Professional Documents
Culture Documents
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi
hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik
(antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia
bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan
berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang
menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.
Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE.[1
Oleh Dr Ananya Mandal, MD
Alergi adalah ketika sistem kekebalan atas bereaksi terhadap protein sehari-hari dan zat-zat yang relatif
tidak berbahaya seperti serbuk sari, ketombe binatang, debu, tungau, makanan dan beberapa digunakan
obat-obatan.
Yang tepat penyebab alergi tidak diketahui. Tidak jelas mengapa beberapa orang rentan terhadap alergi
tertentu rupa bahwa kondisi mungkin mengancam sementara yang lain tampaknya tidak terpengaruh
oleh alergen seperti kehidupan. (1-4)
Atopi
Kadang-kadang alergi kecenderungan berjalan dalam keluarga. Ini disebut Atopi. Yang tepat penyebab
genetik untuk Atopi masih belum jelas, namun, tampaknya ada kebangkitan atopik kasus selama empat
dekade.
Sebab kenaikan dalam kasus atopik
Tidak diketahui mengapa tren kenaikan ini terjadi. Beberapa peneliti percaya dengan meningkatnya
polusi, dan penambahan baru bahan kimia dan penyebab alergi ke lingkungan, menambahkan
munculnya kasus Atopi.
Di sisi lain, beberapa orang percaya bahwa peningkatan dibesarkan di bersih dan lebih kuman gratis
lingkungan dapat bertanggung jawab untuk sistem kekebalan tubuh relatif "di bawah terkena".
Ini dapat mengarah ke atas reaktivitas sistem imun ketika terpapar umum protein dan zat-zat dalam
lingkungan.
Ada bukti bahwa persenjataan terhadap penyakit menular yang lebih baik, dan lebih baik pencegahan
infeksi oleh peningkatan kebersihan, bisa menjadi alasan untuk peningkatan risiko alergi.
Beberapa percaya pemanasan global juga memiliki dampak dan mengubah pola produksi alami
vegetasi dan serbuk sari dapat menjadi alasan untuk tren kenaikan alergi.
Bagaimana mengembangkan sistem kekebalan tubuh?
Ketika bayi lahir sistem kekebalan berkembang berdasarkan genetika dan lingkungan. Baik menjadi
didominasi TH2 atau TH1. Mantan membuat alergi individu rentan; sedangkan yang kedua membuat
individu non-alergi rawan.
Sel TH adalah sel t pembantu atau limfosit yang melawan menyerang mikroba dan organisme. TH1
imunitas bekerja bertahan melawan bakteri dan virus dan melindungi terhadap alergi. Imunitas TH2 di
sisi lain perkelahian parasit infeksi dan membuat seseorang rentan terhadap alergi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin pernah mengalami
timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatalserta tersebar di atas permukaan tubuh, beberapa
saat setelahmengkonsumsi suatu jenis makanan. Keluhan atau gambaran seperti itumerupakan salah
satu dari sekian banyak manifestasi penyakit alergi yangsering dijumpai.
Tubuh kita memiliki serangkaian mekanisme pertahanan yang menakjubkan.
Mekanisme ini dibuat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satu mekanisme tersebut kita kenal sebagai
sistem kekebalan/imun. Secara singkat sistem kerja dari imun tersebut yaitu bila suatu bahan asing
misalnya bakteri atau virus memasuki tubuh kita, jaringan tubuh akan mengenali protein khusus dari
bahan asing penyerang itu dan membuat antidot (zat penawar)yang hanya akan membasmi protein
khusus tadi. Zat kimia penawar untuk pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh kita disebut antibodi.
Sedangkan protein asing yang akan diserang dan dilumpuhkannya disebut antigen.
Sistem pertahanan itu cerdik dan berhasil. Kelemahannya adalah tubuh harus menemui dua protein
asing (antigen) sebelum sistem ini dapat menghasilkan pertahanan terhadapnya (antibodi). Dengan kata
lain, kita harus diserang terlebih dahulu sebelum kita dapat melawan. Sebagai contoh, jika terkena virus
campak tubuh tidak akan begitu bermasalah,tapi masalah akan menjadi rumit/serius jika tubuh
berhadapan dengan penyakit yang serius seperti cacar atau difteri. Pada dasarnya, mereka yang selamat
dari infeksi berbahaya demikian itu berkat sistem kekebalan/pertahanan mereka yang bekerja cepat dan
mulai memproduksi antibodi dalam waktu singkat. Jadi, bila reaksi tubuh lebih lambat,mereka yang
terinfeksi akan kurang beruntung.
Debu, serbuk sari, jamur, makanan dan bahan yang pada dasarnya tidak membahayakan dapat
bertindak sebagai antigen pada orang tertentu.
Bahan-bahan tersebut memasuki tubuh lewat paru-paru atau saluran cerna kemudian menerobos masuk
ke dalam jaringan, di situlah mereka merangsang pembentukan antibodi. Akibat bertemunya antigen
dan antibodi itulah yang merusak jaringan yang bersangkutan dan menimbulkan gejala/keluhan alergi.
Tidak semua orang yang terserang alergi menimbulkan keluhan jika jumlah antigen kurang dari takaran
ambang batas. Kecuali jika takaran ini dilampaui, maka tubuh akan menampakkan/timbul gejala alergi.
Antigen ini dapat berupa sejumlah serbuk sari yang dibawa angin yang cukup membuat pilek alergi,
hingga menyantap beberapa porsi makanan selama beberapa hari berturut-turut sebelum timbul gejala.
Penderita mungkin tidak akan sembuh dengan cara menghindari suatu bahan bila terdapat beberapa
faktor alergi. Jika seseorang alergi terhadap sejumlah bahan sekaligus, sedangkan hanya berpantang
satu jenis dan masih menyantap yang lainnya,tentu saja tidak akan sembuh.
Setiap orang dapat mengenali alergi makanan bila reaksinya mendadak
cepat dan parah karena penderita mengalami ruam yang serius setiap kali memakan bahan tersebut.
Tapi, bila alergi disebabkan makanan sehari-hari atau terjadi beberapa kali dalam seminggu, tubuh
menjadi terbiasa menderita akibat makanan tersebut dan reaksinya menjadi samar.
Sebetulnya selama bertahun-tahun atau puluhan tahun penyakitnya tampak menghilang, mungkin
hanya kambuh sekali-kali ketika kebetulan memakan antigen terlalu banyak atau adanya faktor pemicu
seperti stres yang secara tidak langsung menurunkan ketahanan tubuh. Karena reaksi gejalanya jarang
terjadi, maka penderita sulit mengetahui penyebabnya.
Berhubung daya tahan tubuh semakin berkurang, maka tubuh tidak lagi
dapat mengatasi proses penyakit dan timbullah gejala penyakit tersebut.
Bentuk penyakit yang timbul antara satu orang dengan orang lainnya
tidaklah sama, tergantung bagian tubuh mana yang terserang lebih parah.