You are on page 1of 5

Asuransi Kesehatan Sosial di Jepang

Oleh
Praitno Margomgom
1206276902

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia
2014

Pendahuluan

Jepang merupakan negara yang menerapkan sistem asuransi sosial dan telah mencapai
cakupan semesta sejak tahun 1961. Karena bentuk asuransi yang diterapkan adalah asuransi
sosial maka kepesertaanya bersifat wajib bagi seluruh warga negara Jepang dan warga negara
asing yang tinggal di Jepang secara legal dalam waktu lebih dari tiga bulan.
Sistem pembiayaan yang diterapkan dalam skema asuransi di Jepang merupakan
kontribusi dari individu, employer, dan subsidi pemerintah. Meskipun pembiayaan pelayanan
kesehatan menerapkan sistem fee for services, tetapi Jepang merupakan negara yang sangat
ketat mengatur sistem pembiayaan kesehatannya. Sistem pembiayaan kesehatan di Jepang
akan dijelaskan lebih lanjut dibawah.
Asuransi sosial di Jepang dibagi ke dalam tiga skema yaitu employer-based
insurance, national health insurance, dan long life medical care system. Penduduk Jepang
wajib terdaftar di slaah satu skema asuransi tersebut disesuaikan dengan status pekerjaan dan
umur mereka. Pada prinsipnya, paket manfaat yang diterima oleh setiap skema asuransi
adalah sama yaitu pelayanan yang komprehensif meliputi kuratif, preventif, dan promotif.
Kepesertaan
Kepesertaan asuransi sosial di Jepang bersifat wajib untuk seluruh warga Jepang dan
warga negara asing yang tinggal di Jepang secara legal (tidak termasuk warga negara asing
yang tinggal dalam periode singkat). Setiap orang dibawah umur 75 tahun yang tinggal di
Jepang diwajibkan memilih jenis asuransi yang sesuai dengan pekerjaan mereka. Jenis
asuransi tersebut antara lain:
1. Employer-based insurance
Employer-based insurance adalah skema asuransi sosial yang kepesertaanya ditujukan
untuk golongan pekerja di sektor privat dan publik. Asuransi yang termasuk ke dalam
employer-based insurance ini adalah society-managed health insurance (skema ini
diterapkan oleh perusahaan besar dan ditujukan untuk pekerja di perusahaan besar
yang berada di sektor privat), government-managed health insurance (skema ini
dijalankan oleh Japan Health Insurance Association dan ditujukan untuk pekerja di
sektor privat yang berpenghasilan rendah), dan mutual aid association (skema ini
ditujukan untuk pekerja di sektor publik).
2. National Health Insurance
National Health Insurance adalah asuransi berbasis komunitas (community-based
insurance) yang dijalankan oleh pemerintah daerah dan kepesertaannya ditujukan
untuk masyarakat yang tidak masuk kedalam golongan pekerja yang mendapatkan
employer-based insurance contoh petani, wirausahawan, dll. Selain itu, National

Health Insurance kepesertaanya juga ditujukan bagi orang yang tidak memiliki
pekerjaan, pensiunan, dan warga negara asing yang tinggal di Jepang.
3. Long life medical care system
Di Jepang, penduduk berusia 75 tahun keatas tidak lagi di cover oleh skema
employer-based insurance maupun National Health Insurance. Mereka yang berusia
75 tahun keatas akan dialihkan ke skema long life medical care system yang
dijalankan oleh pemerintah daerah tempat lansia tersebut tinggal. Asuransi ini digagas
untuk mentransfer beban pendanaan supaya lansia juga menerima pelayanan
kesehatan yang setara dengan mereka yang berusia dibawah 75 tahun.
Pembiayaan
1. Premi
1.1.
Employer-based insurance
Employer-based insurance menetapkan premi berdasarkan pendapatan. Pada
perusahaan besar yang menerapkan skema society-managed health insurance,
employer membayar lebih dari separuh premi, sehingga pekerja hanya membayar
3 hingga 10 persen dari pendapatan mereka tergantung dari tingkat pendapatan.
Sedangkan pada perusahaan kecil dan menengah yang menerapkan skema
government-managed health insurance premi ditetapkan berdasarkan pengeluaran
daerah terhadap kesehatan, struktur demografis, dan tingkat pendapatan daerah,
sehingga kisaran premi yang dibayarkan dibayarkan pekerja adalah 9 hingga 10
persen dari pendapatan mereka. Pada mutual aid association pekerja di cover oleh
pemerintah melalui kerjasama langsung dengan tenaga kesehatan.
National Health Insurance
National Health Insurance menetapkan premi berdasarkan kalkulasi per kapita,

1.2.

per rumah tangga, per pendapatan, dan per aset berkaitan yang dimiliki. Oleh
karena itu premi yang dibayarkan tertanggung berbeda-beda disetiap daerah.
National Health Insurance juga mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk biaya
kesehatan sebesar 43 persen.
1.3.
Long life medical care system
Pada Long life medical care system premi yang dibayarkan terdiri dari dua
komponen utama yaitu (1) jumlah tetap yang harus dibayarkan tertanggung, dan
(2) kemampuan membayar tertanggung berdasarkan pendapatannya. Total premi
yang dikumpulkan pada skema ini mampu membiayai 10 persen total biaya
kesehatan pada kelompok usia 75 tahun keatas, sedangkan 90 persen sisanya
mendapatkan subsidi dari pemerintah sebesar 50 persen dan subsidi silang dari

kelompok usia dibawah 75 tahun sebesar 40 persen (Legislative Council


Secretariat, 2010).
2. Regulasi Mekanisme Pembiayaan
Jepang menerapkan aturan yang sangat ketat pada sistem pembiayaan. Hal ini dapat
dilihat dari kepesertaan asuransinya. Meskipun terdapat banyak pilihan skema
asuransi, penduduk di Jepang tidak dapat dengan bebas menentukan pilihan skema
yang mereka inginkan karena mereka diharuskan menentukan skema yang sesuai
dengan golongan mereka. Selain itu, penanggung (insurer) dan penyedia layanan
kesehatan keduanya tidak bisa berkompromi menetapkan tarif pelayanan (fee
schedule), karena semua tarif pelayanan sudah ditentukan oleh pemerintah. Tarif
pelayanan tersebut mengatur semua daftar prosedur dan produk yang di cover oleh
semua skema beserta dengan harganya, termasuk mengatur tarif dokter, tanpa melihat
pengalaman kerja, karakteristik fasilitas, dan lokasi geografis (Ikegami, 1997). Tarif
pelayanan tersebut berlaku untuk semua tertanggung tanpa memandang skema
asuransi dan providernya, dan tarif pelayanan ini selalu direvisi setiap dua tahun
sekali. Sedangkan pada asuransi kesehatan swasta perannya dibatasi hanya sebagai
komplemen dari skema asuransi yang ditetapkan pemerintah, contohnya seperti
pembiayaan kasus kronis yang mengeluarkan biaya cukup besar.
Manfaat
1. Pelayanan Kesehatan
Setiap skema asuransi memiliki paket manfaat yang sama, tidak ada perbedaan, dan
setiap orang berhak untuk menentukan provider kesehatan yang mereka inginkan.
Paket manfaat yang diterima yaitu layanan rawat inap, rawat jalan, layanan kesehatan
mental, obat-obatan yang telah diakui oleh tarif pelayanan (fee schedule), layanan
rumah (home care), fisioterapi, dan layanan kesehatan gigi. Selain itu semua skema
juga memberikan paket layanan preventif dan promotif. Sedangkan layanan kesehatan
yang tidak dicover adalah medical check-up, vaksinasi, aborsi, layanan kosmetik, dan
layanan ruang privat di rumah sakit.
2. Cost sharing
Setiap peserta wajib membayar copayment sebesar 30 persen dari produk dan jasa
yang diterima, kecuali anak berumur dibawah tiga tahun (copayment nya sebesar 20
persen) dan lansia berusia diatas 70 tahun (copayment nya sebesar 10 persen).
Provider dalam hal ini sangat dilarang untuk menarik bayaran lebih dari yang telah
ditentukan oleh tarif pelayanan (fee schedule).
3. Safety net

Untuk penyakit katastropik ditetapkan ambang batas maksimal out-of-pocket yang


dikeluarkan oleh peserta asuransi yang bervariasi berdasarkan umur dan pendapatan.
Jika biaya yang dikeluarkan telah melebihi ambang batas maka secara langsung
diterapkan pembayaran copayment sebesar 1 persen. Pemerintah dalam hal ini juga
memiliki peran untuk mereduksi biaya besar yang dikeluarkan peserta melalui
subsidi.

Referensi
Fukawa, Tetsuo. 2002. Public Health Insurance in Japan. Washington, D.C.: World Bank.
Ikegami, Naoki. 1997. Containing Health Care Cost in Japan. Michigan: University of
Michigan Press.
Kobayashi, Yasuki. 2009. Five Decades of Universal Health Insurance Coverage in Japan:
Lessons and Future Challenges. Japanese Association of Medical Sciences. 52(4):
263268. Tokyo.
Legislative Council Secretariat. 2010. Health Care Financing in Japan. Hongkong:
Legislative Council Secretariat.
Matsuda, Ryozo. 2013. The Japanese Health Care System, 2013. International Profiles of
Health Care Systems, 2013. The Commonwealth Fund.

You might also like