You are on page 1of 30

MASALAH-MASALAH SPESIFIK

ANESTESI

Oleh: Dr. M. David Riandy


Pembimbing: Dr. Endang
Melati Maas Sp. An, KIC, KAP

PENDAHULUAN
Defisiensi

Pseudocholinesterase
Hipertermi Maligna
Postoperative Nausea and Vomiting
(PONV)
Kesulitan Jalan Napas

Defisiensi Pseudocholinesterase
Succinyldicholine

dimetabolisme oleh plasma


cholinesterase (pseudocholinesterase)

Apa

yang terjadi jika pasien mempunyai


kelainan pseudocholinesterase?

Apa

penyebabnya?

Defisiensi Pseudocholinesterase
PERMANEN

SEMENTARA
Penyakit
Efek

Ekspresi

genotip

dari

obat
Ibu hamil
Neonatus
Bayi

Penyebab menurunnya aktivitas plasma


kolinesterase
Penyakit

Terapi obat

Gagal hepar
Uremia
Malnutrisi
Myedema
Penyakit kolagen vaskuler
Infark miokard akut
Infeksi akut
Karsinoma
Tuberkulosis

Echothiopate iodide
Neostigmine
Chlorpromazine
Kontrasepsi oral
Cyclophosphamide
Pancuronium bromide
Phenylzine
Trimethaphan camsylate

Evaluasi
Kualitatif

Penentuan

dibucaine

Kuantitatif

nomor

Aktivitas

plasma
kolinesterase

Hipertemi Maligna (HM)


Suatu

keadaan hipermetabolik fulminan

Insiden

HM tiga kali lebih tinggi pada


populasi anak-anak daripada dewasa

Gejala
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Takikardi
Hipertensi
Hiperkarbia
Hipoksemia
arterial
Desaturasi
oksigen
Asidosis
metabolik

7.
8.
9.
10.
11.

12.

Hiperkalemia
Kekakuan otot
Hipertermi
Gagal ginjal
Disseminated
intravascular
coagulation
Kematian

Faktor Risiko
Distrofi otot Duchene
Distrofi otot Becker
Sindorma King-Denborough
Penyakit Central Core
Defisiensi Carnitine palmityl transferase
Paralysis periodik
Myotonia kongenital
Osteogenesis imperfecta
Sindroma Schwartz-Jampel
Distrofi otot kongenital tipe Fukuyama
Miopati mitokondria
Mungkin berhubungan:
Strabismus
Scoliosis
Limfoma Burkitt
Sidroma neuroleptic maligna
Myelomeningocele
Dislokasi hip kongenital

Patofisiologi

Pemeriksaan Penunjang
Caffeine-halothane

contracture test

(CHCT)
Uji mutasi gen reseptor ryanodine
(RYR1)

Pemeriksaan Penunjang
Tes untuk HM biasanya dilakukan pada
individu-individu:
Mempunyai pengalaman sebuah episode HM
Mempunyai riwayat keluarga HM
Mempunyai riwayat anestesi yang terjadi HM
Mempunyai kelainan yang meningkatkan
risiko HM

Penilaian Preoperatif
Pasien dijadwalkan untuk operasi pertama kali
Mesin anestesi disiapkan dengan baik

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ganti karet penghubung


Ganti penyerap karbondioksida
Gunakan sirkuit napas yang baru
Pertimbangkan merubah aliran gas segar
Cuci sistem baru dengan oksigen 10 L/menit
Pertimbangkan melepas vaporizer anestesi
inhalasi

Penatalaksanaan
Pemberian

natrium dantrolene intravena


bolus 2,5 mg/kgBB
Pendinginan yang aktif dan perawatan
penunjang jika pasien menjadi oliguri,
koagulopati atau menunjukkan kelainan
metabolik.

Postoperative Nausea and


Vomitting (PONV)
PONV

meninggalkan sebuah masalah


penting untuk pasien yang menerima
anestesi umum dan pemberi
perawatannya
Terjadi pada hampir 30% pasien yang
menerima anestesi umum dan
meningkat 70% pada pasien risiko tinggi

Faktor risiko PONV


Hubungan dengan pasien

Wanita (pasca menstruasi)


Bukan perokok
Riwayat PONV
Riwayat mabuk
Anak sampai dewasa muda

Hubungan dengan bedah

Lamanya prosedur operasi


Tempat pembedahan:
payudara, telinga, hidung,
tenggorokan
Strabismus

Hubungan dengan anestesi

Obat anestesi volatile


Nitrous oxide
Dosis neostigmine yang besar
(>2,5mg)
Opioid

Faktor risiko PONV


Risiko

PONV meningkat dengan jumlah


faktor risiko
10% risiko PONV tidak ada faktor
risiko
21% risiko PONV satu faktor risiko
39% risiko PONV dua faktor risiko
61% risiko PONV tiga faktor risiko
79% risiko PONV empat faktor risiko

Patofisiologi Muntah

Kesulitan Jalan Napas


Tujuan

dari bab ini adalah menyediakan


sebuah pendekatan yang sistematis
untuk mengevaluasi jalan napas
berdasarkan:
1.
2.
3.

Riwayat
Pemeriksaan fisik
Sistem klasifikasi jalan napas yang biasa
digunakan

Klasifikasi Mallampati
Kelas

Komponen-komponen orofaring

1
2

Palatum molle, uvula, pilar-pilar tonsil


Dasar lidah mengaburkan pilar tonsil, tetapi dinding
faring posterior terlihat di bawah palatum molle
Palatum molle
Pada intinya tidak ada yang terlihat, termasuk palatum
molle

3
4

Klasifikasi glotis Cormack-Lehane


Kelas

Tampilan struktur glotis

1
2
3
4

Glotis membuka seluruhnya


Struktur glotis posterior
Epiglotis
Hanya palatum molle

Perbandingan Anatomi Jalan


Napas Dewasa dan Bayi

Masalah-masalah Jalan Napas


Difficult

Mask Ventilation
(DMV)/Kesulitan ventilasi
Kesulitan laringoskopi atau intubasi
trakea

Difficult Mask Ventilation


Definisi

menurut Langeron dkk :

Ketidakmampuan dari seorang ahli


anestesi yang tidak dibantu untuk
mempertahankan saturasi oksigen >92%
atau untuk mencegah atau menghilangkan
tanda-tanda ventilasi yang tidak adekuat
selama anestesi umum

Faktor Risiko
Indeks massa tubuh >26
Adanya janggut B
Umur >55 tahun E
Riwayat mendengkur
S
Kurangnya gigi
E

Adanya 2 faktor risiko sangat dicurigai DMV


(Sensitifitas 72%, spesifitas 78%)

Kesulitan laringoskopi dan


intubasi trakea
Tiga

gambaran anatomi sebagai pembantu


untuk memprediksi kesulitan laringoskopi:
1.
2.
3.

Ukuran lidah sampai ke faring


Jarak thyromental (jarak antara kartilago
tiroid dan ujung dari mandibula)
Ekstensi atlanto-occipital

Korelasi antara kelas Mallampati


dengan kemudahan laringoskopi dan
intubasi trakea
1.
2.

3.

Mallampati kelas 1 tampilan 99%100% Cormack-Lehane derajat I


Mallampati kelas 2&3 tampilan
Cormack-Lehane bervariasi dari derajat
I-IV
Mallampati kelas 4 tampilan 100%
Cormack-Lehane derajat III&IV

Hal-hal yang mencetus


kesulitan intubasi
Trismus
Mobilitas cervical yang buruk
Trauma jalan napas dan maxillofacial
Kelainan kongenital wajah dan jalan napas
atas
Tumor dan abses-abses pada wajah dan jalan
napas
Fibrosis wajah dan leher (luka bakar)
Deformitas pasca bedah wajah dan leher
Tonsil yang membesar
Mikrognathia
Makroglossia
Pertumbuhan gigi jelek atau gigi maju ke
depan
Leher pendek
Payudara yang besar
Kegemukan

Kesimpulan
Ukuran lidah
Ekstensi atlanto-occipital
Jarak thyromental
Craniofacial
Deformitas cervical

TERIMA KASIH

You might also like