Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Pada manusia, indera rasa pengecap merupakan hal yang sangat berarti,
karena dengan indera rasa pengecap tersebut dapat merasakan nikmat dan
enaknya makanan serta minuman. Sensasi rasa pengecap timbul akibat adanya zat
kimia yang berikatan pada reseptor indera rasa pengecap (taste buds) yang
kebanyakan terdapat di permukaan lidah dan palatum molle. Hanya zat kimia
dalam larutan atau zat padat yang telah larut dalam saliva yang dapat berikatan
dengan sel reseptor (Sherwood, 2001)
Lidah merupakan indra pengecap yang dapat menangkap rangsangan berupa
senyawa kimia yang larut dalam air. Sel-sel pengecap tersebut dikenal dengan
sebutan papilla yang tersebar pada seluruh permukaan lidah. Kita dapat menikmati
makanan dan minuman karena adanya indera pengecap yang berfungsi dengan
baik. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang
sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan
rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit. Lidah digunakan
untuk mengecap rasa.
Taste buds yang dilayani oleh serat saraf sensoris adalah taste buds pada 2/3
lidah bagian anterior (papilla filiformis dan sebagian papilla fungiformis) dilayani
oleh chorda tympani cabang dari N. Facialis (N.VII) (Ganong, 1998; Boron,
2005). Masing-masing papilla pengecap dipersarafi 50 serat saraf dan setiap serat
saraf menerima masukan dari rata-rata 5 papilla pengecap. Papilla circumvalata
yang lebih besar masing-masing mengandung sampai 100 papilla pengecap,
biasanya terletak di sisi papilla, tetapi karena terbatasnya data maka disebutkan
ada sekitar 200-250 taste buds per papilla circumvalata pada setiap individu
dibawah usia 20 tahun, dan menurun hingga 200 taste buds atau kurang menjelang
maturitas, dan kurang lebih 100 taste buds menjelang usia 75 tahun. Penelitian
dengan mikroelektroda pada satu taste buds memperlihatkan bahwa setiap taste
buds biasanya hanya merespon terhadap satu dari empat rangsang kecap primer,
bila substansi pengecap berada dalam konsentrasi rendah. Pada konsentrasi tinggi,
1
sebagian besar taste buds dapat dirangsang oleh dua, tiga atau bahkan empat
rangsang pengecap primer dan juga oleh beberapa rangsang pengecap yang lain
yang tidak termasuk dalam kategori primer (Ganong, 1998).
2.
3.
Dibentuk oleh beberapa zat kimia organic ( gula, glikol, alcohol, aldehide,
keton, amida, ester, asam amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi ),
dan garam anorganik dari timah dan berilium. Perubahan yang sangat kecil
pada radikal sederhana, seringkali dapat mengubah substansi manis menjadi
pahit.
4.
Rasa pahit, terletak pada bagian posterior lidah dan palatum molle.
Tidak dibentuk oleh satu zat kimia, zat pembentuk rasa manis bila terjadi
perubahan pada struktur kimianya dapat menjadi pahit. Rasa pahit juga dapat
mengindikasi bahwa makanan tersebut mengandung toxin atau beracun.
5.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang
berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat
macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah. Ada delapan hingga
dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papillae
sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing
dan
faring
juga
bermuatan
puting-puting
pengecap
(Widiastuti,2002).
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan
sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan,
mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).
Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior
lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervus fasialis, dan serat-serat saraf
dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glossofaringeus.
Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus
bergabung dengan kedua sarafnya. Disana mereka bersinap dengan neuron-neuron
ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus
medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada talamus
bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan dari sini
4
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1
Data Pengamatan
Ukuran (mm)
Orang
Perseps
coba
Asli
Waktu
Kotak
Kotak
5 mm
11 mm
10 detik
Segitiga
Segitiga
5 mm
10 mm
7 detik
Bulat
Bulat
15 mm
15 mm
8 detik
Lonjong
Lonjong
6mm
7 mm
6 detik
Jarak 1 mm
2 titik
1 titik
1 titik
1 titik
1 titik
2 titik
1 titik
2 titik
2 titik
1 titik
1 titik
1 titik
1 titik
1 titik
Jarak 2 mm
2 titik
1 titik
2 titik
1 titik
2 titik
2 titik
1 titik
2 titik
2 titik
2 titik
1 titik
1 titik
1 titik
1 titik
Jarak 3 mm
2 titik
1 titik
2 titik
1 titik
1 titik
2 titik
2 titik
2 titik
2 titik
2 titik
1 titik
1 titik
2 titik
1 titik
Air es
80o C
6
Anterior lidah
Samping ki ka lidah
++
Posterior lidah
Palatum
++
++
Mukosa pipi
+++
Gusi
Dahi
++
Hidung
Cuping telinga
++
++
Bibir atas
Bibir bawah
++
+++
+++
Leher
Pipi kiri dan kanan
Dagu
Garam
Air Gula
Cuka
Kina
Umami
2.2.5 Rasa Nyeri pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah
a.
Rangsangan Tekanan
Lokasi
Tingkat Kedalaman
5 mm
6 mm
6 mm
8 mm
5 mm
5 mm
8 mm
5 mm
b. Rangsangan Panas
Lokasi
70o
80o
90o
Waktu-nyeri
4 detik
4 detik
3 detik
5 detik & 3
detik
4 detik
c.
Rangsangan Dingin
Lokasi
0o
5o
10o
Waktu-nyeri
1m 19s; 1m
09s; 1m 40s
96s
87s
Respon
Air Panas
Suhu Kamar
Guttap
Burnisher
Labial 1/3
incisa insisiv
Panas, ngilu
Tidak ngilu
Panas, ngilu
Tidak
ngilu
Mesio bukal
cusp molar
Tidak ngilu
Tidak ngilu
Tidak ngilu
Tidak
ngilu
Respon
Terasa ngilu
Respon
2.2
11
pada posterior lidah dan untuk rasa asam terletak pada bagian samping
lidah anterior. Sedangkan rasa umami terletak pada ujung lidah.
7. Mengapa perlu dilakukan test vitalitas gigi?
Untuk mengetahui seberapa kuat gigi kita terhadap rangsangan baik
rangsangan suhu dan tekanan. Dan juga untuk mengetahui kondisi gigi
dalam keadaan baik ataupun tidak baik
8. Untuk apa test perkusi dan palpasi dilakukan?
Test perkusi dan palpasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi
gigi dalam keadaan baik ataupun tidak baik. Test perkusi berfungsi
untuk mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi
periapikal pada gigi, biasanya pasien akan merasakan sakit dan ada atau
tidaknya sensasi ngilu pada saat dilakukan test perkusi. Bila positif
sakit, maka memang adanya kelainan pada jaringan di sekitarnya.
Sementara itu, test palpasi berfungsi untuk mengecek ada atau tidaknya
oedema / pembengkakan, fluktuasi / pergerakan jaringan, ada atau
tidaknya kelainan periapikal, dan juga limfa denopati.
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
13
3.2
di
rongga mulut
dan area
wajah. Pemeriksaan
dilakukan pada lidah bagian ujung depan, samping kiri dan kanan, dorsal
dan posterior, palatum, mukosa pipi, gusi, bibir atas, dahi, hidung, cuping
telinga, dan pipi. Percobaan ini dengan meletakkan jangka pada bagianbagian tersebut dengan jarak 1 mm, 2 mm dan terakhir 3 mm.
Pada anterior lidah, orang coba dapat mengenali jangka sebagai 2 titik
dari jarak 1 mm hingga 3 mm. Begitu pula pada daerah gusi, hidung dan
cuping telinga. Pada daerah samping kiri-kanan lidah, dahi serta pipi kirikanan hanya dapat mengenali sebagai 2 titik pada jarak 3 mm. Untuk
daerah posterior lidah, dan bibir atas sudah dapat dikenali sebagai 2 titik
pada jarak 2 mm. Palatum hanya dapat mengenali sebagai 2 titik pada
jarak 2 mm, untuk jarak 1 mm dan 3 mm orang coba tidak dapat
mengenalinya sebagai kedua titik. Sedangkan untuk palatum, bibir bawah,
leher dan dagu, hingga pada jarak 3 mm pun tidak dapat dikenali sebagai
2 titik. Hal tersebut menunjukkan daerah-daerah tersebut tidak peka.
Daerah yang peka menurut percobaan ini adalah anterior lidah dan gusi.
3.3
14
15
Rangsangan Tekanan
Tujuan percobaan ini adalah menguji area yang sensitif terhadap
rangsangan tekanan yang dilakukan pada daerah lidah yang dibagi
menjadi 8 daerah, dimana penekanan yang dilakukan dengan
menggunakan sonde besar.
Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan, orang coba
merasakan area yang lebih sensitif terhadap tekanan adalah pada
bagian ke-1 di lidah (ujung lidah). Mungkin dikarenakan ujung lidah
lebih tipis sehingga lebih peka terhadap tekanan.
b. Rangsangan Panas
Percobaan dilakukan dengan mengamati lama waktu timbulnya
nyeri pada 8 bagian lidah. Untuk merangsang timbulnya respon nyeri
dilakuan dengan rangsangan termis yaitu dengan menguunakan
rangsangan panas. Rangsangan panas tersebut didapatkan dengan cara
merendam sonde besar pada air yang telah dipanaskan dengan suhu
o
70
, 80
, dan 90
16
70o . Untuk
daerah dorsum lidah bagian anterior dan posterior juga hanya dapat
80o ,. Kemungkinan terjadi
mengamati
daerah
yang
paling
sensitif
terhadap
Rangsangan Dingin
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan respon
beberapa jaringan rongga mulut terhadap rangsangan dingin, yaitu
dilakukan dengan mengamati lama waktu timbulnya nyeri pada 8
daerah lidah. Rangsangan dingin didapatkan dengan merendam sonde
besar pada air dengan suhu 0o, 5o, 10o.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan daerah paling sensitive
terhadap suhu dingin adalah bagian lidah no 4 (posterior lidah).
Dengan bagian lidah yang lain tidak dirasakan adanya rangsang
dingin. Hal ini menunjukkan kurang pekanya lidah orang coba.
3.6
17
18
ditekan dengan kaca mulut, gigi orang coba tidak terasa ngilu. Respon
positif ini kemungkinan bisa terjadi karena tekanan yang diberikan
terlalu kuat sehingga menekan pembuluh darah disekitar gigi atau bisa
juga karena ada kerusakan jaringan pendukung gigi di sekitar gigi.
Respon positif menunjukkan jaringan pendukung gigi masih sehat.
d. Test Perkusi Gigi dan Palpasi
Pada percobaan ini ketika mengetukkan handle kaca mulut pada
gigi yang di tes dengan arah vertikal dan palpasi /perabaan pada
gingival gigi iyang di tes. Didapatkan hasil untuk gigi insisivus
pertama terasa ngilu, sedangkan untuk gigi molar pertama tidak terasa
ngilu tetapi dirasakan adanya rangsang. Ini dikarenakan lapisan
enamel pada gigi insisiv lebih tipis daripada lapisan enamel pada gigi
molar pertama, sehingga rangsangan lebih mudah diteruskan melewati
tubuli dentin menuju ke pulpa yang berisi saraf.
.
BAB IV
KESIMPULAN
Lidah sebagai indera pengecapan memiliki reseptor-reseptor / taste bud
yang berfungsi memberikan sensasi rasa yang berbeda-beda di setiap bagiannya.
Reseptor rasamanis terletak pada ujung lidah, reseptor rasa asin terletak pada tepi
depan bagian lidah, reseptor rasa asam terletak ditepi belakang lidah, reseptor rasa
pahit terletak di pangkal / dorsal lidah dan reseptor rasa umami terletak pada
ujung lidah. Ujung lidah merupakan daerah yang sensitive karena merupakan
19
bagian lidah yang paling tipis, selain itu dorsum lidah juga sensitive karena
memiliki banyak papilla sehingga lebih peka.
DAFTAR PUSTAKA
Boron, WF. 2005. Medical physiology. A cellular and molecular approach.
Philadelphia : Elsevier Saunders;
Ganong, W. F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit EGC
Kimball.W.J.1991. Biologi Umum 2. Jakarta: Erlangga
Lestari, Wahyu Fitri. Fisiologi Indera Pengecap. Scribd.com. Diakses tanggal 19
April 2015
Pearce, evelyn. 2005. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Press
Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia. Ed. ke-2. Jakarta: Penerbit EGC
Widiastuti, Sri. 2002. Indera Pengecap. http://sriwidii.blogspot.com. Diakses
20
21