ANTI MUSKARINIK

The parasympathetic nervous system plays a role in the regulation of bronchomotor tone, and
antimuscarinic drugs have bronchodilator properties. The quaternary ammonium compounds
ipratropium bromide, oxitropium bromide, and tiotropium bromide are the main
antimuscarinic (anticholinergic) bronchodilators in current use; as well as reduced CNS
effects they have less effect on mucociliary clearance than drugs such as atropine, which can
produce accumulation of viscid lower airway secretions and a risk of mucus plugging in these
patients. An antimuscarinic may be the bronchodilator of choice in the management of
chronic obstructive pulmonary disease. In patients with asthma they are usually reserved for
use in life threatening acute asthma exacerbations.
ANTI MUSKARINIK
Sistem saraf parasimpatis berperan dalam pengaturan bronchomotor nada dan obat
antimuskarinik dapat berperan sebagai bronchodilator. Campuran ammonium quaternary,
ipratropium bromide, oxitropium bromide, and tiotropium bromide merupakan
antimuskarinik (antikolinergik) yang sering digunakan sekarang sebagai bronchodilator;
seperti halnya efek CNS dikurangi sehingga antimuskarinik ini memiliki lebih sedikit dari
pemeriksaan mucociliary dibanding obat seperti atropin, dimana dapat menghasilkan sedikit
udara yang keluar dan dapat menyebabkan resiko lendir (ingus) pada pasien ini.
Antimuskarinik ini mungkin sebagai bronkodilator sehingga menjadi pilihan manajemen
yang tepat untul penyakit yang berhubungan dengan paru-paru yang bersifat kronis. Pasien
dengan asma pada umunya mereka dianjurkan untuk menggunakan obat ini untuk mencegah
sakit pembusukan asma akut.
BETA AGONISTS
The sympathetic nervous system plays a role in the regulation of bronchomotor tone and
beta2-adrenoceptors in bronchial smooth muscle produce bronchodilatation when stimulated.
Short-acting selective agonists of beta2-adrenoceptors (beta2 agonists; beta2 stimulants), of
which salbutamol is the paradigmatic example, are therefore first-line drugs for the relief of
asthma symptoms. They are also widely used in the management of chronic obstructive
pulmonary disease, although antimuscarinic bronchodilators may be preferred or used in
addition. Long-acting beta2 agonists are used in asthma in patients also
requiring anti-inflammatory therapy.
Described in this chapter are
Arformoterol, p.1115 Orciprenaline, p.1129
Bambuterol, p.1115 Pirbuterol, p.1130
Bitolterol, p.1116 Procaterol, p.1130
Clenbuterol, p.1120 Reproterol, p.1131
Fenoterol, p.1121 Salbutamol, p.1131
Formoterol, p.1122 Salmeterol, p.1135
Hexoprenaline, p.1123 Terbutaline, p.1138
Indacaterol, p.1123 Tretoquinol, p.1149
Isoetarine, p.1125 Tulobuterol, p.1150
BETA AGONISTS
sistem saraf simpatik berperanan dalam peraturan bronchomotor nada dan beta2adrenoceptors di bronchial memperlancar otot menghasilkan bronchodilasi ketika dirangsang.
Short-Acting yang selektif agonists beta2-adrenoceptors ( beta2 agonists; beta2 stimulans),
[di/yang mana] salbutamol menjadi contoh skema, kemudian first-line obat/racun untuk
relief;pembebasan sakit asma gejala. Mereka adalah juga secara luas digunakan di (dalam)

manajemen [dari;ttg] penyakit berkenaan dengan paru-paru bersifat menghalangi kronis,

walaupun antimuscarinic bronchodilators mungkin (adalah) lebih disukai atau digunakan
sebagai tambahan. Beta2 agonists digunakan di (dalam) sakit asma di (dalam) pasien juga
menuntut anti-inflammatory therapy
CORTICOSTEROID
Corticosteroids are widely used for their antiinflammatory (glucocorticoid) properties in the
management of asthma, and may be beneficial in some patients with chronic obstructive
pulmonary disease. Because of the potential adverse effects associated with prolonged
systemic corticosteroid therapy, inhalation of corticosteroids with reduced systemic activity is
preferred; oral corticosteroids are generally only used in short courses, and at relatively low
doses, to gain control of the disease. The actions and uses of the corticosteroids are discussed
in much greater detail in the section beginning on p.1490.
CORTICOSTEROID
Corticosteroids secara luas digunakan untuk antiinflammatory mereka ( glucocorticoid)
kekayaan di (dalam) manajemen sakit asma, dan mungkin (adalah) diuntungkan dalam
beberapa pasien dengan penyakit berkenaan dengan paru-paru bersifat menghalangi kronis.
Oleh karena efek [yang] kurang baik yang potensial dihubungkan dengan memperpanjang
corticosteroid systemic therapy, hal penghisapan corticosteroids dengan mengurangi aktivitas
systemic jadilah yang lebih disukai; lisan corticosteroids biasanya hanya digunakan
singkatnya kursus, dan pada dosis [yang] rendah, untuk menguasai [menyangkut] penyakit
[itu]. Tindakan dan penggunaan dari corticosteroids dibahas di (dalam) detil jauh lebih besar
di (dalam) bagian yang mulai pada [atas] p.1490.
LEUKOTRIENE INHIBITORS AND ANTAGONISTS.
Leukotrienes appear to play an important role in the inflammatory process of asthma, and
some drugs may modify or inhibit this action. Leukotriene synthesis may be prevented by
blockade of the enzyme 5-lipoxygenase with inhibitors such as zileuton. Alternatively,
leukotriene receptor antagonists such as zafirlukast may be used to block specific receptors
(usually those of leukotriene D4) and prevent their activation. These anti-leukotriene drugs
have a role in the prophylactic management of asthma as an alternative when inhaled
corticosteroids cannot be used in mild asthma, and as add-on therapy in more severe asthma.
Described in this chapter are
Amlexanox, p.1115 Pranlukast, p.1130
Ibudilast, p.1123 Tipelukast, p.1149
Montelukast, p.1126 Zafirlukast, p.1150
Pemirolast,p.1129 Zileuton, p.1151
LEUKOTRIENE INHIBITORS AND ANTAGONISTS.
Leukotrienes nampak untuk main suatu peran penting di (dalam) proses sakit asma yang
berapi-api/penyebab radang, dan beberapa obat/racun boleh memodifikasi atau menghalangi
tindakan ini. Leukotriene sintese mungkin (adalah) dicegah oleh blokade [menyangkut]
enzim [itu] 5-lipoxygenase dengan penghambat seperti zileuton. [Yang] sebagai alternatif,
leukotriene sel yang peka rangsangan musuh seperti zafirlukast mungkin (adalah) digunakan
untuk menghalangi sel yang peka rangsangan spesifik ( [yang] pada umumnya perihal
leukotriene D4) dan mencegah pengaktifan mereka. Anti-Leukotriene obat/racun ini
mempunyai suatu peran di (dalam) alat pencegah manajemen sakit asma sebagai suatu
alternatif ketika dihirup/dihisap corticosteroids tidak bisa digunakan di (dalam) sakit asma

lembut, dan [seperti/ketika] menambahkan therapy di (dalam) sakit asma [yang] lebih
menjengkelkan.
MAST CELL STABILISERS.
The role of the mast cell in starting an inflammatory cascade has long been recognised as
important,