You are on page 1of 16

PRESENTASI REFERAT

BENIGN PROSTATE HIPERPLASIA (BPH)

DEFINISI & INSIDENSI


Pembesaran Prostat Jinak (PPJ)
disebut juga Benigna Prostate
Hyperplasia (BPH) = hiperplasia
kelenjar periuretral prostat yang
akan mendesak jaringan prostat
yang asli ke perifer dan menjadi
kapsul bedah (surgical capsule).
semua laki laki berumur lebih 40
tahun.
20% daripada laki laki berumur
lebih 40 memerlukan pengobatan
karena obstruksi pengaliran urin.

PATOGENESIS

Disebabkan oleh:
resistensi

urethra daerah prostat (s. Simpatis)


tonus trigonum dan leher vesika (s.simpatis)
kekuatan destrusor. (sistem parasimpatis)

Resistensi yang bertambah pada leher vesika


dan daerah prostat, menyebabkan destrusor
berkontraksi lebih kuat.
Sebagai akibatnya serat destrusor akan menjadi
lebih tebal dan penonjolannya terlihat sebagai
balok balok yang tampak apabila dilihat dari
dalam vesika dengan sistoscopi.

PATOGENESIS (CONT)
mukosa

vesika dapat menerobos keluar diantara


serat destrusor membentuk tonjolan mukosa yang
apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar
disebut divertikel.
Fase lanjut: destrusor akan menjadi lelah dan
akhirnya akan mengalami dekompensasi menjadi
retentio urinae total.

KELUHAN & GEJALA

Terbagi pada:
Gejala dalam saluran kemih:
LUTS: gejala obstruksi dan iritatif
UUTS
Gejala di luar saluran kemih.
LUTS (gejala obstruksi):
Harus menunggu pada permulaan miksi
(Hesistancy)
Pancaran miksi yang lemah (weak stream)
Miksi terputus (Intermittency)
Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of
incomplete bladder emptying).

GEJALA & SALURAN KEMIH (CONT)


LUTS (gejala iritatif)
1.Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)
2.Nokturia
3.Miksi sulit ditahan (Urgency)
4.Disuria (Nyeri pada waktu miksi)
UUTS: (gejala obstruksi)
nyeri pinggang, benjolan di pinggang (yang
merupakan tanda dari hidronefrosis), atau demam
(tanda dari infeksi atau urosepsis).
Di luar saluran kemih:
Hemorrhoid
Hernia inguinalis

DIAGNOSIS BANDING

Proses miksi tergantung pada:


Kekuatan

destrusor berkontraksi
Elastisitas leher vesika
Resistensi urethra.

Kelemahan destrusor:
Kelainan

saraf (neurogenic bladder): spt pada lesi


medula spinalis, neuropathy diabetikum, alkoholisme
etc

Kekakuan leher vesika:


Proses

fibrosis (bladder neck contyracture)

Resistensi urethra:
Pembesaran

prostat, tumor, batu atau striktur.

PEMERIKSAAN DAN TEKNIK


DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur.
ginjal dapat teraba jika ada kelainan UUT
Pielonefritis: sakit pinggang dan nyeri ketok pada
pinggang.
Vesica urinaria teraba: retensi total.
daerah inguinal: hernia.
Genitalia eksterna: kemungkinan sebab lain.
Pemeriksaan abdomen: kandung kencing yang
terisi penuh dan teraba masa kistus di daerah
supra simfisis akibat retensio urin dan kadang
terdapat nyeri tekan supra simfisis.

PEMERIKSAAN DAN TEKNIK


DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium: komplikasi.
Sedimen urin: proses infeksi atau inflamasi pada
saluran kemih.
Pemeriksaan kultur: kuman penyebab infeksi,
sensitifitas kuman antimikroba.
Faal ginjal: penyulit yang mengenai saluran
kemih bagian atas.
gula darah: diabetes mellitus yang dapat
menimbulkan kelainan persarafan pada vesica
urinaria.

PEMERIKSAAN DAN TEKNIK


Foto polos abdomen (BNO)
DIAGNOSTIK
bayangan

vesica urinaria yang penuh terisi urin,


hidronefrosis, divertikel kandung kemih etc.

Pielografi Intravena (IVP)


hidroureter atau hidronefrosis
memperkirakan besarnya kelenjar prostat atau
ureter di sebelah distal yang berbentuk seperti
mata kail atau hooked fish
penyulit pada VU: trabekulasi, divertikel, atau
sakulasi vesica urinaria
Sistogram retrograd (fungsi ginjal jelek/kateter)

memberi

gambaran indentasi.

PEMERIKSAAN DAN TEKNIK


DIAGNOSTIK (CONT)

. USG secara transrektal (Transrectal


Ultrasonography = TURS)
besar

atau volume kelenjar prostat, pembesaran


prostat maligna, petunjuk untuk melakukan biopsi
aspirasi prostat, volume vesica urinaria dan jumlah
residual urine, kelainan dalam vesica urinaria seperti
batu, tumor, dan divertikel.

Pemeriksaan Sistografi
Jika

ada hematuria/mikrohematuria.
Memberikan gambaran kemungkinan tumor di dalam
vesica urinaria atau sumber perdarahan dari atas,
batu radiolusen di dalam vesica, besar prostat
dengan, melihat penonjolan prostat ke dalam uretra.

MRI atau CT jarang dilakukan

KOMPLIKASI

Inkontinensia Paradoks
Batu Kandung Kemih
Hematuria
Sistitis
Pielonefritis
Hidroureter
Hidronefrosis
Gagal Ginjal
Hemorroid
Hernia.

CARA PENGOBATAN

terapi konservatif:
Alpha

adrenergic blocking agent


5- alpha reductase inhibitors (finasteride) pada laki2
dengan kelenjar lebih 40g.
Thermotherapy
Temporary prostatic stent

Surgical treatment:
Pada

prostat di bawah 100g, dianjurkan


transurethral resection (TUR).
Jika >100g, operasi terbuka diindikasikan.

CARA PENGOBATAN (CONT)

Retensi akut.
Kateter

diperlukan. Lebih baik jika jika melalui


suprapubik.
Pasien yang bisa BAK biasanya residual urinnya <
700 ml, dan tidak memerlukan prostatectomy untuk
short term.

Retensi kronik

Penatalaksanaannya

adalah prostatektomy.
Kateter preoperasi hanya dilakukan pada pasien
dengan fungsi ginjal yang berkurang sekunder
terhadap back pressure.

PENGOBATAN (CONT)

Prostatectomy
<

100g: TUR: reseksi endoskopik malalui uretra.


Jaringan yang direseksi hampir seluruhnya terdiri
dari jaringan kelenjar sentralis. Jaringan perifer
ditinggalkan bersama kapsulnya.
>100g: retropubic prostatectomy: insisi pada
pseudocapsule dan enukleasi adenoma.

Prognosis:
Hanya

70% pasien yang berpuas hati dengan hasil


operasi. Ini karena prostatektomy hanya
menghilangkan obstruksi, tetapi tidak mengobati
ketidakmampuan destrusor.

PROGNOSIS
Mayoritas pasien dengan BPH dapat
mengharapkan perbaikan yang sederhana pada
gejala- gejala.
LUTS (lower urinary tract symptoms), sekunder
terhadap BPH, mungkin akan memberi kesan
pada kehidupan seksual termasuk fungsi ereksi.

You might also like