You are on page 1of 83

SISTEM REPRODUKSI

KONSEP KARAKTERISTIK
BAYI BARU LAHIR (BBL)
& ADAPTASI BBL DARI
INTRA KE EKSTRAUTERI

KONSEP KARAKTERISTIK
BAYI BARU LAHIR (BBL)
1. Pengertian perinatologi
dan neonatologi
2. Bounding attachment
3. Pemberian ASI sedini
mungkin
4. Prinsip dasar
penanganan BBL

Pengertian perinatologi
dan neonatologi
Perinatologi

yaitu ilmu yang mempelajari


periode kehidupan manusia sejak kehamilan 28 mg
sampai dengan usia 28 hr setelah lahir
Tujuan mengupayakan hasil konsepsi yang baik
selamat dan sehat serta sanggup tumbuh dan
berkembang sebaik-baiknya secara optimal
sehingga tercipta SDM yang baik

Neonatologi

ilmu yang mempelajari


periode kehidupan manusia sejak berusia 0
hr sampai dengan usia 28 hr setelah lahir

CIRI-CIRI BBL NORMAL


Usia kehamilan cukup bulan (37 mg 42 mg)
BB lahir 2500 4000 gr
Lahir nangis (AS lebih dari 7)
Tidak ada kelainan konginetal
Panjang badan 48 - 52 cm
Lingkar dada 30 - 38 cm
Lingkar kepala 33 - 35 cm
Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
Pernafasan 40-60 kali/menit
Kulit kemerah - merahan dan licin karena

jaringan sub kutan cukup

CIRI-CIRI BBL NORMAL


Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya

telah sempurna
Kuku agak panjang dan lemas
Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora
Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan
baik
Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan
sudah baik
Reflek graps atau menggenggan sudah baik
Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama,

Bounding
attachment

bounding : ketertarikan mutualisme


pertama antar individu,
Attachment adalah suatu perasaan
menyayangi atau loyalitas yang mengikat
individu dengan individu lain.
Sedangkan menurut Nelson & May (1996),
attachment merupakan ikatan antara
individu meliputi pencurahan perhatian
serta adanya hubungan emosi dan fisik
yang akrab.
Menurut Saxton & Pelikan (1996), bounding
adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu
kepada bayinya segera setelah lahir.
Sedangkan, attachment adalah interaksi
antara ibu dan bayi secara spesifik
sepanjang waktu.

Pra kondisi, sebelum membentuk bounding


attachment, yang mempengaruhi sebuah
ikatan oleh Mercer (1996), yaitu :
Kesehatan emosional orang tua.
Sistem dukungan sosial
tingkat keterampilan dalam
berkomunikasi dan dalam memberi
asuhan yang kompeten.
Kedekatan orang tua dengan bayi.
Kecocokan orang tuabayi

Tahap-Tahap pada Bounding


Attachment
Perkenalan (acquaintance), dengan
melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengamati sang bayi
segera setelah persalinan.
Bounding (keterikatan).
Attachment, perasaan sayang yang
mengikat individu dengan individu
lain

Bounding Attachment :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sentuhan
Kontak mata
Suara
Aroma
Hiburan
Bioritme
Kontak dini
Body warmth (kehangatan tubuh)
Waktu pemberian kasih sayang

Dampak positif yang dapat


diperoleh dari bounding
attachment :

Bayi merasa dicintai, diperhatikan,


mempercayai, menumbuhkan sikap
social
Bayi merasa aman, berani mengadakan
eksplorasi

Hambatan yang terjadi dalam


Bounding Attachment :
Ibu dengan resiko Kurangnya support
system
Bayi dengan resiko

Pemberian ASI sedini mungkin /


inisiasi menyusu dini (IMD)

Prinsip pemberian ASI adalah

sedini mungkin dan


eksklusif
BBL harus mendapat ASI dlm waktu 1 jam setelah
lahir
CARA INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
dilakukan ketika bayi lahir, dikeringkan , ganti
selimut, tali pusat dipotong dan diikat lalu bayi
diletakkan di atas perut / dada ibu dalam posisi
tengkurap
biarkan terjadinya kontak kulit bayi dengan
kulit ibu
jaga suhu ruangan, dan sebaiknya bayi
memakai topi bayi karena disitu banyak keluar
panas. Suhu yang tepat adalah 28-29 derajat C.
biarkan bayi di dada ibu minimal 30 menit bisa
sampai 2 jam

Manfaat Inisiasi
meningkatkan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif dan keberhasilan
pemberian ASI sampai anak usia 2
tahun atau lebih.
mendapatkan kolostrum yang
bermanfaat untuk bayi.
Hentakan kepala bayi, sentuhan tangan
bayi pada puting ibu, jilatan dan isapan
bayi akan merangsang hormon
oksitosin.
bounding akan lebih kuat, sehingga
meningkatkan rasa percaya diri ibu
dalam keberhasilan menyusui dan
mendidik anaknya

Manfaat Inisiasi
hormon prolaktin yang keluar selama
menyusui menekan pematangan sel telur
sehingga dapat menjarangkan kehamilan
Berat badan ibu juga dapat cepat kembali
turun
Kulit perut dan dada ibu berperan sebagai
termoregulator
Ibu dan bayi merasa tenang, pernapasan
dan denyut jantung bayi lebih stabil, bayi
lebih jarang menangis
Saat bayi merangkak mendekati payudara,
biasanya sambil menjilat-jilat kulit ibu dan
memungkinkan tertelannya bakteri 'baik'
dari kulit ibu.

PRINSIP DASAR
PENANGANAN BBL

perawatan esensial (pokok) neonatus


1.
2.

Persalinan bersih dan aman (alat, tangan, tempat)


Mempertahankan suhu badan
A. jaga agar bayi tetap kering dan hangat
B. Kontak kulit antara ibu dg bayi
C. Tunda memandikan

3.

Inisiasi pernafasan
a. Ekstensi kepala dan leher dengan mengganjal bahu
b. Hisap lendir, cairan ketuban, mekonium bila perlu.

4.

Pemberian ASI sedini mungkin


a. dimulai setelah pemotongan dan pengikatan tali pusat
b. diberikan setiap saat / ketika bayi menangis
c. Kolostrum harus diberikan

5.

Pencegahan terhadap keadaan sakit penyakit


Menjaga kebersihan bayi, Imunisasi, Menimbang BB tiap
hari

Adaptasi BBL intrauterin ke


ekstrauterin

bayi berubah dr ketergantungan menyeluruh


menjadi tidak tergantung secara fisiologis
Adaptasi dimulai ketika bayi keluar dari
ibunya dan berlanjut selama sekitar
seminggu untuk beberapa system organ
Neonatus harus bisa menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin
3 faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi ini yaitu :
Maturasi organ
Adaptasi
Toleransi

Perubahan spesifik pada masa


transisi bayi baru lahir
First period of reactivity

Berlangsung 15 mnt setelah lahir


Mula-mula aktifitas saraf simpatik menonjol
Nadi cepat dan tidak teratur, tali pusat
berdenyut, kulit biru
Nafas cepat & dangkal, ronchi, cuping
hidung
Mata membuka dan tonus otot meningkat
Suhu cpt turun
Peristaltik usus tidak ada

First period of reactivity


Diakhir stadium aktifitas saraf para
simpatik jg aktif
Nadi teratur dan frekuensi menurun
Tali pusat tidak berdenyut
Ekstrimitas biru
Menghasilkan lendir encer & jernih
Memberikan respon thdp stimulus
restfulnes

Relatif unresponsive interval


(1 jam)
Menurunnya sistem saraf otonom baik
simpatik maupun parasimpatik
Nadi, nafas, suhu, tonus otot
menurun
Lendir mulut dan ronchi tidak ada
Bayi tertidur
Perlu memantau suhu tubuhnya

Second period of reactivity


(4-5 jam)

Bayi bangun & dimulainya kegiatan


sistem saraf otonom yang meningkat
lagi
Kegiatan saraf simpatik dan
parasimpatik bergantian secara
teratur
Lendir dlm mulut terbentuk secara
berlebih dan kental
Bayi peka terhadap rangsagan
Pernafasan dan nadi tidak teratur
Penyulit yang biasanya terjadi ;
Perdarahan tali pusat sampai shock
Apnea, obstruksi jalan nafas
bradicardya

transisi eksrauterin cepat yang


terjadi di 4 area, yaitu
1. Perubahan pada system
pernafasan
2. Perubahan pada system
sirkulasi
3. Perubahan pada kemampuan
termoregulator
4. Perubahan pada kemampuan untuk
memperoleh sumber glukosa

Perubahan pada system


pernafasan

BBL harus memulai pernafasan dengan cepat

ketika lahir
Pernafasan terjadi karena aktifitas normal dari
SSP, saraf perifer dan rangsangan-rangsangan :
Mekanik (tekanan toraks janin oleh jalan lahir), hal ini
bisa menyebabkan cairan yang mengisi batang
tenggorok dan mulut bayi sebagian dilepaskan dan
udara mulai mengisi sitem itu
Kimia (penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 pada
paru-paru merangsang kemoreseptor yang ada di sinus
karotis)
Termal (rangsangan dingin di daerah muka waktu
kepala lahir)
Sensorik (gosokan pada pungggung waktu
mengeringkan bayi, rangsagan taktil pada telapak

Pengikatan tali pusat


Plasenta hilang
Penutupan
duktus
venosus

Pernafasan pertama

Darah mengalir ke hati


dan System sirkulasi

Expand paru

Pengurangan resistensi
pulmonal
tekanan di atrium kiri
Penutupan
voramen ovale
Lingkungan dingin

resistensi vaskuler
sistemik

tekanan di atrium
kanan
Perubahan aliran darah
tekanan O2 di
sirkulasi pulmonal

Penutupan duktus
arteriosus

Perubahan pada kemampuan


termoregulator

Begitu lahir bayi harus berhadapan dengan

suhu lingkungan yang lebih rendah (25 oC),


sehingga suhu bayi cepat menurun.
Kehilangan panas bayi dapat terjadi melalui
proses :
Konduksi
Konveksi
Evaporasi
Radiasi
Neonatus dapat kehilangan panas dari keempat
proses tersebut diatas sebanyak
200 kal / kg BB / menit.
Sedangkan dia hanya dapat membentuk panas
persepuluh dari jumlah kehilangan panas. Hal
ini dapat menurunkan suhu sekitar 2 oC

Faktor-faktor yang bisa berperan dalam kehilangan panas


pada bayi baru lahir yaitu :

Permukaan tubuh bayi yang relative lebih besar jika dibandingkan


dengan masa tubuh
Variasi tingkat isolasi lemak subkutan
Derajat fleksi otot

Beberapa metode yang umum untuk konservasi panas


yaitu :

Penghanatan pakaian bayi & area penanganan neonatus (suhu


kamar 75 oF)
lahir Keringkan dan ganti handuk yang basah dengan yang kering
Penundan memandikan
Menempatkan area perawatan jauh dari jendela, pintu
tutup kepalanya dan terbungkus dengan baik selama 48 jam

Neonatal dapat menciptakan panas dengan 3 cara, yaitu :

Menggigil (Shivering)
Aktifitas otot dapat menghasilkan panas tetapi terbatas pada janin
dengan kekuatan otot yang cukup untuk berada posisi yang
dilenturkan
Termogenesis bukan menggigil (N.S.T/non shivering
thermogenesis), dg pemanfaatan lemak coklat untuk produksi
panas.

Deposit lemak ditempatkan di :

Sekitar tulang belakang bagian atas


Tulang selangka
Tulang dada
Ginjal dan penbuluh darah utama
Kehilangan panas sekuel pada neonatus
dapat terjadi dengan cepat yang berefek
pada :
Hal ini merupakan
1. Hipoglisemia
konsekwensi logis
2. Hipoksia
peningkatan kebutuhan
metablik akibat usaha
3. Asidosis
neonatal untuk
memperoleh temperature
normal (36,5 oC - 37,5 oC)

Perubahan pada kemampuan untuk


memperoleh sumber glukosa
glukosa sangat penting bagi fungsi otak neonatal.
Janin yang sehat dapat menyimpan glukosa
sebagai glikogen di hati, dan penggunaan /
pelepasan gula darah dari glikogen bayi normal
hanya cukup sampai 4 jam.
Glukosa darah turun pada 1 2 jam post partum,
dan stabil pada 3-4 jam
Adanya pengikatan talipusat menyebabkan
neonatus harus berupaya sendiri untuk
memelihara keseimbangan glukosa.
Dengan cara :

Pemberian ASI / susu formula

Glikogenolisis (membakar glikogen)

Glukoneogenesis (membakar lemak dan


protein)

Kebutuhan dan tindakan


keperawatan BBL
1.Pembersiha 2. Merawat tali pusat
n jalan
7. Profilaksis
nafas
3. Menilai
8. kebersihan diri
apgar
4. Stimulasi 9. Menentukan usia
Pakaian dan
5. nutrisi dan 10.gestasi
cairan
11.selimut
Positioning dan
6. Identifikasi

lingkungan

1.

Kebutuhan dan tindakan


keperawatan
BBL
Pembersihan jalan nafas

Pada waktu cukup bulan, terdapat cairan di


dalam paru bayi
pd saat melewati jalan lahir 1/3 cairan keluar
dari mulut
Beberapa tarikan nafas pertama, cairan di
dalam paru di dorong ke perifer dan diserap
pembuluh darah dan limfe

Untuk itu :
penghisapan mulut dan nares dengan kateter
penghisap mungkin tidak perlu.
Pengisapan hanya terbatas pd situasi dimana
pernafasan bayi terganggu / terdapat
mekonium

Kapan isap lendir dilakukan


a. Ada mekonium dalam amnion
hisap cairan dari mulut, faring dan
hidung bayi sebelum bahu
dilahirkan
b. Setelah lahir
1. Tidak ada mekonium
- K/P bersihkan lendir dari jalan
nafas dengan mengusap mulut
dan hidung dengan menggunakan
handuk / kateter penghisap
- lendir kental keluar dari mulut,
miringkan kepala, lendir akan
terkumpul di pipi shg mudah
dibersihkan.

2. Ada mekonium
a. Bayi bugar :
bersihkan secret dan mekonium dari mulut
dan hidung (Kalau perlu)
b. Tidak bugar :
- Lakukan penghisapan mulut dan trakea,
segera sebelum timbul pernafasan (pasang
ET)

BUGAR bila : Warna kulit tidak biru, bernafas,


tonus baik

CARA MENGHISAP LENDIR


Letakkan bayi pada posisi terlentang di
tempat yang keras dan hangat.
Ganjal bahu bayi, shg Kepala bayi dalam
posisi ekstensi
Isap lendir mulai dari mulut dulu baru dari
hidung
Lakukan penghisapan saat alat pengisap di
tarik keluar, tidak pada saat masuk
Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam
mulut (5 cm) dan hidung (3 cm).
Hisap dg lembut hindari penghisapan yang
dalam dan agresif

2. Merawat tali pusat

Segera setelah lahir pembuluh umbilikus


masih dapat menyebabkan perdarahan
bila pengikatan menjadi kendur
(Perdarahan lakukan pengikatan ulang)
Bakteri dapat memasuki tali pusat,
sebelum terjadi penyembuhan

Tujuan perawatan tali pusat


Tali pusat tetap kering
Menjaga kebersihan talipusat
Mencegah infeksi

1)

2)
3)

4)

PRINSIP PERAWATAN TALI PUSAT


Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan
terbuka, dan bungkus dengan kasa steril
secara Longgar
Jika tali pusat terkena kotoran, cuci dg
sabun & air bersih, keringkan
Jangan membungkus tali pusat /
mengoleskan cairan / bahan apapun ke
putung tali pusat
Mengoleskan alkohol / betadin
diperkenankan jika pemotongan tali pusat
tidak terjamin kesterilannya

5) Kompres dg alkohol tidak


diperkenankan
6) Gurita dan pembalut tidak lagi
dilakukan karena menyebabkan
suasana lembab
7) Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
8) Jika tali pusat menjadi merah,
mengeluarkan pus atau darah segera
rujuk ke fasilitas kesehatan

3. MENILAI APGAR
Nilai APGAR merupakan metode
obyektif :
untuk menilai kodisi BBL secara keseluruhan
Menilai keberhasilan tindakan resusitasi.

Nilai APGAR tidak digunakan untuk


menentukan apakah seorang bayi
memerlukan resusitasi, langkah mana yang
dibutuhkan, atau kapan kita menggunakan.
Jumlah nilai APGAR menunjukkan respon
BBL pada lingkungan ekstrauterin dan
resusitasi.

Nilai APGAR diberikan pada menit ke 1 dan menit


ke 5 setelah lahir,
Jika nilai APGAR pada menit ke 5 kurang dari 7,
maka perlu dinilai terus setiap kelipatan 5 menit
sampai nilai lebih dari 7 / APGAR baik.
Masing-masing dari 5 tanda diberi nilai 0, 1, 2.
Kelima nilai tersebut kemudian dijumlah dan inilah
yang disebut nilai APGAR.
Keterangan nilai APGAR
1. Nilai 7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan
(normal)
2. Nilai 4-6

: bayi mengalami asfiksia ringan

3. Nilai 0-3

: bayi mengalami asfiksia ringan

Tanda

Frekuensi
jantung

Tidak ada

<100/mnt

>100/mnt

Usaha
nafas

Tidak ada

Lambat
tidak
teratur

Menangis
kuat

Tonus otot

Lumpuh

Ekstrimitas Gerakan
fleksi
aktif

Reflek

Tidak ada

Gerakan
sedikit

Warna

Biru / pucat Tubuh


Seluruh
kemerahan tubuh
ekstrimitas kemerahan

Gerakan
kuat /
melawan

4. Stimulasi
Dilakukan jika bayi tidak segera
bernafas segera setelah lahir
Cara melakukan stimulasi
Keringkan bayi dg handuk / selimut
yg kering / Menggosok punggung,
perut dan dada atau ekstrimitas bayi
Menepuk atau menyentil telapak kaki

Stimulasi yang tidak diperkenankan


Bentuk rangsangan
Meremas rongga dada
Menekan kedua paha
bayi ke perutnya

Bahaya
Trauma dan luka
Fraktur, pneumotorak,
gawat nafas, kematian

Menepuk bokong
Mendilatasi sfingter ani
Mengompres /
menempatkan bayi pd
air panas /dingin

Ruptura hati / limpa


Sfingter ani robek
hipotermia /
hipertermia / luka bakar

Mengguncang bayi
Kerusakan otak
Meniupkan udara
Hipotermia
dingin / O2 ke tubuh bayi

5. Nutrisi dan cairn


glukosa penting bagi fungsi otak. Janin yang
sehat dapat menyimpan glukosa di hati
penggunaan / pelepasan gula darah dari
glikogen, bayi normal hanya cukup sampai 4
jam.
Glukosa darah turun pada 1 2 jam post
partum, dan stabil pada 3-4 jam
Bayi lahir harus berupaya sendiri untuk
memelihara keseimbangan glukosa.
Dengan cara :
1. Pemberian ASI / susu formula,
harus diberikan secepat mungkin
pada neonatal yang sehat
2. Glikogenolisis
3. glukoneogenesis

6. Identifikasi
Dilihat dari aspek legal identifikasi merupakan hal
yang penting
perlu di pasang segera pasca persalinan dan
harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu
tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar
bersalin dan di ruang rawat bayi
Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum
nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi. (Saifudin, 2002)

Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dg tepi


yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah
sobek dan tidak mudah lepas
Pada alat harus tercantum ;
Nama (bayi , ibunya)
Tanggal lahir
Nomor bayi
Jenis kelamin
unit
Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dg
mencantumkan : Nama, tangggal lahir, nomor
identifikasi
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus
dicetak di catatan yang tidak mudah hilang

Dipasang di ruang bersalin


Cara Hollister obstetrikal : memberikan 3
nomor identitas (1 ibu, 2 bayi), terbuat dari
plastik
Ada yang menggunakan pita alfabet untuk
menandakan nama bayi atau
menggunakan sidik ibu jari dan telapak
kaki disamping pita identifikasi yang lain
Di ruang bayi
Kartu harus ditinggal di tempat tidur
Berisi : nama lengkap ibu, nomor
pendaftaran, jenis kelamin bayi, tanggal
dan waktu bayi lahir, sidik jari ibu serta
sidik jari kaki bayi, telapak tangan

7. Profilaksis
Diberikan untuk mencegah bayi dari penyakit
ophthalmia neonatorum dan perdarahan
ophthalmia neonatorum :
Diberikan perak nitrat / Neosporin1% diteteskan di
mata segera setelah lahir (Gonorrhoeae) atau
Eritromisin 0,5% atauTetrasiklin 1% (klamidia)
diberikan pd jam pertama setelah partus

perdarahan
Semua BBL dan cukup bulan diberi vit.K oral 1 mg/hr
selama 3 hr
Bayi resti diberi vit.K parenteral 0,5-1 mg IM

Bayi baru lahir sangat rentan


Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan kontak
terhadap
dengan
bayi. infeksi, pastikan untuk
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani
melakukan
tindakan pencegahan
bayi
yang belum dimandikan.
Pastikan bahwa semua peralatan(partus set) telah di
infeksi
berikut ini :
DTT
atau steril
Pastikan bahwa semua pakaian yang digunakan
untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur,
termometer, stetoskop dll yang akan bersentuhan
dengan bayi dalam keadaan bersih

8. Kebersihan diri
Kebutuhan higiene bayi terutama
adalah :
Mandi
membersihkan area genital
Membersihkan tali pusat
Membersihkan mata.

Memandikan bayi
Waktu mandi pertama bergantung pada keadaan bayi.
Penundaan mandi untuk mengurangi resiko
kedinginan (6 jam),
bayi dimandikan secepatnya untuk mengurangi
resiko penyebaran infeksi melalui darah, misalnya
HIV (Penny-MacGillivray, 1996).
memandikan bayi setiap hari merupakan hal yang
tidak perlu, termasuk mencuci rambut bayi setiap
mandi
Memandikan bayi dengan memakai sabun / lotion
alkalis dapat menimbulkan infeksi, karena PH kulit
yang kurang dari 5,0 bersifat Bakteriostatik.
Dianjurkan hanya dengan air hangat dan pakai sabun
dengan PH netral,

PRINSIP MEMANDIKAN
1. Jaga agar bayi tetap hangat
Sebelum dimandikan, pastikan ruangan hangat dan
tidak ada tiupan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk
mengeringkan dan siapkan kain atau selimut untuk
menyelimuti bayi setelah dimandikan.
Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan
hangat
Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk
bersih dan kering
Ganti handuk dengan selimut, kemudian selimuti
tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala
bayi diselimuti dengan baik
Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu
dan diselimuti dengan baik

Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan


ibu untuk menyusukan bayinya
2. Jaga agar bayi tetap aman dan selamat
Waktu mengisi bak/waskom awali dengan air
dingin
Isi baskom tidak boleh lebih dari setengah
Bayi tidak boleh dibiarkan sendiri tanpa
pengawasan dan harus selalu dipegang dengan
baik agar kepala selalu berada di atas permukaan
air
Selimuti badan bayi dengan handuk saat
membasuh wajah dan rambut
3. Suhu air tidak boleh terlalu panas/terlalu dingin
(kurang lebih 37,8 oC), suhu air dapat diperiksa
dengan menggunakan pergelangan tangan bagian
dalam / siku, tidak boleh dengan jari, karena jari
dapat toleran terhadap air panas

Cara memandikan bayi

Persiapan alat

Tempat mandi bayi


Handuk
Spons atau flanel / waslap
Alat pengganti popok / popoknya
Pakaian bayi
Celemek plastik (yang tidak licin)
Sarung tangan bersih

Prosedur
1. Dapatkan persetujuan tindakan dari orang tua
2. Siapkan alat dan ruangan
3. Cuci tangan dan pakai celemek (Pakai sarung
tangan bila diperkirakan akan terjadi kontak
dengan cairan tubuh)
4. Isi baskom mandi dan periksa suhu air
5. Buka pakaian bayi, biarkan popok tetap
terpasang, dan selimuti bayi dengan handuk
6. Basuh wajah bayi dengan air bersih,
menggunakan waslap/ spons, jangan mengenai
mata
7. Keringkan wajah dengan handuk, dengan cara
menepuk-nepuknya secara perlahan

8. Bila perlu cuci rambut bayi dengan air, gosok seluruh rambut bay
secara perlahan dan keringkan
9. Buka popok bayi, bersihkan genetalianya jika perlu (misalnya ad
tinja)
10. Masukkan bayi ke dalam air (sangga kepala dan leher bayi denga
lengan bawah dan pergelangan tangan non dominon, kemudian
lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi, tangan
yang dominan memegang pergelangan kaki untuk mengangkat
bayi pada saat masuk dan keluar dari bak), gunakan tangan
dominon untuk membasuh tubuh dan anggota badan secara
lembut dengan air
11. Basuh punggung bayi (dudukkan bayi dengan tegak, topang
kepala bayi dengan pergelangan tangan / lengan bawah dari
tangan dominan)
12. Angkat bayi dari air menggunakan kedua tangan, berhati-hatilah
karena bayi licin

13. Selimuti bayi dengan handuk


14. Keringkan bayi dengan cepat dengan
menepuk-nepuknya secara perlahan,
perhatikan daerah lipatan kulit (dapat
dilakukan di atas kasur/dipangkuan Bidan)
15. Pakaikan popok dan pakaian bayi bersih
16. Serahkan bayi kepada salah satu orang
tua/tempatkan di tempat tidurnya
17. Buang air bekas mandi dan bereskan
peralatannya
18. Dokumentasikan dan lakukan intervensi
yang sesuai

MEMBERSIHKAN AREA
Persiapan Alat
GENETAL
Sarung tangan bersih dan celemek

Kasur/alas handuk untuk tempat mengganti popok


Tempat popok kotor
Popok bersih
Baskom kecil dan kapas cebok / lap
Bengkok

Prosedur
1. Minta persetujuan dari orang tua, Siapkan alat
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan dan celemek
3. Bila menggunakan air, tuangkan air hangat ke dalam
waskom
4. Baringkan bayi di tempat yang aman dan datar

5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.
12.
13.

Buka pakaian bayi seperlunya untuk dapat membuka popok


Buka popok yang kotor dan letakkan di satu sisi
Dengan tangan non dominon, pegang pergelangan kaki bayi
secara hati-hati, angkat sampai kakinya lurus dan bokong
terangkat
Dengan tangan dominon, bersihkan genetalia dengan kapas
cebok/lap yang dibasahi dengan air dari arah depan ke
belakang sebelum daerah perineum untuk mengurangi
resiko infeksi
Buang kapas cebok/lap kemudian lakukan hal yang sama
pada tempat yang lain, sampai daerah genitalia benar-benar
bersih
Bersihkan lipatan pangkal paha dan paha kemudian bokong
Letakkan popok di bawah bayi, kemudian pasang popok
tersebut, pastikan bahwa letak penis mengarah ke bawah
dan tali pusat berada di luar popok
Pakaikan kembali pakaian bayi
Bereskan alat dengan benar, Cuci tangan, Dokumentasi

Membersihkan Tali pusat

Persiapan alat
Sabun, Kassa steril/bersih, Waslap, Bengkok,
Aquadest/air matang
Langkah Kerja
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
2. Cuci talipusat dengan air bersih dan sabun,
bilas dan keringkan
3. Pertahankan sisa talipusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan
kain bersih secara longgar
4. Lipatlah popok di bawah sisa talipusat
5. Jika tali pusat terkena kotoran/tinja cuci dengan
sabun dan air bersih dan keringkan betul-betul
6. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali
pusat

MEMBERSIHKAN MATA

Mata tidak boleh dibersihkan kecuali bila ada rabas,


untuk mengurangi resiko taruma dan timbulnya
infeksi.
Mata yang lengket biasanya disebabkan oleh
tersumbatnya duktus air mata, berwarna kekuningan
dan terlihat mengering di kelopak mata.
Kotoran mata dengan warna yang berbeda dan jumlah
yang banyak biasanya disebabkan karena infeksi dan
biasanya disertai oedema dan eritema.

Prosedur membersihkanmata bayi


1) Dapatkan persetujuan dari orang tua
2) Siapkan alat :
kapas pembersih, wadah bersih dan air matang yang
telah didinginkan, sarung tangan bersih (bila infeksi),
Bengkok

3) Cuci tangan , pakai sarung tangan


4) Basahi kapas pembersih dengan air, Mata
dibersihkan dengan arah dari dalam ke luar
kapas pembersih hanya boleh digunakan
untuk menyeka mata satu kali
5) Buang kapas yang sudah dipakai dan
ulangi menggunakan kapas bersih lainnya
6) Ulangi terus sampai mata benar-benar
bersih, kemudian lakukan hal yang serupa
pada mata lainnya
7) Bereskan alat dengan benar
8) Cuci tangan
9) Diskusikan dengan orangtua tentang
prosedur ini
10) Dokumentasikan dan lakukan intervensi
yang sesuai

9. Menentukan usia gestasi


1. Maturasi bayi mempengaruhi
kemampuannya untuk bertahan
2. BB bayi aterm bisa memiliki BB yang
sama dg bayi preterm
3. Bayi preterm memiliki resiko tinggi
4. Usia gestasi merupakan hal yang vital
untuk membuat perencanaan yang lebih
efektif
5. Usia gestasi ditentukan dg pengukuran
standart tentang maturitas
neuromuskuler dan pertumbuhan fisik

Pembagian usia gestasi


1. Preterm (<38 mg)
a.
b.
c.

Kecil untuk usia gestasi (SGA)


Sesuai untuk usia gestasi (AGA)
Besar untuk usia gestasi (LGA)

2. Term (38-42 mg)


a. Kecil untuk usia gestasi (SGA)
b. Sesuai untuk usia gestasi (AGA)
c. Besar untuk usia gestasi (LGA)
Posterm (>42 mg)
a. Kecil untuk usia gestasi (SGA)
b. Sesuai untuk usia gestasi (AGA)
c. Besar untuk usia gestasi (LGA)

Gambar standart tentang maturitas


neuromuskuler

1. Siku bayi preterm dpt disilangkan di atas dada


dg sedikit / tanpa tahanan,
2. siku bayi matur memberika tahanan ketika
diupayakan untuk diangkat melewati midline

Refleks menggenggam
- bayi preterm lemah.
- bayi term sangat kuat, memungkinkan
hingga terangkat dari matras

bayi

MANUVER TUMIT KE TELINGA


Preterm dpt diangkat ke telinga, tidak
memberikan tahanan
Term terdapat tahanan pada lutut

PERTUMBUHAN FISIK

1. Preterm : berbaring dlm posisi sikap rileks anggota


badan lebih ekstensi, ukuran tubuhnya kecil,
kepalanya lebih besar
2. Term : Memiliki lebih banyak lemak subkutan,
tubuhnya fleksi

KARTILAGO TELINGA
Preterm : berkembang kurang baik, mudah
dilipat, rambut halus dan tertidur, wajah dan
punggungnya dilapisi lanugo
Term : kartilago telinga terbentuk lebih baik,
rambut halus dan terpisah-pisah

Telapak kaki
Preterm : terlihat lebih membengkak dan
hanya memiliki kerut-kerut yg halus
Matur : bentuk sangat baik, dan memiliki
kerut-kerut yg dalam

Klitoris
Preterm : klitorismenonjol, dan labia mayor
tidak berkembang dg baik dan membentuk
celah
Term : Labia mayor berkembang dg baik
dan klitorisnya tidak menonjol

SKROTUM
Preterm : tidak
berkembang dan tidak
membentuk pendikulus,
terdapat sedikit lipatan,
testis terletak di kanalis
inguinalis / rongga
abdomen
Term : skrotum
berkembang dg baik,
membentuk pendikulus,
dan berlipat-lipat, testis
turun dlm kantung
skrotum

10. Pakaian dan


selimut
Neonatus harus dijaga tetap
hangat, dg cara :
Pakaikan popok, dan kaos / gaun dan
diselimuti dengan selimut yang tidak
terlalu berat
Setiap helai pakaian dan alat yang
digunakan harus mudah dicuci dan
sering disterilkan

Tidak boleh mengenakan pakaian /


selimut yang berlebih sehingga
membatasi gerak bayi

11. Posisioning dan lingkungan


Posisioning
Setelah perawatan awal, bayi
dibaringkan dg posisi miring,
kepala sedikit lebih rendah dari tubuh

Lingkungan
Bayi diletakkan di tempat tidur bayi
atau dalam inkubator
Oksigen dg kosentrasi < 40% hanya
diberikan bila terjadi anoksia
Bila suhu tubuh normal, bayi dapat
diletakkan diruang perawatan bayi

You might also like