Professional Documents
Culture Documents
SEPSIS
A Pengertian
Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui (ditentukan dengan
biakan positif terhadap organism dari tempat tersebut). SIRS (Systemic Inflamatory
Respone Syndrome) adalah pasien yang memiliki krieteria sebagai berikut:
1 Suhu > 38 atau < 36
2 Denyut jantung > 90x/menit
3 Respiratori < 20/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
4 Leukosit > 12.000 /mm3, atau > 10 % sel imatur
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan
hipoperfusi, atau hipotensi. Kelainan hipoperfusi meliputi (tetapi tidak terbatas) pada
asidosis laktat, oliguria, atau perubahan akut pada status mental. (Sudoyo Aru, 2009)
Sepsis adalah infeksi bakteri generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama
kehidupan. ( Mary E. Muscari. 2005).
B Macam-macam Sepsis
Terminology dalam sepsis menurut American College of Chest Physicians/society
of Critical Care Medicine consensus Conference Committee : Critical Care Medicine,
1992 :
Infeksi
Fenomena microbial yang ditandai dengan munculnya respon inflamasi
terhadap munculnya / invasi mikroorganisme ke dalam jaringan tubuh yang
steril.
Bakteriemia
Munculnya atau terdapatnya bakteri di dalam darah.
SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome)
Respon inflamasi secara sistemik yang dapat disebabkan oleh bermacam
macam kondisi klinis yang berat. Respon tersebut dimanifestasikan oleh 2 atau
lebih dari gejala khas berikut ini :
Suhu badan> 380 C atau <360 C
Heart Rate >9O;/menit
RR >20 x/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
WBC > 12.000/mm3 atau < 4.000/mm3 atau 10% bentuk immature
Sepsis sistemik
Respon terhadap infeksi yang disebabkan oleh adanya sumber infeksi yang
jelas, yang ditandai oleh dua atau lebih dari gejala di bawah ini:
Suhu badan> 380 C atau <360 C
Heart Rate >9O;/menit
RR >20 x/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
WBC > 12.000/mm3 atau < 4.000/mm3 atau 10% bentuk immature
Severe Sepsis
C Etiologi
Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi bakteri gram
negatif (-) dengan persentase 60-70% kasus, beberapa disebabkan oleh infeksi-infeksi
jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh penyebab-penyebab lain dari infeksi atau agenagen yang mungkin menyebabkan SIRS. Agen-agen infeksius, biasanya bakteri-bakteri,
mulai menginfeksi hampir segala lokasi organ atau alat-alat yang ditanam (contohnya,
kulit, paru, saluran pencernaan, tempat operasi, kateter intravena, dll.). Agen-agen yang
menginfeksi atau racun-racun mereka (atau kedua-duanya) kemudian menyebar secara
langsung atau tidak langsung kedalam aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk
menyebar ke hampir segala sistim organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh
mencoba untuk melawan kerusakan yang dilakukan oleh agen-agen yang dilahirkan darah
ini. Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri
aerobik, anareobik, gram positif, gram negatif, jamur, dan virus
Bakteri gram negative yang sering menyebabkan sepsis adalah E. Coli, Klebsiella
Sp. Pseudomonas Sp, Bakteriodes Sp, dan Proteus Sp.
Bakteri gram negative mengandung liposakarida pada dinding selnya yang disebut
endotoksin. Apabila dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah, endotoksin dapat
menyebabkan bergabagi perubahan biokimia yang merugikan dan mengaktivasi imun dan
mediator biologis lainnya yang menunjang timbulnya shock sepsis.
Organisme gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah staphilococus,
streptococcus dan pneumococcus. Organime gram positif melepaskan eksotoksin yang
berkemampuan menggerakkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksin.
D Manifestasi Klinik
E PATH WAY
Injuri
langsung
paru
Embolisme mikrovaskular
Agregasi seluler
mikrovaskular : platelet
dan glanulosit
Embolisme mikrovaskular
Pelepasan dari
febrinopeptida dan asam
amino
Vasokontriksi
sistematis
Venokonstriksi paru
Perubahan
Intake
nutrisi tidak
Kecemasan
Kecemasankeluarga,
koping
pemenuhan
nutrisi
adekuat,
kelemahan,
ketidakefektifan
koping
keluarga tidak efektif
Peningkatan
usaha dan frekuensi
pernafasan,
kurang
darifisik
dan
keletihan
keluarga,
dan
ketidaktahuan
Respon sistemik
dan psokologis
penggunaan
pernafasan
kebutuhan
Gangguan obat bantuketidaktahuan
informasi akan
F Pemeriksaan Penunjang
1 Hitung darah lengkap
2 Kultur darah
3 Pungsi lumbal dan sensitivitas cairan serebrospinal (CSS )
4 Kultur urin
5 Rontgen dada bila ada gejala respirasi
6 AGD ( hipoksemia, asidosis laktat )
7 Trombosit
8 Bilirubin
G Komplikasi
1 ADRS
2 Koagulasi intravaskuler diseminata
3 Acute Renal Failure ( Chronic Kidney Disease )
4 Perdarahan Usus
5 Gagal hati
6 Disfungsi system saraf pusat
7 Gagal jantung
8 kematian
H Penatalaksanaan
Resusitasi
Mencakup tindakan airway (A), breathing (B), circulation (C) dengan
oksigenasi, terapi cairan (kristaloid dan/atau koloid), vasopresor/inotropik, dan
transfusi bila diperlukan. Tujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat atau yang
mengalami hipoperfusi dalam 6 jam pertama adalah CVP 8-12 mmHg, MAP >65
mmHg, urine >0.5 ml/kg/jam dan saturasi oksigen >70%. Bila dalam 6 jam resusitasi,
saturasi oksigen tidak mencapai 70% dengan resusitasi cairan dengan CVP 8-12
mmHg, maka dilakukan transfusi PRC untuk mencapai hematokrit >30% dan/atau
monoklonal,
analog
(N-asetilsistein,
imunostimulator
selenium),
(imunoglobulin,
IFN-,
inhibitor
G-CSF,
sintesis
NO
imunonutrisi);
(L-NMMA);
nonspesifik
Breathing: kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan, kaji saturasi oksigen, periksa gas darah arteri untuk mengkaji status
oksigenasi dan kemungkinan asidosis, berikan 100% oksigen melalui non re-breath
mask, auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada, periksa foto thorak.
Circulation : kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan,
monitoring tekanan darah, tekanan darah, periksa waktu pengisian kapiler, pasang
infuse dengan menggunakan canul yang besar, berikan cairan koloid gelofusin atau
haemaccel, pasang kateter, lakukan pemeriksaan darah lengkap, siapkan untuk
pemeriksaan kultur, catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature
kurang dari 36Oc, siapkan pemeriksaan urin dan sputum, berikan antibiotic spectrum
luas sesuai kebijakan setempat.
4
Disability: Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan
menggunakan AVPU.
Exposure : Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat
suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
Risiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d penurunan perfusi jaringan, odema,
syok, hemoragia
Tidak efektifnya perfusi jaringan b/d vasodilatasi ,penurunan curah jantung dan defisit
volume cairan.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan mual, muntah,
metabolisme meningkat.
K INTERVENSI KEPERAWATAN
1
Tidak efektifnya perfusi jaringan b/d vasodilatasi ,penurunan curah jantung dan defisit
volume cairan.
Tujuan: Perfusi jaringan adekuat.
Intervensi :
Risiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d penurunan perfusi jaringan, odema,
syok, hemoragia
Tujuan : Integritas kulit dapat dipertahankan
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
I: Pertahankan jalan nafas dengan posisi yang nyaman atau semi fowler
R : meningkatkan ekspansi paru-paru
I: Pantau frekuensi dan kedalaman jalan nafas
R :pernapasan cepat dan dangkal terjadi karena hipoksemia, stress dan sirkulasi
endotoksin
I: Auskultasi bunyi nafas, perhatikan krekels, mengik
R : kesulitan bernafas dan munculnya bunyi adventisius merupakan indikator dari
kongesti pulmonal/ edema intersisial
I: Catat adanya sianosis sirkumoral
R : menunjukkna oksigen sistemik tidak adequate
I: Selidiki perubahan pada sensorium
R : fungsi serebral sangat sensitif terhadap penurunan oksigenisasi
4
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan mual, muntah,
metabolisme meningkat
Tujuan :
Intervensi :
Kaji BB dalam hubungannya dengan usia gestasi dan ukuran. Dokumentasikan
lambung.
Pantau masukan dan haluaran. Hitung konsumsi kalori dan elektrolit setiap
hari.
Kaji tingkat dehidrasi, perhatikan fontanel, turgor kulit, BJ urine, kondisi
DAFTAR PUSTAKA