You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan adanya debirokratisasi dan deregulasi diharapkan adanya

kemudahan – kemudahan serta adanya peningkatan daya guna dan hasil guna

dari setiap kegiatan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Demikian pula halnya didalamnya dunia perbankan dewasa ini sangat

dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik untuk kepentingan yang

bersifat produktif maupun konsumtif, untuk terlaksananya hal tersebut

diperlukan adanya sumber daya manusia yang mampu dan terampil serta dapat

melaaksanakan tugas dan tanggung jawab yang menjadi wewenang. Demikian

pula dalam dunia perbankan diperlukan adanya sumber daya manusia yang

memadai serta adanya pimpinan yang memenuhi harapan baik bagi

perkembangan dunia perbankan maupun bagi pemenuhan kebutuhan

masyarakat.

Begitu pula halnya di Kabupaten Bandung sejak tahun 1979 telah

dibentuk lembaga keuangan yaitu Bank Karya Produksi Desa (BKPD)

dengan Peraturan Daerah kabupaten DT. II Bandung nomor VI tahun 1979,

maksud dan tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa menuju

masyarakat adil dan makmur, kemudian sesuai dengan undang – undang

nomor 7 tahun 1992 yang telah diubah menjadi undang – undang nomor 10

tahun 1998, tentang perbankan, mak BKPD dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung nomor 23 tahun 1996 , tentang Perusahaan Daerah


Bank Perkreditan Rak yat dirubah menjadi Perusahaan Daerah Bank

Perkereditan Rakyat (PD.BPR) yang berjumlah sebanyak 17 lembaga , yang

diantaranya adalah PD>BPR Soreang.

Selanjutnya dilihat dari segi pimpinan perbankan yang tindakannya

sangat sensitif dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat

didalam melaksanakan kepemimpinannya sudah barang tentu perlu

menghasilkan berbagai keputusan yang objektif , benar dan akurat .

Keobjektifan , kebenaran dan keakuratan dari setiap keputusan di tunjang oleh

dasar – dasar pengambilan keputusan yang dilakukan yaitu menurut Hasibuan

(1985 : 53)

sebagai berikut :

1. Instuisi (suara hati)

2. Fakta –fakta

3. Experience (pengalaman)

4. Authority (kekuasaan)

Dari pernyataan tersebut diatas apabila di lihat dari keputusan yang

ditentukan untuk kegiatan operasional Bank di Perusahaan Daerah

Bank Perkeriditan Rakyat(PD.BPR) Soreang Kabupaten Bandung terdapat

gejala- gejala yang meliputi pengambilan keputusan didalam penyaluran

kredit,ternyata berdasarkan hasil pra penelitian kurang tepat dengan alasan :

1. Realisasi penyaluran kredit selama empat bulan terakhir ternyata tidak

sasuai dengan yang direncanakan , seperti tertera pada Tabel 1.01

dibawah ini :
TABEL 1.01
REALISASI PENYALURAN KREDIT
PER : 30 APRIL 2000
(Dalam ribuan rupiah)
No Jenis Kredit Realisasi Rencana
Penyaluran Kredit Penyaluran Kredit Persentase
Rp Orang Rp Orang (%)
1 Modal Kerja 329.400 65 483.500 98 68.12
2 Investasi 60.000 12 88.810 21 67.56
3 Konsumsi 1.342.752 379 2.010.710 574 66.78
Jumlah 1.732.152 456 2.583.020 693 67.06

Sumber : PD .BPR Soraeng,2000

2. adanya keputusan skala prioritas penyaluran kredit yang mengutamakan

kredit yg bersipat konsumtif dengan perkiraan akan memudahkan

pengembalian kredit sedangkan yang menggunakan kredit yang relatif

besar adalah untuk kreditproduktif seperti ; Kredit modal kerja dan kredit

investasi yang prioritasnya dibawah penyaluran kredit yang bersifat

konsumtif, dengan demikian penyaluran kredit sulit untuk bertambah

karena kredit yang konsumtif jumlahnya lebih kecil.

Sesuai dengan gejala –gejala tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa

masalah yang ada di PD.BPR. Soreang Kabupaten Bandung adalah adanya

indikasi sebagai berikut :

1. adanya pengambilan keputusan dalam bidang rencana penyaluran kredit,

yang tidak menggunakan Instuisi sehingga tidak diperoleh kemudahan

untuk jenis kredit modal kerja dan kredit Investasi hanya terpenuhinya

kredit Konsumtif dan waktu penyelesaian kredit untuk pemohon kredit


lama sehingga penyaluran kredit seperti yang dianggarkan tidak tercapai

serta kalancaran pengambalian pinjaman kurang lancar.

2. Pengembalian keputusan tidak didasarkan atas fakta dari pelaksanaan

penyaluran kredit tahun – tahun sebelumnya , sehingga target penyaluran

kredit tidak tercapai.

3. Data historis dari penyaluran kredit tidak digunakan sebagai feed back

untuk pengembalian keputusan dalam penyaluran kredit maupun

penentuan skala prioritas sehingga pemenuhan kredit sebagian besar

untuk keperluan kredit konsumtif sedangkan kredit produktif tidak dapat

terpenuhi secara menyeluruh.

4. pengembalian keputusan yang dilakukan hanya berdasarkan wewenang

yang dimiliki tanpa melihat unsur lain yang menunjang kelancaran

penyaluran kredit dan pengembalian kredit. Dengan adanya masalah

tersebut, perlu di lakukan penelitian mengenai pengembilan keputusan

dalam penyaluran kredit serta efektivitasnya terhadap pelayanan .

Adapun penelitian yang akan dilakukan penulis adalah di Perusahaan

Darah Bank Perkeriditan Rakyat ( PD.BPR) Soreang Kabupaten

Bandung. Dengan judul “ PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH

DIREKSI DALAM MENCAPAI EFKTIVITAS PELAYANAN KREDIT

PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

(PD.BPR) SOREANG KABUPATEN BANDUNG”.


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dikemukakan identifikasi

masa lah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

Direksi untuk efektivitas pelayanan kredit pada PD.BPR Soreang Kabupaten

Bandung ?

2. Hambatan –hambatan apa yang dihadapi Direksi dalam pelaksanaan

pengambilan keputusan untuk efektivitas pelayanan kredit pada PD.BPR

Soreang Kabupaten Bandung ?

3. Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh direksi untuk mengatasi hambatan –

hambatan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan untuk efektivitas

pelayan an kredit pada PD.BPR Soreang Kabupaten Bandung ?

C. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Direksi

untuk efektivitas pelayanan kredit PD. BPR Soreang Kabupaten

Bandung

b. untuk mengetahui hambatan – hambatan apa yang di hadapi dalam peng

ambilan keputusan yang dilakukan oleh Direksi untuk efektivitas

pelayanankredit pada PD. BPR Soreang Kabupaten Bandung .

c. Untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan terhadap hambatan

– hambatan yang di hadapi dalam pelaksanaan pengambilan keputusan


yang dilakukan oleh Direksi untuk efektivitas pelayanan kredit pada PD.

BPR Sorenag Kabupaten Bandung.

2. Kegunaan Penelitian

A a. Kegunaan Teoritis

Apabila di ketahui pengaruh pengambilan keputusan dalam efektivitas

pelayanan kredit, diharapkan dapat menambah teori tentang

kepemimpinan dalam ilmu adminitrasi negara .

b.Kegunaan Praktis .

1. Dari hasil penelitian terhadap pengambilan keputusan untuk

efektivitas pelayanan kredit menjadi sumbang saran bagi

Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat ( PD. BPR) Soreng

Kabupaten Bandung.

2. Peningkatkan kesadaran akan segala yang kita pikirkan, kita

rasakan dan kita inginkan sehingga menjadi efektip dan efisien.

3. Sebagai salah satu pelaksanan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi di

fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nurtanio

Bandung.

D. Anggapan Dasar dan Hipotensi

1. Anggapan Dasar

Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab setiap hari seorang

pimpinan atau pejabat apapun tidak lepas dari keputusan,sebagian besar

waktunya harus dicurahkan pada penyelesaian masalah melalui

pengambilan keputusan atau dengan kata lain betapa besarnya peranan


pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap pimpinan organisasi

didalam menentukan tingkat keberhasilan organisasi

Hal ini sesuai dengan pendapat ahli yang dikemukakan oleh Simon (

1986 - 46 )“ bahwa pengambilan keputusan adalah : :

“Kewajiban “memutuskan “menyusupi keseluruhan organisasi

administratif yang sama jauhnya seperti yang dilakukan kewajiban

“ber – tindak “. Sesungguhnyalah , kewajiban memutuskan itu terikat

terikat secara intergal dengan kewajiban bertindak. Suatu teori umum

mengenai admitrasi yang akan menjamin diambilnya keputusan yang

benar, seperti halnya ia harus mencakup prinsip – prinsip yang akan

menjadi lakukanya tindakan yang epektip”.

Dari pendapat dan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa pengambilan

lan keputusan adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pimpinan

organisasi.

Selanjutnya menurut Siagian (1989 : 47 ) mendefinisikan :

“ Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistemmatis ter -

hadap suatu masalah yang di hadapi”. Kemudian menurut

Atmosudirdjo(1982 : 67 ) menyatakan :

“Pengambilan keputusan adalah suatu pengakhiran atau pemutusan

dari pada suatu proses pemikiran tentang suatu masalah atau

problema, untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna

mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan ( choise ) pada salah

satu alternatip yang tertentu ’’


Dari kedua pendapat tersebut jelas bahwa pengambilan keputusan adalah

merupakan tindakan yang akan dilakukan melalui pemecahan masalah yang

dihadapai sehingga tujuan yang akan dicapai menjadi efektif dan efesien.

Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bagnard dalam Hasibuan

( 1985 : 49 ) yaitu :

“ Pengambilan keputusan adalah bagaimana menetapkan suatu keputusan

yang terbaik, logis, rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data, dan

informasi dari sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran – sasaran yang

terlah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektif dan efesien yang akan

dilaksanakan pada masa yang akan datang .“

Selanjutnya menurut Salusu ( 1996 : 47 ) mengemukakan bahwa :

“ Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak

dengan metode yang efesien sesuai situasi. “

Dari uraian tersebut setiap pimpinan organisasi didalam menemukan dan

menyelesaikan masalah organisasi melaui pengambilan keputusan diperlukan

suatu pemahaman untuk melakukan tindakan dengan memperhatikan dasar-dasar

pengambilan keputusan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara optimal.

Untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap

pimpinan diperlukan dasar-dasar pengambilan keputusan seperti yang

dikemukakan oleh Hasibuan ( 1985 : 532 ) sebagai berikut :

“ 1. Instuisi ( Suara Hati )

2. Fakta - fakta
3. Experience ( Pengalaman )

4. Authority ( Kekuasaan ) “.

Adapaun tolok ukur pengambilan keputusan terhadap efektifitasa

pelayanan kredit baik diukur dari segi jumlah dana yang disalurkan kepada

nasabah maupun dari segi penggunaan dana oleh nasabah, serta tingkat waktu

pelayanannya.

Pengertian efektifitas adalah suatu dampak dari suatu kegiatan atau proses

pencapaian tujuan yaitu menurut Bintoro ( 1987 : 112 ) bahwa : “ Efekvifitas paa

umumnya terkait dengan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran”.

Selanjutnya menurut Musanif ( 1983 : 22 ) menyatakan “ Efektivitas

adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek / akibat

yang dikehendaki kalau seseorang melakukan pekerjaan yaitu dapat diselesaikan

tepat waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan”.

Dari pengertian tersebut bahwa efektivitas merupakan tingkat pencapaian

tujuan yang dapat dicapai. Sesuai dengan hal itu maka prosees pencapaian untuk

mencapai tujuan suatu organisasi, efektivitasnya dari setiap jenis kegiatan berbeda

demikian pula halnya dalam pelayanan kredit dari PD. BPR Soreang, tingkat

efektivitasnya akan ditentukan oleh berbagai unsur diantaranya unsur keputusan

yang diambil direksi.

Pelayanan memiliki berbagaima pengertian, hal ini tergantung dari segi

mana melihat peleyanan tersebut, namun secara umum menurtu Hasibuan (1996 :

193 ) pelayanan adalah “ Kegiatan pemberian jasa dari suatu pihak kepada pihak,

aman dan adil sehingga memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan”.


Dari pengertian tersebut jelas bahwa pemberian jasa kepada pihak lain

dipengaruhi oleh berbagai unsur diantaranya oleh kebijaksanaan yang timbul dari

keputusan yang diambil oleh pimpinan. Demikian pula pelayanan pada PD. BPR

Soreang dipengaruhi oleh unsur pengambilan keputusan Direksi.

Pengertian kredit menurut Hasibuan ( 1996 : 92 ) menyatakan bahwa : “

Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bunganya oleh

peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati “ . Kemudian menurut

pendapat ahli lain, Sinungan ( 1987 : 16 ) mendefinisikan bahwa : “ Kredit adalah

suatu pemberian prestasi oleh satu pihak kepihak lain dan prestasi itu akan

dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan

suatu kontra prestasi berupa bunga”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa efektifitas

pelayanan adalah tingkat pelayanan yang apat diberikan kepada pihak lain,

demikian pula efektifitas pelayan kredit pada PB. BPR Soreang adalah tingkat

yang dapat dipakai dalam pemberian kredit kepada nasabah, baik yang diukur dari

segi jumlan dana yang disalurkan kepda nasabah maupun dari segi penggunaan

dana oleh nasabah, serta tingkat waktu pelayanannya,.

Dari uraian – uraian yang dikemukakan diatas penulis merumuskan

anggapan dasar sebagai berikut :

1. Pengambilan keputusan adalah penentuan tindakan yang akan dilakukan

pimpinan dalam menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.

2. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada dasaar-dasar pengambilan


keputusan akan memperoleh keputusan yang mempunyai pengaruh positif
terhadap efektivitas pelaksanaan kegiatan.
3. Pemberian jasa kepada pihak lain dipengaruhi oleh berbagai unsur yang
diantaranya dipengaruhi oleh kebijaksanaan yang timbul dari keputusan yang
diambil oleh pimpinan.
4. Efektifitas pelayanan kredit adlah tingkat yang dapat dicapai dalam pemberian
kredit kepada nasabah ( Debitur )
Dari pendapat – pendapat atau teori – teoti tersebut, dapat dikemukakan
bahwa alur pemikiran penulis dapat digambarkan seperti pada gambar 1.01
sebagai berikut :
GAMBAR 1.01
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP
EFEKTIVITAS PELAYANAN KREDIT
Dasar-dasar Pengambil Efektivitas
Keputusan Kredit

Instuisi
Pencapaian
(suara Hati)
Target

Kemudahan
Memperoleh
Fakta-fakta Kredit

Direksi
Terpenuhinya
Efektivitas
Kebutuhan
Pelayanan
Experience Kredit
Kredit
(Pengalaman
)
Waktu

Authority Peningkatan
(Kekuasaan) Penyaluran
Kredit

Kelancaran
Pengembalian
Kredit
Feed Back
Sumber :Kerangka pikir penulis
2.Hipotesis

Bertititk tolak dari anggapan dasar tersebut penulis mengemukakan

Hipotesis sebagai berikut : “ Jika pengambilan keputusan dilakukan oleh Direksi

dengan mem- pergunakan dasar –dasar pengambilan keputusan, maka efektivitas

pelayanan kredit pada PD.BPR Soreang Kabupaten Bandung akan tercapai”.

Untuk mempermudah pembahasan selanjutnya perlu dikemukakan definisi

operasional setiap indikator dari kedua variabel sebagai berikut :

a. untuk variabel bebas yaitu pengambilan keputusan yang didasarkan pada

dasar -dasar pengambilan keputusan meliputi :

1) Instuisi (Suara hati) maksudnya merupakan pendapat yang mendasar

dengan indikator :

a) Aturan perundang-undangan yang berlaku

b) Perilaku pembuat keputusan

c) Perilaku pelaksana

2) Fakta –fakta adalah catatan atau bukti-bukti kejadian dari suatu

peristiwa, dengan indikator :

a) Pencapaian target penyaluran kredit

b) Ketidaktercapaian target penyaluran kredit

3) Experience (Pengalaman ) maksudnya adalah hasil yang diperoleh oleh

Direksi dari pengalaman atau data historis yang digunakan untuk

bahanpengambilan keputu san. Dengan indikator :

a) Data permohonan kredit

b) Data perkembangan masalah


c) Data tentang perkembangan penyaluran kredit

4) Authority (Kekuasaan ) dengan indikator :

a) Penggunaan wewenang dengan mempertimbangkan fakta , data serta

informasi

b) Penggunaan wewenang dengan mempergunakan masukan dari

bawahan.

b. Variabel terikat yaitu efektivitas pelayanan kredit pada PD,BPR Soreang

Kabupaten Bandung meliputi :

1) Pencapaian target dengan indikator : Realisasi pemberian kredit sesuai

dengan permohonan

2) Kemudahan memperoleh kredit dengan indikator :

a) memperoleh kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan kredit modal

kerja

b) Sikap pegawai

3) Terpenuhinya kebutuhan kredit dengan indikator : kebutuhan pinjaman

yang bersipat konsumtif untuk biaya hidup.

4) Waktu dengan indikator :

a) Proses penyelesaian kredit yang cepat

b) Bagian yang menangani kredit sesuai dengan struktur organisasi

5) Peningkatan penyaluran kredit dengan indikator :

a) Jumlah nasabah penerima kredit.

b) Jumlah kredit yang disalurkan

6) Kelancaran pengembalian kredit dengan indikator :


a) Persetujuan penyaluran kredit disesuaikan dengan kemampuan

b) Adanya kredit macet.

E . Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analisis yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan

, mengurai- kan atau melukiskan suatu keadaan yang sedang berlangsung . yang

hasilnya aktual dan faktual berdasarkan data dan informasi yang diperoleh

kemudian dianalisis untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan

yang lainnya sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

Arikunto ( 1990 : 310 ) menjelaskan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif , yaitu bahwa “ Di dalam penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu , tetapi hanya untuk

menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel , gejala atau keadaan . Ada

kalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan ,tetapi tidak terlalu

lazim, yang umumnya adalah bahwa penelian deskriptif tidak untuk menguji

hipotesis “.Selanjutnya Noor (1991 : 7 ) menjelaskan pula, bahwa penelitian

deskriptif adalah “Suatu bentuk atau tipe penelitian uniuk pencarian fakta dan

interprestasi yang tepat”.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sedangkan teknik pengumpulan datayang dilakukan untuk mendukung

penelitian di atas,penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :
a) Studi kepustakaan, yaitu mengadakan penelitian dengan membaca

bukti, dokumen dan bahan – bahan lainnya yang berhubungan

dengan masalah

yang akan diteliti

b) Studi lapangan, yaitu penelitian dilapangan untuk mendapatkan data

dan

Informasi yang berkenaan dengan masalah yang diteliti antara lain

dengan cara :

1) Observasi yaitu dengan cara pengamatan langsung ke PD.BPR

Soreang Kabupaten Bandung untuk mempweoleh data yang relevan

dengan masalah yang akan dipecahkan .

2) Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan

Direksi PD.BPR Soreang Kabupaten Bandung dengan maksud untuk

mendapatkan keterangan dari permasalahanyang diteliti .

3) Angket, yaitu mengumpulkan data dengan cara menyebarkan

ataumemberikan pormulir daftar pertanyaan tertulis yang diberikan

kepada responden untuk diisi dengan tujuan untuk diteliti dan dianalisis

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi yaitu wilayah generalisasi, terdiri atas obyek atau

subyek yang berkaraktistik tertentu yang berhubungan dengan yang

di teliti, dimana untuk variabel bebas adalah seluruh karyawan dan

karyawati di PD,BPR Soreang Kabupaten Bandung yang derjumlah 30


orang ditetapkan untuk dianalisis-dan ditarik kesimpulan yang terdiri

dari :

1. Direktur PD.BPR 1 Orang

2. Kepala Bagian Umum 1 Orang

3. Kepala Sub.Bagian Sarana 1 Orang

4. Kepala Sub Bagian Sekretaris 1 Orang

5. Kepala Bagian Keuangan 1 Orang

6. Kasir 1 Orang

7. Kepala Sub. Bagian Pembukuan 1 Orang

8. Kepala Bagian Dana 1 Orang

9. Kepala Sub. Bagian Simpanan 1 Orang

10. Kepala Sub Bagian Piujaman 1 Orang

11. .Kepala Bagian 1 Orang

12. Kepala Sub. Bagian Analisa 1 Orang

13. Kepala Sub. Bagian Supervisi 1 Orang

14. Staf 17 Orang

Sedangkan untuk variabel terikat adalah nasabah PD.BPR Soreang yang

akan menerima pinjaman sebanyak 693 nasabah.

b.Sampel

Sehubungan populasi dalam penelitian ini terbatas maka tidak

akan ditarik sampel artinya semua populasi dijadikan responden dengan

teknik Sensus yaitu N = 30.


Dengan demikian tehnik sampling yang digunakan penulis adalah

Tehnik Sampling Jenuh, yang menurut Sugiono ( 2000 : 62 ),” Tehnik

Sampling jenuh adalah tehnik penetuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan untuk sample. Istilah lain dari sampling jenuh adalah Sen sus,”

dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai responden oleh penulis.

Sedangkan untuk variabel terikat, sehubungan dengan populasi cukup

besar maka penulis menggunakan tehnik sampling Simple Random Sampling

yang menurut Sugiono ( 2000 : 59 ),” Simple Random Sampling disebut

juga simpel ( sederhana ) karena cara pengambilan sampel dari semua

dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tampa memperhatikan

Strata yang ada dalam anggota populasi itu “. Adapun responden dalam

Variabel terikat, yaitu nasabah PD. BPR Soreang Kabupaten Bandung yang

menerima pinjaman, adalah sebanyak 35 Orang dari 693 nasabah.

4 . Tehnik Analisis

Untuk menganalisa data dan impormasi yang telah

terkumpul diperlukan suatu teknik analisa , untuk itu akan dipergunakan teknik

analisa Kualitatip, yaitu data yang diperoleh diperbandingkan , dianalisis ,

kemudian ditarik kesimpulan .

Menurut Faisal ( 1992 : 270 ) “ Suatu analisis yang fokusnya

pada penunjukan makna , deskripsi , penjernnihan dan penempatan pada

dari angka-angka“. Sedangkan menurut Miller ( 1990 : 3 ) penelitian

kualitatif adalah : “ Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
pundamental tergantung kepada pengamatan manusia dalam wawasannya dan

berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya

“.

Dalam pembahasannya untuk mengukur variabel penelitian atau

untuk mengukur sikap , pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial, yaitu menggunakan insrumen penelitian dengan

skala pengukuran model analisis rating scale , dimana dalam model ini

jawaban angket yang disebar dan disediakan untuk responden tidak berbentuk

jawaban kualitatif sebagaimana biasanya jawaban – jawaban yang disediaka

dalam angket lainnya ,akan tetapi jawaban angket tersebut disediakan berupa

angket atau skor.

Menurut Sugiono ( 2000: 79) dikemukakan mengenai pengertian

analisa Rating Scale sebsgsi berikut :

“Dalam teknik analisis rating scale, responden menjawab sangat,

baik, kurang baik, dan sangat tidak baik adalah merupakan dan kualitatif,

dalam teknis analisis responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban

yang disediakan , tetapi dengan menjawab dari jawaban kuantitatif yang

telah disediakan”.

Untuk mempermudah penyusunan instrumen dalam tabulasi data jawaban

responden penulis memberikan nilai sebagai berikut :

a. Nilai yang diberikan 4 apabila responden menjawab selalu

b. Nilai yang diberikan adalah 3 apabila responden menjawab kadang – kadang

c. Nilai yang diberikan adalah 2 apabila responden menjawab pernah


d. Nilai yang diberikan adalah 1 apabila responden menjawab tidak

pernah

Dari penyebaran angket , penulis membahas hasilnya dengan

standar penilaian sebagai berikut :

Jumlah kriteria nilai ( bila setiap butir mendapat nilai ) :

Nilai Tertinggi x Jumlah Angket x Jumlah Responden

Jumlah nilai tertinggi adalah merupakan standar penilaian.

Dari penilaian diatas maka dapat digambarkan kriteria atau

standar penilaian , yaitu sebagai berikut :

a. Untuk variabel Pengambilan Keputusan ( N = 30 ) Yaitu

jumlah masing – masing nilai dikalikan dengan jumlah pertanyaan dan dikalikan

jumlah responden ,maka diperoleh sebagai berikut :

4 X 11 X 30 = 1320 ( kriteria sangat baik )

3 X 11 X 30 = 990 ( kriteria cukup baik )

2 X 11 X 30 = 660 ( kriteria kurang baik )

1 X 11 X 30 = 330 ( kriteria sangat tidak baik )

Untuk memperjelas , maka digambarkan seperti dibawah ini :

1320 990 660 330

Sangat baik Baik Kurang Baik Sangat Tidak Baik

b. Untuk variabel Efektivitas Pelayanan Kredit ( N = 30 ), yaitu

sebagaiberikut :
4 X 10 X 35 = 1400

3 X 10 X 35 = 1030

2 X 10 X 35 = 700

1 X 10 X 35 = 350

digambarkan seperti dibawah ini :

1400 1050 700 350

Sangat baik baik Kurang Baik Sangat Kurang baik

F . Lokasi dan Lamanya Penelitian

Lokasi dilakukan di kantor Perusahan Daerah Bank Perkreditan

Rakyat ( PD, BPR ) Soreang Kabupaten Bandung yang berlokasi di Jalan

Raya soreang Km 23 Soreang Bandung dan lamanya penelitian yang

dilakukan penulis mulai Bulan Mei 2000 sampai dengan bulan Agustus

2000, dengan rincian kegiatan dapat dilihat pada tabel 1.02 sebagai berikut :

Tabel 1.02
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Waktu
No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Studi kepustakaan
b. Pra penelitian
c. Penyusunan Usulan penelitian
d. Seminar usulan penelitian
e. Pengurusan Surat Ijin Penelitian
2. Penelitian Lapangan
a.Pengumpulan Data
b.Pengolahan Data
3. Pembahsan dan Penyusunan
a. Pembahasan
b. Penyusunan Hasil
Penelitian
Sumber : Hasil Pemikiran Penulis

DAFTAR PUSTAKA

ARIKUNTO

1990 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis ,Bina Aksara,Jakarta

Atmosudirjo S. Prajudi

1982 Beberapa pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan

Ghalia Indonesia,Jakarta.

Bintoro

1987 Manajemen Pembangunan,CV Haji masagung ,Jakarta

Handayaningrat

1993 Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen , CV

Haji, Masagung ,Jakarta.

Hasibuan Malayu SP.

1985 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah , PT Gunung

Agung Jakarta.

Hasibuan Malayu SP

1996 Teori dan Praktek Kegiatan Operasional Bank , PT. Citra

Masagung, Jakarta

Moenir AS

1998 Manajemen PelayananUmum di Indonesia,Bumi Aksara ,Jakarta.

Rosyidi

1994 Organisasi dan Manajemen,CV Haji Masagung ,Jakarta

Salusu.J,
1995 Pengambilan Keputusan Stratejik,PT.Grasindo ,Jakarta

Siagian Siagian SP

1990 Filasafat Administrasi,CV Haji Masagung,Jakarta

Sinungan Muchdarsyah

1986 Dasar-Dasar dan Teknik Manajemen Kredit ,Bina Aksara ,Jakarta

Stoner wankel

1993 Perencanaan dan Pengambilan Keputusan ,Rineka Cipta,Jakarta

Sugiyono

2000 Metode Penelitian Admistrasi ,Alfabeta,Bandung

Referensi lainnya : Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan

Peraturan Daerah Kabupaten DT.11 Bandung No. 23 tahun 1996,tentang

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat ( PD.BPR )


Kepada Yth .

Bapak/Ibu/Saudara Karyawan PD. BPR Soreang Ksbupaten Bandung

Di Tempat.

Dengan Hormat

Dalam rangka menyelesaikan studi di Universitas Nurtanio Fakultas Hukum Ilmu

Sosial dan Ilmu politik, tiap mahasiswa diwajibkan untuk menyususn skripsi.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis bermaksud untuk menyebarkan angket

guna melengkapi data yang diperlukan bagi penyusunan skripsi yang berjudul

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH DIREKSI DALAM UPAYA

MENCAPAI EFEKTIVITAS PELAYANAN KREDIT PADA PERUSAHAAN

DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) SOREANG

KABUPATEN BANDUNG”

Dengan segala kerendahan hati, mohon kiranyan Bapak/ibu/Saudara untuk

mengisi angket berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

Perlu diketahui bahwa dalam pengisisan angket ini tidak ada sangkut pautnya

dengan kedudukan Bapak/Ibu/Saudara melaksanakan tugas dan pekerjaan.

Atas bantuan dan kesediaannya, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya .

Bandung, 2000

Penulis
RUYANA
A. Petunjuk pengisian

1. Bacalah baik-baik seluruh pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban yang

tersedia.

2. Diohon Bapak/Ibu/Saudara mengisi butir pertanyaan yang disajikan.

3. Setiap butir pertanyaan merupakan pedoman bagi penulis, karena itu

dimohon diisi dengan cermat.

4. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan kenyataan yang

sebenarnya dengan memberikan tanda (x)

B. Identitas Responden

Nama :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Jabatan :

Pendidikan Terakhir :

Variabel Pengambilan Keputusan

1. Apakah Direktur didalam mengambil keputusan didasarkan pada peraturan

yang berlaku ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

2. Apakah pengambilan keputusan yang dilakukan didasarkan pada perasaan/

ilham ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

3. Apakah didasarkan pula pada pengetahuan masa lalu (latihan-latihan) ?


a. Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

4. Apakah setiap hasil dari keputusan yang dikeluarkan dapat diterima atau

dimengerti / dipahami ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

5. Apakah data pencapaian target penyaluran kredit dijadikan sebagai bahan

untuk pengambilan keputusan ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

06. Apakah pada data ketidak tercapaian target pencapaian penyaluran kredit

dijadikan bahan untuk pengambilan keputusan ?

a. Selalu b .Kadang-kadang c. pernah d. tidak pernah

07. Apakah data tentang permohonan kredit dijadikan sebagai bahan untuk

pengambilan keputusan ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. pernah d. tidak pernah

08. Apakah data yang ada mengenai perkembangan jumlah nasabah dijadikan

sebagai bahan untuk pengambilan keputusan ?

a. Selalu b Kadang-kadang c. pernah d. tidak pernah

09. Apakah data perkembangan penyaluran kredit dijadikan pula sebagai

bahan untuk pengambilan keputusan oleh direktur ?

a. Selalu b. Kadang –kadang c. pernah d. tidak pernah

10. Apakah direktur didalam penggunaan wewenag selalu memperhatikan data

serta informasi dalan pengambilan keputusan ?

a. Selalu b.Kadang-kadang c. pernah d, tidak pernah


11. Apakah pula didalam penggunaan wewenangnya direktur telah

mempertimbangkannya masukan-masukan dari bawahan ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. tidak pernah

Variabel Efektivitas Pelayanan Kredit

01. Apaka pencairan Kredit yang diterima oleh Bapak/Ibu Saudari sesuai

Dengan permohonan yang diajukan?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

02. Apakah adanya kemudahan didalam pengajuan kredit untuk memenuhi

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

3. Bagai manakah menurut Bapak /Ibu /Sdr tentang sikap pegawai telah

menunjukan sikap yang ramah ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

4. Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu Saudara tentang kebutuhan pinjaman

yang bersifat konsumtif bagi kepentingan biaya hidup sudah terpenuhi

sesuai dengan permohonan ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

5. Bagaimanakah menurut pendapat Bapak / Ibu / Saudara tentang waktu

proses penyelesaian kredit sesuai dengan prosedur ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

6. Disamping itu apakah penyelesaian dari setiap realisasi kredit

denganwaktu yang cepat dan tepat ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah


7. Bagaimanakah menurut pendapat Bapak / Ibu / Saudara tentang jumlah

nasabah ( debitor ) apakah ada peningkatan ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

8. Disamping itu Apakahjumlah kredit yang di berikan , mengalami

peningkattan ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

9. Menurut Bapak / Ibu / Saudara tentang persetujuan penyaluran /

pemberian kredit , apakah telah disesuaikan dengan kemampuan ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

10. Apakah di dalam pengembalian kredit telah sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan ?

a.Selalu b. Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

You might also like