Professional Documents
Culture Documents
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DAN PNEUMONIA
Tanggal Februari 2014
Oleh:
PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Puguh Sigit P
Umi Latifah
Marista Yunis A
Nurul Ardliana
Dorsina F. D.
Muhammad Riza T.
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Topik
Pokok Bahasan
Sasaran
Waktu dan Tempat
o Tempat
o Waktu
Alokasi Waktu
Penyuluh
Media
Metode
Pengorganisasian
- Moderator
- Pemateri
- Observer
A. Tujuan instruksional:
Tujuan Umum
:
Setelah mengikuti penyuluhan dan diskusi selama 30 menit diharapkan pasien
dan keluarga pasien memahami tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar
Tujuan Khusus :
Setelah ceramah dan diskusi selama 30 menit diharapkan :
1. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan pengertian ISPA ?
2. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan klasifikasi ISPA ?
3. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan pengertian Pneumonia ?
4. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan prevalensi Pneumonia ?
5. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan tanda dan gajala
Pneumonia ?
6. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan faktor resiko Pneumonia ?
7. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan cara penularan Pneumonia
8. Pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan pencegahan Pneomonia ?
B. Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian ISPA
2. Klasifikasi ISPA
3. Pengertian Pneumonia
4. Prevalensi Pneumonia
5. Tanda dan gajala Pneumonia
6. Faktor resiko Pneumonia
7. Cara penularan Pneumonia
8. Cara pencegahan Pneumonia
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Waktu Kegiatan Pemateri
Pembuka
an
5
menit
Penyajian
20
menit
Penutup
5
menit
Kegiatan audiens
Memperkenalkan diri
Menyamakan persepsi
Menyampaikan maksud
dan
tujuan
dilaksanakannya
penyuluhan
Menggali pengetahuan
audiens
Menjelaskan
tentang
pengertian ISPA
Menjelaskan
tentang
klasifikasi ISPA
Menjelaskan
tentang
pengertian Pneumonia
Menjelaskan
tentan
prevalensi Pneumonia
Menjelaskan
tentang
tanda
dan
gejala
Pneumonia
Menjelaskan
tentang
faktor
resiko
Pneumonia
Menjelaskan
tentang
cara
penularan
Pneumonia
Menjelaskan
tentang
pencegahan
Pneumonia
Metode
media
Ceramah
Flipchart
Menjawab
dan
tanya dan
salam
jawab
leaflet
Memperhatikan
dan menjawab
pertanyaan
Menyimak
penjelasan
Mengajukan
pertanyaan
seputar materi
Memberikan pertanyaan
kepada audiens
Memberi
kesimpulan
materi
Menyampaikan
hasil
evaluasi dan umpan
balik
Menutup
acara
penyuluhan
Menjawab
pertanyaan
dari pemateri
Memperhatika
n penjelasan
Ceramah
Flipchart
dan
tanya dan
jawab
leaflet
Ceramah
Flipchart
dan
tanya dan
jawab
leaflet
D. Evaluasi :
a. Evaluasi Terstruktur
1. Audiens hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
2. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan sesudah
penyuluhan
b. Evaluasi Proses
1. Audiens berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh pemateri
2. Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
3. Audiens mengajukan pertanyaan pada pemateri
4. Audiens mampu menjawab pertanyaan dari pemateri dengan lengkap dan benar
c. Evaluasi Hasil
Pasien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan berikut :
1. Apakah pengertian ISPA?
2. Apa saja klasifikasi ISPA
3. Apakah pengertian Pneumonia?
4. Apa saja prevalensi Pneumonia ?
5. Apa saja tanda dan gejala Pneumonia?
6. Apa saja faktor resiko Pneumonia?
7. Apa saja cara penularan Pneumonia?
8. Apa saja pencegahan Pneumonia?
E. Materi (terlampir)
F. Daftar Pustaka
1. Suhandayani, I., 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan ISPA.Universitas
Negeri Semarang.
2. Agustama., 2005. Kajian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita.
Universitas sumatera Utara.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Pedoman pemberantasan dan
penatalaksanaan ISPA. Direktoral Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat
Promosi Kesehatan.
4. Romelan., 2006. Kaitan antara Karakteristik Balita dan Ibu dengan kejadian ISPA.
5. Wahyuni., 2008. Pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Pneumonia pada Balita. Universitas Surakarta
6. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008.
MATERI PENYULUHAN
KONSEP ISPA DAN PNEUMONIA
A. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh
agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya
cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi
demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi,
atau kesulitan bernapas (WHO, 2007).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang
terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
B. Klasifikasi ISPA
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di bawah 2 bulan dan
untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun (Muttaqin, 2008):
1. Golongan Umur Kurang 2 Bulan
- Pneumonia Berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah atau
napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6x
per menit atau lebih.
- Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas
cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:
Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari
volume yang biasa diminum)
Kejang
Kesadaran menurun
Stridor
Wheezing
Demam / dingin.
2. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun
- Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke
dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam
keadaan tenang, tidak menangis atau meronta).
- Pneumonia Sedang
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:
Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
- Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas
j.
Sesak napas
k.
Menggigil
l.
Berkeringat
m. Lelah
n. Terkadang kulit menjadi lembab
F. Faktor Resiko Pneumonia
Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya pneumonia pada balita
(Rikesda, 2007), diantaranya :
1. Faktor risiko yang terjadi pada balita
Salah satu faktor yang berpengaruh pada timbulnya pneumonia dan berat
ringannya penyakit adalah daya tahan tubuh balita. Daya tahan tubuh tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
- Status gizi
Keadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulya pneumonia.
Tingkat pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik seseorang sangat
dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan kekurangan zat gizi akan
meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit seperti pneumonia
- Status imunisasi
Kekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai pada balita
umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari penyakit.
Dikarenakan kekebalan bawaan hanya bersifat sementara, maka diperlukan
imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada balita Salah
satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat
pneumonia adalah dengan pemberian imunisasi. Melalui imunisasi diharapkan
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit yang dapapat
dicegah dengan imunisasi.
- Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
Asi yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selain sebagai bahan makanan
bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi, karena dapat
mencegah pneumonia oleh bakteri dan virus. Riwayat pemberian ASI yang buruk
menjadi salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia
pada balita
- Umur Anak
Umur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia.
Risiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur dibawah 2 tahun
dibandingkan yang lebih tua, hal ini dikarenakan status kerentanan anak di
bawah 2 tahun belum sempurna dan lumen saluran napas yang masih sempit.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada peningkatan
resiko terjadinya pneumonia. Perumahan yang padat dan sempit, kotor dan tidak
mempunyai sarana air bersih menyebabkan balita sering berhubungan dengan
berbagai kuman penyakit menular dan terinfeksi oleh berbagai kuman yang berasal
dari tempat yang kotor tersebut (Rikesda, 2007), yang berpengaruh diantaranya:
- Ventilasi
Ventilasi berguna untuk penyediaan udara ke dalam dan pengeluaran udara
kotor dari ruangan yang tertutup. Termasuk ventilasi adalah jendela dan
penghawaan dengan persyaratan minimal 10% dari luas lantai. Kurangnya
Balita sangat rentan terserang penyakit terutama penyakit pada saluran pernapasan,
karena itu jauhkanlah balita dari orang yang terserang penyakit batuk. Udara napas
seperti batuk dan bersin-bersin dapat menularkan pneumonia pada orang lain.
Karena bentuk penyakit ini menyebar dengan droplet, infeksi akan menyebar dengan
mudah. Perbaikan rumah akan menyebabkan berkurangnya penyakit saluran napas
yang berat. Semua anak yang sehat sesekali akan menderita salesma (radang
selaput lendir pada hidung), tetapi sebagian besar mereka menjadi pneumonia
karena malnutrisi.
7. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), seperti cuci tangan