Professional Documents
Culture Documents
Prostesa maksilofasial adalah perawatan khusus kedokteran gigi yang bertujuan untuk
memulihkan wajah cacat yang disebabkan oleh kelainan anatomi oleh kanker, trauma atau
kongenital melalui perangkat buatan, yang umumnya melekat pada kulit dengan bantuan perekat.
Protesa maksilofasial mempunyai peran yang penting dalam rehabilitasi pasien yang
menderita cacat pada wajah yang parah yang disebabkan oleh kanker, trauma, penyakit atau
kelainan bawaan.
Perangkat prostetik maksilofasial dapat dipasang dengan bantuan perekat, dengan cara
mekanis, implant kraniofasial dan anatomi jaringan lunak. Perekat merupakan metode yang
efektif dan umum digunakan.
Pemulihan bagian tubuh yang hilang karena kelainan bawaan atau akibat dari kejadian
umum seperti kecelakaan dan penggantian bagian tubuh tersebut berfungsi untuk memulihkan
fungsi dan estetika yang hilang, yang dilakukan dengan menggunakan bahan biokompatibel.Penggunaan bahan tersebut untuk memulihkan bagian tubuh yang hilang telah
digunakan selama bertahun-tahun sampai sekarang.
2.9 BAHAN PROTESA MAKSILOFASIAL
Untuk saat ini, tidak ada bahan-bahan yang tersedia secara komersial yang memenuhi semua
persyaratan bahan yang ideal.Setiap bahan memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri.
Penelitian kedepannya diharapkan dapat fokus pada dua tujuan utama yaitu :
Meningkatkan sifat bahan, sehingga akan sama kurang lebih seperti jaringan pada
manusia.
Warna dari pewarna stabil untuk mewarnai protesa wajah.12
Yang paling penting dalam pengobatan prostetik pada pasien seperti ini yaitu retensi yang
memadai, kestabilan dan juga dukungan. Ukuran dan lokasi cacat biasanya mempengaruhi
jumlah gangguan dan kesulitan dalam rehabilitasi prostetik.
Adapun selama berabad abad protesa digunakan untuk menutupi kerusakan
maksilofasial.Meski ada perbaikan dalam teknik bedah dan restorasi, bahan bahan yang
digunakan dalam prostetik maksilofasial adalah jauh dari ideal. Sebagai tambahan, bahan
tersebut harus menyerupai kulit dalam warna dan tekstur.
Adapun bahan maksilofasial yaitu :
-
Lateks. Adalah bahan lunak dan tidak mahal yang digunakan untuk membuat protesa
yang menyerupai bentuk sesungguhnya. Sayangnya bahan ini lemah, cepat mengalami
degenerasi, menunjukkan ketidakstabilan warna serta dapat menyebabkan reaksi alergi.
Karet Silikon. Silicon yang digunakan saat ini adalah silicon vulkanisasi panas dan
vulkanisasi temperatur ruangan, keduanya mempunyai keuntungan dan kekurangan.
Polimer Poliuretan. Poliuretan adalah bahan yang paling sering digunakan akhir akhir
ini dalam prostetik maksilofasial. Pembuatan protesa poliuretan memerlukan
perbandingan proporsi yang akurat dari 3 komponen
OVERDENTURES
Definisi overdentures
1 Merupakan protesa yang dirancang untuk menutup secara lengkap suatu gigi atau akar
2
H.Geering,dkk)
Merupakan protesa lepasan yang menutupi seluruh permukaan oklusal dari sebuah
6
7
8
9
10
11
Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan prutesa yang stabil dan enak dipakai
Untuk eksisi eksostosis
Menghilangkan interseptal bone disease
Untuk undercut
Untuk keperluan perawatan endodontik, bila pemakaian orto tidak maksimal
Untuk penyakit perio yang parah yang mengakibatkan kelangan sebagian kecil tulang
alveolar
12 Ektraksi gigi yang traumatik, maupun karena trauma eksternal
13 Tersisa paling sedikit satu gigi yang masih dapat dipertahankan.
14 Kebersihan mulut yang cukup baik untuk menghambat atau mencegah karies yang
cepat atau kerusakan jaringan periodontal.
15 Jika prognosa untuk pemakaian gigi tiruan lengkap yang buruk karena adanya resorpsi
linggir yang berat, xerostomia, refleks muntah yang berat, kemampuan belajar yang
kurang, faktor psikologis dll.
16 Kerusakan gigi tersisa akan menjadi lebih parah oleh tipe perawatan yang lain.
17 Tidak ada tipe perawatan prostetik yang menjanjikan hasil perawatan yang lebih baik,
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Overdenture kontraindikasi ketika metode lainnya sanggup memberikan hasil lebih baik.
Ketika pasien tidak dapat menjaga gigi penyangga dan jaringan periodontal disekitarnya.
pembuatan overdenture.
Dental History
Perlu diketahui bagaimana usaha yang dilakukan pasien dirumah dalam menjaga
kebersihan mulut meliputi metode, material dan frekuensi untuk melihat status oral
hygiene pasien.pasien dengan oral hygiene yang baik memiliki prognosis
Cetakan akurat untuk diagnose digunakan untuk sumber informasi pemilihan gigi
abutment. Oklusi harus dianalisis untuk melihat apakah ada kontak oklusal yang
deflektif. Informasi yang diperoleh dari cetakan diagnostic adalah hubungan antar
rahang, tuberositas, tori, ruang denture yang tersedia, undercut pada jaringan dan
2
penyakit periodontal.
Radiographic Examinatiuon
Periapikal radiografi digunakan untuk seleksi pemilihan gigi abutment. Sedangkan
foto panoramic penting untuk melihat apakah dukungan tulang terdesia, gigi impaksi,
ritasi mahkota-akar, patologi apical, lesi radiolusen dan radiopak, status perawatan
endodontic sebelumnya, potensi perawatan endodontic dan keadaan jaringan
periodonsium.
Konsultasi
Dokter gigi harus melakukan konsultasi dengan periodontist dan endodontist terkait
Abutment Selection
Gigi yang akan dijadikan abutment harus dievaluasi :
Status periodontal
Gigi abutment harus memiliki mobilitas gigi yang minimal, dukungan tulang
hampir sama.
Pertimbangan posisi
Gigi abutment pada satu rahang bisa memberikan distribusi tekanan yang
idela seperti 2 kaninus dan 2 premolar kedua dalam 1 lengkung rahang.
Status periodontal
-
Ketinggian tulang yang cukup (apabila kurang dari 25% maka gigi
dicabut)
Aktivitas karies
-
Sebaiknya dipilih gigi-geligi tanpa karies, namun gigi-geligi yang sudah diserang
karies bukan merupakan kontraindikasi sebagai gigi penyangga.
Setiap gigi yang dapat dirawat endodontik dapat dijadikan sebagai gigi
penyangga overdenture, namun bila gigi berakar tunggal lebih disukai karena
lebih sederhana dan gigi2 tersebut (canin dan premolar) dapat menahan banyak
tekanan pengunyahan.
Adanya gigi-geligi pada 2 sisi dari lengkung rahang akan lebih baik, hal ini
memberi stabilitas pada lengkung rahang yang berseberangan.
Idealnya situasi yang paling baik adalah memiliki 4 gigi penyangga pada setiap
rahang, misalnya 2 kanin dan 2 premolar. Penyebaran ini memungkiinkan
stabilitas dan dukungan maksilmal pada overdenture yang benar-benar didukung
oleh gigi.
Gigi-gigi insisiv bawah dan insisiv 2 atas tidak ideal sebagai penayangga karen
apermukaan ligamen periodontalnya lebih sempit. Selain itu, kenyataannya
bahwa pencabutan gigi-gigi ini dapat menghilangkan perlunya membersihkan
gigi penyangga yang berdekatan.
Gigi penyangga yang tidak berdekatan biasanya hasilnya lebih baik. Satu kanin
dan satu premolar pertama berdekatan , tidak memberikan dukungan yang lebih
daripada satu gigi penyangga. Kadang-kadang gigi penyangga yang berdekatan
lebih sulit bagi pasien untuk membersihkannya dan keberadaannya menyulitkan
penyusunan gigi pada overdenture.
eliminasi trauma karena denture yang kurang pas, instruksi untuk meningkatkan OH.
Periodontal surgery
Ketika initial therapy sudah tercapai dan hasilnya positif, maka periodontal surgery bisa
dilakukan, diantaranya yaitu:
Root planning dengan akses visual langsung
Reduksi poket periodontal dengan gingivektomi atau flap
Surgical untuk pemanjangan mahkota
Melebarkan attached gingiva melalui mucogingival surgery
Konsekuensi jika tidak dilakukan prosedur periodontal Perdarahan, resesi gingiva,
Inflamasi gingiva, tarikan dari moveable mucosa
suatu overenture.
Prosedur prostetik meliputi: (penjelasan pada makalah)
Perubahan
suatu
GT
sebagian
menjadi
overdenture
provisional/sementara
Modifikasi GT yang sudah ada
Perawatan awal dengan suatu GTSL
Prosedur diagnostik fungsional
Prosedur bedah
-
Prosedur endodontik
karen agigi non vital dan tidak terdapat pengisian SA yang sempurna.
Guttap point digunakan dengan suatu sealer SA yang menambah kepastian
penutupan lengkap dari saluran akan tetapi hal-hal berikut harus diperhatikan:
Saat saluran akar diekskavasi untuk membentuk suatu ruang, maka
Digunakan ketika pasien memiliki banyak gigi yang tidak bisa diharapkan.
Gigi penyangga dipilih dan dirawat, dan overdenture diinsersikan sebagai penggantian
segera.
Dibuat untuk insersi pada beberapa rentang waktu yang jauh dari kehilangan gigi.
Untuk pasien dengan gigi yang sedikit tersisa, yang semuanya dijadikan penyangga.
Gigi penyangga dapat dirawat endodontik, dipreparasi, dan diberikan coping pelindung
sebelum remote overdenture dibuat.
Metode yang paling sederhana dan murah untuk menambah dukungan pada
overdenture dari giig tersisa adalah menutup akar yang telh dirawat endo dengan
amalgam,komposit, atau GIC.
Akar-akar gigi yang hanya berperan sebagai unsur pendukung sering kali ditutup koping
emas pelindung untuk mencegah karies.
Jika gigi penyangga telah dipendekkan sampai setinggi gusi, koping harus dihubungkan
ke saluran akar oleh sebuah post atau inlay sentral.
Jika gigi yang telah dipreparasi berada pada beberapa milimeter di atas puncak linggir,
koping emas tidak memerlukan tambahan retensi dari pasak.
Pada pasien usia lanjut, pulpa telah menyusut sehingga gigi dapat dipendekkan tanpa
devitalisasi.
Koping akar berbentuk kupah juga dapat dipertimbangkan bila ruangan yang tersedia
tidak cukup untuk kaitan dan tambahan retensi gigi tiruan sama sekali tidak diperlukan.
Untuk pendukung seperti itu, dapat menciptakan stabilitas yang lebih baik untuk protesa
dengan menambah permukaan dukungan periodontal.
Untuk alasan inilah akar dengan keterlibatan perio yang beratpun dapat berguna untuk
jangka panjang sebagai unsur pendukung dengan syarat akar tersebut telah mendapat
perawatan periodontal yang tepat.
Prognosis
Prognosis tergantung dari bagaimana pasien memelihara kebersihan mulut paska insersi
overdenture
Keuntungan dan Kerugian Overdenture
1
Keuntungan
a Fungsi stabilitas yang lebih bak
b Retensi baik
c Peningkatan efisiensi pengunyahan karena stabilitas dan retensi yang baik
d Tekanan pada mukosa berkurang
e Mudah beradaptasi
f Mudah untuk diperbaiki
g Bisa dibentuk roofless pada overdenture maksila
h Estetik baik
i Prosedur yang familiar bagu teknisi dan dokter gigi
j Memudahkan pengukuran dimensi oklusi vertical
Kerugian
a Mahal
b Bulky daripada fixed atau removable partial denture
c Beberapa pasien lebih memilih fixed partial denture
d Bila pasien tidak bisa menjaga kebersihan mulut, akan terjadi karies dan penyakit
e
periodontal
Adanya soft tissue undercuts berpengaruh pada kurannya retensi dan buruknya
estetik
Breakage of denture tipis dan tekanan terkonsentrasi diatas abutments
Terjadi pada lebih dari 30% gigi abutment yang tak terlindungi dan 15% dari mereka
flouride gel.
Gel dapat diaplikasikan secara langsung pada abutment dengan jari, sikat
gigi/ujung kapas atau tidak secara langsung dengan melapisi bagian dalam
Terapi:
Localized supra-alveolar root caries: biasanya dapat diekskavasasi dan
kerusakan dirawat dengan material restorasi. Posisi kavitas mengakibatkan
Kontrol pasien untuk deteksi awal periodontal dan lesi karies sangat penting untuk
overdenture pasien.
Kontrol I dijadwalkan 3 bulan setelah penempatan prosthesis. Setelah itu interval
kontrol ditentukan situasi individu. Jika OH optimum, periodontal resistance baik dan
Maintenance therapy
Evaluasi pertimbangan
memiliki
gigi
asli
yang
cukup
untuk
anteriornya.
Selain
untuk
menambah
wawasan,
menguasai
teknik
Obturator
Obturator adalah suatu alat yang didesain untuk menutupi pembukaan, baik yang tidak
alamiah atau defek pada maksila seperti cleft palate atau suatu pembuangan sebagian atau
seluruh maksilla karena terdapat suatu masa tumor.3
Fungsi Obturator
1. Menggantikan bagian mulut dan dapat digunakan sebagai alat bantu makan.
2. Agar daerah luka atau defek tetap bersih, sehingga dapat mepercepat proses penyembuhan
trauma atau post surgical defek.
3. Membantu pembentukan kembali bentuk palatal atau soft palate.
4. Memperbaiki fungsi bicara.
panas (HTV) dan vulkanisasi temperatur ruangan (RTV). Silikon vulkanisasi temperatur ruangan
(RTV) dikemas dalam bentuk pasta tunggal. Protesa dapat dipolimerisasi dalam mold stone
buatan, meskipun mold yang lebih tahan lama dapat dibuat dari epoksi resin atau logam. Silikon
yang divulkanisir dengan panas umumnya dikemas dalam bentuk bahan separuh padat atau
menyerupai dempul yang memerlukan penggilingan, pemadatan dengan tekanan, dan aplikasi
siklus panas 180o C selama 30 menit.
3. Polimetilmetakrilat
Polimetilmetakrilat adalah suatu resin transparan dan sangat stabil. Bahan ini tidak
mempunyai efek terhadap sinar ultra violet. Bahan ini juga stabil secara kimia terhadap panas
dan menjadi lembut pada temperatur 1250C. Mold dari bahan ini dapat dibuat sebagai bahan
termoplastis dan cenderung mengabsorbsi air melalui proses imbibisi. Struktur kimia yang noncrystalline memberikan sumber energi yang tinggi. Molekul-molekul polimerini dapat berdifusi
dalam resin karena pengaktivasian molekulnya memerlukan sumber energi yang rendah. Polimer
ini dapat larut dalam larut anorganik karena polimer ini merupakan suatu polimer yang linear.
4. Logam Titanium
Pada umumnya, logam yang digunakan untuk pembuatan obturator adalah logam
titanium karena logam ini memiliki biokompatibilitas yang tinggi dan tahan terhadap korosi.
Namun, logam titanium ini memiliki kekurangan antara lain kurang padat dibanding dengan
logam campuran yang lain.
Cengkeram Retensi untuk Obturator
Cengkram harus didesain sedemikian rupa sehingga bagian yang melingkari serta
menyentuh sebagian besar keliling gigi, pengimbangan, retensi, dukungan, stabilisasi dan
pasifitas. Cengkeram retensi digunakan untuk pembuatan obturator, diantaranya adalah:
Cengkeram Half-Jackson
Cengkeram C
Cengkeram Adam
Cengkeram Sirkumferensial
Penyusunan Gigi pada Obturator
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan gigi tiruan akrilik pada
protesa obturator, diantaranya adalah:
Keadaan mukosa dan submukosa haruslah menjadi pertimbangan dalam penyusunan elemen gigi
tiruan. Kekuatan oklusi tidak boleh langsung pada jaringan karena akan membuat jaringan tidak
mampu menahan kontak oklusi yang dilakukan oleh elemen gigi tiruan.
3. Batas anatomis:
Gigi depan
Penyusunan gigi tiruan depan haruslah seimbang dengan posisi rahang, untuk memstabilkan
elemen gigi tiruan selama berkontak dengan gigi antagonis.
Gigi belakang
Seperti gigi depan, gigi belakang di tentukan oleh bentuk lengkung mandibular. Gigi insisivus 1
rahang atas harus diposisikan didepan residual ridge. Pada daerah mukosa perlu
dipertimbangkan bahwa tekanan yang paling berat berakhir pada retromolar pad.
Basis Protesa untuk Obturator
Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di
daerah palatum labial, bukal, lingual. Ada 2 macam basis, yaitu basis dengan dukungan gigi dan
basis dengan dukungan jaringan.
Dental Implant
Dental implant adalah sebuah logam yang dipasang ke dalam tulang rahang diantara
gingiva melalui jalan operasi. Setalah implant terpasang, dokter gigi akan dapat memasang gigi
tiruan di atas implant tersebut.
Karena implan akan bergabung dengan tulang rahang, maka diperlukan dukungan yang
stabil pada gigi tiruan tersebut. Hal ini berfungsi supaya gigi tiruan yang dipasang tidak akan slip
atau bergeser dalam mulut.
Untuk melakukan perawatan implan, pasien harus memiliki gusi sehat dan tulang yang
memadai untuk mendukung implan. Pasien juga harus berkomitmen untuk menjaga struktur ini
agar tetap sehat. Kebersihan mulut dan kunjungan gigi yang teratur sangat penting untuk
keberhasilan jangka panjang dari implan.
Indikasi dan Konta Indikasi
Indikasi Implan dental :
1. Rahang atas dan rahang bawah harus mempunyai lengkung yang baik
sehingga orientasi cukup memuaskan untuk penanaman implant dental.
2. Rongga sinus pada rahang atas atau saraf pada rahang bawah harus terletak
pada posisi tidak akan menggangu penemapatan implan dental.
3. Ketebalan tulang harus cukup adekuat untuk memberi dukungan implan
4.
dental.
Pasien perduli terhadap kesehatan mulutnya dan dapat membersihkan sendiri
implandental.
5. Pasien tidak mempunyai kelainan sistemik.
Kontraindikasi (NIH Consessus , 1988) :
1
2
3
4
5
6
Posts are
surgically
placed below
the gums.
Artificial teeth,
grouped on a
bridge, are
mounted to the
posts.
Implants offer
a very stable
and secure fit.
Implants serve
as a base for
single
replacement
teeth.
Implant-Supported Denture
Implant-supported denture merupakan salah satu tipe overdenture yang memiliki
dukungan serta ditempatkan pada implant, bukan pada gingiva seperti gigi tiruan
biasanya. Implant-supported denture digunakan pada orang yang sama sekali tidak
memiliki gigi pada rahangnya, tetapi masih memiliki tulang yang cukup untuk support
Bar-retained dentures
Bar tipis terbuat dari logam yang melekat pada 2-5 buah implant yang
sebelumnya telah terpasang mengikuti lengkung rahang. Clip atau perlekatan jenis
lain terpasang pada bar, gigi tiruan, atau keduanya, memungkinkan gigi tiruan
yang terdapat pada bagian depan tersebut lebih tebal. Selain itu, tulang alveolar pada
bagian depan tidak mengenai banyak syaraf ataupun struktur lain yang akan mengganggu
pemasangan implant.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perawatan implant tergantung dari
banyak factor. Perawatan implant pada rahang bawah membutuhkan waktu paling singkat
sekitar 5 bulan, sedangkan pada rahang atas sekitar 7 bulan. Hal ini mencakup
pelaksanaan operasi hingga pemasangan gigi tiruan. Bagaimanapun juga, proses ini dapat
berlangsung selama 1 tahun bahkan lebih, terutama jika memerlukan perawatan preeliminasi atau bone grafting.
Konsultasi Awal
Selama pemeriksaan pada tahap ini, dokter gigi seharusnya memeriksa riwayat
medis, mengambil foto rontgen, dan membuat model cetakan pasien. Jika pasien tidak
memiliki gigi tiruan sementara, dokter gigi akan membuatkannya terlebih dahulu. Gigi
tiruan sementara ini dipakai hingga implant-supported denture dapat dipasangkan
kemudian. Untuk menekan biaya, gigi tiruan sementara ini juga dapat digunakan sebagai
gigi tiruan akhir yang akan dipasang pada implant. Dengan membuat gigi tiruan
sementara ini, akan sangat memungkinkan bagi dokter gigi untuk menentukan posisi
akhir pemasangan implant-supported denture.
b Operasi Pertama
Untuk memasang dental implant, buat insisi pada gingiva agar permukaan tulang
dapat terlihat. Kemudian buat lubang dengan menggunakan drill dan tempatkan implant
ke dalam lubang. Foto rontgen pasien jika diperlukan, untuk memastikan area
pemasangan implant sudah benar. Selanjutnya tutup dan jahit gingiva pasien hingga
implant tertutupi. Jika implant berada pada bagian depan mulut, berikan pasien gigi tiruan
sementara agar pasien tetap dapat menggunakan giginya untuk beraktivitas.
Selama rentang waktu tersebut, akan terjadi fusi antara tulang alveolar dan
implant.
c Operasi Kedua
Setelah implant berfusi dengan tulang alveolar, tindakan operasi kedua dapat
dilaksanakan. Hal ini dapat diketahui melalui foto rontgen. Tindakan operasi kedua ini
lebih sederhana daripada operasi pertama. Inisisi berukuran kecil dibuat pada gingiva
agar bagian atas dari implant dapat terlihat.
Healing cap (collar) ditempatkan pada kepala implant segera setelah implant
terlihat. Collar ini berupa logam berbentuk bundar yang berfungsi menjauhkan gingiva
dari kepala implant. Emasangan collar ini dilakukan selama 10-14 hari. Selajutnya
dokter gigi akan mengatur kembali gigi tiruan sementara dan akan memberikan reline
jika diperlukan.
Sekitar 2 minggu setelah tindakan operasi kedua, healing caps akan digantikan
dengan sandaran. Pada periode ini, gingiva pasien seharusnya sudah dalam keadaan
cukup sehat untuk dilakukan pencetakan jaringan gusi dan sandaran. Model yag
didapatkan dari pencetakan akan digunakan sebagai kerangka gigi tiruan.
Jika bar logam dan kerangka gigi tiruan telah terpasang dengan tepat, selanjutnya untuk
sementara gigi ditempatkan kedalam kerangka dari wax. Seluruh gigi tiruan dapat dicobakan ke dalam
mulut pasien. Apabia berjalan dengan baik, gigi dapat dipasangkan ke dalam kerangka gigi tiruan
secara permanen. Bar atau ball attachment juga akan dipasangkan selanjutnya.
Pasien dapat kembali ke dokter gigi dalam kunjungan selanjutnya untuk pemasangan gigi tiruan
lengkap. Gigi tiruan dapat dipasangkan pada bar atau pada perlekatan yang berbentuk bola (ball
attachment).
Pada tahap ini, gigi tiruan sementara pasien akan dilakukan relining. Hal ini dimaksudkan apabila
overdenture pasien hilang ataupun patah, pasien dapat menggunakan gigi tiruan sementara tersebut
sebagai overdenture. Apabila kita menggunakan gigi tiruan sementara untuk dijadikan gigi tiruan
permanen, maka bar atau bar attachment dapat ditempatkan pada gigi tiruan sementara tersebut.
Komplikasi Bedah
Setiap operasi membawa kemungkinan komplikasi. Masalah yang dapat terjadi dengan
operasi implan meliputi:
Perdarahan
Infeksi
Cedera pada saraf, sinus (terletak di atas gigi atas Anda) atau rongga hidung
Ketika implan digunakan untuk mengganti gigi pada rahang bawah, dokter gigi bisa
mengenai saraf yang ada di rahang bawah selama pengeboran.
Hal ini dapat menyebabkan nyeri atau mati rasa. Jika mati rasa terjadi, biasanya
mempengaruhi bagian bawah bibir dan dagu atau salah satu sisi lidah. Hal ini dapat berlangsung
selama beberapa bulan sampai saraf tersebut sembuh. Dalam beberapa kasus, mungkin menjadi
permanen.
Pada rahang atas, ada kemungkinan pengeboran melalui tulang rahang mengenai sinus
atau rongga hidung. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi. Untuk menghindari hal ini, sinar-X
diperlukan sebelum operasi untuk membantu ahli bedah saraf menentukan dimana sinus dan
rongga hidung berada.
Kegagalan Implan
Keberhasilan operasi implan lebih dari 90%. Kadang-kadang, implan gagal untuk
mengintegrasikan dengan tulang sekitarnya. Hal ini biasanya ditemukan pada operasi tahap
kedua ketika implan dalam keadaan terbuka/longgar. Dalam kasus ini, implan harus
dikeluarkan. Implan yang lain dapat ditempatkan segera atau di kunjungan berikutnya. Kadangkadang implan gagal mengintegrasikan dengan sekitar tulang setelah tahap pertama operasi. Hal
ini bisa disebabkan oleh:
Trauma karena pembedahan
Infeksi di sekitar implan
Merokok -untuk mengurangi aliran darah dalam penyembuhan gusi dan tulang, yang dapat
mengganggu proses ikatan.
Kurangnya tulang yang sehat - Jika tidak ada tulang yang cukup untuk implan agar tetap stabil,
implan dapat bergerak di dalam tulang dan integrasi tidak akan terjadi.
Titanium alergi - sangat jarang terjadi.
berlebihan atau tidak rata berlaku pada implan karena cara gigi bersatu selama mengunyah dan
berbicara (gigitan).
Masalah juga dapat terjadi beberapa tahun setelah implan ditempatkan.Sebagai contoh,
seperti gigi alami dan gusi, gusi di sekitar implan dapat terinfeksi oleh bakteri. Hal ini
menyebabkan bentuk penyakit periodontal disebut periimplantitis. Jika tidak diobati, kondisi ini
dapat menyebabkan hilangnya tulang. Kemudian implan dapat menjadi longgar dan harus
dihilangkan/diangkat. Umumnya, situasi ini dapat diobati dengan cara yang sangat mirip dengan
pengobatan untuk penyakit periodontal mempengaruhi gigi alami.
Tipe lain dari komplikasi yang dapat terjadi dari waktu ke waktu adalah kerusakan. Baik
implan atau restorasi yang mendukung implan (mahkota, jembatan atau gigi tiruan) dapat
patah. Hal ini biasanya terjadi jika pasien mengunyah tidak selaras/ tidak dengan benar. Jika
gigitan Anda tidak aktif, terlalu banyak kekuatan mungkin ditempatkan pada restorasi atau
implan. Restorasi
yang
rusak
bisa
diperbaiki. Namun,
implan
yang
retak
harus
dihilangkan/diangkat. Sebuah implan yang pecah/patah atau gagal karena infeksi dapat diganti
dengan implan baru.