You are on page 1of 13

LATAR BELAKANG

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik di sekolah maupun di


luar sekolah, guru memiliki posisi sentral dan strategis. Hal ini mengandung
makna bahwa upaya reformasi pendidikan hanya dapat terwujud apabila
unsur guru yang berada di front terdepan mendapat prioritas. Masalah guru
baik dalam jumlah, mutu, dan kesejahteraannya harus mendapat prioritas
dalam keseluruhan pendidikan nasional. Baik dari kepentingan pendidikan
nasional maupun tugas fungsional guru, semuanya menuntut agar pendidikan
dilaksanakan secara profesional artinya dilaksanakn secara sungguh-sungguh
dan didukung oleh unjuk kerja profesional.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering
dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena
itu, guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk
mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya
secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai
berbagai hal terutama kompetensi kepribadian, sosial dan profesional.

PENGERTIAN PROFESIONAL DAN GURU

1. Pengertian

profesi,

Profesional,

profesionalisme,

profesionalitas,

profesionalisasi
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang
yang tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. akan tetapi
tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi
menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu
pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Ada beberapa istilah lain
yang dikembangkan yang bersumber dari istilah profesi yaitu istilah
profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi secara tepat.
Profesional menunjuk pada dua hal,

Pertama, orang yang

menyandang suatu profesi. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan


pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam kegiatan sehari-hari
seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang
dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Penyandangan dan penampilan
profesional ini telah mendapat pengakuan, baik secara formal maupun
informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga
yang mempunyai kewenangan untuk itu diberikan oleh masyarakat luas dan
para pengguna jasa suatu profesi. Sebagai contoh misalnya guru
professional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal
berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan
ataupun latar belakang pendidikan formalnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia profesional berarti

bersangkutan dengan profesi, memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya, profesional, mutu kualitas dan


tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi orang profesional. Dengan
demikian, sebutan profesional didasarkan pada pengakuan formal terhadap

kualifikasi dan kompetensi penampilan unjuk kerja suatu jabatan atau


pekerjaan tertentu. Dalam RUU Guru (pasal 1 ayat 4) dinyatakan bahwa :
professional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan
keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain. Profesi pada hakikatnya
adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka untuk profesional, artinya
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan
atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil menjabat pekerjaan
itu. Mengenai istilah profesi ini Everett Hughes menjelaskan bahwa istilah
profesi merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi
pekerjaan itu sendiri (Piet A. Sahertian, 1994: 26).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Profesionalisme berarti mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Perwujudan unjuk kerja profesional guru ditunjang dengan jiwa
profesionalisme yaitu sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota
suatu profesi untuk senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri
sebagai guru profesional. Pada dasarnya profesionalisme itu merupakan
motivasi intrinsik pada diri guru sebagai pendorong untuk mengembangkan
dirinya ke arah perwujudan profesional.
Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para
anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan
keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan
demikian, sebuata profesionalitas lebih menggambarkan suatu keadaan
derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian
yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini guru
diharapkan memiliki profesionalitas yang memadai sehingga mampu
melaksanakan tugasnya secara efektif.
Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Dengan profesionalisasi, para guru secara
bertahap diharapkan dapat mencapai suatu derajat kriteria profesional sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan menurut UU NO 14 Tahun 2005 yaitu


berpendidikan akademik atau S1 ata D-IV dan telah lulus sertifikasi
pendidikan. Pada dasarnya profesionalisasi merupakan suatu proses
berkesinambungan melalui berbagai program pendidikanb dalam jabatan.
2. Pengertian Guru
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi
seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui
interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa : guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta diidk pada jalur
pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Adapun Guru Profesional ialah guru yang memiliki kemampuan dan
keahlian dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, mengakui dan sadar
akan profesinya, memiliki sikap dan mampu mengembangkan profesinya
serta ikut dalam megkomunikasikan usaha pengembangan profesi dan
bekerjasama dengan profesi lain. Pengertian Guru Profesional menurut
Mohammad Uzer Usman, sebagaimana dikutip oleh Piet A. Suhertian, adalah
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah
orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
kaya dibidangnya ( Piet A. Sahertian, 1994:26).
Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi
maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah
keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang
diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapat

pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan


lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisai
profesi). Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan
otonominya, baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.
Disamping dengan keahliannya, sosok profesional guru ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksankan seluruh pengabdiannya. Guru
profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan
agamanya.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru
adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik
dan

pengajar

meliputi

kemampuan

merencanakan,

melakukan,

dan

melaksanakan evaluasi pembelajaran untuk mencapai tingkat kedewasaan


sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
3. Kewajiban Guru Profesional
Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual,
moral, dan spiritual.
a. Tanggung Jawab Pribadi, artinya mandiri yang mampu memahami
dirinya.
b. Tanggung jawab sosial
Diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta
memiliki kemampuan interaktif yang efektif.
c. Tanggung Jawab Intelektual
Diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya.
d. Tanggung Jawab Spiritual dan Moral
Diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk yang
beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari normanorma agama dan moral.
Ciri profesi yang selanjutnya adalah kesejawatan, yaitu rasa
kebersamaan antara sesama guru. Kesejawatan ini diwujudkan dalam
persatuan para guru melalui organisasi profesi dan perjuangan, yaitu

PGRI. Melalui PGRI para guru mewujudkan rasa kebersamaanya dan


memperjuangkan martabat diri dan profesinya di atas, pada dasarnya
telah tersirat dalam kode Etik Guru Indonesia sebagai pegangan
profesional guru.
Kualitas profesionalisme didukung oleh lima kompetensi sebagai
berikut :
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang ideal
2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi
3. Senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang
dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi
Dalam UU Guru pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan
dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsipprinsip professional sabagai berikut :
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugasnya
c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugasnya
d. Mematuhi kode etik profesi
e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerjanya
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan
h. Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya
i. Memiliki organisai profesi yang berbadan hokum
Undang-undang ini memberikan landasan kepastian hokum yang
untuk perbaikan guru di masa depan khusunya yang berkenaan
dengan

profesi,kesejahteraan,jaminan

kewajiban,serta perlindungan.

social,hak

dan

Beberapa substansi RUU Guru yang bernilai pembaharuan untuk


mendukung profesionalitas dan kesejahteraan guru antara lain yang
berkenaan:
1. Kualifikasi dan kompetensi guru : yang mensyaratkan kualifikasi
akademik guru minimal lulusan S-1 atau Diploma IV, dengan
kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi
2.

Pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial.


Hak Guru : yang berupa penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum

berupa gaji pokok, tunjangan profesi, tunjangan

fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait


3.

tugasnya sebagai guru. (pasal 15)


Kewajiban guru : untuk mengisi keadaan darurat adanya wajib kerja

4.

sebagai guru bagi PNS yang memnuhi persyaratan.


Pengembangan profesi guru : melalui pendidikan guru yang lebih
berorientasi pada pengembangan kepribadian dan profesi dalam satu

5.

lembaga yang terpadu.


Perlindungan : guru mendapat perlindungan hukum dalam berbagai
tindakan yang merugikan profesi, kesejahteraan, dan keselamatan

6.

kerja.
Organisasi profesi : sebagai wadah independen untuk meningkatkan
kompetesi karir, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,
kesejahteraan dan atau pengabdian, menetapkan kode etik guru,
memperjuangkan aspirasi dan hak-hak guru.

Sedangkan ciri-ciri sederhananya guru profesional itu yang pertama


menguasai materi atau ilmu yang akan diajarkan dan yang kedua menguasai
metodologi pangajaran.
1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seseorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap
percakapan atau diskusi dengan mereka.
Guru yang baik juga punya kemampuan mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap
pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif


sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang
baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik,saat siswa belajar
dan bekerja sama secara efektif,membiasakan menanamkan rasa hormat
kepada seluruh komponen didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan baik orang tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua
dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang
terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum,disiplin,dan isu lainya.mereka
membuat

diri

mereka

selalu

bersedia

memenuhi

panggilan

telepon,rapat,email dan sekaran,twitter.


6. Punya harapan yang tinggi pada siswanya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan
mendorong

semua

siswa

dikelasnya

untuk

selalu

bekerja

dan

mengerahkan potensi terbaik mereka.


7. Pengetahuan tentang kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengertahuan mendalam tentang
kurikulum sekolah dan standar-standar lainya.
Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi
standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang
guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme
untuk subyek yang mereka ajarkan.
Meraka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik
bagi para siswa,bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi
pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan proses pengajaran
seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anakanak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan
mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam
kehidupan siswanya,sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak
dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan siswa

Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling
hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat
dipercaya.
4. Komponen Kompetensi Guru
Seorang guru harus memiliki kompetensi professional yang menjadi
andalan guru dalam menjalankan tugasnya, kompetensi professional
merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
agar dapat melaksanakan tugasnya dengan berhasil.
Dalam rangka mempersiapkan guru dan calon guru, maka pemerintah
Republik Indonesia dalam PP No 74/2007 telah merumuskan empat jenis
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu : 1) kompetensi pedagogik, 2)
kompetensi kepribadian, 3) kompetensi profesional, dan 4)

kompetensi

sosial. Selanjutnya rincian untuk masing-masing kompetensi pendidik


tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang harus dikembangkan
secara berkesinambungan oleh para pendidik dan calon pendidik.
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik yang berkaitan
dengan pengelolaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya meliputi
pemahaman tentang :
a) wawasan atau landasan kependidikan,
b) potensi peserta didik
c) pengembangan kurikulum
d) perancangan pembelajaran
e) pelaksanaan pembelajaran
f) pemanfaatan informasi, komputer dan teknologi
g) evaluasi hasil belajar, dan
h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan yang melekat dengan
pribadi setiap insan pendidik. Beberapa karakter yang merupakan bagian
dari kompetensi ini ialah bahwa seorang guru harus : a) beriman dan
bertakwa, b) berakhlak mulia, c) bersikap arif, d) demokratis, e)
berkepribadian mantap, f) berwibawa, g) memiliki sikap dan perilaku yang

stabil, dewasa, jujur dan sportif, h) dapat ,menjadi teladan bagi peserta
didik dan masyarakat, i) secara obyektif mau dan mampu mengevaluasi
kinerja sendiri, dan mau dan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara mandiri dan berkelanjutan.
Setiap subjek mempunyai pribadi yang unik, masing-masing
mempunyai ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan. Banyak
masalah psikologis yang dihadapi peserta didik, banyak pula minat,
kemampuan,

motivasi

dan

kebutuhannya.

Semuanya

memerlukan

bimbingan guru yang berkepribadian dapat bertindak sebagai pembimbing,


penyuluh dan dapat menolong menolong peserta didik agar mampu
menolong dirinya sendiri. Disinilah letak kompetensi kepribadian guru
sebagai pembimbing dan suri teladan. Guru adalah sebagai panutan yang
harus digugu dan ditiru dan sebagai contoh pula bagi kehidupan dan
pribadi peserta didiknya.
Guru bukan hanya pengajar, pelatih dan pembimbing, tetapi juga
sebagai cermin tempat subjek didik dapat berkaca. Dalam relasi
interpersonal antarguru dan subjek didik tercipta situasi didik yang
memungkinkan subjek didik dapat belajar menerapkan nilai-nilai yang
menjadi contoh dan memberi contoh. Guru mampu menjadi orang yang
mengerti diri siswa dengan segala problematikanya, guru juga harus
mempunyai wibawa sehingga siswa segan terhadapnya.
Dari uraian di atas, fungsi kompetensi kepribadian guru adalah
memberikan

bimbingan

dan

suri

teladan,

secara

bersama-sama

mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta


dorongan untuk maju kepada anak didik.
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial yakni kemampuan guru dalam berinteraksi
dengan lingkungannya sebagai bagian dari masyarakat. Terkait dengan hal
ini, sekurang-kurangnya setiap pendidik yang profesional harus memiliki
kompetensi yang baik dalam hal : a) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau
isyarat secara santun, b) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara funsional, c) bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang

tua atau wali peserta didik, d) bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar , e) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
Guru ada dan hidup bermasyarakat. Masyarakat dalam proses
pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagai anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup luas, yang mau ikut
serta secara aktif dalam proses pembangunan. Guru diharapkan menjadi
pelopor di dalam pelaksanaan pembangunan. Posisi sebagai seorang
guru/calon guru perlu menyadari bahwa guru tidak mungkin lepas dari
kondisi sosial di masyarakat yang sifatnya kompleks.
4. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam hal
penguasaan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni serta
budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan :
a) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu, dan b) konsep dan metode disiplin keilmuan,
teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau
koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

KESIMPULAN
1.

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi
seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui

2.

interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis.


Guru Profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan

fungsinya

sebagai

guru

dengan

kemampuan

maksimal.

Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas


pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan
merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
untuk mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
3.

pendidikan.
Guru profesional mempunyai beberapa tanggung jawab, yaitu tanggung

4.

jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual.


Dalam melaksanakan tugasnya, ada empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Satori, Jaman,dkk. Profesi Keguruan. 2010.Jakarta :Universitas Terbuka.


Surya, Muhammad. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang : CV. Aneka
Ilmu.
Wahab Jufri, A. Belajar dan Pembelajaran Sains. 2010. Lombok : Arga Puji
Press.

You might also like