 0.97 (g/mL) . untuk
lebih jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan LOD Asam klorogenat
replication
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mean (X)
Stdev
% RSD
LOD= 3x stdev
LOD=

Area (g/mL)
5486.82
126.67
5474.69
126.38
5455.19
125.92
5477.87
126.46
5461.85
126.08
5444.66
125.67
5470.33
126.28
5477.17
126.44
5453.63
125.89
5454.06
125.90
5465.63
126.17
13.65
0.32
0.25
0.26
0.97
0.97

b. Asam kafeat
Nilai limit deteksi senyawa asam kafeat yaitu 0.83 (g/mL) . untuk lebih
jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel. 5

32

Tabel 5. Perhitungan LOD Asam kafeat


replication
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mean (X)
Stdev
% RSD
LOD= 3x stdev
LOD=

Area
(g/mL)
10909.70
127.36
10898.30
127.23
10851.10
126.71
10854.25
126.75
10874.70
126.97
10869.25
126.91
10919.40
127.47
10855.40
126.76
10905.70
127.32
10883.10
127.07
10882.09
127.05
25.04
0.28
0.23
0.22
0.83
0.83

c. Asam ferulat
Nilai limit deteksi senyawa asam ferulat yaitu 0.80 (g/mL) . untuk lebih
jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 6.
Tabel 6. Perhitungan LOD Asam ferulat
replication
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mean (X)
Stdev
% RSD
LOD= 3x stdev
LOD=

Area
(g/mL)
11255.40
127.95
11290.50
128.35
11289.10
128.33
11288.90
128.33
11244.80
127.83
11282.10
128.26
11260.90
128.02
11229.80
127.67
11230.30
127.67
11268.80
128.11
11264.06
128.05
23.71
0.27
0.21
0.21
0.80
0.80

33

3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran


Pada sayuran terdapat berbagai macam jenis senyawa fenolik baik
senyawa asam fenolat, flavonoid, maupun senyawa-senyawa fenolik
dalam bentuk lainnya. Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk
campuran dimaksudkan agar dapat mengetahui urutan keluar dan waktu
retensi

masing-masing

standar

asam

fenolat

ketika

dicampur

sebagaimana yang terjadi pada sampel sayuran yang dianalisis.


Pembuatan standar campuran dilakukan dengan cara mencampur
ketiga standar asam fenolat dengan perbandingan 1:1 pada tingkat
konsentrasi yang sama yaitu pada konsentrasi 625 g/mL. Adapun
konsentrasi yang dibuat untuk standar campuran yaitu 125, 250, 375,
500, dan 625 g/mL. Pembuatan variasi konsentrasi tersebut dengan cara
mengencerkan standar asam fenolat dalam bentuk campuran pada
konsentrasi 625 g/mL. Data dari hasil penginjeksian standar campuran
dibuat kurva standar campuran dan persamaan garis untuk masingmasing standar asam fenolat dalam bentuk campuran. Persamaan garis
yang didapat dari kurva standar campuran akan digunakan untuk
melakukan perhitungan senyawa asam fenolat yang terdapat pada sampel
sayuran indigenous. Contoh kromatogram standar campuran yang
menggunakan konsentrasi tertinggi 625 g/mL dapat dilihat pada
Gambar 14.
Persamaan garis untuk asam klorogenat yaitu y = 42.34x + 123.6,
dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam klorogenat = 0.97 (g/mL) Kurva
standar campuran asam klorogenat dapat dilihat pada Gambar 15.
Persamaan garis asam kafeat yaitu y = 90.07x -561.7, dengan nilai r2 =
0.998. LOD asam kafeat = 0.83 (g/mL). Kurva standar campuran asam
kafeat dapat dilihat pada Gambar 16. Persamaan garis asam ferulat yaitu
y = 88.66x -88.99, dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam ferulat = 0.80
(g/mL). Kurva standar campuran asam ferulat dapat dilihat pada Gambar

17. Data hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk


campuran dapat dilihat pada Tabel 7.

34

Tabel 7. Hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk campuran


No

Standar Asam
Fenolat

Rt/waktu
retensi (menit
ke-)

Persamaan kurva
standar campuran

Limit deteksi
(LOD) g/mL

Asam
klorogenat

2.0-2.2

y = 42.34x + 123.6

0.97

Asam kafeat

2.8-3.2

y = 90.07x -561.7

0.83

Asam ferulat

6.7-7.3

y = 88.66x -88.99

0.80

Gambar 14. Kromatogram standar campuran dengan analisis HPLC

Konsentrasi
(g/mL)
0
125
250
375
500
625

Area
0
5391
10959
15773
21734
26285

Gambar 15. Kurva standar asam klorogenat dalam bentuk campuran

35

Konsentrasi
(g/mL)
0
125
250
375
500
625

Area
0
10788
20602
33613
44570
55941

Gambar 16. Kurva standar asam kafeat dalam bentuk campuran


Konsentrasi
(g/mL)
0
125
250
375
500
625

Area
0
11232
21681
32807
44738
55252

Gambar 17. Kurva standar asam ferulat dalam bentuk campuran

B. TOTAL FENOL
Total fenol merupakan perkiraan kasar jumlah senyawa fenolik yang
terdapat dalam suatu bahan. Pengukuran total fenol yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan metode yang mereaksikan ekstrak bahan dengan
senyawa folin. Senyawa folin dapat bereaksi dengan gugus kromofor pada
fenolik dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
725 nm.
Pengukuran total fenol dilakukan dengan membandingkan fenol yang ada
dalam bahan dengan kurva standar fenol yang dibuat dari asam galat. Selain
asam galat kurva standar juga dapat mengunakan asam tanat. Pemilihan bahan
yang akan dijadikan standar tergantung bentuk mayoritas fenol yang terdapat
dalam bahan yang diuji. Pada sampel kali ini total fenol mayoritas berupa
polimer asam galat.

36

Perhitungan total fenol pada sampel dilakukan dengan menggunakan


persamaan garis dari kurva standar asam galat. Konsentrasi asam galat yang
dibuat adalah 50,100, 150, 200, dan 250 mg/L. Persamaan garis total fenol
yaitu y = 0.0036x-0.0280 dengan nilai r2 = 0.9963. Kurva standar asam galat
dapat dilihat pada Lampiran 10. Perhitungan total fenol, pada sampel dilakukan
berdasarkan berat basah dan berat kering sampel. Basis berat basah berarti
kandungan fenol dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel
segar, sedangkan perhitungan berdasarkan basis kering berarti kandungan fenol
dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel kering. Dari hasil
analisis total fenol dua puluh empat sampel, diketahui bahwa total fenol
terbanyak berdasarkan berat kering terdapat pada daun jambu mete (4418.4
mg) dan terkecil pada mangkokan (227.7 mg). Nilai total fenol dari dua puluh
empat sampel yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 8 dan untuk perhitungan
total fenol pada sampel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous
No

Sampel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Daun Katuk
Daun Kemangi
Daun Pakis
Daun Pohpohan
Bunga Pepaya
Mangkokan Putih
Daun Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
Antanan
Krokot
Antanan Beurit
Daun Ginseng
Bunga kecombrang
Daun Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong cina

Wet Basis
[ ] (mg / 100 g sampel segar)
72.72
40.36
66.46
112.55
138.01
86.89
61.56
121.52
66.75
179.88
342.06
107.00
21.01
847.41
158.92
200.52
82.66
144.81
64.64
256.99
742.54
38.43
87.65
189.08

Dry Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel kering)
499.99
227.74
498.94
719.83
632.66
690.72
573.51
986.69
601.90
1016.83
1736.69
432.75
272.86
4418.38
790.12
1097.23
692.69
922.37
790.76
2511.45
3868.59
393.19
754.68
1297.72

37

C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS


Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua puluh empat jenis
sayuran indigenous Indonesia mengenai kandungan asam fenolat (asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat), didapatkan bahwa sebagian besar
sayuran indigenous Indonesia mengandung asam fenolat terutama asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Hanya sebagian kecil yang tidak
mengandung ketiga senyawa asam fenolat tersebut diantaranya yaitu
mengkudu, daun jambu mete, daun beluntas, dan kedondong cina yang hanya
mengandung klorogenat dan asam ferulat, sedangkan daun pakis dan antanan
beurit hanya mengandung klorogenat dan asam kafeat, terakhir bunga turi
hanya mengandung asam ferulat.
Penentuan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)
pada sampel dengan cara melihat waktu retensi masing-masing senyawa asam
fenolat pada kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan waktu
retensi masing-masing senyawa asam fenolat pada kromatogram standar
campuran.
Perhitungan mengenai kandungan asam fenolat yang terdapat didalam
sampel dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan kurva standar
campuran dan menggunakan eksternal standar campuran. Kedua perhitungan
ini dilakukan untuk mengetahui perhitungan manakah yang lebih efektif dan
lebih baik untuk menghitung kandungan senyawa asam fenolat yang terdapat
didalam sampel. Hasil perhitungan dengan kedua cara perhitungan ini dapat
dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Perhitungan asam fenolat pada sampel
didasarkan pada wet basis dan dry basis. Dimana wet basis berarti kandungan
asam fenolat dihitung sebanyak berapa milligram dalam 100 gram sampel
segar dan dry basis berarti kandungan asam fenolat dihitung sebanyak berapa
milligram dalam 100 gram sampel kering. Perbandingan perhitungan dengan
menggunakan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 11.

38

Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Kurva Standar Campuran


Wet Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel segar)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat
1 Mengkudu
2.30
0.76
3.06 + 0.09
2 Mangkokan
0.86
1.15
0.24
2.25 + 0.03
3 Daun Labu Siam
5.80
0.55
0.12
6.47 + 0.12
4 Daun Lembayung
4.26
2.03
1.38
7.66 + 0.24
5 Daun Katuk
3.38
1.13
1.10
5.61 + 0.28
6 Daun Kemangi
0.32
2.03
0.16
2.51 + 0.06
7 Daun Pakis
2.58
0.47
3.05 + 0.16
8 Daun Pohpohan
17.47
1.11
0.17
18.74 + 0.39
9 Bunga Pepaya
0.77
1.03
0.75
2.55 + 0.02
Mangkokan
Putih
10
14.13
1.69
0.80
16.62 + 0.47
11 Daun Kenikir
4.53
3.64
3.14
11.31 + 0.44
12 Daun Kelor
6.65
2.93
4.41
14.00 + 0.39
13 Daun Kucai
0.08
0.36
0.10
0.53 + 0.01
14 Daun Jambu Mete
13.53
2.88
16.41 + 0.32
15 Buah Takokak
33.14
2.56
0.32
36.02 + 1.70
16 Antanan
9.22
1.19
1.81
12.22 + 0.43
17 Krokot
5.79
0.54
0.22
6.55 + 0.06
18 Antanan Beurit
24.27
1.35
25.62 + 0.53
19 Daun Ginseng
0.38
0.41
0.09
0.87 + 0.01
20 Bunga kecombrang
14.06
0.96
0.13
15.15 + 1.14
21 Daun Beluntas
19.99
8.65
28.65 + 0.66
22 Bunga Turi
0.10
0.10 + 0.00
23 Terubuk
4.17
1.05
0.16
5.37 + 0.15
24 Kedondong cina
47.02
5.02
52.03 + 1.00

No

Sampel

Dry Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel kering)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat
15.85
5.22
21.07 + 0.60
4.84
6.51
1.37
12.72 + 0.19
43.53
4.12
0.93
48.58 + 0.90
27.27
12.95
8.80
49.02 + 1.53
15.50
5.18
5.05
25.73 + 1.30
2.58
16.13
1.28
19.98 + 0.50
24.06
4.35
28.41 + 1.51
141.84
8.97
1.37
152.18 + 3.19
6.93
9.31
6.75
22.99 + 0.18
79.90
9.56
4.51
93.96 + 2.64
23.02
18.48
15.94
57.43 + 2.22
26.91
11.85
17.85
56.61 + 1.60
1.00
4.63
1.32
6.94 + 0.18
70.53
15.02
85.55 + 1.66
164.76
12.74
1.60
179.11 + 8.46
50.47
6.50
9.88
66.85 + 2.37
48.48
4.56
1.84
54.89 + 0.51
154.58
8.62
163.20 + 3.94
4.68
4.96
1.05
10.68 + 0.17
137.42
9.37
1.24
148.04 + 11.15
104.17
45.09
149.26 + 3.46
0.99
0.99 + 0.02
35.89
9.03
1.34
46.26 + 1.27
322.68
34.44
357.13 + 6.65

= Tidak Terdeteksi

39

Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Eksternal Standar Campuran

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Sampel
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Daun Katuk
Daun Kemangi
Daun Pakis
Daun Pohpohan
Bunga Pepaya
Mangkokan Putih
Daun Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
Antanan
Krokot
Antanan Beurit
Daun Ginseng
Bunga kecombrang
Daun Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong cina

Asam klorogenat
2.56
1.17
6.05
4.54
3.76
0.53
2.77
17.79
0.95
14.52
4.88
7.09
0.21
13.91
33.70
9.58
6.01
24.69
0.52
14.32
20.44
4.39
47.58

Wet Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel segar)
Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat
0.68
3.24 + 0.09
0.51
0.14
1.82 + 0.03
0.10
0.05
6.20 + 0.12
1.50
1.29
7.34 + 0.24
0.38
0.98
5.12 + 0.29
1.60
0.09
2.23 + 0.06
0.11
2.88 + 0.16
0.68
0.10
18.57 + 0.40
0.66
0.69
2.30 + 0.02
1.07
0.70
16.30 + 0.47
3.00
3.04
10.92 + 0.44
2.12
4.29
13.50 + 0.40
0.08
0.06
0.35 + 0.01
2.79
16.70 + 0.32
1.85
0.21
35.76 + 1.71
0.57
1.71
11.86 + 0.44
0.15
0.16
6.32 + 0.06
0.82
25.51 + 0.54
0.13
0.04
0.69 + 0.01
0.62
0.07
15.01 + 1.15
8.04
28.48 + 0.67
0.04
0.04 + 0.00
0.65
0.09
5.13 + 0.15
4.95
52.53 + 0.97

Asam klorogenat
17.58
6.58
45.40
29.06
17.23
4.22
25.81
144.45
8.58
82.10
24.76
28.66
2.68
72.55
167.57
52.42
50.37
157.23
6.31
139.92
106.51
37.76
326.53

Dry Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel kering)
Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat
4.68
22.26 + 0.60
2.90
0.79
10.28 + 0.19
0.77
0.40
46.57 + 0.90
9.60
8.28
46.94 + 1.54
1.74
4.51
23.48 + 1.31
12.76
0.72
17.70 + 0.50
0.99
26.80 + 1.53
5.51
0.81
150.76 + 3.21
5.94
6.22
20.74 + 0.18
6.07
3.95
92.12 + 2.65
15.22
15.44
55.42 + 2.24
8.57
17.36
54.59 + 1.61
1.08
0.75
4.50 + 0.18
14.54
87.08 + 1.67
9.21
1.03
177.80 + 8.51
3.11
9.36
64.88 + 2.39
1.26
1.31
52.94 + 0.51
5.25
162.48 + 3.42
1.57
0.50
8.38 + 0.17
6.08
0.71
146.71 + 11.22
41.88
148.39 + 3.48
0.41
0.41 + 0.02
5.61
0.79
44.16 + 1.28
33.97
360.50 + 6.69

= Tidak Terdeteksi

40

Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran
Wet Basis
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Sampel

Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Daun Katuk
Daun Kemangi
Daun Pakis
Daun Pohpohan
Bunga Pepaya
Mangkokan Putih
Daun Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
Antanan
Krokot
Antanan Beurit
Daun Ginseng
Bunga kecombrang
Daun Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong cina

Ket :
a)
A
b)
B
c)
(A-B)
d)
(A-B)
e)
%

Total Asam Fenolat (mg/100g sampel segar)


Aa)
3.06
2.25
6.47
7.66
5.61
2.51
3.05
18.74
2.55
16.62
11.31
14.00
0.53
16.41
36.02
12.22
6.55
25.62
0.87
15.15
28.65
0.10
5.37
52.03

Bb)
3.24
1.82
6.20
7.34
5.12
2.23
2.88
18.57
2.30
16.30
10.92
13.50
0.35
16.70
35.76
11.86
6.32
25.51
0.69
15.01
28.48
0.04
5.13
52.53

Dry Basis
(A-B)c)
(A-B)d)
0.17
0.43
0.27
0.33
0.49
0.29
0.17
0.17
0.25
0.33
0.40
0.50
0.19
0.29
0.26
0.36
0.23
0.11
0.19
0.14
0.17
0.06
0.24
0.49

%e)
5.66
19.23
4.15
4.25
8.74
11.43
5.67
0.93
9.78
1.96
3.51
3.56
35.11
1.79
0.73
2.95
3.54
0.44
21.54
0.90
0.58
58.49
4.54
0.95

Total Asam Fenolat (mg/100g sampel kering)


Aa)
21.07
12.72
48.58
49.02
25.73
19.98
28.41
152.18
22.99
93.96
57.43
56.61
6.94
85.55
179.11
66.85
54.89
163.20
10.68
148.04
149.26
0.99
46.26
357.13

Bb)
22.26
10.28
46.57
46.94
23.48
17.70
26.80
150.76
20.74
92.12
55.42
54.59
4.50
87.08
177.80
64.88
52.94
162.48
8.38
146.71
148.39
0.41
44.16
360.50

(A-B)c)
(A-B)d)
1.19
2.45
2.01
2.09
2.25
2.28
1.61
1.42
2.25
1.84
2.02
2.01
2.44
1.53
1.30
1.97
1.94
0.72
2.30
1.33
0.87
0.58
2.10
3.38

%e)
5.66
19.23
4.15
4.25
8.74
11.43
5.67
0.93
9.78
1.96
3.51
3.56
35.11
1.79
0.73
2.95
3.54
0.44
21.54
0.90
0.58
58.49
4.54
0.95

= hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan kurva standar campuran


= hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan eksternal standar campuran
= selisih hasil perhitungan dengan menggunakan kurva standar dan eksternal standar campuran
= nilai c) (harga mutlak ; diambil nilai yang positif)
= persentase nilai d) dibandingkan dengan nilai a)

41

1. Mengkudu
Mengkudu memiliki kadar air sebesar 85.46%, mengandung total
fenol sebanyak 72.72 mg/100 gram sampel segar dan 499.99 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel mengkudu, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke-2.28 dan asam ferulat pada menit ke-7.35. Sedangkan
senyawa asam kafeat tidak terkandung di dalam sampel mengkudu. Hasil
kromatogram ekstrak sampel mengkudu dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 18. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu
retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel
yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah
ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat
dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan bahwa peak yang
terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.
Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam ekstrak mengkudu dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak mengkudu, standar campuran, dan ekstrak
mengkudu dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 12.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.30 mg dan asam ferulat yaitu 0.76 mg. Total
asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.06 mg. Dry basis (per 100
gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 15.85 mg dan asam ferulat
yaitu 5.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu
21.07 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.56 mg dan asam ferulat yaitu 0.68 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.24 mg.

42

Gambar 18. Kromatogram ekstrak mengkudu dengan analisis HPLC

Gambar 19. Ko-kromatogram ekstrak mengkudu dengan standar campuran

Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
mengkudu
(mAU)

Area pada
standar
campuran
(mAU)

1324

26285
55941
55252

717

Area pada
ekstrak
mengkudu
dengan standar
campuran (mAU)
18956
31302
33700

43

Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 17.58 mg
dan asam ferulat yaitu 4.68 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
mengkudu yaitu 22.26 mg.

2. Mangkokan
Mangkokan memiliki kadar air sebesar 82.28%, mengandung total
fenol sebanyak 40.36 mg/100 gram sampel segar dan 227.74 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel mangkokan, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke-2.13, asam kafeat pada menit ke-2.85, dan asam
ferulat pada menit ke-7.06. Hasil kromatogram ekstrak sampel mangkokan
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 20. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar
21 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel mangkokan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak mangkokan,
standar campuran, dan ekstrak mangkokan dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 13.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.86 mg, asam kafeat yaitu 1.15 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.24 mg. Total asam fenolat untuk sampel mangkokan
yaitu 2.25 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 4.84 mg, asam kafeat yaitu 6.51 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 12.72 mg.

44

Gambar 20. Kromatogram ekstrak mangkokan dengan analisis HPLC

Gambar 21. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar campuran

Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
mangkokan
(mAU)
489
457
123

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


mangkokan dengan
standar campuran
(mAU)
16965
29797
30865

45

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam


ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 1.17 mg, asam kafeat yaitu 0.51 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.14 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan
yaitu 1.82 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 6.58 mg, asam kafeat yaitu 2.90 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 10.28 mg.
Mangkokan memiliki kandungan total fenol paling rendah.

3. Daun Labu Siam


Daun labu siam memiliki kadar air sebesar 86.68 %, mengandung
total fenol sebanyak 66.46 mg/100 gram sampel segar dan 498.94 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun labu siam, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.25, asam kafeat pada menit ke- 3.07,
dan asam ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel
daun labu siam dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 22. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 23. Gambar 23 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun labu siam dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun labu siam, standar campuran, dan ekstrak
daun labu siam dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 14.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

46

Gambar 22. Kromatogram ekstrak daun labu siam dengan analisis HPLC

Gambar 23. Ko-kromatogram ekstrak labu siam dengan standar campuran

Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam
Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak daun
labu siam
(mAU)
3599
131
67

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun labu siam
dengan standar
campuran (mAU)
18488
30152
30919

47

segar), asam klorogenat yaitu 5.80 mg, asam kafeat yaitu 0.55 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.12 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun labu siam
yaitu 6.47 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 43.53 mg, asam kafeat yaitu 4.12 mg, dan asam ferulat yaitu 0.93 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 48.58 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 6.05 mg, asam kafeat yaitu 0.10 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.05 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun labu siam yaitu 6.20 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 45.40 mg, asam kafeat yaitu 0.77 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.40 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu
siam yaitu 46.57mg.
Daun labu siam memiliki kandungan senyawa asam kafeat dan asam
ferulat terendah dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu asam kafeat 4.12
mg/100 gram sampel kering dan asam ferulat 0.93 mg/100 gram sampel
kering. Akan tetapi dalam penelitiannya Rahmat (2009) daun labu siam
memiliki kandungan senyawa myricetin tertinggi dibandingkan dengan
sampel yang lainnya yaitu 69.40 mg/100 gram sampel kering. Oleh karena
itu daun labu siam sangat baik sebagai sumber myricetin.

4. Daun Lembayung
Daun Lembayung memiliki kadar air sebesar 84.36 %, mengandung
total fenol sebanyak 112.55 mg/100 gram sampel segar dan 719.83 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun lembayung, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 2.77,
dan asam ferulat pada menit ke- 6.80. Hasil kromatogram ekstrak sampel
daun lembayung dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 24.
Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa

48

Gambar 24. Kromatogram ekstrak daun lembayung dengan analisis HPLC

Gambar

25. Ko-kromatogram ekstrak daun lembayung dengan standar


campuran

Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak daun
lembayung
(mAU)
2292
1618
1402

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun lembayung
dengan standar
campuran (mAU)
16457
28675
30596

49

asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 25. Gambar 25 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kacang panjang dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun lembayung, standar campuran, dan ekstrak
daun lembayung dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 15.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.26 mg, asam kafeat yaitu 2.02 mg,
dan asam ferulat yaitu 1.38 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun
lembayung yaitu 7.66 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 27.27 mg, asam kafeat yaitu 12.95 mg, dan asam ferulat
yaitu 8.80 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun lembayung
yaitu 49.02 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.54 mg, asam kafeat yaitu 1.50 mg,
dan asam ferulat yaitu 1.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun lembayung yaitu 7.34 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 29.06 mg, asam kafeat yaitu 9.60 mg, dan asam
ferulat yaitu 8.28 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
lembayung yaitu 46.94 mg.
Kandungan senyawa asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan
asam ferulat) pada sampel daun lembayung tidak begitu tinggi. Daun
lembayung lebih baik sebagai sumber apigenin karena kandungan senyawa

50

apigeninnya yang tinggi yaitu 114.81 mg/100 gram sampel kering


berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2009).

5. Daun Katuk
Daun katuk memiliki kadar air sebesar 78.19 %, mengandung total
fenol sebanyak 138.01 mg/100 gram sampel segar dan 632.66 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun katuk, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.30, asam kafeat pada menit ke- 2.98, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun katuk
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 26. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar
27 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun katuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun katuk,
standar campuran, dan ekstrak daun katuk dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 16.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 3.38 mg, asam kafeat yaitu 1.13 mg, dan
asam ferulat yaitu 1.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun katuk
yaitu 5.61 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 15.50 mg, asam kafeat yaitu 5.18 mg, dan asam ferulat yaitu 5.05 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 25.73 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan eksternal standar

51

Gambar 26. Kromatogram ekstrak daun katuk dengan analisis HPLC

Gambar 27. Ko-kromatogram ekstrak daun katuk dengan standar campuran

Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk

Komponen
Asam Fenolat

Area pada
ekstrak daun
katuk (mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

1255
302
754

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun katuk dengan
standar campuran
(mAU)
17470
29116
30158

52

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 3.76 mg, asam kafeat yaitu 0.38 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.98 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk
yaitu 5.12 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 17.23 mg, asam kafeat yaitu 1.74 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 23.48 mg.
Daun katuk memiliki kandungan senyawa asam klorogenat, asam
kafeat, dan asam ferulat yang tidak begitu tinggi dibandingkan sampel yang
lainnya. Akan tetapi daun katuk memiliki kandungan senyawa kaempferol
yang tinggi dibandingkan sampel sayuran yang lainnya yaitu 805.48 mg/100
gram sampel kering berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batari
(2007). Dengan demikian daun katuk lebih baik sebagai sumber senyawa
kaempferol.

6. Daun Kemangi
Daun kemangi memiliki kadar air sebesar 87.42 %, mengandung total
fenol sebanyak 86.89 mg/100 gram sampel segar dan 690.72 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun kemangi, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.14, asam kafeat pada menit ke- 2.97, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.13. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun
kemangi dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 28. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 29. Gambar 29 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kemangi dapat ditentukan
dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan
perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram.

53

Gambar 28. Kromatogram ekstrak daun kemangi dengan analisis HPLC

Gambar 29. Ko-kromatogram ekstrak daun kemangi dengan standar campuran


Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi

Komponen Asam
Fenolat

Area pada
ekstrak daun
kemangi (mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

323
2004
107

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun kemangi
dengan standar
campuran (mAU)
16222
29741
30534

54

Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kemangi, standar campuran,


dan ekstrak daun kemangi dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 17.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.32 mg, asam kafeat yaitu 2.03 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kemangi
yaitu 2.51 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 2.58 mg, asam kafeat yaitu 16.13 mg, dan asam ferulat yaitu 1.28 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 19.98 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.53 mg, asam kafeat yaitu 1.60 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun kemangi yaitu 2.23 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 4.22 mg, asam kafeat yaitu 12.76 mg, dan asam ferulat
yaitu 0.72 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu
17.70 mg.
Selain mengandung semua asam fenolat (asam klorogenat, asam
kafeat, dan asam ferulat) daun kemangi juga memiliki kandungan senyawa
luteolin yang tinggi yaitu 20.49 mg/100 gram sampel kering berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007).
7. Daun Pakis
Daun pakis memiliki kadar air sebesar 89.27 %, mengandung total
fenol sebanyak 61.56 mg/100 gram sampel segar dan 573.51 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun pakis, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.07 dan asam kafeat pada menit ke- 2.91. Hasil
kromatogram ekstrak sampel daun pakis dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 30. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu

55

Gambar 30. Kromatogram ekstrak daun pakis dengan analisis HPLC

Gambar 31. Ko-kromatogram ekstrak daun pakis dengan standar campuran


Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis

Komponen
Asam Fenolat

Area pada
ekstrak
daun pakis
(mAU)

Area pada
standar
campuran
(mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

323
2004
107

26285
55941
55252

Area pada
ekstrak daun
pakis dengan
standar
campuran (mAU)
16222
29741
30534

56

retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel
yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah
ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat
dilihat pada Gambar 31. Gambar 31 menunjukkan bahwa peak yang
terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.
Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pakis dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun pakis, standar campuran, dan ekstrak daun
pakis dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 18.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.58 mg dan asam kafeat yaitu 0.47 mg. Total
asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 3.05 mg. Dry basis (per 100
gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 24.06 mg dan asam kafeat
yaitu 4.35 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu
28.41 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.77 mg dan asam kafeat yaitu 0.11 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 2.88 mg. Dry
basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 25.81 mg dan
asam kafeat yaitu 0.99 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
pakis yaitu 26.80 mg.

8. Daun Pohpohan
Daun pohpohan memiliki kadar air sebesar 87.68 %, mengandung
total fenol sebanyak 121.51 mg/100 gram sampel segar dan 986.69 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun pohpohan, peak senyawa asam

57

klorogenat muncul pada menit ke- 2.26, asam kafeat pada menit ke- 2.95,
dan asam ferulat pada menit ke- 7.08. Hasil kromatogram ekstrak sampel
daun pohpohan dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 32. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 33. Gambar 33 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pohpohan dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun pohpohan, standar campuran, dan ekstrak
daun pohpohan dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 19.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 17.47 mg, asam kafeat yaitu 1.10 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.17 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan
yaitu 18.74 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 141.84 mg, asam kafeat yaitu 8.97 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 152.18
mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 17.79 mg, asam kafeat yaitu 0.68 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.100 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun pohpohan yaitu 18.57 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 144.45 mg, asam kafeat yaitu 5.51 mg, dan asam

58

Gambar 32. Kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan analisis HPLC

Gambar 33. Ko-kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan standar campuran


Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan
Komponen Asam
Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak daun
pohpohan
(mAU)
10473
887
122

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun pohpohan
dengan standar
campuran (mAU)
20508
30101
30421

59

ferulat yaitu 0.81 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
pohpohan yaitu 150.76 mg.

9. Bunga Pepaya
Bunga pepaya memiliki kadar air sebesar 88.91 %, mengandung total
fenol sebanyak 66.75 mg/100 gram sampel segar dan 601.90 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel bunga pepaya, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.95, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.38. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga
pepaya dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 34. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 35. Gambar 35 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga pepaya dapat ditentukan
dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan
perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak bunga pepaya, standar campuran, dan ekstrak
bunga pepaya dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 20.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.77 mg, asam kafeat yaitu 1.03 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.75 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu
2.55 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
6.93 mg, asam kafeat yaitu 9.31 mg, dan asam ferulat yaitu 6.75 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 22.99 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan eksternal

60

Gambar 34. Kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan analisis HPLC

Gambar 35. Ko-kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran

Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya

Komponen Asam
Fenolat

Area pada
ekstrak bunga
pepaya (mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

660
969
1049

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


bunga pepaya
dengan standar
campuran (mAU)
17440
30084
32303

61

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.95 mg, asam kafeat yaitu 0.66 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.69 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
bunga pepaya yaitu 2.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 8.58 mg, asam kafeat yaitu 5.94 mg, dan asam ferulat yaitu
6.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu
20.74 mg.

10. Mangkokan Putih


Mangkokan putih memiliki kadar air sebesar 82.31%, mengandung
total fenol sebanyak 179.88 mg/100 gram sampel segar dan 1016.83 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel mangkokan putih, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07,
dan asam ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel
mangkokan putih dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 36.
Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa
asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 37. Gambar 37 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel mangkokan putih dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak mangkokan putih, standar campuran, dan ekstrak
mangkokan putih dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 21.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.13 mg, asam kafeat yaitu 1.69 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.80 mg. Total asam fenolat sampel mangkokan putih

62

Gambar 36. Kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan analisis HPLC

Gambar 37. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan standar


campuran
Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih
Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
mangkokan
putih (mAU)
5951
935
566

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


mangkokan putih
dengan standar
campuran (mAU)
21130
31163
34571

63

yaitu 16.62 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 79.90 mg, asam kafeat yaitu 9.56 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan putih yaitu 93.96 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.52 mg, asam kafeat yaitu 1.07 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.70 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
mangkokan putih yaitu 16.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 82.10 mg, asam kafeat yaitu 6.07 mg, dan asam
ferulat yaitu 3.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan
putih yaitu 92.12 mg.
11. Kenikir
Kenikir memiliki kadar air sebesar 80.30 %, mengandung total fenol
sebanyak 342.06 mg/100 gram sampel segar dan 1736.70 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel kenikir, peak senyawa asam klorogenat muncul
pada menit ke- 2.15, asam kafeat pada menit ke- 2.75, dan asam ferulat pada
menit ke- 6.93. Hasil kromatogram ekstrak sampel kenikir dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 38. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 39. Gambar 39
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel kenikir dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya
peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak kenikir, standar
campuran, dan ekstrak kenikir dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 22.

64

Gambar 38. Kromatogram ekstrak kenikir dengan analisis HPLC

Gambar 39. Ko-kromatogram ekstrak kenikir dengan standar campuran

Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
kenikir
(mAU)
1872
2404
2454

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


kenikir dengan
standar campuran
(mAU)
17258
29598
30211

65

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam


ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.53 mg, asam kafeat yaitu 3.64 mg, dan asam
ferulat yaitu 3.14 mg. Total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 11.31
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 23.02
mg, asam kafeat yaitu 18.48 mg, dan asam ferulat yaitu 15.93 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 57.43 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.88 mg, asam kafeat yaitu 3.00 mg, dan asam
ferulat yaitu 3.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir
yaitu 10.91 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 24.76 mg, asam kafeat yaitu 15.22 mg, dan asam ferulat yaitu 15.44
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 55.426 mg.
Daun kenikir memiliki kandungan asam kafeat tertinggi kedua setelah
daun beluntas. Kandungan senyawa asam kafeatnya yaitu 18.48 mg/100
gram sampel kering. Oleh karena itu daun kenikir juga bisa menjadi sumber
asam kafeat.

12. Daun Kelor


Daun kelor memiliki kadar air sebesar 75.27 %, mengandung total
fenol sebanyak 107.00 mg/100 gram sampel segar dan 432.75 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun kelor, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 3.20, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kelor
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 40. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 41.

66

Gambar 40. Kromatogram ekstrak daun kelor dengan analisis HPLC

Gambar 41. Ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar campuran


Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor

Komponen
Asam Fenolat

Area pada
ekstrak daun
kelor (mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

2218
1385
2778

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun kelor dengan
standar campuran
(mAU)
16623
30153
30353

67

Gambar 41 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram


mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun kelor dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kelor,
standar campuran, dan ekstrak daun kelor dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 23.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 6.65 mg, asam kafeat yaitu 2.93 mg, dan asam
ferulat yaitu 4.41 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu
14.00 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
26.91 mg, asam kafeat yaitu 11.85 mg, dan asam ferulat yaitu 17.85 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 56.61 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 7.09 mg, asam kafeat yaitu 2.12 mg, dan asam
ferulat yaitu 4.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor
yaitu 13.50 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 28.66 mg, asam kafeat yaitu 8.57 mg, dan asam ferulat yaitu 17.36 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 54.59 mg.
Daun kelor memiliki kandungan asam ferulat tertinggi kedua setelah
kedondong cina yaitu 17.85 mg/100 gram sampel kering.

13. Daun Kucai


Daun kucai memiliki kadar air sebesar 92.30 %, mengandung total
fenol sebanyak 21.01 mg/100 gram sampel segar dan 272.86 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun kucai, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.99, dan asam

68

ferulat pada menit ke- 7.16. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kucai
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 42. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 43. Gambar
43 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun kucai dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kucai,
standar campuran, dan ekstrak daun kucai dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 24.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.077 mg, asam kafeat yaitu 0.36 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kucai
yaitu 0.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 0.99 mg, asam kafeat yaitu 4.6308 mg, dan asam ferulat yaitu 1.32
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 6.94 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.21 mg, asam kafeat yaitu 0.08 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.06 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai
yaitu 0.35 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 2.68 mg, asam kafeat yaitu 1.08 mg, dan asam ferulat yaitu 0.75 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 4.50 mg.
Daun kucai memiliki kandungan asam klorogenat paling rendah
dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 0.077 mg/100 gram

69

Gambar 42. Kromatogram ekstrak daun kucai dengan analisis HPLC

Gambar 43. Ko-kromatogram ekstrak daun kucai dengan standar campuran

Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai


Komponen
Asam Fenolat

Area pada
ekstrak daun
kucai (mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

191
173
104

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun kucai dengan
standar campuran
(mAU)
16437
28579
29984

70

sampel kering. Dengan demikian daun kucai kurang baik jika dikonsumsi
sebagai sumber asam klorogenat.

14. Daun Jambu Mete


Daun jambu mete memiliki kadar air sebesar 80.82 %, mengandung
total fenol sebanyak 847.4081 mg/100 gram sampel segar dan 4418.38
mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun jambu mete, peak senyawa
asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.11 dan asam ferulat pada menit
ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun jambu mete dengan
analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 44. Untuk memastikan lebih jauh
benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis
maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 45. Gambar 45
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel daun jambu mete dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun jambu mete,
standar campuran, dan ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran
dapat dilihat pada Tabel 25.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.53 mg dan asam ferulat yaitu 2.88
mg. Total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.41 mg. Dry
basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 70.53 mg dan
asam ferulat yaitu 15.02 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
jambu mete yaitu 85.55 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan eksternal

71

Gambar 44. Kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan analisis HPLC

Gambar 45. Ko-kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran

Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Jambu Mete
Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak jambu
mete (mAU)
5594
2577

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


jambu mete dengan
standar campuran
(mAU)
19429
39253
32366

72

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.91 mg asam ferulat yaitu 2.79 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.70 mg.
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 72.55 mg
dan asam ferulat yaitu 14.54 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun jambu mete yaitu 87.08 mg.
Daun jambu mete memiliki kandungan total fenol tertinggi diantara
sampel yang lainnya yaitu 4418.38 mg/100 gram sampel kering. Sandrasari
(2009) dalam penelitiannya mengenai kaitan antioksidan dengan total fenol
pada ekstrak sayuran indigenous Indonesia menyatakan bahwa semakin
tinggi total fenol pada ekstrak sayuran maka semakin tinggi kapasitas
antioksidannya, semakin tinggi pula kemampuan sebagai radikal scavenger,
kemampuan mereduksi, dan kemampuannya dalam menghambat oksidasi
lipid lanjut. Total fenol yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa pada
sampel daun jambu mete masih banyak terdapat senyawa antioksidan yang
lain selain asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat).
Berdasarkan penelitian Rahmat (2009) menyatakan bahwa jambu mete
memiliki kandungan senyawa quercetin paling tinggi dibandingkan dengan
sampel lainnya yaitu 573.07 mg/100 gram sampel kering.

15. Buah Takokak


Buah Takokak memiliki kadar air sebesar 79.89 %, mengandung total
fenol sebanyak 158.92 mg/100 gram sampel segar dan 790.12 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel buah takokak, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel buah
takokak dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 46. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 47.

73

Gambar 46. Kromatogram ekstrak buah takokak dengan analisis HPLC

Gambar 47. Ko-kromatogram ekstrak buah takokak dengan standar campuran

Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak buah
takokak
(mAU)
11765
1358
171

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


buah takokak
dengan standar
campuran (mAU)
23292
29844
30125

74

Gambar 47 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram


mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel buah takokak dapat ditentukan dari peak yang terbentuk,
urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi
pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak buah
takokak, standar campuran, dan ekstrak buah takokak dengan standar
campuran dapat dilihat pada Tabel 26.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel buah takokak berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 33.14 mg, asam kafeat yaitu 2.56 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.32 mg. Total asam fenolat untuk sampel buah takokak
yaitu 36.02 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 164.76 mg, asam kafeat yaitu 12.74 mg, dan asam ferulat yaitu 1.60
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 179.11
mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bauh takokak berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 33.70 mg, asam kafeat yaitu 1.852 mg,
asam ferulat yaitu 0.21 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah
takokak yaitu 35.76 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 167.57 mg, asam kafeat yaitu 9.21 mg, dan asam ferulat
yaitu 1.03 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu
177.80 mg.
Buah takokak memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi kedua
setelah kedondong cina. Kandungan total asam fenolatnya sebesar 179.11
mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian buah takokak dapat menjadi
salah satu alternatif sebagai sumber asam fenolat untuk kebutuhan tubuh
manusia. Adanya asam fenolat yang tinggi dapat berfungsi sebagai
antioksidan dalam tubuh.

75

16. Antanan
Antanan memiliki kadar air sebesar 81.72 %, mengandung total fenol
sebanyak 200.52 mg/100 gram sampel segar dan 1097.23 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel antanan, peak senyawa asam klorogenat muncul
pada menit ke- 2.11, asam kafeat pada menit ke- 2.96, dan asam ferulat pada
menit ke-7.15. Hasil kromatogram ekstrak sampel antanan dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 48. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 49. Gambar 49
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel antanan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak antanan, standar
campuran, dan ekstrak antanan dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 27.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 9.22 mg, asam kafeat yaitu 1.19 mg, dan asam
ferulat yaitu 1.80 mg. Total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 12.22
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 50.47
mg, asam kafeat yaitu 6.50 mg, dan asam ferulat yaitu 9.88 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 66.85 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 9.58 mg, asam kafeat yaitu 0.57 mg, asam
ferulat yaitu 1.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan

76

Gambar 48. Kromatogram ekstrak antanan dengan analisis HPLC

Gambar 49. Ko-kromatogram ekstrak antanan dengan standar campuran

Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan


Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
antanan
(mAU)
4141
503
1556

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


antanan dengan
standar campuran
(mAU)
18817
29693
32177

77

yaitu 11.86 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 52.42 mg, asam kafeat yaitu 3.10 mg, dan asam ferulat yaitu 9.36 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 64.88 mg.

17. Krokot
Krokot memiliki kadar air sebesar 88.07 %, mengandung total fenol
sebanyak 82.66 mg/100 gram sampel segar dan 692.69 mg/100 gram sampel
kering. Pada sampel krokot, peak senyawa asam klorogenat muncul pada
menit ke- 2.05, asam kafeat pada menit ke- 3.04, dan asam ferulat pada
menit ke- 7.09. Hasil kromatogram ekstrak sampel krokot dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 50. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 51. Gambar 51
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel krokot dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya
peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak krokot, standar
campuran, dan ekstrak krokot dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 28.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 5.78 mg, asam kafeat yaitu 0.54 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.22 mg. Total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 6.55
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 48.48
mg, asam kafeat yaitu 4.56 mg, dan asam ferulat yaitu 1.84 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 54.88 mg.

78

Gambar 50. Kromatogram ekstrak krokot dengan analisis HPLC

Gambar 51. Ko-kromatogram ekstrak krokot dengan standar campuran

Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
krokot
(mAU)
4032
206
200

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada
ekstrak krokot
dengan standar
campuran (mAU)
18384
29113
29051

79

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam


ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 6.01 mg, asam kafeat yaitu 0.15 mg, asam
ferulat yaitu 0.16 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu
6.32 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
50.37 mg, asam kafeat yaitu 1.26 mg, dan asam ferulat yaitu 1.31 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 52.94 mg.

18. Antanan Beurit


Antanan beurit memiliki kadar air sebesar 84.30 %, mengandung total
fenol sebanyak 144.81 mg/100 gram sampel segar dan 922.37 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel antanan beuritt, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.16 dan asam kafeat pada menit ke- 3.06. Hasil
kromatogram ekstrak sampel antanan beurit dengan analisis HPLC dapat
dilihat pada Gambar 52. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya
waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi
sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan
istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar
53. Gambar 53 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada kokromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya
penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang
diidentifikasi dalam sampel antanan beurit dapat ditentukan dari peak yang
terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area
yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak
antanan beurit, standar campuran, dan ekstrak antanan beurit dengan standar
campuran dapat dilihat pada Tabel 29.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 24.27 mg dan asam kafeat yaitu 1.35 mg.
Total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.62 mg. Dry basis

80

Gambar 52. Kromatogram ekstrak antanan beurit dengan analisis HPLC

Gambar 53. Ko-kromatogram ekstrak antanan beurit dengan standar campuran

Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit


Komponen Asam
Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
antanan beurit
(mAU)
11980
866

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


antanan beurit dengan
standar campuran
(mAU)
22485
29124
29769

81

(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 154.58 mg dan asam
kafeat yaitu 8.62 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan
beurit yaitu 163.20 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 24.68 mg dan asam kafeat yaitu 0.82
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.51
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 157.23
mg dan asam kafeat yaitu 5.25 mg, sehingga total asam fenolat untuk
sampel antanan beurit yaitu 162.48 mg.
Antanan beurit memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi ketiga
setelah kedondong cina dan buah takokak. Besarnya kandungan total asam
fenolat yang dikandungnya yaitu 163.20 mg/100 gram sampel kering.
Antanan beurit dapat menjadi salah satu sumber asam fenolat yang baik
untuk kesehatan manusia.

19. Daun Ginseng


Daun ginseng memiliki kadar air sebesar 91.83 %, mengandung total
fenol sebanyak 64.64 mg/100 gram sampel segar dan 790.76 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun ginseng, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.09, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun
ginseng dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 54. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 55. Gambar 55 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun ginseng dapat ditentukan

82

Gambar 54. Kromatogram ekstrak daun ginseng dengan analisis HPLC

Gambar 55. Ko-kromatogram ekstrak daun ginseng dengan standar campuran

Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng


Area pada
Komponen Asam ekstrak daun
Fenolat
ginseng
(mAU)
Asam klorogenat
493
Asam kafeat
258
Asam ferulat
83

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun ginseng
dengan standar
campuran (mAU)
18076
29940
32879

83

dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan
perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun ginseng, standar campuran, dan ekstrak daun
ginseng dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 30.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.38 mg, asam kafeat yaitu 0.40 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.09 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu
0.87 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
4.67 mg, asam kafeat yaitu 4.96 mg, dan asam ferulat yaitu 1.05 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 10.68 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.52 mg, asam kafeat yaitu 0.13 mg,
asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
ginseng yaitu 0.68 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 6.31 mg, asam kafeat yaitu 1.57 mg, dan asam ferulat yaitu
0.50 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 8.38
mg.

20. Bunga Kecombrang


Bunga kecombrang memiliki kadar air sebesar 89.77 %, mengandung
total fenol sebanyak 256.99 mg/100 gram sampel segar dan 2511.45 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel bunga kecombrang, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 2.81,
dan asam ferulat pada menit ke- 6.98. Hasil kromatogram ekstrak sampel
bunga kecombrang dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 56.
Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa
asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

84

Gambar 56. Kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan analisis HPLC

Gambar 57. Ko-kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan standar


campuran
Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Kecombrang

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak bunga
kecombrang
(mAU)
10387
985
113

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


bunga kecombrang
dengan standar
campuran (mAU)
20829
29700
30713

85

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat


pada Gambar 57. Gambar 57 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.
Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga
kecombrang dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya
peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga kecombrang,
standar campuran, dan ekstrak bunga kecombrang dengan standar campuran
dapat dilihat pada Tabel 31.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.06 mg, asam kafeat yaitu 0.96 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.13 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga
kecombrang yaitu 15.15 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 137.42 mg, asam kafeat yaitu 9.37 mg, dan asam ferulat
yaitu 1.24 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang
yaitu 148.04 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.32 mg, asam kafeat yaitu 0.62 mg,
asam ferulat yaitu 0.07 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga
kecombrang yaitu 15.01 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 139.92 mg, asam kafeat yaitu 6.08 mg, dan asam ferulat
yaitu 0.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang
yaitu 146.71 mg. Bunga kecombrang memiliki kandungan total fenol
tertinggi ketiga setelah daun jambu mete dan daun beluntas. Kandungan
total fenolnya yaitu 2511.45 mg/100 gram sampel kering.

86

21. Daun Beluntas


Daun beluntas memiliki kadar air sebesar 80.81 %, mengandung total
fenol sebanyak 742.54 mg/100 gram sampel segar dan 3868.59 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun beluntas, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.15 dan asam kafeat pada menit ke3.14. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun beluntas dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 58. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 59. Gambar 59
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel daun beluntas dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun beluntas,
standar campuran, dan ekstrak daun beluntas dengan standar campuran
dapat dilihat pada Tabel 32.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 19.99 mg dan asam kafeat yaitu 8.65 mg.
Total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.65 mg. Dry basis
(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 104.17 mg dan asam
kafeat yaitu 45.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
beluntas yaitu 149.26 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 20.44 mg dan asam kafeat yaitu 8.04
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.48 mg.

87

Gambar 58. Kromatogram ekstrak daun beluntas dengan analisis HPLC

Gambar 59. Ko-kromatogram ekstrak daun beluntas dengan standar campuran

Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas


Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak daun
beluntas
(mAU)
8130
6709

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


daun beluntas
dengan standar
campuran (mAU)
21663
33126
34114

88

Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 106.51 mg
dan asam kafeat yaitu 41.88 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun beluntas yaitu 148.39 mg.
Daun beluntas memiliki kandungan asam kafeat tertinggi diantara
sampel sayuran lain yaitu 45.09 mg/100 gram sampel kering. Dengan
demikian daun beluntas dapat menjadi sumber asam kafeat yang baik.
Tingginya senyawa asam kafeat didalam suatu bahan pangan akan
memberikan dampak yang baik terhadap kesehatan manusia. Contohnya
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jian et al. (1999), asam kafeat
memiliki efek toksik pada sel tumor U937 dan JAR ketika dosis obatnya
lebih dari 50 g/mL.

22. Bunga Turi


Bunga turi memiliki kadar air sebesar 90.23 %, mengandung total
fenol sebanyak 38.43 mg/100 gram sampel segar dan 393.19 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel bunga turi, peak senyawa asam ferulat pada
menit ke- 6.96. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga turi dengan
analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 60. Untuk memastikan lebih jauh
benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis
maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 61. Gambar 61
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel bunga turi dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga turi,
standar campuran, dan ekstrak bunga turi dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 33.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan kurva standar

89

Gambar 60. Kromatogram ekstrak bunga turi dengan analisis HPLC

Gambar 61. Ko-kromatogram ekstrak bunga turi dengan standar campuran

Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi

Komponen
Asam Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
bunga turi
(mAU)

66

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


bunga turi dengan
standar campuran
(mAU)
18170
30222
33039

90

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga
turi yaitu 0.10 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam ferulat
yaitu 1.00 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu
1.00 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
bunga turi yaitu 0.04 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
ferulat yaitu 0.41 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi
yaitu 0.41 mg.
Bunga turi memiliki kandungan total asam fenolat terendah
dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 1.00 mg/100 gram
sampel kering. Bunga turi kurang baik sebagai sumber asam fenolat karena
konsentrasinya yang rendah.

23. Terubuk
Terubuk memiliki kadar air sebesar 88.39 %, mengandung total fenol
sebanyak 87.65 mg/100 gram sampel segar dan 754.68 mg/100 gram sampel
kering. Pada sampel terubuk, peak senyawa asam klorogenat muncul pada
menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada
menit ke- 7.20. Hasil kromatogram ekstrak sampel terubuk dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 62. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 63. Gambar 63
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel terubuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan muncul-

91

Gambar 62. Kromatogram ekstrak terubuk dengan analisis HPLC

Gambar 63. Ko-kromatogram ekstrak terubuk dengan standar campuran


Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk

Komponen
Asam Fenolat

Area pada
ekstrak
terubuk
(mAU)

Area pada
standar
campuran
(mAU)

Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

2805
904
129

26285
55941
55252

Area pada
ekstrak terubuk
dengan standar
campuran
(mAU)
20512
31193
34051

92

nya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak terubuk, standar
campuran, dan ekstrak terubuk dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 34.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.17 mg, asam kafeat yaitu 1.05 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 5.37
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 35.89
mg, asam kafeat yaitu 9.02 mg, dan asam ferulat yaitu 1.34 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 46.26 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.38 mg, asam kafeat yaitu 0.65 mg, asam
ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk
yaitu 5.13 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 37.76 mg, asam kafeat yaitu 5.61 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 44.16 mg.

24. Daun Kedondong Cina


Daun kedondong cina memiliki kadar air sebesar 85.43%,
mengandung total fenol sebanyak 189.08 mg/100 gram sampel segar dan
1297.72 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kedondong cina,
peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.01 dan asam ferulat
pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kedondong
cina dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 64. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar 65.

93

Gambar 65 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram


mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun kedondong cina dapat ditentukan dari peak yang
terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area
yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak
daun kedondong cina, standar campuran, dan ekstrak daun kedondong cina
dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 35.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.02 mg dan asam ferulat yaitu 5.02
mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 52.03 mg.
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 322.68 mg
dan asam ferulat yaitu 34.44 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun kedondong cina yaitu 357.12 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan
eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per
100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.58 mg dan asam ferulat
yaitu 4.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kedondong
cina yaitu 52.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 326.53 mg dan asam ferulat yaitu 33.97 mg, sehingga total
asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 360.50 mg.
Daun kedondong cina memiliki jumlah kandungan asam klorogenat
dan asam ferulat terbesar dibandingkan sampel yang lain yaitu 322.68
mg/100 gram sampel kering dan 34.44 mg/100 gram sampel kering. Dengan
demikian daun kedondong cina sangat baik sebagai sumber klorogenat dan
asam ferulat. Senyawa asam klorogenat maupun asam ferulat sangat baik
bagi kesehatan manusia karena kemampuannya sebagai antioksidan.
Penelitian yang dilakukan oleh Laranjinha (1994) menyatakan bahwa asam
klorogenat dan asam kafeat menghambat oksidasi LDL secara invitro dan

94

Gambar 64. Kromatogram ekstrak kedondong cina dengan analisis HPLC

Gambar 65. Ko-kromatogram ekstrak kedondong cina dengan standar campuran

Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina


Komponen Asam
Fenolat
Asam klorogenat
Asam kafeat
Asam ferulat

Area pada
ekstrak
kedondong
cina (mAU)
23715
5108

Area pada
standar
campuran
(mAU)
26285
55941
55252

Area pada ekstrak


kedondong cina
dengan standar
campuran (mAU)
19342
29719
33724

95

melindungi

dari

penyakit

cardiovascular.

Olthof

(2001)

dalam

penelitiannya yang berkaitan dengan absorbsi senyawa asam klorogenat dan


asam kafeat dalam tubuh manusia menyatakan bahwa absorbsi senyawa
asam klorogenat dalam tubuh manusia sebesar 33% dan absorbsi senyawa
asam kafeat dalam tubuh manusia sebesar 95%.
Kedondong cina memiliki kandungan total asam fenolat (asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) tertinggi dibandingkan sampel
lainnya yaitu 357.13 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian
kedondong cina dapat berfungsi sebagai sumber asam fenolat untuk
kesehatan manusia.
D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG
TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS

BELUM

Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air pada sampel sayuran sangat
tinggi yaitu berkisar antara 75-92%. Kadar air tertinggi ditemukan pada sampel
daun kucai yaitu 92.30% sedangkan kadar air terendah ditemukan pada sampel
daun kelor yaitu 75.27%. Data kadar air kedua puluh empat sayuran indigenous
Indonesia dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 8.
Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa
fenolik yang terdapat didalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili
senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen
flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan total
fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete dengan
total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59 mg), dan
bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah ditemukan
pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg). Selengkapnya data total fenol
dapat dilihat pada Lampiran 11.
Sampel yang memiliki kandungan asam fenolat tertinggi yaitu
kedondong cina dengan kandungan asam fenolat sebesar (357.12 mg) diikuti
oleh buah takokak (179.11 mg), dan antanan beurit (163.20 mg). Sampel
terendah yaitu bunga turi dengan kandungan asam fenolat sebesar (0.98 mg).
Senyawa asam klorogenat tertinggi terdapat pada sampel kedondong cina
(322.68 mg) diikuti oleh buah takokak (164.76 mg) dan antanan beurit (154.58
96

mg). Kandungan senyawa asam klorogenat terendah yaitu pada sampel daun
kucai (1.00 mg). Kandungan senyawa asam kafeat tertinggi terdapat pada daun
beluntas (45.09 mg) diikuti oleh daun kenikir (18.48 mg) dan daun kemangi
(16.13 mg). Kandungan senyawa asam kafeat terendah terdapat pada sampel
daun labu (4.12 mg). Kandungan senyawa asam ferulat tertinggi terdapat pada
sampel kedondong cina (34.44 mg) diikuti oleh daun kelor (17.85 mg) dan
daun kenikir (15.94 mg). Kandungan senyawa asam ferulat terendah terdapat
pada daun labu (0.93 mg).
Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Segar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Sayuran Indigenous Indonesia*


Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Daun Katuk
Daun Kemangi
Daun Pakis
Daun Pohpohan
Bunga Pepaya
Mangkokan Putih
Daun Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
Antanan
Krokot
Antanan Beurit
Daun Ginseng
Bunga kecombrang
Daun Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong cina

mg Asam Fenolat per


100 gram edible portion
3.06
2.25
6.47
7.66
5.61
2.51
3.05
18.74
2.55
16.62
11.31
14.00
0.53
16.41
36.02
12.22
6.55
25.62
0.87
15.15
28.65
0.10
5.37
52.03

*semua sayuran indigenous di atas dikonsumsi dalam bentuk lalapan

Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang tersedikit


yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong cina, asam
97

kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam ferulat sebesar
(34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut dihitung
berdasarkan 100 gram berat kering. Tabel 36 menunjukkan kandungan asam
fenolat pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia (mg asam
fenolat per 100 gram edible portion). Perhitungan asam fenolat secara lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 17.
Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti
Sampel

Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)


Asam Klorogenat

Asam Kafeat

Asam Ferulat

Bagian Daun
Mengkudu

15.85 + 0.31

5.22 + 0.29

Mangkokan

4.84 + 0.12

6.51 + 0.054

1.37 + 0.02

Labu Siam

43.53 + 0.89

4.12 + 0.019

0.94 + 0.02

Lembayung

27.27 + 0.78

12.95 + 0.27

8.80 + 0.56

Katuk

15.49 + 1.46

5.18+ 0.089

5.05+ 0.20

Kemangi

2.58 + 0.07

16.13 + 0.46

1.28 + 0.04

Pakis

24.06 + 1.46

4.35 + 0.05

Pohpohan

141.84 + 3.20

8.97 + 0.07

1.37 + 0.03

Mangkokan Putih

79.90 + 2.31

9.56+ 0.19

4.51 + 0.23

Kenikir

23.02 + 0.93

18.48 + 0.69

15.93 + 1.40

Kelor

26.91 + 0.66

11.85 + 0.33

17.85+ 0.63

Kucai

0.99 + 0.091

4.63 + 0.08

1.32 + 0.05

Jambu Mete

70.53 + 2.00

15.02 + 0.65

Ginseng

4.67 + 0.14

4.96 + 0.04

1.05 + 0.04

Beluntas

104.17 + 1.24

45.09 + 2.39

Kedondong Cina

322.68 + 5.54

34.44 + 1.12

6.93 + 0.00

9.31 + 0.03

6.75 + 0.18

137.42 + 10.83

9.37 + 0.31

1.24 + 0.02

0.99 + 0.02

Bagian Bunga
Pepaya
Kecombrang
Turi
Seluruh Bagian
Antanan

50.47 + 1.83

6.50 + 0.10

9.88 + 0.48

Antanan Beurit

154.58 + 3.27

8.62 + 0.19

Terubuk

35.89 + 1.15

9.02 + 0.17

1.34 + 0.02

48.48 + 0.58

4.56 + 0.04

1.84 + 0.10

164.76 + 8.12

12.74 + 0.41

1.60 + 0.07

Daun dan Batang


Krokot
Bagian Buah
Takokak
Ket:
-: Tidak terdeteksi

98

Tabel 36 menunjukkan jumlah asam fenolat yang akan masuk ke dalam


tubuh manusia jika dikonsumsi per 100 gram sampel segar serta dikonsumsi
dalam bentuk lalapan. Jika sayuran tersebut diolah terlebih dahulu, misal
direbus, ditumis, maupun diolah dengan cara dicampur dengan bahan-bahan
pangan yang lain maka nilai kandungan asam fenolat yang masuk ke tubuh
akan lebih kecil dari angka-angka tersebut. Hal ini terjadi karena asam fenolat
merupakan senyawa yang tidak tahan panas. Senyawa asam fenolat akan rusak
jika terkena panas, oleh karena itu kandungan asam fenolat akan berkurang jika
sayuran tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Tabel 37 menunjukkan data asam fenolat berdasarkan pengelompokan
bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian ini yaitu daun, bunga, buah,
daun dan batang, dan seluruh bagian. Pada tabel 37 dapat terlihat bahwa
senyawa asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat pada bagian daun
lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian bunga, batang, seluruh bagian,
maupun buah. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh jenis sayuran yang
dianalisis.
(Mattila dan Hellstrm, 2007) dalam penelitiannya didapatkan kisaran
senyawa asam fenolat yaitu asam klorogenat 0.123 mg per 100 gram sampel
segar, asam kafeat 0.0649 mg/100 gram sampel segar, dan asam ferulat 0.05
39 mg/100 gram sampel segar. Pada penelitian ini pun mendapatkan nilai
diantara kisaran tersebut yaitu asam klorogenat 0.0847.02 mg/100 gram
sampel segar, asam kafeat 0.36 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan
asam ferulat 0.09 5.02 mg per 100 gram sampel segar.
Pada penelitian ini asam fenolat yang digunakan hanya tiga jenis yaitu
asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Dari hasil penelitian terlihat
bahwa di sampel masih banyak terdapat senyawa asam fenolat selain ketiga
jenis senyawa di atas. Tabel 38 menunjukkan rekapitulasi kadar air, total fenol,
dan total asam fenolat. Tabel 39 menunjukkan senyawa asam fenolat yang
terdeteksi. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai senyawa asam fenolat
apa saja yang masih terkandung di dalam sayuran indigenous maka dapat
dilakukan kajian lebih jauh melalui kemungkinan waktu retensinya. Tabel 40
menunjukkan rekapitulasi komponen-komponen yang mungkin terdapat di

99

dalam sayuran indigenous dan persentase area komponen yang belum


teridentifikasi terhadap area seluruh komponen yang terdeteksi pada sayuran
indigenous Indonesia. Pada Tabel 40 terlihat bahwa antanan memiliki area
unknown tertinggi yaitu sebesar 89%, diikuti oleh daun beluntas sebesar 81%.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak senyawa asam fenolat yang
mungkin terdapat pada sampel karena pada penelitian ini hanya tiga jenis asam
fenolat saja yang dianalisis berdasarkan ketersediaannya yang cukup banyak
dalam tanaman yaitu klorogenat, kafeat, dan asam ferulat.
Jika dilihat pada tabel 40, senyawa pada waktu retensi menit ke- 3.3 dan
menit ke 4.4 terdapat pada semua sampel sayuran indigenous Indonesia. Area
yang tertinggi terdapat pada sampel daun jambu mete yaitu sebesar 22220
(mAU) untuk menit ke 3.3 dan 11450 (mAU) untuk menit ke 4.4. Berdasarkan
penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul pada menit
ke-3.3 adalah senyawa vanilin sedangkan pada menit ke-4.4 adalah senyawa pkoumarat. Hal ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan
waktu retensinya. Selain itu masih terdapat senyawa asam fenolat yang hampir
muncul pada semua sampel yaitu pada menit ke 2.7 dan menit ke-9.3.
Berdasarkan penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul
pada menit ke 2.7 adalah senyawa asam vanillat, sedangkan pada menit ke 9.3
diduga senyawa asam sinapat berdasarkan penelitian Ciska et al. (2006). Hal
ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan waktu retensinya.
Keempat senyawa asam fenolat yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan
asam sinapat memiliki kontribusi besar dalam persentase area unknown pada
beberapa sampel sehingga persentase area unknownnya besar. Jika keempat
asam fenolat tersebut diteliti dalam penelitian ini maka kontribusi keempat
senyawa tersebut dalam persentase area unknown akan lebih kecil akibatnya
persentase area yang terdeteksi pada sampel sayuran indigenous akan semakin
besar. Menurut Vermerris dan Nicholson (2006) senyawa p-koumarat dan asam
sinapat adalah senyawa yang banyak terdapat di tanaman. Keempat senyawa
tersebut yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan asam sinapat
mempunyai aktivitas antioksidan, sehingga dapat membantu tubuh untuk
menangkal radikal bebas dan penyakit degeneratif lainnya.

100

Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous

Sampel

Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)

KA (% wet
Basis)

Total Fenol
Total Asam Fenolat*

Mengkudu

defg

Mangkokan

bcde

82.28

Daun Labu Siam

efgh

86.68

cd

Daun Lembayung

cdef

Daun Katuk

85.46

84.36

ab

78.19

Daun Kemangi

fghi

Daun Pakis

ghij

Daun Pohpohan

fghij

87.68

Bunga Pepaya

fghij

88.91

Mangkokan Putih

bcde

Daun Kenikir

87.42

89.27

82.31

bc

80.30

cd

gh

499.99 + 2.64

de

227.74 + 0.51

bcd

21.07 + 0.6

12.72 + 0.19

de

25.73 + 1.30

bc

27.27 + 0.78

690.72 + 5.56

cde

573.52 + 11.69

cd

152.18 + 3.19

de

986.69 + 13.31

28.41 + 1.51

15.49 + 1.46

2.58 + 0.07

0.94 + 0.02

12.95 + 0.27

ab

8.80 + 0.56

5.18+ 0.089

16.13 + 0.46

5.05+ 0.20

1.28 + 0.04

141.84 + 3.20

8.97 + 0.07

1.37 + 0.03

6.93 + 0.00

9.31 + 0.03

6.75 + 0.18

79.90 + 2.31

22.99 + 0.18

ab

1016.83 + 11.30

93.96 + 2.64

57.43 + 2.22

4.35 + 0.05

gh

4.12 + 0.019

601.90 + 1.85

1736.69 + 1.88

1.37 + 0.02

5.22 + 0.29

24.06 + 1.46

49.02 + 1.53

19.98 + 0.50

6.51 + 0.054

43.53 + 0.89

fg

fg

719.83 + 14.07

Asam ferulat

4.84 + 0.12

fg

48.58 + 0.90

Asam kafeat

15.85 + 0.31

fg

632.66 + 2.13

jk

498.94 + 5.35

ef

ij

Asam klorogenat

cd

23.02 + 0.93

9.56+ 0.19

18.48 + 0.69

4.51 + 0.23

15.93 + 1.40

101

Lanjutan Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous
Daun Kelor

75.27

bc

Daun Kucai

92.30

Daun Jambu Mete

bcd

Buah Takokak

abc

Antanan

bcd

Krokot

fghij

Antanan Beurit
Daun Ginseng
Bunga
kecombrang

80.82

ab

4418.38 + 78.45

6.94 + 0.17

85.55 + 1.66

790.12 + 4.67

179.11 + 8.46

26.91 + 0.66

0.99 + 0.091

11.85 + 0.33

4.63 + 0.08

70.53 + 2.00

6.50 + 0.10

fg

692.69 + 9.42

fg

48.48 + 0.58

4.56 + 0.04

cdef

84.30

922.37 + 7.23

154.58 + 3.27

8.62 + 0.19

ij

91.83

ghij

Daun Beluntas

bcd

Bunga Turi

hij

89.77

80.81

90.23

Terubuk

fghij

Kedondong cina

defg

2511.45 + 9.55

3868.59 + 129.09
b

bc

790.76 + 6.13
j

149.26 + 3.46
a

393.19 + 15.61

88.39

gh

85.43

754.68 + 29.56

1297.72 + 2.16

4.67 + 0.14

ab

137.42 + 10.83

10.68 + 0.17

148.04 + 11.15

104.17 + 1.24

0.99 + 0.02

ef

357.12 + 6.65

35.89 + 1.15

322.68 + 5.54

9.88 + 0.48

1.84 + 0.10

4.96 + 0.04

1.05 + 0.04

9.37 + 0.31

1.24 + 0.02

45.09 + 2.39

1.60 + 0.07

46.26 + 1.27

15.02 + 0.65

88.07

163.20 + 3.94

50.47 + 1.83

54.88 + 0.51

1.32 + 0.05

66.85 + 2.37

17.85+ 0.63

12.74 + 0.41

164.76 + 8.12

1097.23 + 11.21

81.72

56.61 + 1.60

272.86 + 1.72

79.89

432.75 + 11.61

0.99 + 0.02

9.02 + 0.17

1.34 + 0.02

34.44 + 1.12

A : Total Fenol dihitung berdasarkan mg asam gallat / 100 gram sampel kering
- : Tidak terdeteksi
* : Total asam fenolat = asam klorogenat + asam kafeat + asam ferulat

102

Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi pada Sampel Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC
Waktu Retensi (menit)
No

Sampel
CH

1 Mengkudu
2 Mangkokan
3 Daun Labu Siam
4 Daun Lembayung
5 Daun Katuk
6 Daun Kemangi
7 Daun Pakis
8 Daun Pohpohan
9 Bunga Pepaya
10 Mangkokan Putih
11 Daun Kenikir
12 Daun Kelor
13 Daun Kucai
14 Daun Jambu Mete
15 Buah Takokak
16 Antanan
17 Krokot
18 Antanan Beurit
19 Daun Ginseng
20 Bunga kecombrang
21 Daun Beluntas

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

CF

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

22 Bunga Turi
23 Terubuk
24 Kedondong cina

+
+

FR

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

2.3

2.5

+
+
+

3.3

4.4

5.5

6.6

7.4

9.3

11.2

13.1

15.0

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+

+
+
+

+
+

+
+
+
+
+
+

+
+

+
+

+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+

2.7

+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+

+
+
+
+
+
+

+
+

+
+
+
+
+

+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+

+
+

+
+
+

+
+
+
+
+
+
+

21.3

27.5

+
+
+
+

+
+
+
+
+
+

+
+

+
+
+

+
+

+
+

+
+

+
+

= Tidak Terdeteksi
103

Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu

No

2.3

2.5

2.7

3.3

4.4

5.5

6.6

7.4

9.3

11.2

13.1

15.0

744

695

715

658

483

120

735

276

825

194

282

481

251

74

75

121

268

99

977

133

590

152

2975

4212

2431

730

1576

590

416

143

279

532

148

393

315

42

139

41

910

620

1147

354

821

567

705

442

1868

422

852

989

49

1 Mengkudu
2 Mangkokan

191

3 Daun Labu Siam

830

4 Daun Lembayung

8166

5 Daun Katuk
6 Daun Kemangi

134

7 Daun Pakis
8 Daun Pohpohan
9 Bunga Pepaya

707

10 Mangkokan Putih
11 Daun Kenikir

432
730

659

612

749

397

1939

25

3945

33

21478

54

11075

37

2209

30

676

12

17599

22723

80

18302

23631

48

97
129

2488

485

464

151

5238

65

1590

473

126

163

291

385
106

389

1529

160

531

388

250

88

142

12922

50

1120

3674

1095

3258

9876

10148

90

1026

35440

56

1051

279

200

815

123

8753

39

1658

31

113590

58

10307

27

73654

89

4633

25

11314

36

1022

1471

13 Daun Kucai

111

146

370

517

66

34

14642

40030

22220

11450

8752

3113

15 Buah Takokak

557

2959

1354

372

1330

1484

16 Antanan

778

588

1847

1026

5323

19437

17 Krokot

372

1676

1051

398

470

400

170

1915

582

1574

1714

424

183

154

311

256

234

364

382

1187

392

243

396

272

332

31

1165
340

20 Bunga kecombrang

%a

5445

6694

1483

19 Daun Ginseng

(mAU*s)

858

895

850

27.5

2646

1074

14 Daun Jambu Mete

21.3

138

12 Daun Kelor

18 Antanan Beurit

Jumlah komponen
unknown

Area komponen unknown pada waktu Retensi tertentu (mAU*s)

Sampel

21 Daun Beluntas

426

432

233

652

23133

22 Bunga Turi

288

1343

1026

1422

817

23 Terubuk

1205

1782

643

478

685

24 Kedondong cina

804

7035

1206

267

265

307
3015

2348

688

738

585

21351

1468

601

1111

1557

383

1298
116

21023

212

231

359

998

74

359

1454

106

22633

829

71

5108

948

96

96

108

241

107
5774

124

802

1043

437

799

1959

3659

13

31972

1726

84247

81

88

801

6794

38

4793

21

15724

25

= Tidak Terdeteksi
104

E. ANALISIS STATISTIK
1. Uji Tukey
Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan uji Tukeys
HSD (p< 0.05). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa setiap
perlakuan yang dikenakan pada sampel berpengaruh nyata terhadap jumlah
komponen yang terdeteksi pada sampel. Hal ini terlihat dari nilai
signifikansi sampel yang dihasilkan yaitu < dari taraf 0.05. Untuk hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 7.
2. Uji T
Uji T digunakan juga dalam pengolahan data pada penelitian ini. Uji T
digunakan terhadap dua cara perhitungan yang dilakukan. Pertama
menggunakan persamaan kurva standar campuran dan yang kedua
menggunakan standar eksternal campuran. Tujuan penggunaan uji T ini
adalah untuk mengetahui apakah dengan cara perhitungan yang berbeda
akan menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil yang
diperoleh. Uji T yang dilakukan disini adalah uji dua perlakuan bebas
menggunakan dua sisi pada taraf = 1% terhadap tujuh belas sampel. Hal ini
dilakukan karena tujuh sampel lainnya yaitu bunga turi, mangkokan, katuk,
kemangi, papaya, kucai, dan ginseng memiliki konsentrasi yang kecil
sehingga menjadi data pencilan dan harus dibuang. Setelah dilakukan
pengujian maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva
Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran
t-Test: Paired Two Sample for Means
Berat kering total asam fenolat
Kurva Standar Campuran
Mean
103.3850754
Variance
6886.754388
Observations
17
Pearson Correlation
0.999889568
Hypothesized Mean Difference
0
df
16
t Stat
2.65578224
P(T<=t) one-tail
0.00863215
t Critical one-tail
2.583487179
P(T<=t) two-tail
0.017264301
t Critical two-tail
2.920781621

Eksternal Standar Campuran


102.3767659
7046.162857
17

105

Tabel 41 menunjukkan bahwa P (T<=t) two tail > 0.01 yaitu


0.0173>0.01. Dengan demikian perhitungan dengan kurva standar campuran
dan eksternal standar campuran tidak berbeda nyata pada taraf =1%. Bila
melihat data pada Tabel 11, perhitungan persentase antara selisih hasil
perhitungan dengan kurva standar campuran dengan perhitungan eksternal
standar pada bunga turi, ginseng, kucai, mangkokan, dan kemangi memiliki
perbedaan nilai yang lebih dari 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa
perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak memberikan hasil
yang baik bila kandungan komponen yang diidentifikasi memiliki jumlah
yang sangat rendah di dalam sampel. Berdasarkan hasil pada Tabel 11,
dapat dilihat bahwa bila konsentrasi komponen lebih rendah dari 20 mg/100
gram berat kering, maka hasil yang diberikan oleh perhitungan dengan
menggunakan eksternal standar campuran menjadi tidak benar dan memiliki
tingkat kesalahan yang besar (lebih dari 10%).
Sebaiknya, bila komponen yang akan diidentikasi pada sampel
jumlahnya sangat rendah (lebih rendah dari 20 mg/100 gram berat kering),
perhitungan dilakukan dengan menggunakan kurva standar, agar hasil yang
diperoleh lebih baik. Namun bila jumlah komponen cukup tinggi,
perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak terlalu menjadi
masalah, karena bila dilihat dari Tabel 11, perbedaan hasil antara
perhitungan dengan kurva standar dan eksternal standar tidak melebihi 10%.
3. Principal Component Analysis (PCA)
Metode statistik yang dapat mengidentifikasi suatu keragaman
dinamakan principal component analysis yang dapat menjelaskan jumlah
keragaman dari yang terbesar hingga yang jumlah keragaman terkecil yang
tersembunyi. Analisis ini dapat menjelaskan 75 % - 90 % dari total
keragaman dalam data yang mempunyai 25 sampai 30 variabel hanya
dengan dua sampai tiga principal component (Meilgaard et al., 1999).
Berdasarkan data kandungan flavonoid pada sayuran indigenous
Indonesia yang telah diteliti oleh Batari (2007) dan Rahmat (2009) maka
dilakukanlah analisis PCA (Principal Component Analysis) antara total

106

fenol dengan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)
dan flavonoid (myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol).
a. Analisis Hubungan antara Total fenol, Asam klorogenat, Asam kafeat,
Asam ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin,
Apigenin,
dan
Kaempferol
Hasil olahan data analisis kesembilan senyawa dengan
menggunakan PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data
akar ciri (eigen value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari
sembilan variabel yang dapat dilihat pada Tabel 42.
Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman
dari Sembilan Variabel
Variabel

Akar Ciri Proporsi Kumulatif

Total Fenol

2.155

0.239

0.239

Myricetin

1.557

0.173

0.412

Luteolin

1.300

0.144

0.557

Quercetin

1.115

0.124

0.681

Apigenin

0.966

0.107

0.788

Kaempferol

0.873

0.097

0.885

Asam klorogenat

0.595

0.066

0.951

Asam kafeat

0.305

0.034

0.985

Asam ferulat

0.135

0.015

1.000

Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 44


diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang
dicetak tebal pada Tabel 44). Komponen pertama (PC1) dibagi dalam
dua kelompok dimana kelompok pertama memiliki hubungan yang
positif, yaitu quercetin dan kelompok kedua yang memiliki hubungan
negatif yakni luteolin. Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua
kelompok juga, dimana kelompok pertama memiliki hubungan positif,
yakni kaempferol dan kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu
asam kafeat.
Seperti diperlihatkan pada Tabel 42, komponen utama satu (PC1)
dan komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang
lebih besar dari komponen lainnya. Komponen utama pertama (PC1)

107

mampu menerangkan keragaman data sebesar 23.9 %, sedangkan


komponen utama kedua (PC2) mampu menerangkan keragaman data
sebesar 17.3 %, sehingga keseluruhan keragaman yang dapat
diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut pada grafik biplot
adalah sebesar 41.2 %.

Total Fenol

Myricetin

0.235

Luteolin

-0.118 -0.127 1

Quercetin

0.447

Apigenin

-0.133 -0.161 -0.058 0.132

Kaempferol

-0.145 -0.101 -0.084 -0.078 -0.078 1

Asam klorogenat

0.305

0.054

Asam kafeat

0.425

-0.075 0.182

Asam ferulat

0.191

-0.086 -0.052 0.634

Asam kafeat

Asam ferulat

klorogenat

Asam

Kaempferol

Apigenin

Quercetin

Luteolin

Variabel

Myricetin

Total Fenol

Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel

0.182

-0.075 1

-0.157 0.065

-0.171 -0.067 1

-0.031 0.090
0.063

-0.210 0.036 1
0.125

0.459 -0.174 1

Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing


Variabel dengan Komponen Utama
Variabel

PC 1 (23.9%) PC 2 (17.3%)

Total Fenol

0.489

-0.383

Myricetin

0.188

-0.136

Luteolin

-0.161

-0.236

Quercetin

0.525

0.098

Apigenin

-0.035

0.034

Kaempferol

-0.083

0.461

Asam klorogenat

0.400

0.060

Asam kafeat

0.078

-0.640

Asam ferulat

0.499

0.379

108

Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 66 membagi sayuran ke


dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya.
Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan
sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama
digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et
al., 2003). Kelompok pertama terdiri dari daun katuk, bunga turi,
mangkokan, daun kucai, daun pakis, krokot, mengkudu, bunga pepaya,
mangkokan putih, dan daun ginseng. Kelompok kedua terdiri dari
antanan, daun kelor, kedondong cina, dan daun lembayung. Kelompok
ketiga terdiri dari antanan beurit, daun kenikir, daun jambu mete, bunga
kecombrang, daun beluntas, dan buah takokak. Kelompok keempat
terdiri dari daun kemangi, terubuk, daun pohpohan, dan daun labu siam.

Ket:
1 : Antanan
2 : Antanan Beurit
3 : Buah Takokak
4 : Bunga Kecombrang
5 : Bunga Pepaya
6 : Bunga Turi

7 : Daun Beluntas
8 : Daun Ginseng
9 : Daun Jambu Mete
10 : Daun Kacang Panjang
11 : Daun Katuk
12 : Daun Kelor

13 : Daun Kemangi
14 : Daun Kenikir
15 : Daun Kucai
16 : Daun Labu
17 : Daun Pakis
18 : Daun Pohpohan

19 : Kedondong Cina
20 : Krokot
21 : Mangkokan Kecil
22 : Mangkokan Putih
23 : Mengkudu
24 : Terubuk

Gambar 66. Biplot hubungan total fenol, asam klorogenat, asam kafeat,
asam ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan
kaempferol

109

Grafik biplot sebelumnya dapat menginterpretasikan hubungan


antara dua atribut. Grafik biplot akan menggambarkan variabel sebagai
garis berarah. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan
digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau
membentuk sudut sempit (<90), sedangkan dua variabel yang memiliki
korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah
berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90) (Sartono et al., 2003).
Namun pada analisis data kali ini, keragaman data yang ditampilkan
hanya sebesar 41.2% sehingga tidak dapat mewakili keseluruhan
komponen yang dianalisis. Dengan demikian hasil analisisnya tidak
dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa yang dianalisis.
b. Analisis Hubungan Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total Asam Fenolat
Hasil olahan data analisis ketiga senyawa dengan menggunakan
PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data akar ciri (eigen
value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari tiga variabel yang
dapat dilihat pada Tabel 45 .
Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel
Variabel Akar Ciri Proporsi Kumulatif
1

1.410

0.470

0.470

0.993

0.331

0.801

0.596

0.199

1.000

Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 45


diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang
dicetak tebal pada Tabel 45). Komponen pertama (PC1) hanya terdiri
dari satu kelompok yang memiliki hubungan positif yaitu total fenol.
Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua kelompok, dimana
kelompok pertama memiliki hubungan positif, yakni total flavonoid dan
kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu total asam fenolat.
Seperti diperlihatkan pada Tabel 45, komponen utama satu (PC1) dan
komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang lebih
besar dari komponen lainnya.

110

Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total
Asam Fenolat
Variabel
Total Fenol

Total Fenol Total Flavonoid Total Asam Fenolat


1

Total Flavonoid

0.200

Total Asam Fenolat

0.354

0.008

Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing


Variabel dengan Komponen Utama
Variabel

PC 1 (47.0%) PC 2 (33.1%)

Total Fenol

0.704

-0.010

Total Flavonoid

0.354

0.871

Total Asam Fenolat

0.615

-0.491

Komponen utama pertama (PC1) mampu menerangkan keragaman data


sebesar 47.0 %, sedangkan komponen utama kedua (PC2) mampu
menerangkan keragaman data sebesar 33.1 %, sehingga keseluruhan
keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut
pada grafik biplot adalah sebesar 80.1 %.
Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 67 membagi sayuran ke
dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya.
Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan
sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama
digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et al.,
2003). Kelompok pertama terdiri dari bunga turi, mengkudu, daun labu
siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan antanan.
Kelompok kedua terdiri dari daun katuk, daun kenikir, dan daun jambu
mete. Kelompok ketiga terdiri dari mangkokan putih, antanan beurit,
daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang, daun beluntas, dan
kedondong cina. Kelompok empat terdiri dari daun kucai, mangkokan,
daun kemangi, daun ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk.

111

Ket:
1 : Antanan
2 : Antanan Beurit
3 : Buah Takokak
4 : Bunga Kecombrang
5 : Bunga Pepaya
6 : Bunga Turi

13 : Daun Kemangi
7 : Daun Beluntas
14 : Daun Kenikir
8 : Daun Ginseng
15 : Daun Kucai
9 : Daun Jambu Mete
10 : Daun Kacang Panjang 16 : Daun Labu
17 : Daun Pakis
11 : Daun Katuk
18 : Daun Pohpohan
12 : Daun Kelor

19 : Kedondong Cina
20 : Krokot
21 : Mangkokan Kecil
22 : Mangkokan Putih
23 : Mengkudu
24 : Terubuk

Gambar 67. Biplot hubungan antara total fenol, total asam fenolat,
dan total flavonoid
Sampel-sampel yang terletak pada kuadran pertama (bunga turi,
mengkudu, daun labu siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan
antanan) dan keempat (daun kucai, mangkokan, daun kemangi, daun
ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk) mengandung sedikit total
flavonoid, total fenol, dan total asam fenolat. Selanjutnya sampel-sampel
yang terletak pada kuadran kedua (daun katuk, daun kenikir, dan daun
jambu mete) mengandung total flavonoid dan total fenol yang tinggi, namun
sampel-sampel pada kuadran kedua ini mengandung sedikit total asam
fenolat. Sampel-sampel yang terletak pada kuadran ketiga (mangkokan
putih, antanan beurit, daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang,
daun beluntas, dan kedondong cina) mengandung total asam fenolat dan
total fenol yang tinggi, namun sampel-sampel pada kuadran ketiga ini
112

mengandung sedikit total asam fenolat. Grafik biplot di atas juga dapat
menginterpretasikan hubungan antara dua atribut. Grafik biplot akan
menggambarkan variabel sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki
korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang
sama atau membentuk sudut sempit (<90), sedangkan dua variabel yang
memiliki korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan
arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90) (Sartono et al.,
2003). Pada Gambar 67 sebelumnya dapat dilihat bahwa total fenol
membentuk sudut sempit (<90) baik dengan total flavonoid maupun
dengan total asam fenolat. Dengan demikian total fenol memiliki korelasi
positif terhadap total flavonoid dan total asam fenolat, sehingga semakin
tinggi total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan
tinggi juga. Begitu pula sebaliknya jika total fenol rendah maka total
flavonoid dan total asam fenolat akan rendah juga. Total flavonoid dan total
asam fenolat juga membentuk sudut sempit (<90). Hal ini menunjukkan
bahwa total flavonoid dan total asam fenolat berkorelasi positif, semakin
tinggi total flavonoid maka akan semakin tinggi pula total asam fenolatnya
dan sebaliknya jika total flavonoid rendah maka total asam fenolat pun akan
rendah.

113

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa
fenolik yang terdapat di dalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili
senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen
flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan
total fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete
dengan total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59
mg), dan bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah
ditemukan pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg).
Kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mengandung
cukup banyak asam fenolat terutama asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat. Tiga sampel yang memiliki kandungan asam fenolat terbanyak adalah
daun kedondong cina (357.13 mg), buah takokak (179.11 mg), dan antanan
beurit (163.20 mg). Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang
tersedikit yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong
cina, asam kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam
ferulat sebesar (34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut
dihitung berdasarkan 100 gram berat kering. Pada penelitian ini mendapatkan
data kisaran asam klorogenat sebesar 0.0847.02 mg per 100 gram sampel
segar, asam kafeat sebesar 0.36 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan
asam ferulat sebesar 0.09 5.02 mg per 100 gram sampel segar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal
Component Analysis) terhadap total fenol, asam klorogenat, asam kafeat, asam
ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol pada kedua
puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mampu menerangkan
keragaman data sebesar 41.2% dengan hanya menggunakan dua komponen
utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar 23.9% dan komponen utama
dua (PC2) sebesar 17.3%. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan
digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk
sudut sempit (<90), sedangkan dua variabel yang memiliki korelasi negatif

114

akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah berlawanan atau
membentuk sudut tumpul (>90) (Sartono et al., 2003). Namun pada analisis
data kali ini, keragaman data yang ditampilkan hanya sebesar 41.2% sehingga
tidak dapat mewakili keseluruhan komponen yang dianalisis. Dengan demikian
hasil analisisnya tidak dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa
yang dianalisis.
Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal
Component Analysis) yang dilakukan terhadap total fenol, total asam fenolat,
dan total flavonoid pada kedua puluh empat sayuran indigenous Indonesia
mampu menerangkan keragaman data sebesar 80.1% dengan hanya
menggunakan dua komponen utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar
47.0% dan komponen utama dua (PC2) sebesar 33.1%. Hasil uji statistik ini
juga menunjukkan bahwa total fenol memiliki korelasi positif terhadap total
flavonoid dan total asam fenolat (sudut yang dibentuk antara total fenol
terhadap total flavonoid dan total asam fenolat <90o), sehingga semakin tinggi
total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan tinggi dan
sebaliknya jika total fenol rendah maka baik total flavonoid maupun total asam
fenolat akan rendah.

B. SARAN
Pada kedua puluh empat jenis sampel sayuran indigenous Indonesia ini
ternyata masih banyak mengandung jenis-jenis asam fenolat yang lainnya.
Dengan demikian perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui komponen asam
fenolat yang lain selain yang telah diteliti saat ini. Kedua puluh empat jenis
sayuran indigenous Indonesia ini memiliki kandungan asam fenolat dan
flavonoid yang cukup tinggi sehingga sangat baik untuk dikembangkan
menjadi produk pangan baru yang siap santap dan siap saji.

115

DAFTAR PUSTAKA
Agullo, G, Gamet-Payrastre L, Manenti S, Viala C, Remesy C, Chap H, Payrastre
B. 1997. Relationship Between Flavonoid Structure and Inhibition of
Phosphatidylinositol 3-Kinase: Acomparison with Tyrosine Kinase and
Protein Kinase C Inhibition. Biochem. Pharmacol. 53 (1997) 1649-1657.
Anonim. 2007. Http ://www. republika. co. id/. [4 Januari 2009]
AOAC. 1984. Official Method of Analysis. Assosiation of Official Analytical
Chemistry, Washington D.C.
Ashida, H, Fukuda I, Yamashita T, Kanazawa K. 2000. Flavones and Flavonols at
Dietary Levels Inhibit a Transformation af Aryl Hydrocarbon Receptor
Induced By Dioxin. FEBS Lett. 476 (2000) 213-217.
Azar, M, Verette E, and Burn S. 1987. Identification of Some Phenolic
Compounds In Bilberry.
Batari, R. 2007. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa
Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Biroova L, Mikulaova M, Vaverkova . Antimutagenic Effect of Phenolic
Acids. 2005. Biomed. Pap. Med. Fac. Univ. Palacky. Olomouc. Czech.
Repub. 149(2) (2005) 489-91.
Cadenas, E and Packer, L. 2002. Handbook of Antioxidants Second Edition
Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc. New York
Ciska, E, Karama, M, Kosiska, A. 2005. Antioxidant Activity of Extracts of
White Cabbage and Sauerkraut. Pol. J. Food Nutr. Sci. 14/55 (2005) 367373.
Duthie, GG, Duthie SJ, Kyle JAM. 2000. Plant Polyphenols in Cancer and Heart
Disease: Implications as Nutritional Antioxidants. Nutr. Res. Rev. 13
(2000) 79-106.
Frey, RS, Li J, Singletary KW. 2001. Effects of Genistein on Cell Proliferation
and Cell Cycle Arrest in Nonneoplastic Human Mammary Epithelial
Cells: Involvement of Cdc2, P21(Waf/Cip1), P27(Kip1), And Cdc2C
Expression. Biochem. Pharmacol. 61 (2001) 979-989.
Haddock, EA, Gupta RK, Al-Shafi SMK, Layden K, Haslam E, Magnolato D.
1982. The Metabolism of Gallic Acid and Hexahydroxydiphenic Acid in
Plants: Biogenetic and Molecular Taxonomic Considerations. Phytochem.
21 (1982) 1049-1062.
Hakkinen, S. 2000. Flavonols and Phenolic Acids in Berries and Berry Products.
Doctoral dissertation. Fac. Med. Univ. Kuopio. Finland.
Halliwell, B., Rafter, J., and Jenner A. 2005. Health Promotion by Flavonoids,
Tocopherols, Tocotrienols, and Other Phenols: Direct Or Indirect Effects?
Antioxidant Or Not? Am. J. Clin. Nutr. 81 (2005) 268S-276S (Suppl.)
Hertog, MGL, Kromhout D, Aravanis C, Blackburn H, Buzina R, Fidanza F,
Giampaoli S, Jansen A, Menotti A, Nedeljkovic S, Pekkarinen M, Simic
116

BS, Toshima H, Feskens EJM, Hollman PCH, Katan MB. 1995. Flavonoid
Intake and Long-Term Risk of Coronary Heart Disease and Cancer In The
Seven Countries Study. Arch. Intern. Med. 155 (1995) 381-386.
Ishartani, D. 2004. Pengaruh Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko Kimia dan
Fungsional Tepung Kecambah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata)
Hasil Germinasi dengan Natrium Alginat sebagai Elisator Senyawa
Antioksidan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Ivanauskas, L, Jaktas, V, Raduien, J, Lukoius, A, Baranauskas, A. 2008.
Evaluation of Phenolic Acids and Phenylpropanoids in the Crude Drugs. J.
Med. 44 (1) (2008).
Jian, Hong Yan, AN, Cheng Cai, Feng J, Ci, YX, Li Y, Sugisawa A, Izumitani M,
Chen ZL. 1999. Effect of Caffeic Acid on The Tumor Cells U937
Evaluated by an Electrochemical Voltammetric Method. Chin. Chem. Lett.
10 (1999) 781782.
Kobuchi, H, Roy S, Sen CK, Nguyen HG, Packer L. 1999. Quercetin Inhibits
Inducible ICAM-1 Expression in Human Endothelial Cells Through The
JNK Pathway. Am. J. Physiol. 277 (1999) C403-C411.
Laranjinha, JA, Almeida, LM, Madeira, VM. 1994. Reactivity of Dietary
Phenolic Acids with Peroxyl Radicals: Antioxidant Activity Upon Low
Density Lipoprotein Peroxidation. Biochem. Pharmacol. 48 (1994) 487494
Macheix J-J, Fleuriet A, Billot J. 1990. Fruit Phenolics. Boca Raton, USA: CRC
Press.
Macheix, J-J, Fleuriet A, and Billot J. 1989. Fruit Phenolics.CRC Press, Boca
Raton, FL.
Manach, C, Scalbert A, Morand C, Remesy C, Jimenez L. 2004. Polyphenols:
Food Sources and Bioavailability. Am. J. Clin. Nutr. 79 (2004) 727-747.
Mattila, P. and Hellstrom, J. 2007. Phenolic Acids in Potatoes, Vegetables, and
Some of Their Products. J. Food Com. Anal. 20 (2007) 152160
Mattila, P. and Kumpulainen, J. 2002. Determination of Free and Total Phenolic
Acids in Plant-Derived Foods by HPLC with Diode-Array Detection. J.
Agric. Food Chem. 50 (2002) 3660-3667.
Meilgaard, M, Civille, G and Carr, BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques.
Third Ed. CRC Press, Florida.
Meyer, AS, Heinonen M, Frankel EN. 1998. Antioxidant Interactions of Catechin,
Cyanidin, Caffeic Acid, Quercetin, and Ellagic Acid on Human LDL
Oxidation. Food Chem. 61 (1998) 71-75.
Mosel, H.D. und Herrmann, K. 1974. Die Phenolischen Inhalsstoffe der
Obstes.IV. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Brombeeren und Himbeeren
und Deren Deren Veranderun gen Wahrend Wachstum und Reife der
Fruchte. Z. Lebensm.Unters. Forsch. 154 (1974) 324

117

Olthof, Margreet R, Hollman PCH, and Katan MB. 2001. Chlorogenic Acid and
Caffeic Acid are Absorbed in Humans. Journal of Nutrition. 131 (2001)
131:66-71.
Rahmat, H. 2009. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran Indigenous Jawa
Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Rimbach G, Fuchs J, and Packer L. 2005. Application of Nutrigenomics Tools to
Analyze The Role of Oxidants and Antioxidants in Gene Expression. in:
Rimbachg, Fuchs J, Packer L, Editors. Nutrigenomics. Boca Raton, Fla.:
Taylor and Francis. P 112.
Rivas, N and Luh, BS. 1968. Polyphenolic Compounds in Tomatoes Pastes. J.
Food Sci. 33 (1968) 358
Rounds, MA and SS. Nielsen. 2000. Basic Principles of Chromatography. Di
dalam : Nollet, LML. (Ed). Food Analysis by HPLC, Second Edition,
Revised and Expanded. Marcell Dekker, Inc., New York.
Rounds, MA, and JF. Gregor. 2003. High Performance Liquid Chromatography.
Di dalam : Nielsen, S. S. (Ed.). Food Analysis, Third Edition. Plenum
Publisher, New York.
Sakakibara, H, Honda Y, Nakagawa S, Ashida H, and Kanazawa K. 2003.
Simultaneous Determination of All Plyphenols in Vegetables, Fruits, and
Teas. J. Agric. Food Chem. 51 (2003) 571-581.
Sandrasari, DA. 2009. Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai
Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenous. Tesis. IPB.
Sartono, B, FM Affendi, UD, Syahfitri IM, Sumertajaya, dan Y. Anggraeni. 2003.
Analisis Variabel Ganda. Dept. Statistika. IPB. Bogor.
Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975a. On The Phenolics Acids of Vegetables.
I . Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Brassica Species
and Leaves of Other Cruciferae. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975)
139
Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975b. On The Phenolics Acids of Vegetables.
IV. Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Vegetables and
Potatoes. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975) 255
Schuster, B. and Herrmann, K. 1985. Hydroxyenzoic and Hydroxycinnamic Acid
Derivatives in Soft Fruits. Phytochem. 24 (1985) 2761.
Shahidi, F and Naczk, M. 1995. Food Phenolics. Technomic Publishing Co,
Lancaster, Basel.
Singleton, VL. 1980. Grape and Wine Phenolics, Background and Prospects.In
Proceedings of The Symposium o Grape and Wine Centennial, University
of California, Davis, CA, p.215
Stohr, A. und Herrmann, K. 1975a. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Obstes.IV.
Die Phenolischen Inhalsstoffe der Johannisbeeren, Stachelbeeren und
Kulturheidelbeeren Veranderungen der Phenolsauren und Catechine

118

Wahrend Wachstum und Reife Von Swarzen Johannisbeeren. Z. Lebensm.


Unters. Forsch., 159 (1975) 31
Stohr, A. and Herrmann, K. 1975b. The Phenols of Fruits.V.The Phenols of
Strawberries and Their Changes During Development and Ripeness of
Fruits. Z. Lebensm. Unters. Forsch., 158 (1975) 341
Strack, D. 1997. Phenolic Metabolism. in: Dey PM, Harborne JB, Eds. Plant
Biochemistry. London, UK: Academic Press, p 387416.
U.P. Singh, A. Suman, M. Sharma, JN, Singh, Amitabh Singh, S. Maurya. 2008.
HPLC Analysis of the Phenolic Profiles in Different Parts of Chilli
(Capsicum annum) and Okra (Abelmoschus esculentus L.) Moench. The
Intern. J. Altern. Med. 5 (2008) 2.
Vermerris, W and Nicholson, R. 2006. Phenolic compound Biochemistry.
Springer. USA
Wallace G, Fry SC. 1994. Phenolic Components of The Plant Cell Wall. Int Rev
Cytol 151 (1994) 229267
Williamson, G, Plumb GW, Uda Y, Price KR, Rhodes MJC. 1996. Dietary
Quercetin Glycosides: Antioxidant Activity and Induction of The
Anticarcinogenic Phase II Marker Enzyme Quinone Reductase in
Hepalclc7 Cells. Carcinogenesis 17 (1996) 2385-2387.
Yang, CS, Landau JM, Huang MT, Newmark HL. 2001. Inhibition of
Carcinogenesis by Dietary Polyphenolic Compounds. Annu. Rev. Nutr. 21
(2001) 381-406.

119

LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Kedua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia

Kenikir

Beluntas

Mangkokan

Antanan

(Nothopanax
scutellarium)

Kemangi

Bunga Kecombrang

Antanan beurit

Daun ginseng

Kucai

Takokak

Kedondong cina

Pakis

Krokot

Katuk

Bunga turi

Pohpohan

120

Bunga pepaya

Daun Labu Siam

Daun jambu mete

Daun mengkudu

Terubuk

Lembayung

Mangkokan Putih

Daun kelor

121

Lampiran 2. Uji Tukeys Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance


Be twe en-Subje cts Factors
sampel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17
18
19
20

21
22
23
24

Value Label
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu
Siam
Daun
Lembayung
Daun Katuk
Daun
Kemangi
Daun Pakis
Daun
Pohpohan
Bunga
Pepaya
Mangkokan
Putih
Daun
Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun
Jambu
Mete
Buah
Takokak
Antanan
Krokot
Antanan
Beurit
Daun
Ginseng
Bunga
Kecombran
g
Daun
Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong
Cina

N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

122

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: kadar_air
Type III Sum of
Squares

Source
Model
sampel

df

Mean Square

Sig.

348312.412(a)

24

14513.017

10794.431

.000

10794.431

.000

348312.412

24

14513.017

Error

32.268

24

1.344

Total

348344.680

48

a R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

Homogeneous Subsets
Kadar _Air
a,b

Tukey HSD

Subset
sampel
Daun Kelor
Daun Katuk
Buah Takokak
Daun Kenikir
Daun Beluntas
Daun Jambu Mete
Antanan
Mangkokan
Mangkokan Putih
Antanan Beurit
Daun Lembayung
Kedondong Cina
Mengkudu
Daun Labu Siam
Daun Kemangi
Daun Pohpohan
Krokot
Terubuk
Bunga Pepaya
Daun Pakis
Bunga Kecombrang
Bunga T uri
Daun Ginseng
Daun Kucai
Sig.

N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

1
75.273750
78.186450
79.886400

.061

2
78.186450
79.886400
80.304150
80.805850
80.820800
81.724550
82.279150
82.310100

.142

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 1.344.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
b. Alpha = .05.

79.886400
80.304150
80.805850
80.820800
81.724550
82.279150
82.310100
84.300200
84.364850

.078

80.805850
80.820800
81.724550
82.279150
82.310100
84.300200
84.364850
85.429850
85.455300

.057

82.279150
82.310100
84.300200
84.364850
85.429850
85.455300
86.679600

.089

84.300200
84.364850
85.429850
85.455300
86.679600
87.420000
87.684550
88.066900
88.386150
88.910450

.062

85.429850
85.455300
86.679600
87.420000
87.684550
88.066900
88.386150
88.910450
89.266550
89.767200

.100

86.679600
87.420000
87.684550
88.066900
88.386150
88.910450
89.266550
89.767200
90.226950

.334

87.420000
87.684550
88.066900
88.386150
88.910450
89.266550
89.767200
90.226950
91.825800
.089

10

87.684550
88.066900
88.386150
88.910450
89.266550
89.767200
90.226950
91.825800
92.301350
.061

123

Lampiran 3. Uji Tukeys Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance


Be twe en-Subje cts Factors
sampel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17
18
19
20

21
22
23
24

Value Label
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu
Siam
Daun
Lembayung
Daun Katuk
Daun
Kemangi
Daun Pakis
Daun
Pohpohan
Bunga
Pepaya
Mangkokan
Putih
Daun
Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun
Jambu
Mete
Buah
Takokak
Antanan
Krokot
Antanan
Beurit
Daun
Ginseng
Bunga
Kecombran
g
Daun
Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong
Cina

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

124

Te sts of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Total_Fenol
Source
Model
sampel
Error
Total

Type III Sum


of Squares
219642457a
219642457
75640.672
219718098

df
24
24
72
96

Mean Square
9151769.041
9151769.041
1050.565

F
8711.284
8711.284

Sig.
.000
.000

a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

Homogeneous Subsets
Total_Fenol
Tukey HSD

a,b

Subset
sampel
Mangkokan
Daun Kucai
Bunga Turi
Daun Kelor
Daun Labu Siam
Mengkudu
Daun Pakis
Bunga Pepaya
Daun Katuk
Daun Kemangi
Krokot
Daun Lembayung
Terubuk
Buah Takokak
Daun Ginseng
Antanan Beurit
Daun Pohpohan
Mangkokan Putih
Antanan
Kedondong Cina
Daun Kenikir
Bunga Kecombrang
Daun Beluntas
Daun Jambu Mete
Sig.

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
227.7436
272.8625

393.1891
432.7506

432.7506
498.9447
499.9851

498.9447
499.9851
573.5146

573.5146
601.9034
632.6609

632.6609
690.7185
692.6928

690.7185
692.6928
719.8315
754.6846

10

11

12

13

14

15

16

719.8315
754.6846
790.1223
790.7635
922.3677
986.6874

986.6874
1016.833

1016.833
1097.234
1297.718
1736.691
2511.455
3868.588

.944

.986

Means f or groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 1050.565.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Alpha = .05.

.364

.192

.614

.586

.461

.268

.450

1.000

.104

1.000

1.000

1.000

1.000

4418.379
1.000

125

Lampiran 4. Uji Tukeys Total Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance


Be twe en-Subje cts Factors
sampel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17
18
19
20

21
22
23
24

Value Label
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu
Siam
Daun
Lembayung
Daun Katuk
Daun
Kemangi
Daun Pakis
Daun
Pohpohan
Bunga
Pepaya
Mangkokan
Putih
Daun
Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun
Jambu
Mete
Buah
Takokak
Antanan
Krokot
Antanan
Beurit
Daun
Ginseng
Bunga
Kecombran
g
Daun
Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong
Cina

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

126

Te sts of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Total_Asam_Fenolat
Source
Model
sampel
Error
Total

Type III Sum


of Squares
1175227.897 a
1175227.897
918.616
1176146.513

df

Mean Square
48967.829
48967.829
12.759

24
24
72
96

F
3838.038
3838.038

Sig.
.000
.000

a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)

Homogeneous Subsets
Total_Asam_Fenolat
a,b

Tukey HSD

sampel
Bunga Turi
Daun Kucai
Daun Ginseng
Mangkokan
Daun Kemangi
Mengkudu
Bunga Pepaya
Daun Katuk
Daun Pakis
Terubuk
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Krokot
Daun Kelor
Daun Kenikir
Antanan
Daun Jambu Mete
Mangkokan Putih
Bunga Kecombrang
Daun Beluntas
Daun Pohpohan
Antanan Beurit
Buah Takokak
Kedondong Cina
Sig.

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
.989675
6.941800

2
6.941800
10.683075
12.724400

10.683075
12.724400
19.982750

12.724400
19.982750
21.065850

Subset
7

10

11

12

13

19.982750
21.065850
22.987100
25.728375
28.411375
46.256825
48.583875
49.024125
54.885500

48.583875
49.024125
54.885500
56.606300
57.434875

57.434875
66.850625
85.552625
93.962025
148.0364
149.2603
152.1826
163.2019
179.1060

.769

.809

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 12.759.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Alpha = .05.

.066

.172

.158

.131

.105

.058

.161

.992

1.000

1.000

357.1251
1.000

127

Lampiran 5. Uji Tukeys Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance


Be twe en-Subje cts Factors
sampel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17
18
19
20

21
23
24

Value Label
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu
Siam
Daun
Lembayung
Daun Katuk
Daun
Kemangi
Daun Pakis
Daun
Pohpohan
Bunga
Pepaya
Mangkokan
Putih
Daun
Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun
Jambu
Mete
Buah
Takokak
Antanan
Krokot
Antanan
Beurit
Daun
Ginseng
Bunga
Kecombran
g
Daun
Beluntas
Terubuk
Kedondong
Cina

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

128

Te sts of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Chlorogenic_Acid
Type III Sum
of Squares
910521.209a
910521.209
773.977
911295.186

Source
Model
sampel
Error
Total

df

Mean Square
39587.879
39587.879
11.217

23
23
69
92

F
3529.257
3529.257

Sig.
.000
.000

a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)

Homogeneous Subsets
Chlorogenic_Acid
a,b

Tukey HSD

Subset
sampel
Daun Kucai
Daun Kemangi
Daun Ginseng
Mangkokan
Bunga Pepaya
Daun Katuk
Mengkudu
Daun Kenikir
Daun Pakis
Daun Kelor
Daun Lembayung
Terubuk
Daun Labu Siam
Krokot
Antanan
Daun Jambu Mete
Mangkokan Putih
Daun Beluntas
Bunga Kecombrang
Daun Pohpohan
Antanan Beurit
Buah Takokak
Kedondong Cina
Sig.

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
.995050
2.576275
4.675075
4.844200
6.927875

6.927875
15.498400

15.498400
15.846075
23.023525
24.063250

23.023525
24.063250
26.908675
27.266950

27.266950
35.891250

35.891250
43.528625

10

11

12

13

14

43.528625
48.479900
50.468150
70.532875
79.898750
104.1717
137.4216
141.8413
154.5843
164.7634

.649

.074

.075

.974

.070

.195

.351

1.000

1.000

1.000

.961

1.000

1.000

322.6822
1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 11.217.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
b. Alpha = .05.

129

Lampiran 6. Uji Tukeys Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance


Be twe en-Subje cts Factors
sampel

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20

21
23

Value Label
Mangkokan
Daun Labu
Siam
Daun
Lembayung
Daun Katuk
Daun
Kemangi
Daun Pakis
Daun
Pohpohan
Bunga
Pepaya
Mangkokan
Putih
Daun
Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Buah
Takokak
Antanan
Krokot
Antanan
Beurit
Daun
Ginseng
Bunga
Kecombran
g
Daun
Beluntas
Terubuk

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

130

Te sts of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Caffeic_Acid
Source
Model
sampel
Error
Total

Type III Sum


of Squares
15285.513 a
15285.513
20.938
15306.452

df

Mean Square
764.276
764.276
.349

20
20
60
80

F
2190.068
2190.068

Sig.
.000
.000

a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .998)

Homogeneous Subsets
Ca ffe ic_ Acid
a,b

Tu key HSD

sa mpe l
Da un La bu Sia m
Da un Pa kis
Krokot
Da un Ku ca i
Da un Ginsen g
Da un Ka tu k
An ta nan
Ma ngkokan
An ta nan Beu rit
Da un Po hpo ha n
Te ru buk
Bu nga Pep aya
Bu nga Kecombran g
Ma ngkokan Pu tih
Da un Ke lo r
Bu ah Ta ko kak
Da un Le mba yun g
Da un Ke man gi
Da un Ke nikir
Da un Be lu ntas
Sig.

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
4.12 06 25
4.34 81 00
4.56 31 00
4.63 08 25
4.96 10 00
5.17 95 50

Su bse t
4

4.96 10 00
5.17 95 50
6.50 31 00
6.50 63 75
8.61 76 50
8.97 34 00
9.02 52 50
9.30 99 50
9.37 08 25
9.55 59 00
11 .8 52 000
12 .7 39 400
12 .9 54 350
16 .1 30 525
18 .4 76 000

.563

.051

.761

.490

1.00 0

1.00 0

45 .0 88 650
1.00 0

Me ans for group s in ho moge ne ous sub se ts a re d isplayed .


Ba sed on Type III Su m of Squa re s
Th e erro r term is Mean Squa re (Error) = .34 9.
a. Uses Harmonic Me an Sample Size = 4.00 0.
b. Alph a = .05.

131

Lampiran 7. Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance


Be twe en-Subje cts Factors
sampel

1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17
19
20

22
23
24

Value Label
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu
Siam
Daun
Lembayung
Daun Katuk
Daun
Kemangi
Daun
Pohpohan
Bunga
Pepaya
Mangkokan
Putih
Daun
Kenikir
Daun Kelor
Daun Kucai
Daun
Jambu
Mete
Buah
Takokak
Antanan
Krokot
Daun
Ginseng
Bunga
Kecombran
g
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong
Cina

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

132

Te sts of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Ferrulic_Acid
Source
Model
sampel
Error
Total

Type III Sum


of Squares
9189.622a
9189.622
14.413
9204.035

df

Mean Square
437.601
437.601
.229

21
21
63
84

F
1912.813
1912.813

Sig.
.000
.000

a. R Squared = .998 (Adjusted R Squared = .998)

Homogeneous Subsets
Fe rr ulic _Ac id
a,b

Tu key HSD

sa mpe l
Da un La bu Sia m
Bu nga T uri
Da un Ginsen g
Bu nga Kecombran g
Da un Ke man gi
Da un Ku ca i
Te ru buk
Da un Po hpo ha n
Ma ngkokan
Bu ah Ta ko kak
Krokot
Ma ngkokan Pu tih
Da un Ka tu k
Me ngkudu
Bu nga Pep aya
Da un Le mba yun g
An ta nan
Da un Ja mbu Me te
Da un Ke nikir
Da un Ke lo r
Ke don do ng Cina
Sig.

N
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
.934 67 5
.989 67 5
1.04 70 25
1.24 39 25
1.27 59 75
1.31 59 25
1.34 03 50
1.36 79 75
1.37 37 75
1.60 31 50
1.84 24 50

Su bse t
4

4.50 74 25
5.05 04 00
5.21 98 00
6.74 92 25
8.80 28 75
9.87 93 75
15 .0 19 775
15 .9 35 350
17 .8 45 650
.479

.857

Me ans for group s in ho moge ne ous sub se ts a re d isplayed .


Ba sed on Type III Su m of Squa re s
Th e erro r term is Mean Squa re (Error) = .22 9.
a. Uses Harmonic Me an Sample Size = 4.00 0.
b. Alph a = .05.

1.00 0

.192

.463

1.00 0

34 .4 42 975
1.00 0

133

Lampiran 8. Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia


No
1

Mengkudu

Sampel

Ulangan
1

duplo
1
2

W cawan kosong (g)


5.6334
5.4098

W sampel (g)
5.0035
5.0036

W cawan + sampel kering (g)


6.3634
6.1353
rata-rata

KA (%BB)
85.41
85.50
85.46

KA (%BK)
585.41
589.68
587.54

Mangkokan

1
2

5.7064
5.8591

5.0044
5.0013

6.5978
6.7408
rata-rata

82.19
82.37
82.28

461.41
467.23
464.32

Daun Labu Siam

1
2

5.6337
5.4056

5.0039
5.0023

6.2832
6.0890
rata-rata

87.02
86.34
86.68

670.42
632.02
651.22

Daun Lembayung

1
2

5.4208
5.5092

5.0015
5.0016

6.1893
6.3047
rata-rata

84.63
84.10
84.36

550.81
528.74
539.77

Daun Katuk

1
2

5.4265
5.6530

5.0060
5.0024

6.5359
6.7268
rata-rata

77.84
78.53
78.19

351.23
365.86
358.55

Daun Kemangi

1
2

5.7258
5.8735

5.0090
5.0044

6.3725
6.4865
rata-rata

87.09
87.75
87.42

674.55
716.38
695.46

Daun Pakis

1
2

6.4985
6.3114

5.0014
5.0010

7.0038
6.8797
rata-rata

89.90
88.64
89.27

889.79
779.99
834.89

Daun Pohpohan

1
2

6.3103
5.0800

5.0022
5.0023

6.9260
5.6964
rata-rata

87.69
87.68
87.68

712.44
711.53
711.99

134

No
9

Bunga Pepaya

Sampel

Ulangan
1

duplo
1
2

W cawan kosong (g)


5.8067
5.3970

W sampel (g)
5.0024
5.0025

10

W cawan + sampel kering (g)


6.3455
5.9677
rata-rata

KA (%BB)
89.23
88.59
88.91

KA (%BK)
828.43
776.56
802.49

Mangkokan Putih

1
2

5.5580
6.4061

5.0006
5.0006

6.4488
7.2845
rata-rata

82.19
82.43
82.31

461.36
469.29
465.32

11

Kenikir

1
2

5.5313
5.3366

5.0015
5.0016

6.4269
6.4112
rata-rata

82.09
78.51
80.30

458.45
365.44
411.95

12

Daun Kelor

1
2

5.8628
5.6355

5.0009
5.0006

7.1044
6.8669
rata-rata

75.17
75.37
75.27

302.78
306.09
304.43

13

Daun Kucai

1
2

5.7090
5.3995

5.0015
5.0016

6.0826
5.7960
rata-rata

92.53
92.07
92.30

1238.73
1161.44
1200.08

14

Daun Jambu Mete

1
2

5.4214
5.5111

5.0010
5.0010

6.3836
6.4672
rata-rata

80.76
80.88
80.82

419.75
423.06
421.40

15

Buah Takokak

1
2

5.5554
6.4044

5.0005
5.0007

6.6045
7.3669
rata-rata

79.02
80.75
79.89

376.65
419.55
398.10

16

Antanan

1
2

5.4129
5.6364

5.0007
5.0007

6.3375
6.5396
rata-rata

81.51
81.94
81.72

440.85
453.66
447.26

135

No
17

Krokot

Sampel

Ulangan
1

duplo
1
2

W cawan kosong (g)


5.8146
5.5433

W sampel (g)
5.0008
5.0008

W cawan + sampel kering (g)


6.4236
6.1278
rata-rata

KA (%BB)
87.82
88.31
88.07

KA (%BK)
721.15
755.57
738.36

18

Antanan Beurit

1
2

5.7096
5.4140

5.0007
5.0007

6.4909
6.2029
rata-rata

84.38
84.22
84.30

540.05
533.88
536.97

19

Daun Ginseng

1
2

5.3986
5.7389

5.0005
5.0005

5.8073
6.1477
rata-rata

91.83
91.82
91.83

1123.51
1123.21
1123.36

20

Bunga kecombrang

1
2

5.7216
5.6655

5.0006
5.0006

6.2408
6.1697
rata-rata

89.62
89.92
89.77

863.14
891.79
877.46

21

Daun Beluntas

1
2

5.8775
5.9305

5.0007
5.0008

6.7843
6.9434
rata-rata

81.87
79.75
80.81

451.47
393.71
422.59

22

Bunga Turi

1
2

5.6460
5.4553

5.0004
5.0006

6.2120
5.8667
rata-rata

88.68
91.77
90.23

783.46
1115.51
949.49

23

Terubuk

1
2

5.7216
5.6655

5.0005
5.0005

6.2699
6.2787
rata-rata

89.04
87.74
88.39

812.00
715.48
763.74

24

Kedondong cina

1
2

5.4257
5.2971

5.0003
5.0003

6.0210
6.1589
rata-rata

88.09
82.77
85.43

739.96
480.22
610.09

136

Lampiran 9. Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia


No
1

Sampel
Mengkudu

Ulangan
1

Duplo
1
2

W cawan kosong (g)


5.8602
5.7080

W sampel (g)
2.0016
2.0024

W cawan + sampel kering (g)


7.6684
7.5178
rata-rata

KA (%BB)
9.66
9.62
9.64

KA (%BK)
10.70
10.64
10.67

Mangkokan

1
2

5.5246
5.5407

2.0002
2.0003

7.2470
7.2601
rata-rata

13.89
14.04
13.97

16.13
16.34
16.23

Daun Labu Siam

1
2

5.6348
5.4100

2.0007
2.0022

7.4936
7.2706
rata-rata

7.09
7.07
7.08

7.63
7.61
7.62

Daun Lembayung

1
2

5.5578
5.3357

2.0009
2.0010

7.3811
7.1689
rata-rata

8.88
8.39
8.63

9.74
9.15
9.45

Daun Katuk

1
2

5.5414
5.8123

2.0004
2.0006

7.3504
7.6214
rata-rata

9.57
9.57
9.57

10.58
10.59
10.58

Daun Kemangi

1
2

5.4209
5.5100

2.0008
2.0024

7.2262
7.3180
rata-rata

9.77
9.71
9.74

10.83
10.75
10.79

Daun Pakis

1
2

6.4058
6.5010

2.0008
2.0008

8.2590
8.3547
rata-rata

7.38
7.35
7.36

7.96
7.94
7.95

Daun Pohpohan

1
2

6.3105
5.0803

2.0005
2.0007

8.0939
6.8628
rata-rata

10.85
10.91
10.88

12.17
12.24
12.21

137

No
9

Sampel
Bunga Pepaya

Ulangan
1

Duplo
1
2

W cawan kosong (g)


5.5308
5.3974

W sampel (g)
2.0009
2.0012

W cawan + sampel kering (g)


7.3594
7.2293
rata-rata

KA (%BB)
8.61
8.46
8.54

KA (%BK)
9.42
9.24
9.33

10

Mangkokan Putih

1
2

5.8629
5.4205

2.0007
2.0007

7.6351
7.1893
rata-rata

11.42
11.59
11.51

12.89
13.11
13.00

11

Daun Kenikir

1
2

5.7753
5.6743

2.0009
2.0009

7.6390
7.5348
rata-rata

6.86
7.02
6.94

7.36
7.55
7.45

12

Daun Kelor

1
2

5.4202
5.5093

2.0007
2.0008

7.2935
7.3774
rata-rata

6.37
6.63
6.50

6.80
7.10
6.95

13

Daun Kucai

1
2

5.8425
5.7735

2.0008
2.0008

7.5968
7.5271
rata-rata

12.32
12.36
12.34

14.05
14.10
14.07

14

Daun Jambu Mete

1
2

5.5602
5.5431

2.0005
2.0005

7.4725
7.4570
rata-rata

4.41
4.33
4.37

4.61
4.52
4.57

15

Buah Takokak

1
2

5.9172
5.6753

2.0004
2.0005

7.6518
7.4151
rata-rata

13.29
13.03
13.16

15.32
14.98
15.15

16

Antanan

1
2

6.5005
5.3360

2.0005
2.0007

8.3263
7.1609
rata-rata

8.73
8.79
8.76

9.57
9.63
9.60

138

No
17

Krokot

Sampel

Ulangan
1

Duplo
1
2

W cawan kosong (g)


5.8623
5.3282

W sampel (g)
2.0013
2.0012

W cawan + sampel kering (g)


7.7476
7.2135
rata-rata

KA (%BB)
5.80
5.79
5.79

KA (%BK)
6.15
6.15
6.15

18

Antanan Beurit

1
2

5.8775
5.6903

2.0008
2.0012

7.7091
7.5239
rata-rata

8.46
8.37
8.42

9.24
9.14
9.19

19

Daun Ginseng

1
2

5.6347
5.7880

2.0012
2.0012

7.4702
7.6251
rata-rata

8.28
8.20
8.24

9.03
8.93
8.98

20

Bunga kecombrang

1
2

5.7222
5.9302

2.0006
2.0006

7.5948
7.8006
rata-rata

6.40
6.51
6.45

6.84
6.96
6.90

21

Daun Beluntas

1
2

5.4130
5.6369

2.0011
2.0011

7.2128
7.4333
rata-rata

10.06
10.23
10.14

11.18
11.40
11.29

22

Bunga Turi

1
2

5.4126
5.8139

2.0006
2.0009

7.1490
7.5396
rata-rata

13.21
13.75
13.48

15.22
15.95
15.58

23

Terubuk

1
2

5.6366
5.7087

2.0011
2.0013

7.4448
7.5184
rata-rata

9.64
9.57
9.61

10.67
10.59
10.63

24

Kedondong cina

1
2

5.7091
5.5093

2.0010
2.0011

7.4711
7.2729
rata-rata

11.94
11.87
11.91

13.56
13.47
13.52

139

Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol


konsentrasi

Absorbansi

0.00000

50

0.13460

100

0.30180

150

0.51022

200

0.70154

250

0.87332

Kurva Standar Total Fenol

Absorbansi

1.0000
y = 0.0036x - 0.0280
0.9000
R = 0.9963
0.8000
0.7000
0.6000
0.5000
0.4000
0.3000
0.2000
Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous
0.1000
0.0000
-0.1000 0
50
100
150
200

250

300

Konsentrasi (mg/L)

140

Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia


Wet Basis
No

Sampel

Mengkudu

Mangkokan

Daun Labu Siam

Daun Lembayung

Ulangan

W sampel (mg)

50.4

50.4

50.9

50.7

51.0

51.3

50.5

50.5

Duplo

Absorbansi

[ ] (mg/L)

[ ] (mg fenolik /100 g


sampel segar)

1
2
1
2

0.2958
0.2984
0.2958
0.2991

89.9472
90.6667
89.9528
90.8611
rata-rata

72.3914
72.9705
72.3959
73.1270
72.7212
72.7212 + 0.38

1
2
1
2

0.2545
0.2538
0.2534
0.2548

78.4833
78.2833
78.1778
78.5556
rata-rata

40.4139
40.3109
40.2566
40.4511
40.3582
40.3582+ 0.09

1
2
1
2

0.3031
0.3091
0.3023
0.3087

91.9694
93.6417
91.7611
93.5139
rata-rata

65.9223
67.1210
65.7730
67.0294
66.4614
66.4614 + 0.71

1
2
1
2

0.4461
0.4568
0.4452
0.4341

131.7000
134.6572
131.4389
128.3667
rata-rata

112.6830
115.2132
112.4596
109.8310
112.5467
112.5467 + 2.20

Dry Basis

STDEV

0.38

0.09

0.71

2.20

(%) RSD

[ ] (mg fenolik /100 g sampel


kering

STDEV

(%) RSD

0.53

497.7179
501.6989
497.7487
502.7749
499.9851
499.9851 + 2.64

2.64

0.53

0.22

228.0584
227.4772
227.1705
228.2683
227.7436
227.7436 + 0.51

0.51

0.22

1.07

494.8977
503.8961
493.7766
503.2085
498.9447
498.9447 + 5.35

5.35

1.07

1.95

720.7032
736.8861
719.2743
702.4622
719.8315
719.8315 + 14.07

14.07

1.95

141

Daun Katuk

Daun Kemangi

Daun Pakis

Daun Pohpohan

50.7

50.7

50.5

50.3

50.4

50.3

50.7

50.8

1
2
1
2

0.3851
0.3851
0.3831
0.3824

114.7500
114.7472
114.2028
113.9917
rata-rata

138.4003
138.3970
137.7403
137.4857
138.0058
138.0058 + 0.47

1
2
1
2

0.4216
0.4156
0.4234
0.4229

124.8861
123.2194
125.3972
125.2528
rata-rata

87.0298
85.8683
87.3859
87.2853
86.8923
86.8923 + 0.70

1
2
1
2

0.3579
0.3639
0.3475
0.3487

107.1889
108.8722
104.3111
104.6500
rata-rata

62.0986
63.0738
60.4314
60.6277
61.5579
61.5578 + 1.25

1
2
1
2

0.6169
0.6019
0.6050
0.5968

179.1331
174.9639
175.8333
173.5444
rata-rata

123.7706
120.8899
121.4907
119.9092
121.5151
121.5151 + 1.64

0.47

0.70

1.25

1.64

0.34

634.4694
634.4540
631.4437
630.2765
632.6609
632.6609 + 2.13

2.13

0.34

0.80

691.8110
682.5785
694.6423
693.8422
690.7185
690.7185 + 5.56

5.56

0.80

2.04

578.5522
587.6380
563.0194
564.8486
573.5146
573.5146 + 11.69

11.69

2.04

1.35

1005.0018
981.6112
986.4891
973.6476
986.6874
986.6874 + 13.31

13.31

1.35

142

10

11

12

Bunga Pepaya

Mangkokan Putih

Daun Kenikir

Daun Kelor

51.0

51.0

50.4

50.8

51.0

50.8

50.2

50.3

1
2
1
2

0.3697
0.3682
0.3688
0.3668

110.4722
110.0444
110.2333
109.6722
rata-rata

66.9707
66.7114
66.8259
66.4858
66.7485
66.7485 + 0.20

1
2
1
2

0.6150
0.6126
0.6274
0.6246

178.6028
177.9444
182.0472
181.2750
rata-rata

178.5127
177.8547
181.9554
181.1836
179.8766
179.8766 + 2.00

1
2
1
2

0.2048
0.2044
0.2050
0.2047

64.6650
64.5667
64.7339
64.6294
rata-rata

342.1425
341.6222
342.5070
341.9543
342.0565
342.0565 + 0.37

1
2
1
2

0.2562
0.2577
0.2728
0.2667

78.9444
79.3500
83.5472
81.8556
rata-rata

104.3853
104.9215
110.4713
108.2345
107.0032
107.0032 + 2.87

0.20

2.00

0.37

2.87

0.31

603.9078
601.5693
602.6019
599.5345
601.9034
601.9034 + 1.85

1.85

0.31

1.11

1009.1233
1005.4037
1028.5848
1024.2217
1016.8334
1016.8334 + 11.30

11.30

1.11

0.11

1737.1274
1734.4858
1738.9780
1736.1723
1736.6909
1736.6909 + 1.88

1.88

0.11

2.68

422.1631
424.3318
446.7769
437.7305
432.7506
432.7506 + 11.61

11.61

2.68

143

13

14

15

16

Daun Kucai

Daun Jambu Mete

Buah Takokak

Antanan

50.6

50.8

50.3

50.2

50.5

50.6

50.5

50.4

1
2
1
2

0.3197
0.3154
0.3154
0.3153

96.5833
95.3889
95.3889
95.3556
rata-rata

21.2051
20.9429
20.9429
20.9356
21.0066
21.0066 + 0.13

1
2
1
2

0.5659
0.5844
0.5915
0.5800

164.9722
170.1161
172.0872
168.8794
rata-rata

827.1445
852.9352
862.8180
846.7347
847.4081
847.4081 + 15..05

1
2
1
2

0.4682
0.4632
0.4638
0.4689

137.8250
136.4528
136.6139
138.0250
rata-rata

159.6121
158.0230
158.2095
159.8437
158.9221
158.9221 + 0.94

1
2
1
2

0.6993
0.6989
0.6848
0.6883

202.0139
201.9111
198.0111
198.9583
rata-rata

202.3174
202.2145
198.3086
199.2572
200.5244
200.5244 + 2.05

0.13

15.05

0.94

2.05

0.63

275.4411
272.0347
272.0347
271.9396
272.8625
272.8625 + 1.72

1.72

0.63

1.78

4312.7245
4447.1967
4498.7257
4414.8676
4418.3786
4418.3786 + 78.45

78.45

1.78

0.59

793.5529
785.6521
786.5797
794.7045
790.1223
790.1223 + 4.67

4.67

0.59

1.02

1107.0452
1106.4819
1085.1098
1090.3006
1097.2344
1097.2344 + 11.21

11.21

1.02

144

17

18

19

20

Krokot

Antanan Beurit

Daun Ginseng

Bunga kecombrang

51.0

50.8

50.2

50.2

50.9

50.9

51.0

51.4

1
2
1
2

0.4363
0.4363
0.4475
0.4473

128.9694
128.9806
132.0778
132.0194
rata-rata

81.6828
81.6898
83.6515
83.6145
82.6597
82.6597 + 1.12

1
2
1
2

0.5766
0.5839
0.5848
0.5757

167.9306
169.9583
170.2194
167.6861
rata-rata

143.9373
145.6753
145.8992
143.7278
144.8099
144.8099 + 1.14

1
2
1
2

0.4981
0.4917
0.4977
0.4902

146.1278
144.3722
146.0389
143.9444
rata-rata

65.0870
64.3050
65.0474
64.1145
64.6385
64.6385 + 0.50

1
2
1
2

0.3088
0.3100
0.3106
0.3119

93.5506
93.8906
94.0500
94.4111
rata-rata

255.8292
256.7590
257.1950
258.1825
256.9914
256.9914 + 0.98

1.12

1.14

0.50

0.98

1.36

684.5067
684.5657
701.0042
700.6946
692.6928
692.6928 + 9.42

9.42

1.36

0.78

916.8096
927.8802
929.3057
915.4751
922.3676
922.3676 + 7.23

7.23

0.78

0.78

796.2504
786.6843
795.7660
784.3534
790.7635
790.7635 + 6.13

6.13

0.78

0.38

2500.0967
2509.1831
2513.4442
2523.0947
2511.4547
2511.4547 + 9.55

9.55

0.38

145

21

22

23

24

Daun Beluntas

Bunga Turi

Terubuk

Kedondong cina

50.5

50.9

50.4

50.3

50.3

50.3

50.3

50.3

1
2
1
2

0.4604
0.4561
0.4845
0.4892

135.6683
134.4850
142.3533
143.6761
rata-rata

724.5051
718.1858
760.2048
767.2687
742.5411
742.5411 + 24.78

1
2
1
2

0.2222
0.2024
0.2217
0.2215

69.5000
63.9889
69.3639
69.2972
rata-rata

39.2526
36.1400
39.1757
39.1381
38.4266
38.4266 + 1.53

1
2
1
2

0.4874
0.4619
0.4403
0.4631

143.1528
136.0917
130.0778
136.4250
rata-rata

91.9622
87.4261
83.5628
87.6403
87.6479
87.6479 + 3.43

1
2
1
2

0.7944
0.7952
0.7938
0.7970

228.4444
228.6750
228.2861
229.1611
rata-rata

188.9160
189.1067
188.7851
189.5087
189.0791
189.0791 + 0.32

24.78

1.53

3.43

0.32

3.34

3774.6218
3741.6986
3960.6148
3997.4176
3868.5882
3868.5882 + 129.09

129.09

3.34

3.97

401.6409
369.7921
400.8543
400.4690
393.1891
393.1891 + 15.61

15.61

3.97

3.92

791.8332
752.7755
719.5104
754.6193
754.6846
754.6846 + 29.56

29.56

3.92

0.17

1296.5985
1297.9071
1295.6998
1300.6661
1297.7179
1297.7179 + 2.16

2.16

0.17

146

Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran
Wet Basis
No

Sampel

Mengkudu

Mangkokan

Daun Labu Siam

Daun Lembayung

Ulangan

W sampel (g)

0.5004

0.5002

0.5004

0.5006

0.5005

0.5004

0.5007

0.5006

Duplo

Area (mAU)

[ ] (g/ml)

1
2
1
2

1323.9320
1312.6516
1339.9066
1367.8566

28.3498
28.0834
28.7271
29.3873
rata-rata

2.2817
2.2602
2.3120
2.3651
2.3048
2.3048 + 0.05

1
2
1
2

489.2159
475.3908
471.9960
469.4764

8.6352
8.3087
8.2285
8.1690
rata-rata

0.8893
0.8557
0.8474
0.8413
0.8584
0.8584 + 0.02

1
2
1
2

3598.8005
3476.3115
3617.8108
3501.2615

82.0784
79.1854
82.5274
79.7747
rata-rata

5.8833
5.6759
5.9154
5.7181
5.7982
5.7982 + 0.12

2291.7854

51.2089

4.3815

2
1
2

2278.6458
2177.5278
2185.1613

50.8986
48.5103
48.6906
rata-rata

4.3549
4.1506
4.1660
4.2632
4.2632 + 0.12

[ ] (mg/100 g sampel segar)

Dry Basis
STDEV

0.05

0.02

0.12

% RSD

1.98

2.49

2.05

[ ] (mg/100 g sampel kering)


15.6872
15.5398
15.8960
16.2613
15.8461
15.8461 + 0.31
5.0185
4.8287
4.7821
4.7475
4.8442
4.8442 + 0.12
44.1673
42.6106
44.4089
42.9277
43.5286
43.5286 + 0.89

STDEV

% RSD

0.31

1.98

0.12

2.49

0.89

2.05

0.78

2.86

28.0231
0.12

2.86

27.8533
26.5464
26.6450
27.2669
27.2669 + 0.78

147

Daun Katuk

0.5005

0.5004

1255.0250

26.7224

3.2230

14.7752

1240.4932

26.3791

3.1816

14.5854

1269.4100

27.0621

3.2640

1476.6963

31.9579

3.8544

rata-rata

Daun Kemangi

0.5007

0.5005

Daun Pakis

0.5005

0.5005

Daun Pohpohan

0.5007

0.5007

14.9630

3.3808

15.4984

3.3808 + 0.32

15.4948 + 1.46

2.6052

4.7030

0.3277

326.2233

4.7856

0.3335

318.3721

4.6002

0.3206

314.7267

4.5141

0.3146

2.5006

0.3241

2.5763

0.3241 + 0.01

2.5763 + 0.07

2.55

2.5483

2121.6980

47.1917

2.7340

25.4717

2098.6494

46.6474

2.7025

25.1779

1913.7180

42.2796

2.4494

1910.7860

42.2103

2.4454

6.07

22.8204

24.0633
24.0633 + 1.46

137.1386

16.8892

11015.8000

257.2556

17.7749

10899.1000

254.4993

17.5844

10924.0000

255.0874

17.6251

0.07

2.55

1.46

6.07

3.20

2.26

22.7830

2.5828

244.4379

rata-rata

0.16

2.5828 + 0.16

10473.1000

9.39

2.6510
0.01

1.46

17.6700

322.7235

rata-rata

9.39

rata-rata

0.32

144.3297
0.39

2.26

142.7834
143.1133

17.4684

141.8413

17.4684 + 0.39

141.8413 + 3.20

148

Bunga Pepaya

0.5006

0.5007

660.3296

12.6767

0.7685

6.9298

659.9706

12.6682

0.7680

6.9252

660.0141

12.6692

0.7680

660.3975

12.6783

0.7686

6.9307

0.7683

6.9279

0.7683 + 0.00

6.9279 + 0.00
77.7578

rata-rata

1
10

Mangkokan Putih

0.5004
0.5004

11

Daun Kenikir

0.5007
0.5006

12

Daun Kelor

0.5005
0.5004

6.9258

5950.5132

137.6219

13.7553

6079.8428

140.6765

14.0606

6056.4434

140.1238

14.0053

6357.0000

147.2225

14.7148

83.1822

14.1340

79.8987

14.1340 + 0.41

79.8987 + 2.31
22.1852

1871.9208

41.2924

4.3696

1892.0000

41.7667

4.4197

1952.5836

43.1975

4.5712

2035.4462

45.1546

4.7783

rata-rata

0.04

rata-rata

0.00

79.1714

4.05

23.2087

26.4554

2201.8245

49.0842

6.4902

2307.7971

51.5871

6.8212

2288.6118

51.1340

6.7613

2.90

0.93

4.05

0.66

2.44

24.2602
23.0235

6.5414

2.31

22.4400
0.18

23.0235 + 0.93

49.4716

rata-rata

2.90

4.5347 + 0.18
2218.2285

0.04

79.4836
0.41

4.5347

0.00

26.2482
0.16

2.44

27.5867
27.3444

6.6535

26.9087

6.6535 + 0.16

26.9087 + 0.66

149

1
13

Daun Kucai

0.5004
0.5006

190.6369

1.5833

0.0695

192.7118

1.6323

0.0717

203.4619

1.8862

0.0828

203.0501

1.8765

0.0824

rata-rata

1
14

Daun Jambu Mete

0.5004

0.5005

1
15

Buah Takokak

0.5007
0.5009

16

Antanan

0.5005

0.5003

9.13

1.0758
0.9951
0.9951 + 0.09

67.5495

129.1966

12.9554

5937.8291

137.3224

13.7703

5915.6328

136.7981

13.7177

5894.2720

136.2936

13.6671

0.38

2.84

71.7980
71.5239
70.5328

13.5276 + 0.38

70.5328 + 2.00
158.3010

11764.5000

274.9386

31.8400

11692.6000

273.2404

31.6434

12857.5000

300.7534

34.8296

12644.3000

295.7180

34.2464

2.00

2.84

8.12

4.93

1.83

3.64

157.3232
1.63

4.93

173.1643
170.2651

33.1399

164.7634

33.1399 + 1.63

164.7634 + 8.12

4141.1738

94.8884

9.5031

51.9993

4149.4580

95.0840

9.5227

52.1065

3888.6860

88.9250

8.9059

3912.1914

89.4802

8.9615

rata-rata

9.13

71.2601

13.5276

0.09

1.0703

0.0766

5593.7822

rata-rata

0.9310
0.01

0.0766 + 0.01

rata-rata

0.9031

0.34

3.64

48.7313
49.0355

9.2233

50.4681

9.2233 + 0.34

50.4681 + 1.83

150

1
17

Krokot

0.5008
0.5009

4032.4270

92.3200

5.8471

3976.3142

90.9947

5.7631

3931.7144

89.9413

5.6964

4023.6401

92.1124

5.8339

rata-rata

1
18

Antanan Beurit

0.5005
0.5007

19

Daun Ginseng

0.5006

0.5006

20

Bunga kecombrang

0.5005

0.5007

1.20

47.7364
48.4799
48.4799 + 0.58
152.8803

11980.0000

280.0283

24.0019

11981.1000

280.0543

24.0041

12492.7000

292.1375

25.0398

11994.8000

280.3779

24.0319

1.20

3.27

2.12

0.14

3.06

10.83

7.88

152.8944
0.51

2.12

159.4912
153.0711

24.2694

154.5842

24.2694 + 0.51

154.5842 + 3.27

493.3846

8.7337

0.3890

4.7590

471.2376

8.2106

0.3657

4.4740

496.0759

8.7973

0.3918

486.7547

8.5771

0.3820

0.01

3.06

4.7936
4.6737

0.3821

4.6751

0.3821 + 0.01

4.6751 + 0.14

129.5680

10387.4000

242.4138

13.2584

11068.5000

258.5002

14.1382

12201.9000

285.2692

15.6023

10380.3000

242.2461

13.2492

129.4784

14.0620

137.4216

14.0620 + 1.11

137.4216 + 10.83

rata-rata

0.58

48.8888

5.7852 + 0.07

rata-rata

48.2955
0.07

5.7852

rata-rata

48.9989

1.11

7.88

138.1661
152.4739

151

21

Daun Beluntas

0.5002

0.5001

8129.5073

189.0861

20.1954

105.2167

7913.6680

183.9884

19.6509

102.3801

8074.8691

187.7957

20.0576

8081.9307

187.9625

20.0754

104.5914

19.9948

104.1717

19.9948 + 0.24

104.1717 + 1.24

rata-rata

1
22

Bunga Turi

0.5008
0.5007

0.24

1.19

104.4986

1.24

1.19

1.15

3.21

5.54

1.72

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

23

Terubuk

0.5008

0.5008

2804.7361

63.3240

4.0680

35.0269

2789.4839

62.9637

4.0448

34.8277

2918.1096

66.0016

4.2400

2971.2512

67.2568

4.3206

rata-rata

1
24

Kedondong cina

0.5004
0.5002

0.13

3.21

36.5081
37.2023

4.1684

35.8912

4.1684 + 0.13

35.8912 + 1.15
316.2453

23714.8000

557.1847

46.0773

23987.5000

563.6254

46.6100

24503.6000

575.8148

47.6180

24574.0000

577.4776

47.7555

327.7631

47.0152

322.6822

47.0152 + 0.81

322.6822 + 5.54

rata-rata

319.9009
0.81

1.72

326.8193

*ND: tidak terdeteksi

152

Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran
Wet Basis
No

Sampel

Mengkudu

Ulangan

W sampel (g)

0.5004

0.5002

Duplo

Area (mAU)

[ ] (g/ml)

1
2
1
2

ND

ND

Dry Basis

[ ] (mg/100 g sampel segar)

STDEV

%
RSD

ND

[ ] (mg/100 g sampel kering)

STDEV

% RSD

ND

0.05

0.83

0.02

0.46

0.27

2.09

rata-rata

Mangkokan

Daun Labu Siam

Daun Lembayung

0.5004

0.5006

0.5005

0.5004

0.5007

0.5006

1
2
1
2

456.9399
449.9770
439.6225
440.1553

11.3094
11.2321
11.1172
11.1231
rata-rata

1.1647
1.1568
1.1449
1.1455
1.1530
1.1530 + 0.01

1
2
1
2

131.0545
125.4963
125.1032
130.4019

7.6913
7.6296
7.6252
7.6840
rata-rata

0.5513
0.5469
0.5466
0.5508
0.5489
0.5489 + 0.00

1617.6472

24.1961

2
1
2

1599.2568
1534.4312
1530.5905

23.9920
23.2722
23.2296
rata-rata

0.01

0.00

0.83

0.46

2.0702
2.0528
1.9912
1.9875
2.0254
2.0254 + 0.04

6.5726
6.5277
6.4609
6.4643
6.5064
6.5064 + 0.05
4.1388
4.1056
4.1032
4.1349
4.1206
4.1206 + 0.02
13.2409

0.04

2.09

13.1292
12.7353
12.7120
12.9543
12.9543 + 0.27

153

Daun Katuk

0.5005

0.5004

302.1453

9.5908

1.1568

268.7315

9.2198

1.1120

281.9349

9.3664

1.1297

275.4024

9.2939

1.1209

rata-rata

Daun Kemangi

0.5007

0.5005

Daun Pakis

0.5005

0.5005

Daun Pohpohan

0.5007

0.5007

1.71

5.1788

1.1298

5.1796

1.1298 + 0.02

5.1796 + 0.09

2003.6323

28.4815

1.9848

15.7774

2127.8755

29.8609

2.0809

16.5416

2122.1563

29.7974

2.0765

1990.5109

28.3359

1.9746

0.06

2.83

16.5064

1.71

0.46

2.83

0.05

1.25

0.07

0.78

15.6967

2.0292

16.1305

2.0292 + 0.06

16.1305 + 0.46

174.7454

8.1764

0.4737

4.4132

167.8596

8.0999

0.4693

4.3719

155.1020

7.9583

0.4611

157.8238

7.9885

0.4628

0.01

1.25

4.2955
4.3118

0.4667

4.3481

0.4667 + 0.01

4.3481 + 0.05

886.5911

16.0796

1.1110

9.0213

869.9148

15.8945

1.0982

8.9174

868.7194

15.8812

1.0973

890.3997

16.1219

1.1139

rata-rata

0.09

5.1387

rata-rata

5.0978
0.02

rata-rata

5.3029

0.01

0.78

8.9099
9.0450

1.1051

8.9734

1.1051 + 0.01

8.9734 + 0.07

154

Bunga Pepaya

0.5006

0.5007

968.9445

16.9939

1.0302

9.2899

966.7228

16.9693

1.0287

9.2764

975.7687

17.0697

1.0348

977.5554

17.0895

1.0360

rata-rata

10

Mangkokan Putih

0.5004

0.5004

11

Daun Kenikir

0.5007

0.5006

12

Daun Kelor

0.5005

0.5004

9.3313

1.0324

9.3100

1.0324 + 0.00

9.31 + 0.03

934.7219

16.6140

1.6606

9.3871

937.5071

16.6449

1.6637

9.4045

978.6330

17.1015

1.7093

995.6935

17.2909

1.7282

0.03

1.99

9.6625

0.34

0.19

1.99

0.69

3.75

0.33

2.78

9.7695

1.6904

9.5559

1.6904 + 0.03

9.5559 + 0.19

2403.6433

32.9227

3.4839

17.6883

2671.4573

35.8961

3.7985

19.2859

2485.7473

33.8342

3.5803

2581.9116

34.9019

3.6933

0.14

3.75

18.1781
18.7517

3.6390

18.4760

3.6390 + 0.14

18.4760 + 0.69

1385.1165

21.6145

2.8580

11.5586

1388.0983

21.6476

2.8624

11.5763

1487.6622

22.7530

3.0085

1477.2754

22.6377

2.9933

rata-rata

0.03

9.3422

rata-rata

0.34

rata-rata

0.00

0.08

2.78

12.1674
12.1057

2.9306

11.8520

2.9306 + 0.08

11.8520 + 0.33

155

1
13

Daun Kucai

0.5004
0.5006

172.6932

8.1536

0.3580

151.3006

7.9161

0.3476

178.1852

8.2146

0.3607

176.1268

8.1917

0.3597

rata-rata

0.5004

Daun Jambu Mete

0.5005

4.5151
0.01

1.69

4.6853

0.08

1.69

0.41

3.24

0.10

1.52

4.6723

0.3565

4.6308

0.3565 + 0.01

4.6308 + 0.08

1
2

14

4.6506

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

1
15

Buah Takokak

0.5007
0.5009

1358.1204

21.3148

2.4684

1399.2783

21.7717

2.5213

1501.2277

22.9036

2.6524

1466.0884

22.5135

2.6072

rata-rata

1
16

Antanan

0.5005
0.5003

12.2724
12.5355
0.08

3.24

13.1872
12.9625

2.5624

12.7394

2.5624 + 0.08

12.7394 + 0.41
6.4777

502.9733

11.8205

1.1838

530.8669

12.1302

1.2148

494.4480

11.7259

1.1743

500.3095

11.7909

1.1809

6.4615

1.1885

6.5031

1.1885 + 0.02

6.5031 + 0.10

rata-rata

6.6474
0.02

1.52

6.4258

156

1
17

Krokot

0.5008
0.5009

205.9765

8.5231

0.5398

217.1317

8.6470

0.5477

219.5417

8.6737

0.5493

208.0424

8.5460

0.5413

4.5358

0.5445

4.5631

0.5445 + 0.00

4.5631 + 0.04
8.6527

rata-rata

1
18

Antanan Beurit

0.5005
0.5007

865.8284

15.8491

1.3585

815.5635

15.2910

1.3106

888.9601

16.1059

1.3805

869.8019

15.8932

1.3622

rata-rata

1
19

Daun Ginseng

0.5006
0.5006

1
20

Bunga kecombrang

0.5005

0.5007

0.86

4.6036

2.20

8.7930
8.6177

4.9592

9.1011

0.4054

251.7245

9.0310

0.4023

266.9262

9.1998

0.4098

256.6473

9.0857

0.4047

0.77

5.0130
4.9610
4.9610 + 0.04

9.1791

17.1735

0.9393

1024.9144

17.6153

0.9634

1087.9912

18.3157

1.0017

971.6897

17.0244

0.9311

2.20

0.04

0.77

0.31

3.31

4.9508

0.4055 + 0.00

985.1131

0.19

4.9210
0.00

0.4055

0.86

8.6768
8.6177 + 0.19

258.0371

0.04

8.3481
0.03

1.3530

rata-rata

4.5894
0.00

1.3530 + 0.03
1

rata-rata

4.5236

0.03

3.31

9.4152
9.7896
9.0994

0.9589

9.3708

0.9589 + 0.03

9.3708 + 0.31

157

21

Daun Beluntas

0.5002

0.5001

6709.4155

80.7274

8.6221

44.9206

6200.2446

75.0743

8.0183

41.7750

6994.0791

83.8879

8.9597

7042.7061

84.4277

9.0173

46.9797

8.6544

45.0886

8.6544 + 0.46

45.0886 + 2.39

rata-rata

1
22

Bunga Turi

0.5008
0.5007

0.46

5.30

46.6793

2.39

5.30

0.17

1.85

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

23

Terubuk

0.5008

0.5008

904.3893

16.2772

1.0457

9.0036

874.8511

15.9493

1.0246

8.8222

940.9094

16.6827

1.0717

911.5239

16.3564

1.0507

rata-rata

24

Kedondong cina

0.5004

0.5002

0.02

1.85

9.2278
9.0474

1.0482

9.0252

1.0482 + 0.02

9.0252 + 0.17

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

*ND: tidak terdeteksi

158

Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran
No

Sampel

Mengkudu

Mangkokan

Daun Labu

Daun Lembayung

Ulangan

W sampel
(g)

0.5004

0.5002

0.5004

0.5006

0.5005

0.5004

0.5007

0.5006

Wet Basis
[ ] (mg/100 g sampel
STDEV
segar)
0.7316
0.7285
0.7571
0.04
0.8196
0.7592
0.7592 + 0.04

Duplo

Area
(mAU)

[]
(g/ml)

1
2
1
2

716.9307
713.5448
745.0707
813.8764

9.0900
9.0518
9.4074
10.1835
rata-rata

1
2
1
2

123.4839
121.5137
120.6384
116.7219

2.3965
2.3743
2.3644
2.3202
rata-rata

0.2468
0.2445
0.2435
0.2390
0.2434
0.2434 + 0.00

1
2
1
2

66.5307
60.5090
64.0168
68.9661

1.7541
1.6862
1.7258
1.7816
rata-rata

0.1257
0.1209
0.1237
0.1277
0.1245
0.1245 + 0.00

1402.1360

16.8185

1.4390

2
1
2

1391.5419
1203.8270
1351.3488

16.6990
14.5817
16.2456
rata-rata

1.4288
1.2476
1.3900
1.3763
1.3763 + 0.09

0.00

0.00

% RSD

5.57

1.35

2.35

Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel
STDEV
kering)
5.0299
5.0088
5.2055
0.29
5.6350
5.2198
5.2198 + 0.29
1.3928
1.3798
1.3741
1.3484
1.3738
1.3738 + 0.02
0.9439
0.9074
0.9287
0.9587
0.9347
0.9374 + 0.02

% RSD

5.57

0.02

1.35

0.02

2.35

0.57

6.42

9.2036
0.09

6.42

9.1382
7.9796
8.8901
8.8029
8.8029 + 0.57

159

Daun Katuk

0.5005

1
2

754.1463
708.8474

9.5098
8.9988

1.1470
1.0854

0.5004

1
2

738.0394
682.3416

9.3281
8.6999

1.1251
1.0493

rata-rata

1.1017
1.1017 + 0.04

5.0504
5.0504 + 0.20
1.2229

1
6

Daun Kemangi

Daun Pakis

0.5007
0.5005

5.2581
4.9756
0.04

3.93

5.1576
4.8103

106.7285

2.2075

0.1538

2
1

118.4433
115.3667

2.3396
2.3049

0.1630
0.1606

120.3667

2.3613
rata-rata

0.1646
0.1605

1.3081
1.2760

0.1605 + 0.00

1.2760 + 0.04

0.5005

1
2

0.5005

1
2

ND

ND

ND

0.00

2.95

1.2961
1.2768

ND

0.20

3.93

0.04

2.95

0.03

2.33

rata-rata

1
8

Daun Pohpohan

0.5007
0.5007

121.9771

2.3795

0.1644

1.3350

2
1

125.4892
133.9678

2.4191
2.5148

0.1671
0.1738

127.3133

2.4397
rata-rata

0.1686
0.1685

1.3688
1.3680

0.1685 + 0.00

1.3680 + 0.03

0.00

2.33

1.3572
1.4109

160

10

11

12

Bunga Pepaya

Mangkokan Putih

Daun Kenikir

Daun Kelor

0.5006

0.5007

0.5004

0.5004

0.5007

0.5006

0.5005

0.5004

1
2
1

1048.9993
983.7863
989.1446

12.8354
12.0999
12.1603

0.7781
0.7335
0.7372

1000.5964

12.2895
rata-rata

0.7450
0.7485
0.7485 + 0.02

6.7182
6.7492
6.7492 + 0.18

1
2
1
2

566.1655
640.6119
623.5053
642.9271

7.3895
8.2292
8.0363
8.2553
rata-rata

0.7386
0.8225
0.8032
0.8251
0.7974
0.7974 + 0.04

4.1752
4.6496
4.5406
4.6643
4.5074
4.5074 + 0.23

2454.3301

28.6862

3.0356

15.4122

2
1
2

2252.8960
2733.7730
2721.6177

26.4142
31.8381
31.7010
rata-rata

2.7952
3.3691
3.3546
3.1386
3.1386 + 0.28

14.1916
17.1056
17.0320
15.9354
15.9354 + 1.40

1
2
1
2

2777.9026
2791.8565
2997.2290
2911.8584

32.3358
32.4932
34.8096
33.8467
rata-rata

4.2756
4.2965
4.6027
4.4754
4.4126
4.4126 + 0.16

0.02

0.04

0.28

0.16

2.72

5.06

8.79

3.52

7.0166
6.6145
6.6476

17.2919
17.3760
18.6148
18.0999
17.8456
17.8456 + 0.63

0.18

2.72

0.23

5.06

1.40

8.79

0.63

3.52

161

13

14

15

16

Daun Kucai

Daun Jambu Mete

Buah Takokak

Antanan

0.5004

0.5006

0.5004

0.5005

0.5007

0.5009

0.5005

0.5003

1
2
1
2

103.9391
119.2102
119.8153
119.2691

2.1761
2.3483
2.3551
2.3490
rata-rata

0.0956
0.1031
0.1034
0.1031
0.1013

0.00

3.79

1.2412
1.3394
1.3433
1.3398
1.3159

0.1013 + 0.00

1.3159 + 0.05
15.7199
15.3329
14.7898
14.2365
15.0198
15.0198 + 0.65

1
2
1
2

2576.6816
2511.0510
2418.9636
2325.1406

30.0662
29.3260
28.2873
27.2291
rata-rata

3.0149
2.9407
2.8366
2.7304
2.8807
2.8807 + 0.12

1
2
1
2

171.0071
161.2283
152.3360
146.9178

2.9325
2.8222
2.7219
2.6608

0.3396
0.3268
0.3152
0.3081

rata-rata

0.3225
0.3225 + 0.01

1.6032
1.6032 + 0.07

18.5547
18.9699
17.4441
17.1429
rata-rata

1.8583
1.8998
1.7470
1.7169
1.8055
1.8055 + 0.09

10.1681
10.3956
9.5594
9.3944
9.8794
9.8794 + 0.48

1
2
1
2

1556.0731
1592.8781
1457.6032
1430.8989

0.12

0.01

0.09

4.31

4.28

4.85

1.6885
1.6249
1.5672
1.5320

0.05

3.79

0.65

4.31

0.07

4.28

0.48

4.85

162

17

18

Krokot

Antanan Beurit

0.5008

0.5009

0.5005

0.5007

1
2
1
2

200.2538
242.5063
217.3275
215.0501

3.2624
3.7390
3.4550
3.4293
rata-rata

ND

ND

0.2066
0.2368
0.2188
0.2172
0.2199
0.2199 + 0.01

0.01

5.70

1.7315
1.9845
1.8337
1.8201
1.8424
1.8424 + 0.10

0.10

5.70

0.04

3.74

0.02

1.48

1
2
1
2

ND

ND

rata-rata

19

20

Daun Ginseng

Bunga
kecombrang

0.5006

0.5006

0.5005

0.5007

1
2
1
2

83.4330
87.4127
82.2128
72.4216

1.9448
1.9897
1.9310
1.8206
rata-rata

0.0866
0.0886
0.0860
0.0811
0.0856
0.0856 + 0.00

1
2
1
2

112.8013
118.3186
119.1943
119.0906

2.2760
2.3382
2.3481
2.3469
rata-rata

0.1245
0.1279
0.1284
0.1284
0.1273
0.1273 + 0.00

0.00

0.00

3.74

1.48

1.0597
1.0842
1.0522
0.9920
1.0470
1.0470 + 0.04
1.2165
1.2498
1.2550
1.2544
1.2439
1.2439 + 0.02

163

1
21

Daun Beluntas

0.5002
0.5001

1
2
1
2

ND

ND

ND

ND

0.02

2.36

0.02

1.22

1.12

3.24

rata-rata

22

23

24

Bunga Turi

Terubuk

Kedondong cina

0.5008

0.5007

0.5008

0.5008

0.5004

0.5002

1
2
1
2

65.8811
58.7343
60.9278
65.8243

1.7468
1.6662
1.6909
1.7462
rata-rata

0.0987
0.0941
0.0955
0.0986
0.0967
0.0967 + 0.00

1
2
1

128.9623
122.6145
126.4453

2.4583
2.3867
2.4299

0.1579
0.1533
0.1561

125.3671

2.4177
rata-rata

0.1553
0.1557
0.1557 + 0.00

1.3373
1.3403
1.3403 + 0.02

1
2
1
2

5107.8135
5176.5942
5444.8887
5435.7998

58.6150
59.3908
62.4169
62.3143
rata-rata

4.8473
4.9114
5.1617
5.1532
5.0184
5.0184 + 0.16

33.2685
33.7088
35.4264
35.3682
34.4430
34.4430 + 1.12

0.00

0.00

0.16

2.36

1.22

3.24

1.0095
0.9629
0.9772
1.0091
0.9897
0.9897 + 0.02
1.3598
1.3202
1.3441

*ND: tidak terdeteksi

164

Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran
Wet Basis
No

Sampel

Mengkudu

Mangkokan

Ulangan

W sampel (g)

0.5004

0.5002

0.5004

0.5006

Area (mAU)

[ ] (g/ml)

[ ] (mg/100 g
sampel segar)

1323.9320

31.4802

2.5336

1312.6516

31.2120

2.5120

1339.9066

31.8601

2.5642

1367.8566

32.5246

2.6177

rata-rata

2.5569

17.5793

2.5569 + 0.05

17.5793 + 0.32

Daun Labu Siam

0.5005

0.5004

Daun Lembayung

0.5007

0.5006

% RSD

STDEV

% RSD

0.32

1.79

0.12

1.85

0.90

1.98

0.78

2.70

17.4194
17.2710
0.05

1.79

17.6296
17.9973

489.2159

11.6325

1.1980

6.7604

475.3908

11.3038

1.1641

6.5693

471.9960

11.2230

1.1558

469.4764

11.1631

1.1497

0.02

1.85

6.5224
6.4876

1.1669

6.5849

1.1669 + 0.02

6.5849 + 0.12

3598.8005

85.5716

6.1336

46.0470

3476.3115

82.6591

5.9249

44.4798

3617.8108

86.0237

6.1660

3501.2615

83.2524

5.9674

rata-rata

STDEV

[ ] (mg/100 g sampel
kering)

rata-rata

Dry Basis

Duplo

0.12

1.98

46.2903
44.7990

6.0480

45.4040

6.0480 + 0.12

45.4040 + 0.90

29.8206

2291.7854

54.4937

4.6625

2278.6458

54.1812

4.6358

2177.5278

51.7769

4.4300

2185.1613

51.9584

4.4456

rata-rata

4.5435

29.0594

4.5435 + 0.12

29.0594 + 0.78

0.12

2.70

29.6496
28.3339
28.4332

165

Daun Katuk

0.5005

0.5004

1255.0250

29.8418

3.5992

16.4999

1240.4932

29.4962

3.5575

16.3089

1269.4100

30.1838

3.6405

1476.6963

35.1126

4.2349

rata-rata

Daun Kemangi

0.5007

0.5005

Daun Pakis

0.5005

0.5005

1
8

Daun Pohpohan

0.5007
0.5007

8.51

16.6891

1.47

8.51

0.07

1.57

1.47

5.70

3.23

2.23

19.4143

3.7580

17.2280

3.7580 + 0.32

17.2280 + 1.47

322.7235

7.6737

0.5348

4.2509

326.2233

7.7569

0.5406

4.2970

318.3721

7.5702

0.5275

314.7267

7.4835

0.5215

rata-rata

0.32

0.01

1.57

4.1935
4.1455

0.5311

4.2217

0.5311 + 0.01

4.2217 + 0.07

2121.6980

50.4494

2.9227

27.2300

2098.6494

49.9013

2.8910

26.9342

1913.7180

45.5040

2.6362

1910.7860

45.4343

2.6322

24.5232

rata-rata

2.7705

25.8121

2.7705 + 0.16

25.8121 + 1.47

139.7135

0.16

5.70

24.5608

10473.1000

249.0275

17.2064

11015.8000

261.9317

18.0980

10899.1000

259.1568

17.9062

10924.0000

259.7489

17.9471

145.7286

rata-rata

17.7894

144.4479

17.7894 + 0.40

144.4479 + 3.23

146.9532
0.40

2.23

145.3964

166

Bunga Pepaya

0.5006

0.5007

660.3296

15.7012

0.9518

8.5832

659.9706

15.6927

0.9513

8.5786

660.0141

15.6937

0.9514

660.3975

15.7028

0.9519

rata-rata

10

Mangkokan Putih

0.5004

0.5004

11

Daun Kenikir

0.5007

0.5006

12

Daun Kelor

0.5005

0.5004

0.03

8.5791

0.00

0.03

2.33

2.84

0.94

3.79

0.66

2.30

8.5841

0.9516

8.5813

0.9516 + 0.00

8.5813 + 0.00

5950.5132

141.4902

14.1419

79.9434

6079.8428

144.5654

14.4492

81.6809

6056.4434

144.0090

14.3936

6357.0000

151.1556

15.1079

rata-rata

0.00

0.41

2.84

81.3665
85.4044

14.5232

82.0988

14.5232 + 0.41

82.0988 + 2.33

1871.9208

44.5102

4.7101

23.9140

1892.0000

44.9876

4.7606

24.1705

1952.5836

46.4282

4.9130

2035.4462

48.3985

5.1215

26.0030

rata-rata

4.8763

24.7580

4.8763 + 0.18

24.7580 + 0.94
28.2057

0.18

3.79

24.9445

2218.2285

52.7446

6.9742

2201.8245

52.3546

6.9226

2307.7971

54.8744

7.2558

2288.6118

54.4182

7.1955

29.1007

rata-rata

7.0871

28.6620

7.0871 + 0.16

28.6620 + 0.66

27.9971
0.16

2.30

29.3446

167

13

Daun Kucai

0.5004

0.5006

190.6369

4.5329

0.1990

2.5854

192.7118

4.5823

0.2012

2.6136

203.4619

4.8379

0.2124

203.0501

4.8281

0.2120

rata-rata

1
14

15

Daun Jambu Mete

Buah Takokak

0.5004

0.5005

0.5007

0.5009

16

Antanan

0.5005
0.5003

3.41

2.7594

0.09

3.41

2.01

2.78

8.18

4.88

1.85

3.52

2.7538

0.2062

2.6781

0.2062 + 0.01

2.6781 + 0.09

69.5422

5593.7822

133.0079

13.3376

5937.8291

141.1886

14.1579

5915.6328

140.6609

14.1050

5894.2720

140.1529

14.0541

73.2779

rata-rata

13.9137

72.5458

13.9137 + 0.39

72.5458 + 2.01

0.39

2.78

73.8194
73.5435

11764.5000

279.7342

32.3954

161.0621

11692.6000

278.0245

32.1974

160.0778

12857.5000

305.7233

35.4051

12644.3000

300.6539

34.8181

rata-rata

0.01

1.64

4.88

176.0259
173.1070

33.7040

167.5682

33.7040 + 1.64

167.5682 + 8.18
53.9610

4141.1738

98.4681

9.8616

4149.4580

98.6651

9.8813

3888.6860

92.4645

9.2603

3912.1914

93.0234

9.3163

rata-rata

9.5799

52.4195

9.5799 + 0.34

52.4195 + 1.85

54.0689
0.34

3.52

50.6709
50.9772

168

17

Krokot

0.5008

0.5009

4032.4270

95.8823

6.0727

50.8896

3976.3142

94.5481

5.9882

50.1815

3931.7144

93.4876

5.9210

4023.6401

95.6734

6.0595

rata-rata

1
18

Antanan Beurit

1
19

Daun Ginseng

1
20

Bunga kecombrang

0.5005
0.5007

0.5006
0.5006

0.5005

0.5007

0.07

1.17

49.6186

0.59

1.17

3.29

2.10

0.14

2.29

10.90

7.79

50.7788

6.0104

50.3671

6.0104 + 0.07

50.3671 + 0.59
155.5171

11980.0000

284.8583

24.4159

11981.1000

284.8844

24.4181

12492.7000

297.0492

25.4608

11994.8000

285.2102

24.4460

rata-rata

24.6852

157.2326

24.6852 + 0.52

157.2326 + 3.29
6.3926

155.5314
0.52

2.10

162.1727
155.7093

493.3846

11.7316

0.5225

471.2376

11.2050

0.4991

496.0759

11.7956

0.5254

486.7547

11.5740

0.5155

rata-rata

0.5156

6.3081

0.5156 + 0.01

6.3081 + 0.14

132.0138

6.1056
0.01

2.29

6.4274
6.3067

10387.4000

246.9897

13.5087

11068.5000

263.1848

14.3944

12201.9000

290.1346

15.8684

10380.3000

246.8209

13.4994

rata-rata

14.3177

139.9204

14.3177 + 1.12

139.9204 + 10.90

1.12

7.79

140.6699
155.0743
131.9236

169

1
21

Daun Beluntas

1
22

Bunga Turi

0.5002
0.5001

0.5008
0.5007

8129.5073

193.3020

20.6457

107.5626

7913.6680

188.1698

20.0975

8074.8691

192.0028

20.5069

8081.9307

192.1707

20.5249

rata-rata

20.4437

106.5105

20.4437 + 0.24

106.5105 + 1.24

104.7068
0.24

1.17

106.8397

1.24

1.17

1.16

3.07

5.58

1.71

106.9331

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

1
23

Terubuk

1
24

Kedondong cina

0.5008
0.5008

0.5004
0.5002

2804.7361

66.6905

4.2842

2789.4839

66.3278

4.2609

2918.1096

69.3863

4.4574

2971.2512

70.6499

4.5386

39.0792

rata-rata

4.3853

37.7592

4.3853 + 0.13

37.7592 + 1.16
320.0490

23714.8000

563.8862

46.6315

23987.5000

570.3705

47.1678

24503.6000

582.6422

48.1826

24574.0000

584.3161

48.3210

rata-rata

36.8891
36.6885
0.13

3.07

38.3802

323.7292
0.81

1.71

330.6944
331.6445

47.5757

326.5293

47.5757 + 0.81

326.5293 + 5.58

*ND: tidak terdeteksi

170

Lampiran 16. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran
Wet Basis
No

Sampel

Mengkudu

Ulangan

W sampel (g)

0.5004

0.5002

Duplo

Area (mAU)

[ ] (g/ml)

ND

ND

Dry Basis

[ ] (mg/100 g
sampel segar)

STDEV

% RSD

[ ] (mg/100 g sampel
kering)

STDEV

% RSD

ND

ND

0.05

1.87

0.02

2.46

0.27

2.83

1
2
1
2
rata-rata

1
2

Mangkokan

0.5004
0.5006

456.9399

5.1052

0.5258

449.9770

5.0274

0.5178

439.6225

4.9117

0.5058

440.1553

4.9176

0.5065

rata-rata

1
3

Daun Labu Siam

0.5005
0.5004

1
4

Daun Lembayung

0.5007

0.5006

2.9217
0.01

1.87

2.8545
2.8579

0.5140

2.9003

0.5140 + 0.01

2.9003 + 0.05
0.7879

131.0545

1.4642

0.1050

125.4963

1.4021

0.1005

125.1032

1.3977

0.1002

130.4019

1.4569

0.1044

rata-rata

2.9669

0.7545
0.00

2.46

0.7521
0.7840

0.1025

0.7696

0.1025 + 0.00

0.7696 + 0.02

9.8902

1617.6472

18.0731

1.5463

1599.2568

17.8677

1.5288

1534.4312

17.1434

1.4668

1530.5905

17.1005

1.4631

9.3579

1.5013

9.6018

1.5013 + 0.04

9.6018 + 0.27

rata-rata

0.04

2.83

9.7777
9.3814

171

1
5

Daun Katuk

0.5005
0.5004

302.1453

3.3757

0.4071

268.7315

3.0024

0.3621

281.9349

3.1499

0.3799

275.4024

3.0769

0.3711

rata-rata

1
6

Daun Kemangi

0.5007
0.5005

Daun Pakis

0.5005

0.5005

Daun Pohpohan

0.5007
0.5007

5.12

1.7416
1.7424
1.7424 + 0.09
12.4006

22.3856

1.5600

2127.8755

23.7737

1.6567

2122.1563

23.7098

1.6523

1990.5109

22.2390

1.5498

3.60

13.1341
12.7559
12.7559 + 0.46

174.7454

1.9523

0.1131

1.0538

167.8596

1.8754

0.1086

1.0123

155.1020

1.7329

0.1004

157.8238

1.7633

0.1022

0.9517

0.1061

0.9883

0.1061 + 0.01

0.9883 + 0.05
5.5573

886.5911

9.9054

0.6844

869.9148

9.7191

0.6715

868.7194

9.7058

0.6706

890.3997

9.9480

0.6873

rata-rata

0.46

3.60

0.05

5.54

0.07

1.27

12.3193

1.6047

5.12

13.1695
0.06

1.6047 + 0.06

0.09

1.7013

0.3801 + 0.02
2003.6323

rata-rata

1.6601
0.02

0.3801

rata-rata

1.8665

0.01

5.54

0.9353

5.4528
0.01

1.27

5.4453
5.5812

0.6785

5.5091

0.6785 + 0.01

5.5091 + 0.07

172

1
9

Bunga Pepaya

0.5006
0.5007

968.9445

10.8255

0.6563

966.7228

10.8007

0.6548

975.7687

10.9018

0.6609

977.5554

10.9217

0.6621

rata-rata

10

Mangkokan Putih

0.5004

0.5004

11

Daun Kenikir

0.5007
0.5006

12

Daun Kelor

0.5005

0.5004

0.54

5.9596

0.6585

5.9381

0.6585 + 0.00

5.9381 + 0.03

934.7219

10.4432

1.0438

5.9005

937.5071

10.4743

1.0469

5.9181

978.6330

10.9338

1.0928

995.6935

11.1244

1.1119

6.2854

1.0738

6.0704

1.0738 + 0.03

6.0704 + 0.19
14.4282

2403.6433

26.8547

2.8418

2671.4573

29.8468

3.1584

2485.7473

27.7720

2.9388

2581.9116

28.8464

3.0525

0.03

3.15

6.1777

0.54

0.19

3.15

0.70

4.58

0.33

3.87

16.0358
0.14

4.58

14.9210
15.4983

2.9979

15.2208

2.9979 + 0.14

15.2208 + 0.70

1385.1165

15.4752

2.0462

8.2755

1388.0983

15.5085

2.0506

8.2933

1487.6622

16.6209

2.1977

1477.2754

16.5048

2.1824

rata-rata

0.03

5.9705

rata-rata

5.9043
0.00

rata-rata

5.9179

0.08

3.87

8.8882
8.8261

2.1192

8.5708

2.1192 + 0.08

8.5708 + 0.33

173

1
13

Daun Kucai

0.5004
0.5006

172.6932

1.9294

0.0847

151.3006

1.6904

0.0742

178.1852

1.9908

0.0874

176.1268

1.9678

0.0864

rata-rata

0.5004

Daun Jambu Mete

0.5005

0.9642
0.01

7.31

1.1355

0.08

7.31

0.41

4.51

0.10

3.20

1.1224

0.0832

1.0806

0.0832 + 0.01

1.0806 + 0.08

1
2

14

1.1005

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

1
15

Buah Takokak

0.5007
0.5009

1358.1204

15.1736

1.7572

1399.2783

15.6334

1.8105

1501.2277

16.7724

1.9424

1466.0884

16.3799

1.8969

rata-rata

1
16

Antanan

0.5005
0.5003

8.7365
9.0012
0.08

4.51

9.6570
9.4310

1.8517

9.2064

1.8517 + 0.08

9.2064 + 0.41
3.0795

502.9733

5.6195

0.5628

530.8669

5.9311

0.5940

494.4480

5.5242

0.5533

500.3095

5.5897

0.5598

3.0632

0.5675

3.1051

0.5675 + 0.02

3.1051 + 0.10

rata-rata

3.2503
0.02

3.20

3.0273

174

17

Krokot

0.5008

0.5009

205.9765

2.3013

0.1458

1.2214

217.1317

2.4259

0.1536

1.2875

219.5417

2.4528

0.1553

208.0424

2.3244

0.1472

1.2337

0.1505

1.2611

0.1505 + 0.00

1.2611 + 0.04
5.2812

rata-rata

1
18

Antanan Beurit

0.5005
0.5007

865.8284

9.6735

0.8291

815.5635

9.1119

0.7810

888.9601

9.9319

0.8513

869.8019

9.7178

0.8329

rata-rata

1
19

Daun Ginseng

0.5006
0.5006

1
20

Bunga kecombrang

0.5005

0.5007

3.13

1.3018

3.64

5.4223
5.2459
5.2459 + 0.19
1.5709

258.0371

2.8829

0.1284

251.7245

2.8124

0.1253

266.9262

2.9822

0.1328

256.6473

2.8674

0.1277

0.19

3.64

0.04

2.45

0.31

5.13

1.5325
0.00

2.45

1.6250
1.5624

0.1286

1.5727

0.1286 + 0.00

1.5727 + 0.04

5.8827

985.1131

11.0062

0.6020

1024.9144

11.4508

0.6263

1087.9912

12.1556

0.6648

971.6897

10.8562

0.5938

5.8025

0.6217

6.0757

0.6217 + 0.03

6.0757 + 0.31

rata-rata

3.13

5.3054

0.8236

0.04

4.9746
0.03

0.8236 + 0.03
1

rata-rata

0.00

0.03

5.13

6.1204
6.4970

175

1
21

Daun Beluntas

0.5002
0.5001

6709.4155

74.9608

8.0062

6200.2446

69.2721

7.3986

6994.0791

78.1412

8.3459

7042.7061

78.6845

8.4039

rata-rata

1
22

Bunga Turi

0.5008
0.5007

41.7118
38.5464
0.46

5.74

43.4816

2.40

5.74

0.17

2.99

43.7839

8.0387

41.8809

8.0387 + 0.46

41.8809 + 2.40

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

23

Terubuk

0.5008

0.5008

904.3893

10.1043

0.6491

5.5891

874.8511

9.7743

0.6279

5.4065

940.9094

10.5123

0.6753

911.5239

10.1840

0.6542

rata-rata

24

Kedondong cina

0.5004

0.5002

0.02

2.99

5.8148
5.6332

0.6516

5.6109

0.6516 + 0.02

5.6109 + 0.17

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

*ND: tidak terdeteksi

176

Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran
Wet Basis
No

Sampel

Mengkudu

Mangkokan

Daun Labu Siam

Daun Lembayung

Ulangan

W sampel (g)

0.5004

0.5002

0.5004

0.5006

0.5005

0.5004

0.5007

0.5006

Duplo

Area (mAU)

[ ] (g/ml)

1
2
1
2

716.9307
713.5448
745.0707
813.8764

8.1098
8.0715
8.4281
9.2064
rata-rata

1
2
1
2

123.4839
121.5137
120.6384
116.7219

1.3968
1.3745
1.3646
1.3203
rata-rata

0.1439
0.1416
0.1405
0.1360
0.1405
0.1405 + 0.00

1
2
1
2

66.5307
60.5090
64.0168
68.9661

0.7526
0.6845
0.7241
0.7801
rata-rata

0.0539
0.0491
0.0519
0.0559
0.0527
0.0527 + 0.00

1402.1360

15.8607

1.3570

2
1
2

1391.5419
1203.8270
1351.3488

15.7409
13.6175
15.2862
rata-rata

1.3468
1.1651
1.3079
1.2942
1.2942 + 0.09

[ ] (mg/100 g
sampel segar)
0.6527
0.6496
0.6783
0.7410
0.6804
0.6804 + 0.04

STDEV

% RSD

0.04

6.23

0.00

0.00

2.35

5.56

Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel
STDEV
kering)
4.4875
4.4663
4.6636
0.29
5.0943
4.6779
4.6779 + 0.29
0.8118
0.7988
0.7931
0.7673
0.7928
0.7928 + 0.02
0.4050
0.3683
0.3897
0.4198
0.3957
0.3957 + 0.02

% RSD

6.23

0.02

2.35

0.02

5.56

0.57

6.85

8.6795
0.09

6.85

8.6139
7.4519
8.3651
8.2776
8.2776 + 0.57

177

Daun Katuk

Daun Kemangi

Daun Pakis

0.5005

0.5004

0.5007

0.5005

0.5005

0.5005

754.1463

8.5308

1.0289

4.7168

708.8474

8.0183

0.9671

738.0394

8.3486

1.0069

682.3416

7.7185

0.9309

4.2677

rata-rata

0.9835

4.5085

0.9835 + 0.04

4.5085 + 0.20

0.6688

4.4335
0.04

4.41

4.6160

106.7285

1.2073

0.0841

118.4433

1.3398

0.0934

115.3667

1.3050

0.0909

120.3667

1.3616

0.0949

0.7542

rata-rata

0.0908

0.7220

0.0908 + 0.00

0.7220 + 0.04

0.20

4.41

0.04

5.23

0.03

3.96

0.7422
0.00

5.23

0.7229

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

Daun Pohpohan

0.5007

0.5007

121.9771

1.3798

0.0953

0.7741

125.4892

1.4195

0.0981

0.7964

133.9678

1.5154

0.1047

127.3133

1.4401

0.0995

rata-rata

0.00

3.96

0.8502
0.8080

0.0994

0.8072

0.0994 + 0.00

0.8072 + 0.03

178

Bunga Pepaya

0.5006

0.5007

1048.9993

11.8661

0.7193

983.7863

11.1284

0.6746

989.1446

11.1890

0.6783

1000.5964

11.3186

0.6862

rata-rata

10

Mangkokan Putih

0.5004

0.5004

11

Daun Kenikir

0.5007

0.5006

12

Daun Kelor

0.5005

0.5004

6.1166

6.2185

3.6185

0.6401

640.6119

7.2465

0.7243

623.5053

7.0530

0.7049

642.9271

7.2727

0.7269

5.79

3.9850

3.9517
3.9517 + 0.23

14.9162

27.7629

2.9379

2252.8960

25.4843

2.6968

2733.7730

30.9239

3.2724

2721.6177

30.7864

3.2578

9.10

16.6145

15.4408
15.4408 + 1.40

16.8038

31.4231

4.1550

2791.8565

31.5809

4.1758

2997.2290

33.9041

4.4830

2911.8584

32.9384

4.3553

1.40

9.10

0.63

3.63

16.5406

3.0412

2777.9026

5.79

13.6920
0.28

3.0412 + 0.28

0.23

4.1091

0.6991

2454.3301

2.96

4.0943
0.04

0.6991 + 0.04

0.18

6.1874

6.2185 + 0.18

6.4044

rata-rata

2.96

0.6896

566.1655

rata-rata

6.0835
0.02

0.6896 + 0.02

rata-rata

6.4867

16.8882
0.16

3.63

18.1305
17.6141

4.2923

17.3592

4.2923 + 0.16

17.3592 + 0.63

179

1
13

Daun Kucai

0.5004
0.5006

103.9391

1.1757

0.0516

119.2102

1.3485

0.0592

119.8153

1.3553

0.0595

119.2691

1.3491

0.0592

rata-rata

1
14

Daun Jambu Mete

0.5004

0.5005

1
15

Buah Takokak

0.5007
0.5009

1
16

Antanan

0.5005
0.5003

6.71

0.7730
0.7456
0.7456 + 0.05

15.2393

29.1469

2.9228

2511.0510

28.4045

2.8483

2418.9636

27.3629

2.7439

2325.1406

26.3015

2.6374

0.12

4.46

14.8511
14.3065

2.7881

14.5371
14.5371 + 0.65
1.1138

171.0071

1.9344

0.2240

161.2283

1.8238

0.2112

152.3360

1.7232

0.1996

146.9178

1.6619

0.1925

6.71

0.65

4.46

0.07

6.69

0.48

5.13

13.7516

2.7881 + 0.12
1

0.05

0.7695

0.0574

2576.6816

rata-rata

0.7691
0.00

0.0574 + 0.00

rata-rata

0.6706

1.0501
0.01

6.69

0.9922
0.9569

0.2068

1.0282

0.2068 + 0.01

1.0282 + 0.07
9.6460

1556.0731

17.6020

1.7628

1592.8781

18.0183

1.8045

1457.6032

16.4881

1.6513

1430.8989

16.1861

1.6210

8.8700

rata-rata

1.7099

9.3564

1.7099 + 0.09

9.3564 + 0.48

9.8741
0.09

5.13

9.0356

180

1
17

18

Krokot

Antanan Beurit

0.5008
0.5009

0.5005

0.5007

200.2538

2.2652

0.1435

1.2023

242.5063

2.7432

0.1737

217.3275

2.4584

0.1557

215.0501

2.4326

0.1541

1.2911

rata-rata

0.1567

1.3135

0.1567 + 0.01

1.3135 + 0.11

1.4559
0.01

8.01

1.3048

0.11

8.01

0.04

7.82

0.02

2.61

1
2
1

ND

ND

ND

ND

2
rata-rata

19

Daun Ginseng

0.5006

0.5006

83.4330

0.9438

0.0420

0.5143

87.4127

0.9888

0.0440

0.5388

82.2128

0.9300

0.0414

72.4216

0.8192

0.0365

rata-rata

1
20

Bunga kecombrang

0.5005

0.5007

0.00

7.82

0.5067
0.4464

0.0410

0.5015

0.0410 + 0.00

0.5015 + 0.04

0.6820

112.8013

1.2760

0.0698

118.3186

1.3384

0.0732

119.1943

1.3483

0.0737

119.0906

1.3471

0.0737

rata-rata

0.0726

0.7095

0.0726 + 0.00

0.7095 + 0.02

0.00

2.61

0.7154
0.7207
0.7200

181

21

Daun Beluntas

0.5002

0.5001

1
2
1

ND

ND

ND

ND

0.02

5.71

0.02

2.09

1.12

3.30

2
rata-rata

1
22

23

Bunga Turi

Terubuk

0.5008
0.5007

0.5008

0.5008

65.8811

0.7452

0.0421

58.7343

0.6644

0.0375

60.9278

0.6892

0.0389

65.8243

0.7446

0.0421

rata-rata

0.0401

0.4108

0.0401 + 0.00

0.4108 + 0.02

24

Kedondong cina

0.5004
0.5002

0.3840
0.00

5.71

0.3983
0.4303

128.9623

1.4588

0.0937

0.8069

122.6145

1.3870

0.0891

0.7672

126.4453

1.4303

0.0919

125.3671

1.4181

0.0911

rata-rata

0.4307

0.00

2.09

0.7912
0.7844

0.0915

0.7874

0.0915 + 0.00

0.7874 + 0.02
32.7938

5107.8135

57.7786

4.7781

5176.5942

58.5566

4.8424

5444.8887

61.5915

5.0934

5435.7998

61.4887

5.0849

34.8996

rata-rata

4.9497

33.9717

4.9497 + 0.16

33.9717 + 1.12

33.2354
0.16

3.30

34.9579

*ND: tidak terdeteksi

182

You might also like