You are on page 1of 3

PEMBAHASAN

Pada tanggal 27 April telah dilakukan praktikum Farmasi Fisika mengenai


Viskositas yang bertujuan untuk menentukan viskositas beberapa cairan.
Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan, namun hal tersebut kurang tepat.
Viskositas merupakan sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan
bentuk di bawah tekanan shear. Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat
yang dapat mengalir, contohnya zat cair.
Zat cair yang akan ditentukan viskositasnya pada praktikum ini adalah
aquadest, alkohol dan aseton dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskometer, salah
satunya viskometer Ostwald. Kelebihan viskometer Ostwald dibandingkan dengan
viskometer lain, yaitu mudah digunakan dan tidak rumit serta mudah didapatkan.
Sampel zat cair yang digunakan adalah aquadest, alkohol dan aseton.
Ketiga zat ini bisa ditentukan viskositasnya menggunakan viskometer Ostwald
karena termasuk larutan newton, yaitu larutan yang mengandung zat tunggal
terlarut mempunyai ukuran molekul kecil sehingga mudah mengalir dalam pipa
kapiler yang sempit.
Prinsip kerja viskometer Ostwald adalah mengukur lamanya kecepatan
fluida yang mengalir melalui kapiler, dengan membandingkan kecepatan fluida
dan kecepatan fluida lain yang telah diketahui viskositasnya.
Hal yang pertama dilakukan adalah menentukan densitas (kerapatan) zat
cair dengan menggunakan piknometer untuk mengetahui kerapatan zat cair yang
nantinya diperlukan dalam perhitungan penentuan viskositas. Hasil kerapatan dari

aquadest, alkohol dan aseton ternyata tidak berbeda jauh, yaitu 0,996 g/ml;
0,996086 g/ml; 0,996081 g/ml. Hasil kerapatan aquadest sesuai dengan teori,
namun kerapatan alkohol dan aseton tidak sesuai teori. Menurut teori, kerapatan
alkohol antara 0,812 g/ml dan 0,816 g/ml sedangkan kerapatan aseton tidak lebih
dari 0,786 g/ml.
Setelah itu dilakukan penentuan viskometer menggunakan viskometer
Ostwald dengan cara memasukan zat cair sampai batas bawah kemudian disedot
sampai batas atas menggunakan pump pipet supaya lebih akurat daripada pipet
yang lain. Lama waktu zat cair turun dari batas atas ke batas bawah diamati
menggunakan stopwatch supaya lebih akurat daripada menghitung secara manual
dan dicatat waktunya untuk digunakan pada perhitungan viskositas zat cair.
Percobaan ini dilakukan 3 kali untuk masing-masing zat cair, supaya data yang
didapatkan lebih valid.
Waktu yang diperlukan pada sampel aquadest adalah 8,34 s; 7 s; 7,5 s,
pada sampel alkohol yaitu 15,11 s; 15, 46 s; 15,14 s dan pada sampel aseton
adalah 5, 34 s; 4,9 s; 4,69 s. Terlihat bahwa aseton lebih cepat mengalir,
sedangkan alkohol paling lama mengalir.
Sampel zat cair yang digunakan adalah aquadest, alkohol dan aseton,
namun yang dihitung viskositasnya menggunakan rumus hanya alkohol dan
aseton karena aquadest (air) digunakan sebagai fluida pembanding dengan
viskositas yang telah diketahui, yaitu 0,8904 cP.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh viskositas rata-rata alkohol
adalah 1,702 cP, sedangkan viskositas rata-rata aseton 0,583 cP. Hasil ini
berbanding lurus dengan laju zat cair atau waktu yang diperlukan zat cair
melewati kapiler. Walaupun hasil dari densitasnya hampir sama, namun laju zat

cair berbeda, tetap viskositasnya pun berbeda, karena viskositas dipengaruhi


keduanya.
Sebenarnya viskositas ini sangat ditentukan oleh kuat atau tidaknya gaya
kohesi didalamnya. Seperti telah diketahui kohesi adalah gaya tarik-menarik antar
molekul sejenis. Semakin besar gaya kohesinya, maka semakin lama waktu yang
diperlukan untuk mengalir sehingga viskositas semakin besar.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa gaya kohesi
intramolekul pada alkohol lebih besar daripada air dan aseton sehingga
menyebabkan viskositas alkohol ini lebih besar daripada air dan aseton.
KESIMPULAN
Viskositas zat cair dapat ditentukan menggunakan viskometer Ostwald,
dengan cara membandingkan waktu alir zat cair melewati kapiler dengan zat cair
yang telah diketahui viskositasnya, dalam hal ini air dengan viskositas 0,8904 cP.
Sehingga dapat diketahui bahwa viskositas alkohol 1,702 cP, sedangkan
viskositas aseton 0,583 cP. Viskositas ditentukan oleh kekuatan gaya kohesi antar
molekul sejenis zat cair, dalam hal ini gaya kohesi alkohol lebih besar dibanding
air dan aseton sehingga viskositanya lebih besar.

You might also like