You are on page 1of 62
MENTER! KESEMATAM REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 422/MENKES/SK/1N1/2010 TENTANG PEOOMAN PENATALAKSANAAN MEDIK GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA Menimbang : Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa gangguan penggunaan NAPZA merupakan masalah kompleks yang penatalaksanaannya melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun rion medik;, bahwe diperukan suatu acuan dalam penatataksanaan medik gangguan penggunaan NAPZA sesuai dengan standar dan berdasarkan kebutuhan pasien bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf 6, peru menetapkan Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA dengan Keputusan Menteri Kesehatan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkolika dan Psikotropika (United Nation Convention Against ict Trafic in Narcotic Drugs and Psycotropic Substances), (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1997 Nomor 17, Tambehan Lemtaran Negara Republik Indonesia Nomor 3673); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 38:13) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848): 40. "1 12. MEN) ER) KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Prakuk Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 446, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4437) sebagaimena telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tembahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 143, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5082); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lombaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negare Republik Indonesia Nomor 5063); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 lentang Tenaga Kesehatan {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); Peraturan Pemerintah Nomor °8 Tahun 2007 tentang Perbagian Urusan Pemerintehan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik inconesia Nomor 4737); Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nesional: Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XIl/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peratuan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkee/Per/VI/2009; Menetapkan : KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT KEUMA MENTER! KESEHATAN REPUALIK INDONESIA 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 486/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijaken dan Rencana Strategis Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya ({NAPZA); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PENATALAKSANAAN MEDIK GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA. Pedoman Penatalaksanaan Wiedk Gangguan Penggunaan NAPZA sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digue akan sebagai acuan ole! tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan medik penggunaan NAPZA di fasilitas pelayanan kesehatan Pembinaan dan pengawasan te‘hadap pelaksanaan pedoman ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan KabupateniKota, dengan melibatkan organisasi profesi terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Keputusan ini mulai berlaku pads tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Maret 2010 MENTERI KESEHATAN, Miia ki dr. ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH, MPH, DrPH MENTERI NESEHATAM REPUBLIK INDONESIA, Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 422/MENKES/SK/IIV/2010 Yanggal : 31 Maret 2010 PEDOMAN PENATALAKSANAAN MEDIK GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gangguan penggunaan NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktt lain) merupeken problema Kompleks yang penstalaksanaannya melibatkan banyak bidang keilmuan (medik dan non-medik). Fenaislaksanaan seseorang dengan kelergantungan napza merupakan suatu proses panjang yang memakan waktu relatif cukup lama dan melibatkan berbagai pendekatan dan latar belakang profes’ Gangguan penggunaan NAPZA merupakar masaiah bio-psiko-sosio-kullural yang sangat rumit sehingga perlu ditenggulangi secara multidisipliner dan lintas sektoral dalam svatu program yang menyeiuruh (komarchensif) serta Konsisten Pedoman int hanya memfokuskan pembahasan pada penatslaksanaan medik-kedokteran Gangguan penagunsan Narkotika Psikotropka dan Zat Adiktif Lain (NAPZA) merupakan masalah yang menjadi keprihatinan dunia internasional di samping masalah HIVIAIDS, kekerasan (violence), kemiskinan, pencemaran lingkungan, pemanasan global dan kelangkaan pangan. ‘WHO memperkicakan bahwa jumiah Pengguna tembakau sebanyak 1,1 milyar orang, pengguna alkohol sebanyak 250 juta orang, dan pengguna NAPZA lain sebanyak 15 juta orang di selurwh dunia Global Burden of Diseases (GBD) yang diakibatkan dan yang terkait dengan pengunaan NAPZA adalah sebesar 8,9% sedangkan Global Mortality Rate akibat penggunaan NAPZA sebasar 12.4% dan Disable Adjusted Life Years (DALYS) sebesar 8.9 % Gangguan penggunaan NAPZA daiam pola tertentu berkaitan erat dengan penularan HIV/AIDS dan dalam batas tertentu juga dengan kekerasan dan kemiskinant Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, perilaku merokok di Indonesia secare nasional pada kelompok uniur 10 tahun keatas adalah sebesar 29.2%, sedangkan perilaku minum aikohal selama 12 bulan terakhir adalah 4.6% dan dalam 1 bulan terakhir adalah 3.0%, Semvntara itu prevalensi penyalahgunaan NAPZA lainaya di Indonesia sulit untuk diketaui besarannya. Namun berdasarkan hasil perhitungan estimasi yang dilakukan oleh Badan Narxotika Nasional (BNN) diperkirakan ada 3,2 juta orang (1.5% dari totel populasi) o) [ndonesia mempunyai riwayat menggunakan NAPZA, Dari juraiah te-sebut diperkirakan hanya 10% yang mendapat layanan dari tenaga Kesehatan, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Dalam pedoman ini digunakan istiah Gangguan Penggunaan karena alasan kepraktisan dan istilan NAPZA dipakai agar konsisten dengan kebijakan Kementerian Kesehatan yang telah memakai istiish NAPZA sebagai pengganti istilah zat pskkoatif yang dipakai oleh WHO. dalam ICD X atau zat (substance) yang digunaken dalam DSM IV IDSM IV TR Gangguan Penggunaan NAPZA pada pasien jarang ditemukan berdiri sendiri melainkan terdapat bersema dengan gangguan lain (komorbicitas) seperti depres! atau ansietas, yang dapat terjadi karena kondisi predisposisi ataupun sebagai akibat penggunaan NAPZA dalam jangka waktu tertentu, Sedangkan pola penagunaan NAPZA itu sendiri, khususnya penggunaan cengan cara suntik, dapat memouat seseorang menderita penyakit penyulit (komplikasi) seperti HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), hepatitis B atau © dan tain-lain. Pedoman ini diharapkan menjadi acuan bag) petugas kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa oi Indonesia dalam penatalaksenaan pasien dengan kondisi fisik dan psikiatrik terkait dengan gangguan penggunan NAPZA. Termasuk didalamnys kasus kegawatdaruratan, intoksikasi dan komorbiitas. Pecoman ini juga memberikan pedoman rujukan, pencataten den pelaporan kasus terkait NAPZA dan rinsip monitoring dan evaluasi penatalaksanaan, Tujuan 4. Tujyan Umum ‘Sebagal acuan bagi petugas kesenatan dais penatalaksanaen madi gangguan penggunean NAPZA 2. Tujuan Khusus a Memperluas pengetahuan petugas kesehatan tentang efek kirs penyalahgunasn masing-masing NAPZA pada diri pasien D Meningkatkan pengetzhuan petugas besehalan tentang penatalaksariaan medik gangguan penggunaan NAPZA berdasaikan masing-masing jenis zatnya. ‘Sasaran ‘Sasaran pedoman ini edalah dokter di Puskesinas, Rumah Sakit Umum dan Rumah Saxit Jiwa yang sudsh atau akan melaksenak.an penatalaksanaan medik gangguan penggunaan NAPZA. Kebijakan Kebijakan Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA Kementerian Kesehetar berdasar Kepmenkes Nomor 486/Menkes/V/20)07 a, Peningkatan Kesehatan dan penceganan penyalahgunaan NAPZA melalui upaya promotif dan preventif. MENTER! KESENATAN REPUBLIK INDONESIA b. Komprehensif dan multi disiplin melalui upaya yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi budaya dan sosial masyaratat satempat meliputi upaya promotit, preventif, kuratif dan rehabilitatit 6. Pelayanan terapi terintegrasi pada sistem pelayanan Kesehatan yang ada. Rumah Sakit Jiwa milk pemerintah menyediakan 10% dari tempat tidur untuk penderita penyatshguria NAPZA Mendukung upaya pemulihan oleh masyar Metindung} hak asasi manusia dan keselametan klien. Pengurangan dampak buruk (harm redustior) pada pengguna NAPZA suntik alden ex-users eroe Keseimbangan dan koordinasi lintas sektor Unluk memperoleh hasil yang optimal perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak. termasuk dengan LSM dan swasta. Pemerinteh Daerah mendukung dengan menyediakan tempat dan terapvobal penyalah penggunaan NAPZA yang terjangkau, secara berjenjang dari Puskesmias Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa h, Pengembangan sistem informasi i. Legislasi dan peraturan perundang-undangan Pengertian Berbegai istiish (terminologi) sering digunalan dalam pembahasan gangguan berkaitan dengan penggunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial_menggunakan istilah NAPZA sebagai istilah pengganti digs atau substances. Dunia penegakan hukum dar masyaraket secara umur lebih mengenainya dalam istitah Narkoba. Istilah suistances digunakan dalam pedoman Giagnostik DSM 1V-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- Revised), sementara istitah drugs digunakan alam buku-buku WHO (Word Healin Organization) 1. NAPZA adalah akronim dari Narkotik, Aikohol, Psikotropika, dan Zat Acikuf lainnya 2. Natkoba adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika dan Behan Aciktit lainnya atau dapat pula menjadi Narkotika dan Batian Berbahaya tainnya, 3. Substances adalah segala bentuk zat himia yang memilki efek spesifik terhadap otak dan tubuh, 4. Drugs adalah setiap zat Kecuali makanan. minuman dan oksigen yang apabila masuk ke dalam tubuh akan mempengeruhi fungsi fisik maupun psikologis individu. 5. Penggunaan NAPZA (Substance Use) merupakan istilah yang berjalan dari sisi diagnostik sesiai dengan ktasifikasi ICD-10 (International Classification of Diseases-10, suatu klasifikasi WHO). Gangguan Penggunean NAPZA 10. 4 12. 13, MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (substance abuse), merujuk kepada isilah bahwa NAPZA «iu tak patut digunakan, suatu pandangan sosiokultural Jan legal. Pada PPDGJ | dikenal istish: Gangguar mental organik ekibat NAPZA dan gangguan pengcunaan NAPZA yang mercpakan terjemahan dari DSM Ill (APA 1980) yaitu: mental disorder cue to substar ce use dan substance use disorder. Pada PPDGJ ill dikenai istiiah: gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA psikoaktif yang merupakan terjemahan dari ICD X_yaitu mental and behavioral disorders due lo psychoactive substance use. Ketergantungan NAPZA adalah suatu pola maladaptif dari penggunaan NAPZA, menimbulkan hendaya atau keoukeran yang berarti secara klinis, seperti timbulnya toleransi, gejaia putus NAPZA, sullt untuk menghentikan penggunaan, hambatan pada dunia akademik atau peke jaan, Gangguan Penggunaan NAPZA adalah suatu pola penggunaan NAPZA yang menimbulkan hendaya atau penyulivkomplixasi yang berarti secara klinis dan atau fungsi sosial, seperti kesultan untuk menunakkan Kewajiban vtama dalam pekerjaan/rumah tangga/sekolan, berada cialam keadaan intoksikasi yang dapat membahayakan fisik kelika mengopsvasikan mesin atau mengendarai kendaraan, melanggar aturan atau cekcok dengan pas.angan Toleransi adaleh berkurangnya respons biologis atau periiaku terhadap Penggunaan yang beruiang dari NAPZA dengan jumlah tertentu, atau kebutuhan meningkatnya jumlah penggunean NAPZA untuk mencapai efek yang sama, Toleransi mencetminkan adapiasi homeostatis (ubuh dalam menghadapi efek dari NAPZA yang digurakan. Toleransi Silang adalah sustu keadaan Ketika seseorang yang toleran terhadap suatu jenis NAPZA psikoakiif, juga toleran terhadap NAPZA psikoaktif lain yang sifat fermakologinya sama. Misalnya, crang yang sudah toleran terhadap minuman keras juga toleran terhadap obat tidur, Adverse Tolerance (tolerans! yang menigikan) adalah keadaan ketika untuk timbuinya efek suatu NAPZA, diperlukan jumlah atau dosis yang semakin sedikit. Hal ini disebabkan oleh NAPZA yang dipakai lertimbun di dalam otak cukup lama. Misalnya, senyawa aktif tetra-hidro-kanabinol yang tercapat di dalam ganja tertimbun lama di jaringan ctak sehingga dengan memakai ganja sedikit saja, sudah aken memberi efek atau menimbulkan gejala. Adverse Tolerance kadang-kadang disebut sensitisast Gejala putus NAPZA atau withdrawal syndrome: adalah timbulnya gangguan fisik dan atau psikologis akibat dinentkannye penggunaan NAPZA yang ‘sebelumnya digunakan secara kontinyu. +6 +6 Intoksikas! Akut ‘Suatu kondisi yeng timbul abet menggunakan agro! atau MAPZA psteowktt ain) sahingge terjedi ganaguan ketadaran fangti kognitit, parkansi alebiinood, peiilaky atau fungei dan reapon pelkotincicgis lainnya. Ponggunaan Yang Merugikan Pots penggunaan NAPZA pakoaktit yang mensak kesehatan, Kerusakan tersebut dapat berupa fisik (seperti pada kasus hepatitis karen perggunaan obat meialul suntkan dri sendin) ates mentat (misainya episads gangguat dapradi sekunder Karena kansurrs Derat m'kanot) Bindrom Ketergantungan ‘Suntu kelornpok fenomena fisiciogis, perlimku, dan kognitif akibat penggunaan Suatu NAPZA tertantu yang mendapst prioritas lebih tingg bg! mre tertentu ketrebang yang peman dlungguikan pada masa (alu Gamberan utama yang kha dar sindrom kitergantungan jalan harngonan (sering amat ust dan batkart tarlaly koa) untuk menggunakan obat pseoabtt (hark yang diresapkan maupun lidak), alkohGl atau tembskew Mlunghin ada Gukti awa mereka yang monggunakan kembali WAPZA setelsh sua'y panode abstinensia akan lebih ‘cepat kumbuh daripada individu yang sama seka® tidak ketergartungan Kaadean Putus NAPZA Seketompoc gejala dengan ancka benfuk dan keparahan yang terjad pada Denghention pemberian NAPZA secera absolut atmy relaif sesudah penggunaan NAPZA yang torus menerun can dalam jangka panjang dan/atauy dost tinggi Cnset gan paralgnan keadaan putus NAPZA itu biasanye waktunya terbatas dan berkaitan denpsn jenis dan dosit NAPZA yang Gigunakan sebsiemnya Keodsan puis NAPZA dapat disenai dengan kamplikeal ejay. Ketergantungan Fish adaian Keacuan bin seseorang mengurang! ataw menghenfikan penggunaan NAIPZA tertenty yang bisa l@ gunakan, im sks mengalam pejaia putus NAPZA. Setan (itandal dengan geinin putus NAPZA ketergantungan thai juga dapat dtanda) dengan adanya tobscanss Ketergantungan Psikin ada suati bandaan tits berhwnil mangouninkon NAPZA paikoaiti! tertentu, seseqrang alein mangalam! kerinduan yang xangat unt Untuk menggunaran NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalaen) gejals ‘alk Panymkit aciktt (Addictive Disease) adulsh sebuah panyakit dengan Rategon Ironik, peogresd. dan xecara cotensial fats! meocakup penggunaan NAPZA atau afkohol 2 22, 23, 24. 25, 28. ar 28. 30 3 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Alcoholism adalah sebuah penyakit acikiif citandai oleh penggunaan alkahol dan menggambarkan berbagai simtom termasuk toleransi, gejala putus deteriorasi organ, kompuisi, kehilangan kontrol, dan penggunaan terus walaupun ada konsekuensi yang merugika 9 Blackout adalah satu petiode wakty ketika minum alkohol, yang tidak dapat diingat kembali oleh peminum alkévol itu ketika sober. Kompulsi (Computsion} adalah sebuah Worongan kuat untuk terus menerus menggunakan NAPZA, Nagin (Craving) adatah keinginan untuk menggunakan NAPZA yang menetap dan berulang. Secara teknis, nagih acialan satu keadaan kognilif, dimane individu mulai berpikir tentang bagaimana mereka merasa sementara di bawah pengaruh NAPZA dan betapa nikmainya merasakan perasaan itu lagr Abstinensia: keadaan bebas dari NAPZA dalam suatu kurun waktu tertentu Treatment atau terapi, adalah dukungan untuk abstinen dari zat tlegal, Unit detoksifikasi mendukung abstinen dengan menolong mengelola simtom putus NAPZA, Program rehabilitasi mendukung abstinen melalui esikoteraoi individual dan kelomgck. Kelompok anonimous renukung abstinen dengan memberixan kelompok tema sebaya yang waras (sober) Kambuh (Relapse): kembali menggunakan NAPZA setelah sebuah periode abstinensia. Beberapa ahi menganggap k2mbuh harus mencakup hanya orang- orang yang telah menyelesalkan atau melengkapi evisode terap. formal dan kemudian kembali menggunakan NAPZA dengan pola yang serupa atau lebih buruk dari penggunaan sebelum abstinens a. Weras (soter adalah suatu kondisi clinana pasien gangguan penagunaen NAPZA telah bebos dari penggunaan NAPZA, berfungsi penuh dalam fungsi sosial dan pekerjaannya, serta merjatankan pola hidup dan pola pikir sehal Komorbiditas adalah satu penyakit atau lebih berada secara bersama-sama pada seorang individu pada suatu saat Biasanys merujuk pada adanya gangguan penggunaan NAPZA sekaligus Jengan gangguan mental, Dual Diegnosie/Diagnosis Ganda: komtinasi adiksi dan masalah psikiatris; pasien yang menderita satu bertuk gangguan mental, dan yang juga menyalahauniakan NAPZA, sering disebut aasien dual diagnosis. Seseorang mempunyai masalah gangcuan penggunsan NAPZA dan dapat didiagnosa juga masalah psiklatris yang signifikan. istiay ini telah diterapkan pada masalah yang muncul bersama (coexisting problms}, termasuk kombinasi gangguan penggunaan NAPZA dan anorexia, butimia, berludi, penyatahgunaan pasangan, dan AIDS. Deteriorasi Organ adalah Kerusekan yang terukur melalui pemerksaan medis nada hati atau organ Jain kerena penggunaan alkohe! atau NAPZA yang berlebihan. MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, i, MASALAH KLINIS GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA. a, Tembakau Tembakau digunakar dalam beniuk rakok, ceruby, tembakau pipa, tembakau kunyah, dan susur. Paling umum adalah penggunaan roxok baik rokok putih, kretek maupun cecutu Zat verbahaya bagi Kesehatan yang dikancing cokok adalah nikotin, carbon monoksitla, dan hydrogen sianida yang diserap tubuh melalui paru. Nikotin, : werupakan zat adikti dalam tembakau, karana efek toksiknya digunakan JUga sebagai insektisida Tembakau bersifat siimulan dan depresan. Perokok pemule akan mengalami euforia, kepala terasa melayang, pusing, pening, debar jantung dan pematasan reningkat, dan sensasi tingling pada tengan dan kaki, Perokok kronis akan Kurang peka ierhadap cita rasa dan pembavan, Tak semua perokek pemula menjadi adiksi di Femudian tari, banyak yang berhenti merokok karena berbagai alasan. Perokok ketergantungan mengalami masa tak nyaman kelika ia menghentikan rokok, terjadi gejala putus rokok seperti gelisah, anxietas, sulit tidur, berkeringat, debar jantung can tekanan darah menurun, tak bisa konsentrasi, nafsu makan yang Kompulsif, sakt Kepala dan sensitif, dapat terjadi Simtom fisik putus nikatin torjadi selama satu sampai tiga minggu, Masalah medi terkait pengguna tembakau ciiokok dalam jangka panjang adalah gangguan pada sistim pemafassn, jantung dan pembuluh darah, kanker, sistem digestif, gangguan makan, dan resksi alergi. Fenggunaan tembakau tanpa dirakok seperti tembakau kunyah dan hidu, juga mengganiagu kesehatan seperti les) mulut dan kanker. B. alkohol Pengguna alkchol dengan ketergantungan disebut juga alkoholisme Alkohel adalah zat yang memproduksi efek ganda pada tubyh, perlama adalah efek depresan yang singkat dan kedua adalah efek agitasi pada susunan saraf pusat yang berlangsung enam kali febih lama “© dati efek depresannya. Kesadaran alas kedua efek ini sangat terganturg pada kondisi susunan saraf pusat MENTER| KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA pada saat penggunaan alkohol berlangsung. engan demikian efek penggunean alkohol juga tergantung pada seting lingkungan penggunaan dan kepribadian orang yang bersangkutan. Masalah alkohol menyolok dibeberapa wilayah Indonesia, Media massa memuat derita beberapa orang meninggal dalam acara pesta alkahol akibal pengguaan alkohol lokal, atau didapatkan dalam nopulasi tertentu pengg ingen alkohol yang sulit dihentikan, Alkoholisme merupakan penyakit dengan empat gambaran utama’ . Craving ~ keinginan kuat untuk minum b. Kehilangan kendall ciri— tak mampu menghen! kan kebiasean minum ©. Kelergantungan fisik ~ simtom putus alkohal seperti nausea, berkeringat atau ‘gemelar setelah berlventi minum @. Toleran — kebutuban untuk meningkatkan jurlah minum untuk mendapatkan efek “high Alkoholisme mempunyai damgak bahaya serius. Peminum berat mempunyai tisko kanker, gangguan nati, otek dan organ lainaya lobih besar daripada bukan peminum Bayi yang ditahirkan da‘i bu pengguna alkohol deat mengatami kecacatan sejak lanir Mabuk ketika mengemudi mempunyai risiko besar Kecelakaan lalu lintas, juga risiko membunuh orang lain atau citi sencir 1. Intoksikasi Alkohol Akut Intoksikasi dapat dikenali dengan gejala-gejala a. Ataksia dan bicara cadeliak jelas ‘5. Emosi labil dan cisinhibisi c, Napas berbau alkohol d, Mood yang bervariasi 2. Komplikasi akut pada intoksikasi atau everdosis 4. paralisis pemapasan, biasanya bila muntahan masuk saluran pemapasan b, obstructive sleep apnoea c. aritmia jantung fatal ketika kadar atkchol davah ‘ebih dari 0,4 rginil 3. Gejala klinis sehubungan dengan overdosis allioho! dapat metjputi a, penutunan kesadaran, koma atau stupor b, perubahan status mental ©. kulit dingin dan fembab, suhu tubub rendah 4, Gejala putus zat alkohol Giasa lerjadi 6-24 jam sesudah konsumsi aiko):0 yang terakhir a. Putus zat ringan 4), Tremor 2). Khawatir dan agitasi 3. 4) 8). 6) 7) 8) 9. MENTER) KESEMATAN REPUBLIK INOONESIA Berkeringat Mual can muntah Sakit kepala Takikarcia Hipectenst Gangguan tidur Suhu tubua meningkat b. Putus zat berat ‘} 2h 3h 4). 5), 6). D, Muntah Agitasi berat Disorieniasi Kebingungan Paranoia Hiperventilasi Delirium tremens (OTs) adalah suaty kondisi emergensi pada putus zat alkohol yang tidak ditangani, muncul 3~i hari setelah berhenti minum alkohol OTs mencakup geiata agtasi, restlessness tremor kasar,cisorientasi,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, berkeringat dan demam tinggi, halusinasilihat dan paranoia, 6. Indikator untuk kecurigaan putus zat alkohol y 2) 3). 4) 5) 6). 4, 8), 9) 280 gram per hari untuk pria 260 gram per hari untuk wanita Riwayat peminum berat untuk jangka lana Penggunaan depresan ONS lainnya Episode putus zat sebelumnya Adakah gambaran yang berkaitan dengan alkohol? Riwayat penyakit sebelumnya yang beri-ttan alkohol Indikasi patologis dari pengguna alkonel berat Gejala (anxietas, berkeringat, tremor, nausea) atau hal lainnya? 10). kelainan fisik atau psikalogis, cedera, kvhamilan, pembedahan terakhir,dll 5. Fetal Alcohol Syndrome (FAS) @ Perempuan hamil yang meminum alkonol akan membuat janinnye juga mengkonsums| alkohol. Dengan dermikian akkohol membuat perkembanganaya terhambat, sehingga mengakibatkan gangguan fisik dan perilaku sepanjang hidupnya. Gangguan utama beret akibat penagunaan alkohol pada yanin yaity fetal alcoho! syndrome (FAS). FAS mevupakan kelompok masalsh dengan gangguan: ‘EATER EREHATAN ED UMLI DOMESLA 1) Retardes! mental 2). Caemt bawaan 3) Bentuk wajah abnormal 4), Masalah pertumbuhan 5), Gangguan sivtem syarat pusat 8), Gangguan memoei dan belajar 7), Gangguan penglhatan dan pendengarsn) 8), Gangguan peniaku FAS menetap selama hehidupan, tidak dapat dioerbaki, Pendenta FAS mamerukan Sekolah Khusus untuk mengates! hendayanys, ¢_Gamparan Umum Pada Peminum Berar File Prihasosial Pamorikaaar fiaik Sosiat | Notas berbau atketal { toblen perkandinatvpasarigan | Hepatamegal/hepatitis aka | hokerssan = dalam = htuarga 1 Tanta lain dari pariy Hat kromk ifigivemony | Kakuningan | ubsen kerjasekoinh | palmar erythema 1 pmatsael akeohaliiandja taser | pavatla ewetieg 1 ithngermud! sami mabuk |. faunehead wefera 1 Meauitén Meuntigde, | tetangisitasis wojah ipelwbaran jospiier 1 epreaifprabiem periaha pada wajar) nunen inirimnatienggate helcarge Neurological | tremor 1 stain Musculoskeletal dan alat gerak (trai | keseleo dan tegang | cedéra jaringan junak beth jatury 1 cederafuke yang lakioatan finda kekerasan fisik (termamk Kekerasan din rumah tanga} Gaxstrointontinat Porii@kufkebiasaan | gastritis 1 oghcaryany J mual muntan pagi far | tak menepatt kesepakatan 1 dyspepsia non apeaitk rencana perawatan | date barulang | penyaishguraan resep obat | pancreatitie 4 nafs makan berkurang Kardiovashislar | Riperteral | ‘Stoke hemoragix | tachyarnythmins/palpitations | barkeeringat maton cacciomyemattsy C. fetamforamin Disebut jugs: Chalk, Crystal Giaes, lon, Met, Spee, Tina, SS. crank Metarietamin meni lama kevj2 lnbih paniang di banding MDMA (Mathylarie-dloxy methamphetaming), yatu dapat mencasiai 12 jan dan efek halusinasinya lebih kust Cara penggunaan: + Dalarn bantu pi dininumh par oral 2 Dalam bentuk krlstal, ditskar dengan ‘aryoungkan kertes alumimum fow aan asapnya dihveap (Intra pesal) atau dibakar engan menggunakan botol kaca yang Grencang khusus (tong). Metamphetmmes. nysrechioroe, perbentuk knstal dinhalasi dengan ditwkar, karenanys disebul 50, crystal, giass dan tina 3. Dalen bentuk krista! yang dtarutkan, dapat juga melalul intravena Metamfetamine mempengaruhi otak dan membust raea nikmat, meningkatkan energt dan maningkatkan moc Keeanduannys Segiky cepat, sehingga paningkatan dasie ‘etjadi dalam jangka pendak Gafgguan kesohatonnya meliputi wegulantas detsk jentung, banalkor tekcinan daraty dam bertegi maaaiah psikosasiat, Penggunaan amfetamin. Pengguna metamtetamin dilapo-kan nanunjukean gejaia ansiotas, agresit paranoia dan owlkosis dibandingkon pengguna amfetamin. Efek prikologis yang dilimnulkan mitip seperti pada pengguna kokain. tapi berlangaung iebih lama. ‘Amfetzenin dan inetarnfetamin temasuk dalam jénis NAPZA yang cigotongkan sebagal cub drug 1. Club drug terdiri dan bermacem - macam zst. Sissanye digunakan anak mude untul esta semaunm suntuk pada klub dunsa dan bor. Yang terrssuk dalam gelangan ini adalah: | Methylenedionymethamphetanine (MONU), juga dikenal setagal Eestasy, XTC X. Adam, Clarity dan Lover's Speed b. Gamme-hydroxybutyrata (GHB), juga disebut Grievous: Bodily Harm. 6. hauid Ecstasy dan Georgia Home Boy © Ketenine, nar isinnys Special K Viterren , Cat Valium d. Motamfetarnin, ctseaut juga Speed, lee, Chae, Math, Crystal, Crank, Fire, Glass ©. Lysergio Acid Dinthylamide (LSD), atm Acid, Boomers, Yetiow Sunshines 2 Cub crags menjact popular dan wering menjadi pamicu tejnainya tindak perkosaan Zat ini ckatakan lebih membawa dampak seus dibanding atkohat 1D. Amtotamin Merupakan golongan stimutarsia Name generic amtetamin adalah D-pseuda npinetrin yang di sinteoa tahun 1887 dar cipasarkan tahun 1932 sxbagal dekongestan. Nama jaianannys adalah spesd, meth crystal, uppers, shizz dan stiphate Bentuknye beruow bubuk waa putin dan keabu-abuan, Ada dua jenis amfotamin 1, MOMA (Methymne-tinxy-matharphetaring) muial dt eenal sekitar tahun. 1980 dengan nama Ecstacy atau Ekstaal yang Gertie pil atau kapsul Nama jain ; xtc, fantasy pils, inex, cece, com 1 Saat in) Ekstaai tidak selaiu bons MDMA Karena merupaken NAPZA yang, Gcampur zat tan (designer drag) untuk mendaratkan afek yang dharapkan / @kaher tak: ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 2. Metamfetamin yang telah di bahas lebih detail nada butir C di atas. Efek Amfetamin 1. Efak Pstkologis dan Fi ik akut LL | Dosisrendah | Dosis tinggi _ Susunan Saraf | * Peningkatan [+ Stereotipi atau perilaku Pusat, stimulasi,insomnia,dizz ness tre yang sukar ditebak reurologi, mor ringan + Perileku kasar atau | perilaku | + Euforia/distoria, bicara| — irasional, mood yang | berlebihan berubah-ubah, lermasuk | » Meningkatkan rasa percaya diri| _kejam dan agresif { dan kewaspadaan diti + Bicara tak jelas | | + Cemas, panik + Paranoid kebingungan | (+ Supresi nafsu makan dan gangquan persepsi | » Dilatasi pupil + Sakit kepala, pandangan : Peningkatan energistonina dan | — xabur, dizziness penurunart rasa ielah + Psikosis | [+ Dengan penambahan | (halusinasi delusi | | dosis dapat meningkathan libido paranoia) + Sakitkepala + Gangguan + Gemerutuk gigi cerebrovaskular | + Kejang + Koma | |= Gemerutuk gigi + Distorsi bentuk — tubuh I |__ secara keseluruhan Kardiovaskular | Takikardia — (mungkin. juga |= Stimulasi karciak | bradikardhhipertensi (takikardia. angina, Ml) + Palpitasi, aiitmia + vasokanstiksi/hipertens! { + blag karciovasiuler Pernapasan |» Peningkatan napas + Kesulitan benapas/gacal Gastrointestinal Kutit peningkatan refleks tenon _ dan kedalaman pemapasan | napas ‘Mual dan muntah = Mulut kering Konstipasi, diare atau kram* Mual dan muntah abdominal | 8 ram abtominat ult berkeringat, pucat 4 kemerahan atau flushing hiperpireksia hiperpireksia disforesis, 2 e 4 MESTTORY REREMATAN ‘REPUBLE mBONE RA tok finik dan psikoiogis jangka panyang Barat badan mehunen, malnutrisi, panuruoan keksbalan Gangguan mahan, anorekcia tau defisional giz} Kemungkinan atrofi atak dun cacat fungai neuropsikalogis Diserat injeksl bengkak, skar, absex Kerusekan perputuh darah dan organ akibat sumbatan partikel amfetamin ada PemBulls' carah yang hecd Disfungal sake Gejala kardiowasxutar h Deliriuh Gan baberace gejals peikotis sepertl paranoia ansictas akut din halusinss! Gejsis peikosis akibst pengg maan amtetammn ep (amphetamnes induced paychosia) akan berkurang bila Pongouraan zat chentikan, besamaan dengan dlherikas medicasi janghku pendek | Dupresi, gargguan mood yang jain (mal diatimia), atu adanya gangguan Makan pada kore gejaia pyle ze yang berkeparyangan iprotracted withdrawal | Penurunan fungal kognitif. terutarna daye iagat dan karsertrasi Gejala intoksikan| aeanee ~Ppeanrere i i i Kethilamgarn itis lela “sak dapa! bait Keyorg Gigi geneutie rahang atas dan bawah berady Stoko Magaiah kardhovenkLlar Kematian Perak sehubungan dengar kori intoksicas 4. Agresitf porka'shian Beagrie toze senTER maebeMATAN REPUBLIK ainome ara Menghindar dart hiibungan sosial dengan sakitamyit Penggunian abatobatan lain 1 Problem hubungan dengan orang: tain S Gejata putes zat Dspresi ‘Tidak dapat beristinanat Crevng ide: burrah cit Penagunaan obal-obatan Masalah pekerjaan Pikiran-pikiran yang piezare ‘Mood yang catar Ketergantungan | Fungsi sosial yong buruk £ E 3 5 zea ste pepe Merupakun golongan sooida gern sintatik, disebut juga: putau, ptw, atop, pete. H Junk, ‘Skog, Smack. Heroin ibuat dart getah bush poppy Dijual dalam bentuk bubule putih atau coktal. Digunakan dengan cari dieuniik, di pokok ataupun dihidy. Pengguna heroin @ Indonesia menjadi ancaman besar penyebaran HIV/AIDS, hepatiie © dan & Pengqunasn heron secara trum mengrus berkesmambungan mendarong teqadinye folerans! dan Ketergartungan Dosis yang terus meningket membust penggunanys masuk dalam cvecdosis, meskioun ovendosis jopa merupakan dorongan dar keingrsan unum ditl, Jika Pengguna dengan keterpantungsn meangurang! ate menghentkan penggunasnnys akan mengalami gejalt: putus zat yakri geksuh tian nyen otot dan tulang, diate, muntah dan merinding MENTERI KESEHATAR REPUBLIK INOORESIA 1. Efek Opioid | Sistim saraf [+ analgesi | + euforia + sedasi, mengantuk, depresi pernapasan [+ penekanan refleks batuk + pupil konstriksi "Gestrotesal + mual dan mantan konstipasi + perubahan hormen sex pada wanita ( kadar FSH | dan LH rendah .ceningkatan kedar protaktin) | berdamoak pada gengguan siklus menstruasi , penurunan libido, gaiaktorhea |* penurunan kadar testosteron pada laki- Jaki,penurunan fisico | | | | + meningkatnya hormen anti diuretik (ADH), | penurunan kadar AGTH Lainnya + gatatgatat, berkeringat, kulit kemerahan (reaksi | histamin) * kekeringan pada dszerah mulut,mata dan kulit + pengelueran urin yang sulit | + tekanan dara renciah 2. Simtom putus zat opioid dengan kerangka waXtu | Jarek waktu deri suntixan | Gejala uum | terakhir | [8-12 jam + mata dan hidung berair, menguap + berkeringat |__| | 12-24 Jam + agitasi dan iritevel | + goosebumps | + berkeringat, perasaan panas dan dingin kehilangan nafs: makan Lebih dari 24 jam |e keinginan kuct untuk menggunakan herain (craving) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA + kram perut, clare + kehilangan nafsu makan,mual,muntah + nyeri punggune.nyeri persendian,tangan atau + sulittidue | + letargi, fatigue + tidak dapat isticahat, irtabel, agitasi | + sulit konsentras! + perasaan panas dan dingin, _keringet meningkat Hari ke 5 sampai 7 © kebanyakan gevala fisik mulai berkurang © nafs makan mulai kembali | | Heri ke 2 sampai 4 | «semua gojata mencapai puncaknya | | | * gangguan fisik mulai menghilang. Dapat muncul keluhan lain seperti tidak dapat tidur, |__ rasa lelah, irtatiel, craving Minggu ke 2 Beberapa minggu sampai » Kembali ke pole tidur evel aktivitas dan mood beberapa bulan normal. Meniigkatnya Kesehatan secara umum dan penurunan craving Gangguan kesehatan yang disebabken olen penagunaan heroin overdosis yang dapat berakibat fetal, aborsi spontan, kolps vena, aangguan akibat penyuntikan heroin sesama pengguna yakni infeksi virus yang disebarkan lewat darah seven HIVIAIDS dan hepatitis Pada ibu hamil pengguna heroin akan memberikan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan gangguan perkembangan pada anak F. Ganja Nama lain: Mariyuana, Grass, Hash, Herb, Pot, “WWeed , Bubble Gum, Northen Lights, Fruity Juice, Afghani #1, dan Skunk 7 PVE Ganja merupakan Kumputen daun, tangkai, buat) kanabis sativa yang dikeringkan dan dirajang, Ganja dapat pula diolah dalam bentuk minyak hashish yang merupakan eairan sewrem eeaeuatan EPURLIK MOONE pekal berwarna cakist. Pengguneannya adalah dengan cara dirokak dengan atau tanpa tembakau (dinting), dengan pina, atau digunakar daign: campuran cengan zat tminnye Penggunaan dengan cata dicampur makaneh dan disedun Reperti teh juga dierent dilbeberags tempat. nmin demikisn pengolaha canje dengan cara dimasak seperti inv melarutkan sebagian besar zat skit ganja Zai aktit dalam ganja adtainh THC (celta. Dtetrahydrocannabinal). Membran set syarat tevtenty dalum ctak yang mengassung reseptar protein akan mengikat erat THE. Baynyn menyengat asam-manis Penggunsen terus menerus dalam wakty yang isa akan mengakibatkan kerusaker momar, proses belajer don pertaky sonal whinge penggunanya mannggaikan borbagal altvitas sekoiutvkerja dan (merase! tous! Karena reaks| teeadap rangsang melambat. make pengguna sering mengaiam seceiakean. juga danai jerfbat pade perbaga: masaiah nescuit) Penggunaan drokok akan membarikan fio kanker pou dan riko infoke catamn jangka panjang Karena jumian zat kimia sate tar pada ganja let banyak dart jombakau, maka ritike penggunaannya lab bear dar pangguiaar rokOk (embakau, ‘tu senditi. Kanabis tidak menynbabkan averdosis yang fatal 8. Ganje-akan memberikan damoak sebaga\ berikut 1, Sulit mengingat sesusatu 2. Weldu reais motamitat ‘3. Suit konsentnas: 4. Mangantuk dan Wut 5 Ankietas 6 Paranoia 7. Mempengaruhi cersaptl saseorang atas v.akiu 8 Saki kepain Mequrunnya imordinas Gangguan pernatnsare ‘Nafau maken meningkat Manurunasn aliran darah ke otak Menurunkan aicivites organ reprodubs Kampiikasi fish dan perkonosial 1) fk aut Sepert) umumaya dengan zat paikeaktit, @itk dan kanabis tergantung dengan Sosis yang Ggunakan earakterguk indivicu Gan Kondist situas: saat penggunaan BNP ORpna ta - MONTERI REEEKATAN REMUMLIK INDOWERIA, ee tersebut. Geberapa nat cibawah ini dianggap sebagai efak posit bagi pengguna, yaitu: 14. Perasaan tenang (relaksasi) 12. Eufora 4,3) Dilsihubia! 1.4. Persepsi pengthuatan dan pendengeran 1.5. Natsu makan meringkat 118 Persepu waktu yang alan. 17. Gangguan kensentrasi 2), Sedangtan efek akut negatif adalah Jot Answtas ean panic 1.2 Paranoia 141 Halusinast pendengaren dan pengthstan 1.4, Gangguar: hoordinast 1$ Keniangan memon jangxa pangek 1.8. Takikandia Yan artinia supmwentiicuter 2. Kondis: geyata putue gmt kanmtee adalah |. ensietas, tetak dapat benstinanat can mud at tersinggung 2. anerekesia 3. tefurterganggu dan sering mengaiami mimo! buruk 4. gahgguan gastrointestinal 5. kermngat matam han ‘6. tramor Simtam-simtom yang tatjad| bissanya ringan dan berakhit sotelah satu atay dua minggu. Pasien dengan putus za! kanabis hanya memerivkan manajemen amtomatis Jangka pencek tnhalan Wnhalan merunakan zat kiminw yang mudah monguan dan baretek psikoaktif, Inhalan tetiandung dalam barang yang latim digunatan dalam rumah tangs’ sehisr-hari ‘seperti lem, hair sprays, cal, ga® pomianiie bisa digunakan oll arak-anak aga’ cepa high Kebanyakan anak-anak Bdak mengetsht risike manghinup gas yang mudah manguap ini. Meski hanya dihiup dalam satu waktu pendex penggunaan inhalan dapat mangganggu irama jantung. dan menunnkan kaday oksigan, yang keduanys dapat menyebabkan kemation, Penggunsan regular akan mengakibatkar! gangguan pada ota, jantung, girjal day hepar 1 SMENTORE KRSEHATAM EPUBLIC MHDONESLA Innatan digolongiean atan 4 kategori: & Volatile Solvents 1, 2ai kammia prudish menguag date toting indus dan rumah tangga ata Produk mangandung soiven. mesik dalam golongan ini munyak cat (thinners ), tarutan pembersin cat kuku, degreasers. cairan untuk Gn leaning, gaa ,tom 2), Solver dalam pennlatan kantor dan seni masuk didslamnye eairar line koreks! tullsan yang salsh, caian penanda dan pembersih alat einkteonik b Aerosol ‘Astoso! rumah tanga dan caitar panyenptot Iainnya seperti semoratan tata rambut, deodocan, pelupis barang ruma1 tangga, pembersin komputer, daw penyernprat minyok sayur © Gas 1), Gas. termuguk gos pemantic sal, ampane tanks. whipping crown Berasots dan gas yang dipwgunakan masin poncdingin 2). Gas medi anestes) neperti etter, chueform, haloinane, dan filrous cxiee (gas ketawa ") a Nant Nitrit ongani« yang mudah menguap larmasua cyclohexyl, butyl, dan amy! nitrites, biasa disebut “poppers” Amy! nirhe digunskan dalam prosede- prowedut parneriksaan mecie Mibit voli? binewnya cual dalam betel geios benwama coklat gelup dan diberi label “doo head cleaner." "room odarzer,” “wather cleaner." niny “quid coma” Efek bag: Kesehatan a. Wika tertsirup dala konnenizasl yang cukup, inhalan akan membuat intoksitasl dalam waktu buberapa menit eaja dar titak lama Menghirup dengan sengaja. Untuk beberaia jem, menyebabltan peradann terslimulasi, jika diqunakan dalam jangka panjang akan membuet penggunenys kehilangan kesaderan Pengguna sclven krpnis whan mengalamn) kerusakan otk hati dun ginjal yang berst Menghitup samerotan servec! catam kensentras) yang tingy! whan langsung menyenabkan Segagaian jactung dalam Deberapa iment samoa hematian Sindroma ini dkenal webegal “sudden sniffing dest, dapat teqadl pada sani ha penghiduen yang dalam Biasanys digunakar gas butane, propane, din ext erosol Kini. Konsenteas! yang tinggi dapat manyepuskan sufokas) dan kematian Kerena ‘menurunnya musten okaigen dalam peur dan udars pernatasan. Pengguna biamanys sengaja manutup wajsh dum hidungnys dengan plastic diatas kalerg BErOSOl, ata MeNUTUD pinky uANgEN dat ventiissl dalam upaya mehmgkatkan Nionsentrast zat volatile. b Dampak merupikan yang ersitat menetap karena penggunaan salven adalah: 1) Tuimtelusnn (cat semorot. jen, dswaxers) dan tnchloroethytene (zal kimiawe untux dry-cleaning, cairan korea) 2), Peripheral naurapathi, atau spaame sungkal—hexane (lem. gas) dan nitrous ‘oxide (whipped cream dispensers, gas cyincers) 3), Kerusakan susunan syaret puset—toluane (cat semprot, em, dewaxers) 4), Kerusakan sumsum tulang —benzene (gra) © Gangguan serjus yang masi potensial dapat ojputiikar: 1), Kerusakan bat! dan ginja\—toluene-berial zal dan ehlerinated hydrocarbons, (cairan kormksi, cairan untuk diy-choarn ig) 2), Depiesi oksigen darah—alphatc nintes (Gikenal dengan sebutan jalanan poppers, oid. dan rush) dan meinylene chionds ivamish removers, thinners} 2. Tanda Tanda Unitus Mendatersi Penggunaan Yang Teraktir ‘ata merah dan beraw ‘Bersin dan batul, ‘Natas berbau zat kania Lem, solvent, beieas cat tertinggal pada baju, jari tangan, hidung, atau mulut Intoksikasi terihst jelmy’ peninku menyimpang/ beran) renga rassko Kebingungan Koordinasi yang temah Mengeluarkan kenngal yang betiebihan Ada tanda-tands tidak bianalraah, [rtmay art db sekitae mulut dar hidung Sekresi nasal yang beriabihan, secara lang sung menghirup 4. Blok yang diharapkan a Euforia b Rasagirang ¢ Rasameiambung ¢ Rasa tidak dapa.dilukaicisakit €. Gisinbitist 5. Efex jangie pendeiiafek negative tangent b. “Fustike’ symotoms. © ual dan muntae +r zrermene 20 So Gast kepaia © Gian, nye! sbamminat + Pemapssan tidak syamary 9 Perdtarahan hidung dan tenggorckan: n &. Efex Volatile pada dosis ting) a Berbicara jiak jalas b Koordinasi terah Disorientasi, keivingungan Tremor Sakitkepata De'vs) Gangguan peogthater atau halusinasl Petilaku yang txtak dapat dipreditsi 1), tena -e an 7. 2), stupor 3). fina! stages (seizures, coma carhonulmonary arrost, dwath) 7 Volatile ~ OQverdosis ‘Oosis.tingg! dapat menyebabkan pasen men: alan. a Convulsions seitures, coma b Gangguan permafasan 6 Cartliae arthythriss: 8 Gangouan atm herratian dapat terjadl karen a. Periiaku yang beresiko (tenggelam jatut. ol) bh Suffocation Aspiras muntanan ‘Teibakar, ladakan KKoracunan, Hegagulan emgan tumun ipengyuna kronm) Laryngeal Soasm (Butane) Respiratory Airest Keracunan logam (hemunvsctar) f Putas zat Permuiaan dan tananya Tetak cfilaaitkasiken data OSM IV tap! sitat dari gejata putus zat yang memonditinkarr dapat tesjadi irate 24-48 jam sesudah penggunaan ‘Decanter (Gojate Putus zt 2% Gangguan tidur “eee 2 ‘SSEMTER REBEMATAN [EPUB IK INDONESIA b Tremor © Mudah terainggung dan depres! do Nua = Diaforenia 4. asi hang dengan cépat LSD (lysergic acid dietnytamide) beetuknya dapat cuir kertas, pil dan ditelan LSD menupakan halusinoger kust yang popular twhur '80 dan sekarang popular lagi Bahan iimia tak berbau, tak berwarna dan dituat oleh lsboratorum gelap Name jalanan acid, blotter acit, micradot dan white lightning, beretek liusinogen atsu righ seperti “wip ~ Bisganya digurakan dalam dosis kecil, karona storys sangat kuat Tetesan Kea diatas kertas, atau di agar-agar atau benda lain yang dapat meresap cara tatu cietan Seman benda yang dapal ditelan dun menyerap air dapot Kementerian Kesehatan, Format disiapkan, dari puskesmas so dinkes kabupaten/kota tembusan ke prov dan pusat / Direktorat Biva Pelayanan Kes:hatan Jiwa Kementerien Kesehatan 0. JEVARING 4. Dalam pelaksanesn program penanggulargan gancguan penggunaan NAPZA diperlukan Kerjasama_ lintas program maupun sektoral, Berbagai sumber daya yang tersedia pada sektor dan program teriait dapat dikoordinasixan. sehingga fhasil yang dicapa’ dapat optimal 2. Instansi dan ergarisasi yang terkait dalam ceiaksanaen program penanggulangan gengguan penggunaan NAPZA, antara lain : Badan Nerkotike PropinsiBadan Narkotika Kabupaten, Komile Penanggulargan AIDS Daerah (KPAD), Lemoaga Swadaya Masyarakat yang bekerja di bidang NAPZA dan HIWAIDS, Dinas Pendidikan, Kenwil Kementerian Agama, Dinas Sosial, Tokoh Mesyaraicat dan Organisasi Pemuda MENTER] KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA , SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Sistem pencetatan dan pelaporan berjerjang dengen alur dari petayanan kesehatanipengauna NAPZA di Puskesmas, RSUIRSJ dan Klinik ke Kementerian Kesehatan! Direktorat Bina Pelayanan Kesahaten Jiwa. Format disiapkan, dari puskesmas ke dinkes kabupatenkota tembusan ke prov dan pusat / Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerien Kesehatan. 2. Alur Pelaporan Tahunan Penggun NAPZA LLaporan Puskesmas, | Kementeian Kesehatan RSURSJ, Kinik (FO)! (Dit. Kesia, Dit | Data Pasien Pengguraan | Spesialistk& Gigi, Dt NAPZA) M) komunitas, Pt Digen | Yanmedik) Dinas Kesehatan Provinsi (Tk i} ee | Danas Kesehatan Kabupaten/Kola Penjelasan : seme Garis panah hitam merupakan pelaporan asii langsung dikirim ke Kementerian Kesehatan « «© © Garis panah putus-putus merupakan tembusan dari pelaporan ast Dikirim ke Dinkes Kabupater’Kata/propinsi F. PELAPORAN FORMULIR DATA KEGIATAN / DATA PASIEN PENYALAHGUNAAN NAPZA 1. Pelaporan Formulir Data Kegiatan Subdit P2NAPZA. Rokok dan Alkohol, Dit Bina Yankeswa, Dirjen Bina Yanmedik Kementerian Kesehatan Ri, dengan Formulir Data Pasien Penyalahgunaan NAPZA Leporan Tahunan terlampir 2, Pelaporan Formutir Data Kegiatan Rumah sakit Dirjen Bina Yanmedik. Kementerian Kesehatan RI dengan Formuli: RL Laporan Triwulan, ada pada a. Formulir RL1 merupakan data kegiatan Rumah sakit, pada: 1), Halaman 1 nomor 1. Pelayanan Rewat Inap pada item 26 penetaiaksana penyalahguna NAPZA. 2), Halaman 2 nomor 3 Kunjungan Raviat Jalan pada item 8 jiwa NAPZA (MEN Tom) RERERATAR SEPURLIK WDORESIA 3), Halaman 3 nomor 11 Pemeriksass Laboratorium bagian © Toksikalagi, Jenia pemerikssan Narkctika, Pstkotrapika, Zat Adiktif untuk shining dan ‘konfermasi (item 1, 2.dan 3) 4), Halaman 4 nomor 15 Kegiatan Peryuluhan Kesehatan paca ier 10 NAPZA 5}. Halaman 5 nomor 21 Penanganan Peayalehgunaan NAPZA 8), Halaman 6 notrior. 24 Kegiutan Rujuken pada Rem 7 twa. b Forni Ride meupakan dais keacsan morbiditas pasien cawat nan Rumah Sei, pada: 4), HHimlaman 4 #10 — F19 pada item 167 = 175 gangguan mental dan pariaky axitoot NAPZA, 2). Halaman 7 170 pada ter 317 penyalit att alkohol 2), Halaman Z50 pada tem 494 pelayunan maibaten pangguan prosedur vohabltas! 4), Halaman 13 Penyebsb Keceiakaan X¢5 pada item @ keracunan akibat Pemaparan akehal can pada tem 19 keracunan akibat pamapsran.gas- gas Gan UaD-~dan lainnya © Formule RL2b merupaken data Keadaan mortiditas pasien rawat jalan Rumah Skit, pada 41). Halaman 4 £10 = F18 pada item 187 « 175 gangguan mental dan partaky ‘akibat penggunaan NAPZA, 2) Halaman 7 70 pada lie 317 penyakit hati alkanol. @. Formulir RL marupskan date daser Runiaty Salil. cade 1‘) Halaman ' nomor 11 tasilitas temp! tidus rawat inap jenis patayanan rewat inap pada item 28 penatalaxasa penyalahgune NAPZA 2). Hataman 2 nomor 12 Fasilitas Unit tewat Jatan pada item 20 rohabetasi medi. 3 Pelaporan Formubr Satelit PTRM. Olt Bina Medih Spesialisthk & Gigi, Dirjen Bing Yanmedih, Kementerian Kesehatan Ri dengan Formutir | ~ Vill Laporan Hacian Gan Bulanan {imatibeca BukU ep. Menkes Rj, Nomar 404/MenkewS%\/iN/2008, Tentang Penetapan Rumah Saki Dan Satelt Uji Coba Pelayanan Teraps Rumatan Matadon wera Pedaman Program Terap| Rumatan Metacan}, Ada Pada Formic Il Lembar Kunjungan Harian dan Penggutaan Metadon havin th Formulir ii Surat Petsetquan Permturan Program Terapy Rumatan Matador \¢ Foermufli 1V Program Terapt Metadon Fhurriat Sant ad Formir Y — Laporan Suéanan «© Metadon «Cair_—Apotik/Rumah SakivPuskesmas/Satelt, ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA , Formulir Wi Laporan Bulanan Rumah Sakit Jumlah Pasien dan Laporan triwulan Rincian Penyebab Kematian {. Formulir Vi Laporan Bulanan Rumah Sabit Rekapitulasi Pelayanan Penunjang Terapi Metacon. @. Formulir Vill Pelaporan Insiden Rumah Sakit 4. Pelaporan Formulir Data Kegiatan Puskesmas Direktorat Bina Komunitas, Dirjen Bina Kesmas. Kementerian Kesehatan RI (Petunjuk Pengisian Formulir Pelaporan SP2TP, Dtijen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Rl, tahun 1997), tidak ada laporan baik Bulanan, Triwulan, Semester maupun ‘Tahunan tidak ada disinggung laporan tentarg Penyalahgunaan NAPZA VI, MONITORING DAN EVALUASI A. Prinsip + Tyuan dari monitoring dan evaluasi tidak fokis pada kesalshan dan keterbatasan telapi terhadap aspek-aspek lain yang posit. Sistem ini dapat melakukannya seperti mengidentifkasi kapan kesalahan itu dilakukan dasar pengembangan sistem (monitoring dan evaluasi) B. Pengertian ™ Monitoring adalah proses pengumpuian dan analisis mformasi (berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistemitis dan kontinyu tentang kegiatan progremiproyek sehingga dapat — dilekukan tindakan —koreksi_ untuk. penyempurnaan prograr/proyek itu selanjut iya & Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program/proyek untuk memberikan \mpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja programiproyek. C. Pertanyaan kunci monitoring Masalah—masalah apa yang timbul ? 1, Apakah proyek berjalan sesuai jadwal ? 2. Apakah proyek menghasilkan Qutput yang direncanakan ? 3. Apakah anggarannya sesuai dengan rencana ? 4. Apakah strateginya berjaian sesuai dengan vencana? 5, Apakah kelompok sasaran (target group) teribat dalam aklivitas proyek ? D. Tujuan Monitoring 4. Mengkaji apakal kegialan-kegiatan yane dilaksanakan telah sesuai dengan rencana 2. Mengidentifikasi_masalah yang timbut agar langsung dapat diatasi MENTERI KESEMATAN REPUBLIK INDONESIA 3. Melakukan penilaian apakah pole kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek. 4. Mengetahui kaitan antera kegiatan dengeri tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan, 5, Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungar yang beruban, tanpa menyimpang dari tujuan. 1), Bagi pihak Penanggung Jawab Program : + Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi + Sebagai bentuk pertanggungiawaban (akutabiltas) kinerja + Untuk meyakinian pihak-pihak yang berkepentingan + Membantu penentuan langkah-langkal’ yang berkaitan dengan kegiatan proyek selanjutnya. + Sebagai dasar untuk melakukan monitoriag dan evaliuasi selanjutnya 2), Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu + Merbantu untuk meipersiapkan laporan dalam waktu yang singka » Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah baik + Sebagai dasar (informasi) yang penting \intuk melakukan evatuas! proyek. . Tipe dan Jenis Monitoring 1. Aspek masukan (input) proyek antara lam) mencakup : tenaga manusia, dana, bahan, peralatan, jam kerja, data, kebijaken, manajemen dsb. yang afbutuhkan untuk metaksanakan kegiatan proyek, 2. Aspek proses / aktivitas yaitu aspek dir proyek yang mencerminkan suatu proses kegiatan, seperti peneiltian, pelatihan, proses produksi, pemberiar bantuan dsb. 3. Aspek keluaran (output), yaltu aspek proyek yang mencakup hasil dari proses yang terutama berkaitan dengan kuantiias (jumiah) Pentingnya Evaluasi 1. Memperiihatkan keberhasilan atau kegagaten proyek Menunjukkan di mana dan bagaimana peru dilakukan perubahan-perubahen 2, 3. Menentukan bagaimana kekuatan atau potensi dapat ditingkatkan, 4, Memberikan informasi untuk membuat perencanaan dan sengambilan keputusan, 5 Membantu untuk dapat melihat Konteks dengan lebih luas serta implikasinya terhadap kinerja pembangunan. Tujuan evaluasi Untuk mendapatkan informasi dan menarik 2elajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan proyek, keluaran, manfaat, dan dumpak dari proyek pembangunan yang ty 3 (WEMTERY KEREWATAN ANMUDLAK mDGNERLA, ‘baru sefesai cilaksanskan, mougun yang sudan bertungel, webagai umpan bale bog pengembilan keputusan dalam fingke Derencansan pelaksahaan, periantauan dat pengendalian sroyek selanjutnyn Hi. Jitnts evaluzst 1 Evaluasi awal kegiatan: yaity pentaisn vechagap Kesispan proyex atau mandeteks! kelayakan proyek 2 Bvaluasi formatit, yaitu peniiaian terhadap hasil-hasil yang telaty dicapa selama proses Kegiatan proyck dilnkaanakan. Waku pelikearaan dilakeanakan secara rutin (per tufan, iriwulan, semester dan ats) tanunan) gesuai dengan kebunan informant nasi pertawn 2 Evaluasi sumatit, yaitu peniistan hasthasi yeng telah scape secara Reselutunan dari oval Kegan tempat aktr kegatan Waktu potaksanaan pacha ‘suai akhir proyek sesual dengan jangka wakiu oroyek dilaksanakan Untuk proyok ying memilie jangia waktu erin bilan, maka avelvas! sumatt dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk eval yang meniia dampax proyek, dapat diaksanakan seteiah proyek berakhir dan diperhitungkan campakmya sudah terthat nyata MODEL SISTEM IVIONEV vi. PENUTUP Mawslah gangguin penggunaan NAPZA admiah peryakit otk yang menimbulkan dampak fink, paiieolagis dian sosial Gangguan peyagunaan NAPZA tergolong sebagai poryakit kronis kambuban, dimans untuk proses pamuinannya mamaikan wart retati cukup lama dan methatian bebagal pendexatan dan later Deiskang profes: Pegoman Penatalaksanoan Madi Gangguan Penggunaas NAPZA imi memfakusikan peaibanossn pada penmaisksanaun madik-kedokbaran Tiap jens NAPZA memberkan eek yang kins pada tubuh manisia, sehingga penataiaksanaan medics pun bervarias| Pedoman imi memberikar gambaran cukup ‘Seu! tentang penataiskssnaan medik masing-matng jens zal Jugs penatalakssraan yang hatus dilmkukan tachadap pasion ganghuin penggunaan NAPZA dengan komerbiditas Kejwaan atau Jebin dikeral dengan iatiah diagnosis ganda (dual diagnosis), Penggunesn pedoman ini disasarcan pada petugas mevik dar nerbagw seting layanan, balk sumah sakit puskesmas, praitek wwasta atau lambaga koselatan ‘ainnya: Pedoman penitalaksanaan medik ini mencakur prowadur rujukan bilamana pasien tidak dapat ditangani pade suatu tempat layanar Karena berbogel sebab Yang tidak kalah panting, pedoman ini jugd mencskun patunjuk dalam hal pencatatan dan pelaporan kama yang cartu dilakukan olsh pihak sariberl layanan terapl NAPZA. serta Petunjuk monitoring dan evaluasl ates peisksanaen program yang peru diakukan oleh pihak pemanghu Kepentingain Manyadan Datwa berbagal penaitian terkal gangguan penggunaan NAPZA berkembang dengan sangat cepat, pedomen ini man sanantiasa diperbahann setingga dapat mengikut perkemibangan limy pengetanuss yang terkail dan dapat menyaijian Patunjuk DENatwasariaan yang salals berbasis Dukt) (evrdtorioe based practic as) de. Endtang Mhwyi Sedyaningsih, MPH, De.PH Dra arr ea

You might also like