Professional Documents
Culture Documents
khasiatnya,
kortikosteroid
dibagi
menjadi
glukokortikoid
mempunyai
efek
terhadap
metabolisme
Klasifikasi
Tiga kortikosteroid alami yang diproduksi dan disekresikan oleh tubuh
diklasifikasikan menurut kerjanya:
1. Mineralocorticoids
Mineralokortikoid yang utama adalah aldosteron. Mineralokortikoid
bertanggung jawab untuk menjaga level sodium dan potassium
dalam tubuh. Mereka menjaga konsentrasi air tubuh pada level yang
konstan. Mereka menggunakan kebanyakan efek mereka pada
ginjal, menyebabkan ekresi selektif terhadap potassium dalam urine
dan pada saat yang sama menahan sodium. Pengunaan medis
mineralokortikoid terbatas.
2. Glucocorticoids
Hydrosortison (cortisol) adalah glocucorticoid utama. Glukokortikoid
atau glukokortikosteroid meregulasi metabolisme energi dengan
menyebabkan protein (misalnya, otot) dan lipid (misalnya, lemak
tubuh)
untuk
dihancurkan
dan
dirubah
menjadi
glukosa
glikogen untuk
kembali
dikonversikan menjadi
glukokortikoid
dan
mineralokortikoid.
Efek
utama
glukokortikoid ialah pada penyimpanan glikogen hepar dan efek antiinflamasi, sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan elektrolit
kecil. Prototip untuk golongan ini adalah kortisol.Sebaliknya golongan
mineralokortikoid efek utamanya adalah terhadap keseimbanganair dan
elektrolit,
sedangkan
pengaruhnya
terhadap
penyimpanan
glikogen
Biosintesis
Koreteks
adrenal
mengubah
asetat
menjadi
kolesterol
yang
fasikulata
korteks
adrenal
akan
mensekresi
kortisol
dan
Mekanisme kerja
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis
protein. Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara
difusi pasif. Hanya di jarigan target hormon ini bereaksi dengan reseptor
protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk kompleks
reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu
bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini
menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis
protein ini yang akan menghasilkan efek fisiologik steroid. Induksi sintesis
protein ini yang akan menghasilkan efek fisiologik steroid.
Pada
beberapa
jaringan,
misalnya
hepar,
hormon
steroid
Farmakodinamik
Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak; dan mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot
lurik, sistem saraf,dan organ lain. Korteks adrenal berfungsi homeostatik,
artinya penting bagiorganisme untuk dapat mempertahankan diri dalam
menghadapi perubahan lingkungan.
Efek kortikosteroid kebanyakan berhubungan dengan besarnya
dosis, makin besar dosis terapi makin besar efek yang didapat. Dosis
besar glukokortikoid menyebabkan euforia, naiknya mood, rasa gugup,
dan
pemberian
kortikosteroid
dosis
fisiologis
akan
umumnya
potensisediaan
alamiah
maupun
yang
sintetik,
Glukokortikoid
juga
menghambat
produksi
aktivator
mengurangi
sintesis
prostaglandin
dan
leukotriene
yang
Farmakokinetik
Metabolisme kortikosteroid sintetis sama dengan kortikosteroid
alami. Kortisol (juga disebut hydrocortison) memiliki berbagai efek
fisiologis,
termasuk
regulasi
metabolisme
perantara,
fungsi
menjadi
kortison
di
ginjal
dan
jaringan
lain
dengan
struktur
kimia
sangat
mempengaruhi
kecepatan
absorpsi, mula kerja dan lama kerja juga mempengaruhi afinitas terhadap
reseptor, dan ikatan protein. Prednisone adalah prodrug yang dengan
cepat diubah menjadi prednisolon bentuk aktifnya dalam tubuh.
Metabolisme
meningkatkan
kadar
glukosa
darah
sehingga
menyebabkan
lipolisis.
Peningkatan
kadar
insulin
merangsang
otot,
terjadi
osteoporosis
tulang,
penipisan
kulit,
dan
dapat
meningkatkan
reabsorpsi.
Na+
serta
System kardiovaskular.
Kortikosteroid dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular secara
langsung dan tidak langsung. Pengaruh tidak langsung ialah terhadap
keseimbangan air and elektrolit; misalnya pada hipokortisisme, terjadi
pengurangan volume yang diikuti peningkatan viskositas darah. Bila
keadaan
ini
didiamkan
akantimbul
hipotensi
dan
akhirnya
kolaps
kortikosteroid
dapat
menyebabkan
hal-hal
sebagai
darah
kecilmenurun,
fungsi
jantung
dan
curah
jantung
dinding
arteriol,
akibatnya
diameter
lumen
berkurang
dan
keseimbangan
elektrolit. Adanya efeksteroid pada SSP ini dapat dilihat dari timbulnya
perubahan mood, tingkah laku, EEG,dan kepekaan otak, terutama untuk
penggunaan waktu lama atau pasien penyakit Addison.
Pengunaan glukokortikoid dalam waktu lama dapat menimbulkan
serangkaian reaksi yang berbeda-beda. Sebagian besar mengalami
perbaikan mood yang mungkin disebabkan hilangnya gejala penyakit
yang sedang diobati; yang lain memperlihatkan keadaan euphoria,
insomnia, kegelisahan, dan peningkatan aktivitas motorik. Kortisol juga
dapat menimbulkan depresi. Pasien yang pernah mengalami gangguan
jiwasering memperlihatkan reaksi psikotik.
Elemen pembentuk darah.
Glukokortikoid dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah
sel darah merah, hal ini terbukti dari seringnya timbul polisitemia pada
sindrom cushing. Sebaliknya pasien
sel dari
aktivitas
fagositosis.Selain
itu
juga
dapat
menghambat
terutama
menandai
danmembatasi
kemampuannya
untuk
factor-a,
interleukin-1,metalloproteinase dan
activatorplasminogen.
Selain efeknya terhadap fungsi leukosit, glukokortikoid mempengaruhi
reaksi
inflamasi
dengan
cara
menurunkan
sintesis
prostaglandin,
dapat
menyebabkan
vasokonstriksi
apabila
sel
mast.Glukokortikoid
juga
menurunkan
permeabilitas
paliatif,
yaitu
hanya
gejalanya
yang
dihambat
farmakologi
kortikosteroid
sesungguhnyasecara
fisiologis
pun
di
perifer.
Terhadap
tulang,
glukokortikoid
dapat
pertumbuhan
pada
pemakaian
kortikosteroid
pertumbuhan,hambatan
sekresi
hormon
pertumbuhan,
Indikasi
1. Asthma bronchial dan penyakit saluran napas
2. Rheumatoid arthritis
Tempat
Saluran
cerna
2 Otot
Susunan
saraf pusat
4 Tulang
5 Kulit
6 Mata
bertambah.
Osteoporosis,fraktur, kompresi vertebra, skoliosis, tulang
panjang fraktur
Dermatosis, akneiformis, purpura, telangiektasis
Glaukoma dan katarak subkapsular posterior
7 Sel darah
Pembuluh
8
darah
Metabolism
9
e protein,
KH, dan
lemak
1
Elektrolit
0
1 Sistem
1 imun
Interaksi Obat
Kortikosteroid dimetabolisme oleh isoenzym CYP3A4 di dalam hati.
Metabolisme kortikosteroid meningkat, menurunkan level plasma, ketika
digunakan bersama carbamazepine (Tegretol), phenobarbital, phenytoin
(Dilantin), dan rifampin. Glukokortikoid dapat meningkatkan dosis insulin
yang dibutuhkan. Jika digunakan bersama NSAID, meningkatkan efek
samping pada GIT, sedangkan jika digunakan bersama dengan antasid,
akan menurunkan absorpsi dari steroid.
Contoh Kortikosteroid
1. Prednisolone
4 kali lebih poten dibandingkan dengan hidrokortison. Ia memiliki
DOA intermediet. Efek samping termasuk ulkus peptikus, myopathy,
psikosis steroid. Dalam penggunaan jangka panjang, menyebabkan
katarak
subkapsular
posterior,
osteoporosis,
hiperglikemia,
yang
mirip
dengan
dexamethasone.
disease,
Simmonds
mengikuti
adrenalektomi,
disease,
tenosynovitis
hipopituitarisme
dan
bursitis;
yang
penyakit
Daftar Pustaka
Yagiela, Dowd, Neidle. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry. 5th ed. Mosby, Inc.
United States. 2004.
Ian Tanu, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi:5. 2007.. Departemen Farkamakologi dan
Teurapeutik FK UI