Professional Documents
Culture Documents
KONSEP KARAKTERISTIK
BAYI BARU LAHIR (BBL)
& ADAPTASI BBL DARI
INTRA KE EKSTRAUTERI
KONSEP KARAKTERISTIK
BAYI BARU LAHIR (BBL)
1. Pengertian perinatologi
dan neonatologi
2. Bounding attachment
3. Pemberian ASI sedini
mungkin
4. Prinsip dasar
penanganan BBL
Pengertian perinatologi
dan neonatologi
Perinatologi
Neonatologi
telah sempurna
Kuku agak panjang dan lemas
Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora
Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan
baik
Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan
sudah baik
Reflek graps atau menggenggan sudah baik
Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama,
Bounding
attachment
Bounding Attachment :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sentuhan
Kontak mata
Suara
Aroma
Hiburan
Bioritme
Kontak dini
Body warmth (kehangatan tubuh)
Waktu pemberian kasih sayang
Manfaat Inisiasi
meningkatkan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif dan keberhasilan
pemberian ASI sampai anak usia 2
tahun atau lebih.
mendapatkan kolostrum yang
bermanfaat untuk bayi.
Hentakan kepala bayi, sentuhan tangan
bayi pada puting ibu, jilatan dan isapan
bayi akan merangsang hormon
oksitosin.
bounding akan lebih kuat, sehingga
meningkatkan rasa percaya diri ibu
dalam keberhasilan menyusui dan
mendidik anaknya
Manfaat Inisiasi
hormon prolaktin yang keluar selama
menyusui menekan pematangan sel telur
sehingga dapat menjarangkan kehamilan
Berat badan ibu juga dapat cepat kembali
turun
Kulit perut dan dada ibu berperan sebagai
termoregulator
Ibu dan bayi merasa tenang, pernapasan
dan denyut jantung bayi lebih stabil, bayi
lebih jarang menangis
Saat bayi merangkak mendekati payudara,
biasanya sambil menjilat-jilat kulit ibu dan
memungkinkan tertelannya bakteri 'baik'
dari kulit ibu.
PRINSIP DASAR
PENANGANAN BBL
3.
Inisiasi pernafasan
a. Ekstensi kepala dan leher dengan mengganjal bahu
b. Hisap lendir, cairan ketuban, mekonium bila perlu.
4.
5.
ketika lahir
Pernafasan terjadi karena aktifitas normal dari
SSP, saraf perifer dan rangsangan-rangsangan :
Mekanik (tekanan toraks janin oleh jalan lahir), hal ini
bisa menyebabkan cairan yang mengisi batang
tenggorok dan mulut bayi sebagian dilepaskan dan
udara mulai mengisi sitem itu
Kimia (penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 pada
paru-paru merangsang kemoreseptor yang ada di sinus
karotis)
Termal (rangsangan dingin di daerah muka waktu
kepala lahir)
Sensorik (gosokan pada pungggung waktu
mengeringkan bayi, rangsagan taktil pada telapak
Pernafasan pertama
Expand paru
Pengurangan resistensi
pulmonal
tekanan di atrium kiri
Penutupan
voramen ovale
Lingkungan dingin
resistensi vaskuler
sistemik
tekanan di atrium
kanan
Perubahan aliran darah
tekanan O2 di
sirkulasi pulmonal
Penutupan duktus
arteriosus
Menggigil (Shivering)
Aktifitas otot dapat menghasilkan panas tetapi terbatas pada janin
dengan kekuatan otot yang cukup untuk berada posisi yang
dilenturkan
Termogenesis bukan menggigil (N.S.T/non shivering
thermogenesis), dg pemanfaatan lemak coklat untuk produksi
panas.
lingkungan
1.
Untuk itu :
penghisapan mulut dan nares dengan kateter
penghisap mungkin tidak perlu.
Pengisapan hanya terbatas pd situasi dimana
pernafasan bayi terganggu / terdapat
mekonium
2. Ada mekonium
a. Bayi bugar :
bersihkan secret dan mekonium dari mulut
dan hidung (Kalau perlu)
b. Tidak bugar :
- Lakukan penghisapan mulut dan trakea,
segera sebelum timbul pernafasan (pasang
ET)
1)
2)
3)
4)
3. MENILAI APGAR
Nilai APGAR merupakan metode
obyektif :
untuk menilai kodisi BBL secara keseluruhan
Menilai keberhasilan tindakan resusitasi.
3. Nilai 0-3
Tanda
Frekuensi
jantung
Tidak ada
<100/mnt
>100/mnt
Usaha
nafas
Tidak ada
Lambat
tidak
teratur
Menangis
kuat
Tonus otot
Lumpuh
Ekstrimitas Gerakan
fleksi
aktif
Reflek
Tidak ada
Gerakan
sedikit
Warna
Gerakan
kuat /
melawan
4. Stimulasi
Dilakukan jika bayi tidak segera
bernafas segera setelah lahir
Cara melakukan stimulasi
Keringkan bayi dg handuk / selimut
yg kering / Menggosok punggung,
perut dan dada atau ekstrimitas bayi
Menepuk atau menyentil telapak kaki
Bahaya
Trauma dan luka
Fraktur, pneumotorak,
gawat nafas, kematian
Menepuk bokong
Mendilatasi sfingter ani
Mengompres /
menempatkan bayi pd
air panas /dingin
Mengguncang bayi
Kerusakan otak
Meniupkan udara
Hipotermia
dingin / O2 ke tubuh bayi
6. Identifikasi
Dilihat dari aspek legal identifikasi merupakan hal
yang penting
perlu di pasang segera pasca persalinan dan
harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu
tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar
bersalin dan di ruang rawat bayi
Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum
nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi. (Saifudin, 2002)
7. Profilaksis
Diberikan untuk mencegah bayi dari penyakit
ophthalmia neonatorum dan perdarahan
ophthalmia neonatorum :
Diberikan perak nitrat / Neosporin1% diteteskan di
mata segera setelah lahir (Gonorrhoeae) atau
Eritromisin 0,5% atauTetrasiklin 1% (klamidia)
diberikan pd jam pertama setelah partus
perdarahan
Semua BBL dan cukup bulan diberi vit.K oral 1 mg/hr
selama 3 hr
Bayi resti diberi vit.K parenteral 0,5-1 mg IM
8. Kebersihan diri
Kebutuhan higiene bayi terutama
adalah :
Mandi
membersihkan area genital
Membersihkan tali pusat
Membersihkan mata.
Memandikan bayi
Waktu mandi pertama bergantung pada keadaan bayi.
Penundaan mandi untuk mengurangi resiko
kedinginan (6 jam),
bayi dimandikan secepatnya untuk mengurangi
resiko penyebaran infeksi melalui darah, misalnya
HIV (Penny-MacGillivray, 1996).
memandikan bayi setiap hari merupakan hal yang
tidak perlu, termasuk mencuci rambut bayi setiap
mandi
Memandikan bayi dengan memakai sabun / lotion
alkalis dapat menimbulkan infeksi, karena PH kulit
yang kurang dari 5,0 bersifat Bakteriostatik.
Dianjurkan hanya dengan air hangat dan pakai sabun
dengan PH netral,
PRINSIP MEMANDIKAN
1. Jaga agar bayi tetap hangat
Sebelum dimandikan, pastikan ruangan hangat dan
tidak ada tiupan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk
mengeringkan dan siapkan kain atau selimut untuk
menyelimuti bayi setelah dimandikan.
Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan
hangat
Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk
bersih dan kering
Ganti handuk dengan selimut, kemudian selimuti
tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala
bayi diselimuti dengan baik
Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu
dan diselimuti dengan baik
Persiapan alat
Prosedur
1. Dapatkan persetujuan tindakan dari orang tua
2. Siapkan alat dan ruangan
3. Cuci tangan dan pakai celemek (Pakai sarung
tangan bila diperkirakan akan terjadi kontak
dengan cairan tubuh)
4. Isi baskom mandi dan periksa suhu air
5. Buka pakaian bayi, biarkan popok tetap
terpasang, dan selimuti bayi dengan handuk
6. Basuh wajah bayi dengan air bersih,
menggunakan waslap/ spons, jangan mengenai
mata
7. Keringkan wajah dengan handuk, dengan cara
menepuk-nepuknya secara perlahan
8. Bila perlu cuci rambut bayi dengan air, gosok seluruh rambut bay
secara perlahan dan keringkan
9. Buka popok bayi, bersihkan genetalianya jika perlu (misalnya ad
tinja)
10. Masukkan bayi ke dalam air (sangga kepala dan leher bayi denga
lengan bawah dan pergelangan tangan non dominon, kemudian
lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi, tangan
yang dominan memegang pergelangan kaki untuk mengangkat
bayi pada saat masuk dan keluar dari bak), gunakan tangan
dominon untuk membasuh tubuh dan anggota badan secara
lembut dengan air
11. Basuh punggung bayi (dudukkan bayi dengan tegak, topang
kepala bayi dengan pergelangan tangan / lengan bawah dari
tangan dominan)
12. Angkat bayi dari air menggunakan kedua tangan, berhati-hatilah
karena bayi licin
MEMBERSIHKAN AREA
Persiapan Alat
GENETAL
Sarung tangan bersih dan celemek
Prosedur
1. Minta persetujuan dari orang tua, Siapkan alat
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan dan celemek
3. Bila menggunakan air, tuangkan air hangat ke dalam
waskom
4. Baringkan bayi di tempat yang aman dan datar
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Persiapan alat
Sabun, Kassa steril/bersih, Waslap, Bengkok,
Aquadest/air matang
Langkah Kerja
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
2. Cuci talipusat dengan air bersih dan sabun,
bilas dan keringkan
3. Pertahankan sisa talipusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan
kain bersih secara longgar
4. Lipatlah popok di bawah sisa talipusat
5. Jika tali pusat terkena kotoran/tinja cuci dengan
sabun dan air bersih dan keringkan betul-betul
6. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali
pusat
MEMBERSIHKAN MATA
Refleks menggenggam
- bayi preterm lemah.
- bayi term sangat kuat, memungkinkan
hingga terangkat dari matras
bayi
PERTUMBUHAN FISIK
KARTILAGO TELINGA
Preterm : berkembang kurang baik, mudah
dilipat, rambut halus dan tertidur, wajah dan
punggungnya dilapisi lanugo
Term : kartilago telinga terbentuk lebih baik,
rambut halus dan terpisah-pisah
Telapak kaki
Preterm : terlihat lebih membengkak dan
hanya memiliki kerut-kerut yg halus
Matur : bentuk sangat baik, dan memiliki
kerut-kerut yg dalam
Klitoris
Preterm : klitorismenonjol, dan labia mayor
tidak berkembang dg baik dan membentuk
celah
Term : Labia mayor berkembang dg baik
dan klitorisnya tidak menonjol
SKROTUM
Preterm : tidak
berkembang dan tidak
membentuk pendikulus,
terdapat sedikit lipatan,
testis terletak di kanalis
inguinalis / rongga
abdomen
Term : skrotum
berkembang dg baik,
membentuk pendikulus,
dan berlipat-lipat, testis
turun dlm kantung
skrotum
Lingkungan
Bayi diletakkan di tempat tidur bayi
atau dalam inkubator
Oksigen dg kosentrasi < 40% hanya
diberikan bila terjadi anoksia
Bila suhu tubuh normal, bayi dapat
diletakkan diruang perawatan bayi