You are on page 1of 26

ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIF
DENGAN SEROTINUS
DI RSUD SOREANG

Disusun oleh :
Siti Maemanah
D3E512007
Melinda Rizky Amanda D3E512008
Shany Fadillah. ER
D3E512009

Latar Belakang
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
melampaui usia 294 hari (42minggu) dengan segala
kemungkinan komplikasinya. Nama lain kehamilan
lewat waktu adalah serotinus, prolonged pregnancy,
atau postterm pregnancy.

Dalam tahun 2002-2003 di Indonesia berdasarkan


data yang diperoleh melalui Survey Demogravi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian ibu
berada pada 307 per 100.000 kelahiran hidup,
Sedangkan angka kematian bayi berada pada 51,0
per 1000 kelahiran hidup. (Profil, Kes, Depkes, 2003)

Pada kehamilan serotinus, morbiditas dan mortalitas


perinatal meningkat pada kehamilan pada 40-41
minggu, dan menjadi dua kali lipat bila umur
kehamilan lebih dari 42 minggu dan meningkat 6 kali
lipat pada umur kehamilan 43 minggu.(Buttler, 2006)

Masalah utama dalam kehamilan serotinus adalah


bahwa mortalitas perinatal yang meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan sebelum
intervensi
pada
kehamilan
yang
melampaui
41minggu. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa
mortalitas perinatal meningkat ketika kehamilan
melampaui 42 minggu.

Berdasarkan data persalinan serotinus di RSUD


Soreang, dari bulan Januari sampai Desember 2014
tercatat sebanyak 108 kasus serotinus dari 3302
persalinan normal atau sekitar 3,27 % (Medical
Record RSUD Soreang). Hal ini diperkirakan akan
terus meningkat pada masa yang akan datang dan
akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia.

Kronologi Kasus
Ibu datang ke Rumah Sakit ditemani keluarga pada
tanggal 26 Maret 2015 pukul 10.30 wib ke poli
kandungan, mengaku hamil 9 bulan lebih. Menurut
ibu kehamilannya sudah melebihi tafsiran persalinan
tapi tidak ada mules, rencana terminasi.

Gerakan janin(+). Setelah dilakukan pemeriksaan :2


cm, ketuban : (+) presentasi : kepala, Pemeriksaan
TD
didapatkan
140/100
mmHg,
DJJ,
serta
pemeriksaan lain dalam batas normal.

Setelah dikonsultasikan dengan dokter SpOG(K), ibu


di infus dengan RL 500 cc dengan 20 gtt dan
diberikan terapi dopamet 2 tablet dan nifedipine 1
tablet, kemudian misoprostol pada pukul 13.30 wib.

Pada pukul 19.00 wib ketuban pecah spontan warna


jernih, pembukaan 6 cm, DJJ=140 kali/menit.
Kemudian pukul 19.25 wib pembukaan lengkap (10
cm). Bayi laki-laki lahir pukul 19.30 wib langsung
menangis, gerakan aktif dan warna kemerahan
dengan apgar score 7/9. Lalu plasenta lahir lengkap
pukul 19.35 wib. Bayi diantar ke ruang perinatologi
untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

Kasus
Nama

: Ny. H (507854)

Keluhan utama : Ny.H G2P1A0 Ibu datang dari poli


kebidanan merasa hamil 9 bulan lebih rencana
terminasi, ibu belum merasakan mules, dan keluar
cairan belum dirasakan ibu. Gerakan janin masih
dirasakan ibu.
Riwayat Obstetri : 1. 2010/ Perempuan/spontan/3100
gr
2. hamil ini
Riwayat Pernikahan : Perempuan/22 th/SMA/IRT
Laki-Laki/30 th/SMK/Wiraswasta

Riwayat ANC

: 10 kali, di bidan

Riwayat Imunisasi TT
UK 6 dan 7 bulan
Riwayat KB

: Sudah dilakukan 2 kali. Pada

: KB Suntik 1 bulan selama 5 tahun

Pembahasan
Dari kasus yang ditemukan untuk penegakan
diagnosis pada persalinan post term Ny.H G2P1A0 42
minggu sudah sesuai dengan perhitungan usia
kehamilan dari HPHT yang sudah di anamnesa dari
pasien serta dari pemeriksaan penunjang yakni USG
yang dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan. Yang
mana kehamilan Ny.H tersebut 42 minggu dan dapat
dikategorikan post-term.

Untuk penanganan pada persalinan serotinus dapat


dibuktikan dengan rencana terminasi atas advice dr.
SpOG
yaitu
pemberian
misoprostol
untuk
merangsang pembukaan. Serta dilakukan pemberian
terapi nifedipine 1 tablet serta dopamet 2 tablet
untuk menurunkan tekanan darah pada ibu.

Hal ini dikarenakan ketika ibu datang ke ruang VK,


tekanan darah ibu
meningkat menjadi 140/100
mmHg, sehingga harus diberikan terapi ini. Tetapi,
dari hasil laboratorium ditemukan bahwa hasil
pemeriksaan protein urin ibu negatif (-) dan ibu juga
tidak mempunyai tanda-tanda hipertensi gestasional
sehingga ibu tidak terdiagnosa hipertensi gestasional.

Oleh sebab itu dapat dikategorikan penanganan yang


dilakukan pada Ny.H sudah tepat dan sesuai dengan
protap yang ada di rumah sakit.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada pesalinan Ny.H


sudah sesuai dengan protap APN serta protap yang
ada di rumah sakit. Adapun penatalaksaan nifas pada
Ny.H dengan pemberian terapi asam mefenamat,
hemafort, dexamethasone dan cefixime, obat ini
diberikan sesuai dengan protap rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan kunjungan rumah ibu nifas,


tidak terdapat masalah. Keadaan umum ibu baik,
tanda-tanda vital dalam batas normal. Hasil dari
pemeriksaan fisik juga tidak terdapat kelainan.

Kasus Bayi Ny. H


Nama
: By. Ny. H
Tanggal lahir
: 26 Maret 2015/19.30 wib
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Anak ke
: 2 (dua)
Alamat
Berat badan
Panjang badan
Lingkar dada

: Kp Cipanjang
:3800 gram
: 53 cm
: 30 cm

Lingkar kepala : 32 cm

Pembahasan asuhan bayi


Tanggal 26 maret 2015 pukul 19.30 WIB bayi lahir
spontan pervaginam.
Pada kasus Bayi Ny.H ditegakkan diagnosis bayi lahir
dengan berat badan 3800 gram. Bayi di bawa ke ruang
perinatologi untuk dilakukan penatalaksanaan bayi
serotinus sesuai prosedur penatalaksanaan bayi serotinus
diruangan. Setelah lahir, bayi dalam keadaan stabil.
Terapi obat yang diberikan yaitu ampicillin125mg/bb dan
gentamicin 10mg. Dan telah sesuai dengan protap.

Kemudian memenuhi kebutuhan nutrisi bayi


dengan memberikan Glukosa 10% awal sebagai
test feeding dan PASI 5cc. Pada 1 jam pemeriksaan
bayi baru lahir tidak ditemukan kelainan, bayi
dalam keadaan normal.

Begitu juga pada pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam


pemeriksaan bayi juga dalam batas normal, serta
hasil laboratorium untuk pemeriksaan gula darah
(dimana dari hasil anamnesa pada ibu terdapat
keturunan penyakit keluarga yaitu diabetes) namun
hasilnya normal.

Selanjutnya, sebelum bayi pulang pada pemeriksaan


bayi baru lahir usia 1 hari tidak ditemukan kelainan,
bayi tidak ikterik. Asuhan yang diberikan yaitu
memberikan asi dan pasi, memandikan bayi dan
mengganti balutan tali pusat memberitahu ibu untuk
memberikan asi pada bayinya dan menjemur bayi
agar tidak kuning, perawatan tali pusat, memberitahu
ibu untuk mengimunisasikan bayinya ke petugas
kesehatan yang terdekat.

Tanggal 29 maret 2015 dilakukan kunjungan rumah 3


hari pada ibu dan Bayi, hasil pemeriksaan bayi seperti,
TTV respirasi :50 x/menit, frekuensi jantung : 138x /
menit dan suhu 36,8 C, bayi mau menyusui serta
tidak ikterik.
Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan saat itu bayi
dalam keadaan baik atau normal.

Dan pada tanggal 1 april 2015 dilakukan kunjungan


rumah hari ke 6, hasil pemeriksaan bayi seperti, TTV
respirasi :45 x menit, Frekuensi jantung : 132 x
menit, Suhu : 36,5 C. Juga tidak terdapat ikterik,
bayi mau menyusu pada ibu, tidak ada demam, bayi
sudah dilakukan penyuntikan imunisasi HB O, serta
tali pusat sudah lepas. Jadi hasil pemeriksaan yang
dilakukan saat itu bayi dalam keadaan baik atau
normal.

Terimakasih...

You might also like