Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Arif Udin
Efendi
Fikka Amalia
Hardianti Putri C.D
Ita Fitriyani
Limawan Putra
Muhimatun Nisa
Rossy Ayoe P
Siti Lestari
Surya Andromeda
Yulia Wahyuningsih
(1301006)
(1301016)
(1301022)
(1301026)
(1301030)
(1301034)
(1301038)
(1301052)
(1301058)
(1301064)
(1301072)
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul WBS 2 BOTOL
Makalah ini kami susun sebagai tugas pemenuhan pembelajaran mata
kuliah kebutuhan oksigenasi di STIKES Karya Husada Semarang. Dalam
penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Ibu Shindi
Hapsari sebagai pengampu mata kuliah Kebutuhan oksigenasi ,orang tua kami,
dan orang-orang yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Kami
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR....i
DAFTAR ISI.............ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............4
B. Tujuan4
C. Manfaat ...........5
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
B.
C.
D.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh
memerlukan suplai oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi
gangguan pada saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain
seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran
pernapasan, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal
Drainage).
Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma
(luka tusuk di dada), biasanya disebabkan oleh benda tajam, bila tidak mengenai
jantung, biasanya dapat menembus rongga paru-paru.Mekanisme penyebabnya
bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat. Akibatnya,
selain terjadi peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam
rongga paru-paru. Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan
mengempis. Penderita nampak kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa
sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang (Kartono, M. 2005).
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan
keperawatan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa
membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih
memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage).
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien
dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)
1.2.2
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
Manfaat
1.3.1
Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).
1.3.2
1.3.3
Manfaat Praktis
Tenaga Keperawatan
a. Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien dengan dengan pemasangan WSD
(Water Seal Drainage).
b. Mahasiswa
c. Agar mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) serta
mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Tujuan
a)
b)
c)
d)
e)
Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
Mengembangkan kembali paru yang kolaps
Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut
2.3
Pneumothoraks
Spontan > 20% oleh karena rupture bleb
Luka tusuk tembus
Klem dada yang terlalu lama
Kerusakan selang dada pada sistem drainase
Hemothoraks
Robekan pleura
Kelebihan antikoagulan
Pasca bedah thoraks
Hemopneumothorak
Thorakotomy :
a) Lobektomy
b) Pneumoktomy
2.3.4
2.3.5
b) Kondisi indflamsi
2.3.6
2.3.7
2.4
Kontraindikasi
a) Infeksi pada tempat pemasangan
b) Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
2.2
Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Dada
Dada terdiri atas tiga komponen yaitu mediastinum, rongga pleura kanan,
dan rongga pleura kiri. Tiap rongga pleura dilapisi oleh membrane tipis dan licin
yang disebut pleura parietal. Membrane yang sama meliputi paru-paru disebut
pleura visceral. Lapisan yang tipis berupa cairan dengan volume total sampai 5ml
bertindak sebagai pelumas antara pleura parietal dan viscelar, memungkinkan
cairan itu bergerak dengan halus setiap kali bernapas. Karena dua lapisan pleura
saling bersentuhan, area pleura menjadi area potensial. Bila area antara
membrane ini menjadi area aktual, paru-paru akan kolaps (Carpenito,
Juall.2010)
2. Tekanan Pleura
Dalam rongga dada, paru-paru disokong oleh tekanan pleura negative.
Tekanan negative ini dibuat oleh dua kekuatan yang berlawanan. Pertama,
kecenderungan dinding dada untuk mengembang ke depan dan ke belakang.
Kedua adalah kecenderungan jaringan alveolar elastic untuk berkontraksi.
Analoginya adalah terdapat dua lapisan mikroskopik yang saling mengikat tetesan
air yang diletakkan di antaranya. Seseorang tak dapat menarik bagian lapisan
karena adanya tekanan permukaan cairan.
Bandingkan kedua paru-paru dengan dengan kedua lapisan itu. Satu
lapisan adalah lapisan visceral, lainnya pleura parietal. Tetesan air adalah cairan
pleura. Sesuai dengan analoginya, upaya kekuatan yang berlawanan untuk
menarik pleura pada arah yang berbeda. Tekanan negative yang terjadi mengikat
paru-paru dengan kencang pada dinding dada, mencegah paru-paru kolaps.
: -5 cm H2O
Inspirasi
Ekspirasi
Semua gas bergerak dari area yang tekanannya lebih tinggi ke tekanan
lebih rendah. Selama inspirasi, rongga dada membesar karena kontraksi
diafragma. Hal ini meningkatkan area paru-paru dan menyebabkan tekanan
intrapleural turun sampai ke bawah tekanan atmosfer. Udara mengalir dari tekanan
relative tinggi di atmosfir ke area tekanan rendah di paru-paru. Selama ekspirasi,
proses ini kebalikannya. Recoil difragma akan menurunkan area dalam rongga
dada dan menekan paru-paru. Tekanan intrapleural kini lebih tinggi dari tekanan
atmosfer, menyebabkan udara bergerak ke luar paru-paru. Setelah otot pernapasan
rileks, tekanan antara udara luar dan paru-paru sama. Karena tekanan sama, maka
tidak ada udara bergerak (Lynda, 2013)
2.3
Etiologi
1. Membuang udara, cairan atau darah dari area pleura.
2. Mengembalikan tekanan negatif pada area pleura.
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps/ kolaps sebagian.
4. Mencegah reflux drainase kembali ke dalam dada ( Anonymous.
2008)
2.4
Manifestasi Klinis
1. Dispnea, Takipnea
2. Kesulitan pernafasan
3. Gelisah, cemas
4. Takhikardi
5. Ekspansi dada tak simetris (Anonymous. 2008)
2.5
Komplikasi
a) Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks,
atrial aritmia
b) Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema
c) Komplikasi lainnya : laserasi (yang mencederai organ: hepar, lien),
perdarahan, empisema subkutis, tube terlepas, tube tersumbat
2.6
masuk
ke
WSD.Biasanya
digunakan
untuk
mengatasi
hemothoraks,
Mahal
Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit
terbalik.
2. Fluther valve
Keuntungannya:
-
Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik.
Kurang satu ruang untuk mengisi
Tidak ada masalah dengan penguapan air
Penurunan kadar kebisingan
Kerugiannya:
-
Mahal
Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra
Mahal
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.2
Pengkajian
a.
b.
Persiapan pasien
a.
Siapkan pasien
b.
3)
Persiapan alat
1.
2.
Motor suction
3.
4.
5.
6.
Kassa steril
7.
Pisau jaringan
8.
Trocart
9.
10.
Sarung tangan
11.
Duk bolong
12.
Spuit 10 cc dan 50 cc
13.
14.
Masker
3.2.2 Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter.Perawat membantu agar prosedur
dapat dilaksanakan dengan baik, dan perawat memberi dukungan moril
pada pasien.
1. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V,
3)
Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas
yang telah ditetapkan serta
Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk
mengetahui jumlah cairan yg
keluar.
5)
6)
7)
8)
9)
Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu.
10)
Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah
cairan yang dibuang.
11)
13) Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan ystem cara batuk
efektif.
14)
15) Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD.
16) Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan
latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD.
3.4
a. Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan
tidak terganggu
Denganbergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian
masuknya slang dapat dikurangi.
b. Pergantian posisi badan.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal
kecil dibelakang, ataumemberi tahanan pada slang, melakukan
pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambilmengangkat badan,
atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.
c. Mendorong berkembangnya paru-paru.
1. Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan
paru
mengembang.
2. Latihan napas dalam.
3. Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk,
jangan batuk waktu slang diklem.
4. Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.
5. Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.
d. Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc.
e. Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi 3cc/kg/jam, harus dilakukan
torakotomi.
Jika
banyaknya
hisapan
bertambah/berkurang,
botol/slang
harus
3.6
2.
3.
4.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan Spooling atau
pengurutan pada selang.
1) Persiapan alat
1. Troly dresing
2. Dresing set
3. Betadine solution
4. Klem
5. Sarung tangan steril dan tidak steril
6. Spuit 2,5 cc
7. Analgesik
8. Bengkok
9. Plester
10. Gunting
2) Persiapan pasien
1. Yakinkan pasien mengerti pengajaran pre prosedur.
2. Pre medikasi pasien dengan analgesik adekuat setidaknya
15 menit sebelum prosedur.
3. Tempatkan pasien pada posisi semifowler
3) Prosedur pencabutan (dilakukan oleh dokter)
1. Cuci tangan
2. Buka set angkat jahitan steril dan siapkan betadine dan kasa.
3. Lepaskan suction dari chest drainage systtem dan cek terhadap
kebocoran udara pada ruang water seal.
4. Angkat plester yang menempel dan tentukan tipe jahitan yang terdapat
pada selang dada.
5. Konfirmasi bahwa selang bebas dari jahitan dan plester.
6. Klem setiap selang yang akan dicabut.
7. Intruksikan pada pasien untuk tarik nafas dalam dan tahan saat setiap
selang diangkat.
8. Cabut selang dada secara cepat.
9. Tutup sisi insersi dengan kasa steril dan rekatkan dengan plester.
10. Kaji pasien setelah prosedur dan bandingkan hasilnya dengan
pengkajian sebelumnya.
3.7
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum
dengan menggunakan pipa penghubung untuk mempertahankan tekanan negatif
rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif
dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Tujuan pemasangan WSD antara lain :
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
5. Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta: EGC
Doenges Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta : EGC
Herdman T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC
Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7.
Jakarta : EGC
Nuzulul. 2011. Asuhan Keperawatan (ASKEP) WSD (Water Seal Drainage)
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35532.html.