Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada
dosis dan cara pemberiannya. Karena gejala yang timbul bervariasi, kita harus
mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agens agar dapat berpindah
dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan. Bertuk
terpenting dari penunjang kehidupan lanjut adalah pemberian obat yang dini.
Tentunya, hanya paramedis berijaza yang dibenarkan hukum untuk
menyuntik, tetapi terapi obat bisa juga diberikan peroral atau perrektal,
keduanya dapat dilakukan oleh EMT yang belum tinggi tingkatnya. Sebelum
sebuah obat dapat diberikan, harus dikenali, dan konsentrasinya. Setelah ini
diteliti, dosisnya harus dihitung dengan tepat. Obat lazim diberikan dalam
miligram dan mililiter, tetapi beberapa obat masih dipasarkan diapotik dalam
bentuk grain, minim dan ounce. Bila diperlukan konversi dari satu sistem ke
sistem lain.
Penyerapan obat dipengaruhi oleh perubahan terkait usia berikut:
penurunan asam lambung, penurunan motilitas gastrointestinal, penurunan
aliran darah lambung, perubahan vilus gastrointestinal dan penurunan aliran
darah
dan
keterlambatan
pengosongan
lambung
dapat
mengubah
penghancuran dan kemudian penyerapan obat. Obat yang tidak stabil dalam
media asam dapat sangat berkurang bioavailabilitasnya bila tetap berada
dalam lambung untuk waktu yang lama. Beberapa obat dieliminasi dari tubuh
sebelum obat tersebut masuk sirkulasi sistemik melalui proses yang disebut
metabolism lintas awal. Distribusi obat dalam tubuh dapat dipengarui oleh
penurunan masa tubuh tanpa lemak, peningkatan lemak tubuh total, atau
penurunan cairan tubuh total, yang kesemuaanya dapat menyertai penuaan.
Hati adalah organ utama untuk biotransformasi dan detoksifikasi obat. Reaksi
metabolisme obat digolongkan menjadi reaksi fase I, yang meliputi
penambahan atau penyingkapan kelmpok kimiawi polar.
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.3.8
1.3.9
1.4 Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini diharap dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman pembaca maupun penyusun mengenai hal terkait Asuhan
Keperawatan Gadar Pada Pasien Intoksikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia
dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah kecil apabila masuk
ke dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, sehingga
mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan membawa
kematian.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat
pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati,
darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak
diinginkan dalam jangka panjang.
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui
saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang
menimbulkan gejala klinis.
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui
mulut, hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau
mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.(Mc
Graw-Hill Nursing Dictionary)
2.2 Etiologi
Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industi yang
mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman
salmonella, sthapilococcus clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula
berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal tidak
2.
3.
4.
5.
6.
2.3 Patofisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan
akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi
kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik
langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena
depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat
dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia
terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas
syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan
hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan
hipoksia.
2.4 pathway
Obat-obatan
Makanan
Inhalasi
Distress
pernapasan
Obstruksi
trakheobronkea
l
pola napas tidak
efektif
G3 organ2
tubuh
kekurangan O2
(Hipoksia)
Iritasi pada
Lambung
perubahan
perfusi jaringan
tubuh (khE)
HCL
meningkat
Mual, muntah
Devisit volume
cairan
Gejala
Dapat mengenai kulit,
mata atau ditelan, tanda
korosi pada mulut dan
farings: sangat nyeri dan
kecoklatan, muntah dan
diare: cairan kehitaman.
Tindakan
Jangan lakukan emesis atau
bilas lambung.
Netralisasi: asam kuat
dengan antasid, jangan
dengan NaHCO3 karena
menghasilkan gas. Basa
kuat dengan sari buah atau
asam cuka 10%. Bila tidak
diketahui: beri susu atau air
biasa.
Antibiotik: penisilin
800.000-1.2 juta U/ hari.
Alkohol
(etil alkohol)
Minuman keras
Arsenikum
LD 200-300 mg
As2O3
TD 100 mg AS2O3
Alkaloid beladona
Atropin
Skopolamin
Hiosin
Tenggorokan tercekik,
disfagi, kolik usus,
muntah dan diare,
oliguri, syok.
Mulut kering, kulit
merah dan panas,
midriasis, hipereksi,
takikardia, delirium,
koma.
Amfetamin
Aminopirin
Antalgin
Novalgin
Anlin,
Asetaminofen,
Fenasetin
Kortikosteroid: kortison
300-500 mg/hari atau
prednison 60 mg/hari
dengan tapering off selama
2-3 minggu
Erhatikan kemungkinan
perforasi dan striktur
esofagus.
Emesis dan bilas lambung
dengan air/NaHCO3 5% beri
kopi pahit.
Infus glukosa untuk
menghidari hipoglikemi.
Bilas lambung, bila ada
dengan NaHCO3 1%
BAL 10% in oil 2,5 mg/kg
BB IM setiap 4 jam, 4 kali.
Emesis dan bilas lambung,
bila ada dengan asam tanat
4%, lalu berikan activated
charcoal dalam lambung
Kateterisasi kandung
kencing.
Fisostigmin salisilat 0,5-2,0
mg IM/IV lambat.
Bilas lambung masih efektif
setelah 4 jam.
Klorpromazin 0,5-1 mg/kg
BB IM atau oral, dapat
diulang setiap 30 menit.
Kurangi rangsang luar.
Cegah edema otak.
Antihistamin dan epinefrin
1/1000 0,3 mL SC.
Antihistamin dan epinefrin
1/1000 0,3 mL SC
Antihistamin
muntah, delirium,
kegagalan pernapasan
dan sirkulasi
Mulut kering, takikardia,
disorientasi, rangsang/
depresi susunan saraf
pusat, hiperpireksi.
Kekacauan mental,
mengantuk, hiporefleksi,
bullae berisi serum,
hipotensi, delirium,
depresi pernapasan, syok,
koma.
BB IV.
Vitamin C 1 gr IV
Sedatif hanya bila kejang
Digitalis
LD 3 gr
fenobarbital
3 mg digitoksin
5-7 mg digoksin
Deterjen-anionik
Sabun dan deterjen
rumah tangga
Deterjen-kationik
Deterjen bakterisid
dirumah sakit
(Zephiran)
Deterjen- non
lonik
Deterjen untuk
mesin cuci
Tidak berbahaya
Ergot
Ergotamin
Methergin
Haus,muntah, diare,
klaudikasio, kejang,
hipotensi, koma
Fenol
TD 1 gr
Barbiturat
LD 5 gr
fenobarbital
3 gr sekobarbital
Asam karbol
Kresol
Lysol
Fenotiazin
CPZ
(klorpromazin)
Trifluoperazin
Formaldehid
Formalin
(larutan 40%)
LD 60 mL
formalin
Insektisida CHC
DDT
Dieldrin
Chlordane
Endrin
LD 15-30 g DDT
1 gr endrine
Insektisida
karbamat
Sevin
Insektisida
Organofosfat
Parathion
DDVP
Diazinon
zaitun/activated charcoal.
Relatif jarang menimbulkan
striktur esofagus.
Difenhidramin (benadryl) 23 mg/kg BB IV IM.
Jangan gunakan epinefrin
atau levarterenol
TEPP
LD 20 mg
parahion
1000 mg malathion
Hidrokarbon
Senyawa, bensin
minyak tanah
Karbon monoksida
Kalium
permanganat
Kokain
Makananbotulisme
Makanan dalam
kaleng yang
tidak sempurna.
Cegah denga
memanaskan
80oc selama 30
menit.
Kausa:
Inhalasi:
Nyeri kepala, mual,
lemah, dispnea, depresi
pernapasan.
Ditelan: korosi, muntah,
diare, sangat berbahaya
bila terjadi aspirasi.
10
clostridium
botulinum.
Makanan
bongkrek
- kausa
Pseudomonas
cocovenenans
Makanan-ikan
11
Na-bikarbonat 4x2 g
oral/hari
Infus NaHCO3 1,5%
Ganja
Metil alkohol
(metanol)
Dalam spirtus
Bakar 5-10%
LD 30 mL metanol
menyerupai disentri
Serupa atropin dengan
halusinasi nyata, mulut
kering, medriasis tidak
begitu jelas
Mata laten 8-32 jam
nyeri kepala dan pusing,
nyeri perut, kulit dingin,
kekacauan mental,
kejang, bradikardi,
gangguan penglihatan,
sampai buta, asidosis,
koma
Cukup simtomatik,
kesadaran akan pulih dalam
- 1 hari
Bilas lambung dengan
NaHCO3 hanya efektif
dalam 2 jam
Etanol 50% (wiski) 30 mL
setiap 3-4 jam
NaHCO3 4 g oral setiap 15
menit/ 4 mE/kg BB IV
setiap 4 jam
Prednison: 30-50 mg/hari
untuk mengatasi hemolisis
Alkalisasi urine dengan
NaHCO3 oral.
Demulsen: susu,antasit
Jangan beri NaHCO3 /asam
Beri Na-sulfat 5% 200 mL
oral
Jangn lakukan emesis
Nalokson 5 ug/kg BB IV
atau nalor pien 0,1 mg/kg
BB IV setiap 5 menit
(maksimal 40 mg dalam 4
jam) atau levorpal 0,02
mg/kg BB IV
Obat terpilih: nalokson
karena tidak mendepresi
pernapasan dan
memperbaiki kesadaran
Bilas lambung dengan
KMnO4 atau activated
charcoal, lalu beri pencahar.
Natrium hipoldorit
Pemutih (3-6%)
LD 30 mL larutan
15%
Korosi
Narkotik
Heroin
Morfin
Kodein
LD 120150 mg
Nikotin
LD 60 mg (setara
dengan 3 batang
rokok)
Salisilat
LD 20-30 g
Aspirin
12
Sianida
Singkong racun
Timah hitam
Plumbum (Pb)
Yodium tingtura
LD 30-60 mL
larutan 7%
BAB III
13
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a) Airway
Yang di nilai :
Look : Ada gerak napas(ada,pernafasan 28x/menit),
Listen : Suara tambahan yang terdengar dapat berupa
Gurgling : sumbatan oleh cairan
Stridor : sumbatan pada plika vokalis
Snoring :sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke
belakang
Feel
b) Breathing
Penilaian :
Look : ada adanya terlihat penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Listen : Suara nafas pada kedua paru-paru
Feel
Nafas cepat
14
: Alergi
: Last Meal
: Event/ Environment
1) Pengumpulan data
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku
bangsa, pekerjaan, bahasa, nomer register, tanggal masuk rumah sakit,
diagnose medis.
2) Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utaman pada intoksikasi adalah penurunan
kesdaran.
b. Riwayat penyakit sekarang
mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan
c. Riwayat penyakit dahulu
riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama
diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus
keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan
terjadinya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Kaji tentang adakah keluarga yang pernah mengalami keluhan yang
sama.
15
3) Pemeriksaan
a. Aktifitas dan Istirahat
Pada pasien intoksikasi biasanya muncul gejala Keletihan,
kelemahan, malaise, hiporefleksi
b. Sirkulasi
Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus berat)
,aritmia jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.
c. Eliminasi
Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus
menurun, kerusakan ginjal. Perubahan warna urin contoh kuning
pekat, merah, coklat
d. Makanan Cairan
Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia,nyeri uluhati, Perubahan turgor
kulit/kelembaban,berkeringat banyak
e. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil,
kram
otot/kejang,
kehilangan
memori,
penurunan
tingkat
16
3.3 Intervensi
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit pola
napas pasien efektif
KH
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam
menentukan tindakan selanjutnya
b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter
Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
c. Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan
suction.
Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas
d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan
asuhan
keperawatan individual
X/menit )
Pusing hilang
Intervensi :
17
Intervensi :
a. Monitor vital sign tiap 15 menit
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi
penurunan kesadaran
b. Catat tingkat kesadaran pasien
Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah
otak.
c. Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan
kolapsnya pembuluh darah
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada
otak, ginjal, jantung dan paru.
d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,
meliputi resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum
18
BAB IV
PENUTUP
19
4.1 Kesimpulan
Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan
yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Intoksikasi
atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun
yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya.
4.2 Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Asuhan Keperawatan
Gadar Pada Pasien intoksikasi merupakan salah satu cabang ilmu
keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat
agar dapat mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam
wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis
yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.
20