Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
dimulai sebagai
sebagai proses
daerah lokal
berkembang
di
intrakranial. Abses
fataldengan
1970-
dalam banyak
antibiotik
yang
otak.
dari 9% menjadi
63% dalam
dokumentasi kasus abses otakdan alasan dalam kasusu tersebut belum begitu jelas.
Meskipun abses otak terus menjadi
berkembang, diterbitkan sedikit
masalah utama
data
di
negara
tentang jumlah
B.
Rumusan Penulisan
1.
2.
Tujuan
2.
Manfaat
1.
2.
klien dengan abses otak berdasarkan NANDA, NIC dan NOC melalui pengkajian
Gordon
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Definisi
Abses otak adalah kumpulan nanah yang terbungkus oleh suatu kapsul dalam
jaringan otak yang disebabkan karena infeksi bakteri atau jamur. Abses otak
merupakan kumpulan dari unsur-unsur infeksius dalam jaringan otak. Abses ini
dapat terjadi melalui :
1.
2.
Penyebaran infeksi dari daerah lain seperti sinus, telinga, dan gigi (infeksi
Abses otak banyak terjadi pada penderita yang mengalami gangguan kekebalan
tubuh (seperti penderita HIV positif atau orang yang menerima transplantasi
organ).
B.
Patofisiologi
1.
Penyebab
Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada abses otak, yaitu bakteri, jamur
dan parasit. Bakteri yang tersering adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus
anaerob, Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus alpha hemolyticus, E.
coli dan Baeteroides. Abses
olehStaphylococcus biasanya
berkembang
dari
perjalanan otitis media atau fraktur kranii. Bila infeksi berasal dari sinus
paranasalis
penyebabnya
Abses
merupakan
komplikasi infeksi paru. Abses pada penderita jantung bawaan sianotik umumnya
oleh Streptococcus anaerob. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan pirau dari
kanan ke kiri. (misalnya pada Tetralogy of Fallot), terutama pada anak berusia
lebih dari 2 tahun, merupakan faktor predisposisi terjadinya abses otak. Jamur
penyebab abses otak antara lain Nocardia asteroides, Cladosporium trichoides,
spesiesCandida dan Aspergillus. Walaupun jarang Entamuba histolitica, suatu
parasit amoeba usus dapat menimbulkan abses otak secara hematogen.
2.
Manifestasi klinis
a.
abses.
b.
Sakit kepala, biasanya pada pagi hari, merupakan gejala berkelanjutan yang
paling sering.
c.
Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi leukosit
atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa hari atau
minggu dari fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista berisi pus.
Kemudian terjadi ruptur, bila terjadi ruptur maka infeksi akan meluas keseluruh
otak dan bisa timbul meningitis.
Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di
sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau secara
langsung seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi oleh
penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering pada
pertemuan substansia alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya
berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu.
Abses otak bersifat soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan pada
penyakit jantung bawaan sianotik, adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan
darah sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia.
Faktor -faktor predisposisi : invasi bakteri ke otak langsung, penyebaran infeksi dari
daerah lain, penyebaran infeksi dari organ lain.
Infeksi atau septicemia jaringan otak.
Proses supurasi dari meningen.
Pembentukan transudat dan eksudat.
Peningkatan tekanan Intrakranial.
Penekanan area fokal
Edema serebral
Penekanan area pengatur kesadaran.
Kejang dan nyeri kepala.
1.
Kematian .
7. koping keluarga tidak efektif.
8. kecemasan keluarga.
Perubahan pemenuhan nutrisi.
Intake nutrisi tidak adekuat.
9. pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.
5. gangguan mobilitas fisik.
6. Gangguan persepsi sensorik.
Penumpukan secret, kemampuan batuk menurun.
C.
1.
Anamnesis
Sakit kepala merupakan keluhan dini yang paling sering dijumpai (7090%).
Terkadang juga didapatkan mual, muntah dan kaku kuduk (25%).
a.
Pemeriksaan fisik
Panas tidak terlalu tinggi. Defisit neurologis fokal menunjukkan adanya edema di
sekitar abses. Kejang biasanya bersifat fokal. Gangguan kesadaran mulai dari
perubahan kepribadian, apatis sampai koma. Apabila dijumpai papil edema
menunjukkan bahwa proses sudah berjalan lanjut. Dapat dijumpai hemiparese dan
disfagia.
b.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologi
CT Scan
CT scan kepala dengan kontras dapat dipakai untuk memastikan diagnosis. Pada
stadium awal (1 dan 2) hanya didapatkan daerah hipodens dan daerah irreguler
yang tidak menyerap kontras. Pada stadium lanjut (3 dan 4) didapatkan daerah
hipodens dikelilingi cincin yang menyerap kontras.
2.
Diagnosa
Gejala awal abses otak tidak jelas karena tidak spesifik. Pada beberapa kasus,
penderita yang berobat dalam keadaan distress, terus menerus sakit kepala dan
semakin parah, kejang atau defisit neurologik (misalnya otot pada salah satu sisi
bagian tubuh melemah). Dokter harus mengumpulkan riwayat medis dan
perjalanan penyakit penderita serta keluhan-keluhan yang diderita oleh pasien.
Harus diketahui kapan keluhan pertama kali timbul, perjalanan penyakit dan
apakah baru-baru ini pernah mengalami infeksi. Untuk mendiagnosis abses otak
dilakukan pemeriksaan CT scan (computed tomography) atau MRI scan(magnetic
resonance imaging) yang secara mendetil memperlihatkan gambaran potongan
tiap inci jaringan otak. Abses terlihat sebagai bercak/ noktah pada jaringan otak.
Kultur darah dan cairan tubuh lainnya akan menemukan sumber infeksi tersebut.
Jika diagnosis masih belum dapat ditegakkan, maka sampel dari bercak/ noktah
tersebut diambil dengan jarum halus yang dilakukan oleh ahli bedah saraf.
D.
Penatalaksanaan Medis
Pada umumnya terapi abses otak meliputi pemberian antibiotik dan tindakan
operatif berupa eksisi (aspirasi), drainase dan ekstirpasi. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam menentukan pemberian antibiotik, sebagai berikut:
1.
Bila gejala klinik belum berlangsung lama (kurang dan 1 minggu) atau
2.
a.
Sifat-sifat abses:
Abses yang lokasinya jauh dalam jaringan otak merupakan kontraindikasi
operasi.
b.
Besar abses.
c.
Jika diketahui infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri yang spesifik, maka
diberikan antibiotika yang sensitif terhadap bakteri tersebut, paling tidak
antibiotika berspektrum luas untuk membunuh lebih banyak kuman penyakit.
Paling sedikit antibiotika yang diberikan selama 6 hingga 8 minggu untuk
menyakinkan bahwa infeksi telah terkontrol.
b.
Jaringan abses diangkat atau cairan nanah dialirkan keluar tergantung pada ukuran
dan lokasi abses tersebut. Jika lokasi abses mudah dicapai dan kerusakkan saraf
yang ditimbulkan tidak terlalu membahayakan maka abses diangkat dengan
tindakan pembedahan. Pada kasus lainnya, abses dialirkan keluar baik dengan
insisi (irisan) langsung atau dengan pembedahan yaitu memasukkan jarum ke
lokasi abses dan cairan nanah diaspirasi (disedot) keluar. Jarum ditempatkan pada
daerah abses oleh ahli bedah saraf dengan bantuan neurografi stereotaktik, yaitu
suatu tehnik pencitraan radiologi untuk melihat jarum yang disuntikkan ke dalam
jaringan abses melalui suatu monitor. Keberhasilan pengobatan dilakukan dengan
menggunakan MRI scanatau CT scan untuk menilai keadaan otak dan abses
tersebut. Antikonvulsan diberikan untuk mengatasi kejang dan penggunaanya
dapat diteruskan hingga abses telah berhasil diobati.
Dianjurkan menghubungi dokter bila mengalami sakit kepala yang kontinu dan
keadaannnya makin memburuk dalam beberapa hari atau minggu. Jika sakit
kepala disertai mual, muntah, kejang, gangguan kepribadian atau kelemahan otot,
disarankan untuk segera mencari pertolongan.
Sasaran penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan abses. Abses otak diobati
dengan terapi antimikroba dan irisan pembedahan atau aspirasi.
1.
menembus jaringan otak dan abses otak. Terapi diteruskan pada pascaoperasi.
3.
profilaksis mencegah terjadinya kejang. Abses yang luas dapat diobati dengan
terapi antimikroba yang tepat, dengan pemantauan ketat melalui pengamatan
dengan CT scan.
Setelah pengobatan abses otak, defisit neurologis dapat terjadi berupa
hemiparesis, kejang, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan saraf kranial karena
kemungkinan adanya gangguan jaringan otak. Serangan ulang biasanya terjadi,
dengan angka kematian yang tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Kasus
Tn.I, 34 tahun mengeluh sakit kepala yang telah dirasakan selama 2 minggu ini
dan dirasakan semakin memberat. Sakit kepala terkadang dirasakan berdenyut dan
terasa seperti kepala sedang diregangkan. Sakit kepala dirasakan di semua bagian
kepala terutama pada kepala bagian belakang. Apabila sakit kepalanya timbul, Os
terkadang sampai menelungkupkan kepalanya dan memegangi kepalanya dengan
kedua tangannya. Sakit kepalanya timbul terusmenerus dan menetap serta lebih
sering terasa semakin memberat menjelang malam hari sehingga membuat Os
tidak dapat beristirahat. Untuk mengurangi sakit kepalanya, Os lebih senang
berbaring pada sisi sebelah kiri. Mual (+), muntah (+), riwayat trauma pada kepala
(+), sering gelisah dan susah tidur pada malam hari. Terkadang Os tidak ingat
pada siapapun.
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya kelainan. Tidak ada parese N.
Kranialis. Pemeriksaan motorik dan sensorik pada ekstremitas baik. Refleks
fisiologis (+). Tidak terdapat refleks patologis. Gangguan saraf otonom (-). Hanya
ditemukan kaku kuduk (+) pada pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan peningkatan angka leukosit. Pada pemeriksaan radiologi
dengan CT Scan kepala didapatkan midline shift ke kiri, tampak gambaran
hipodens di temporofrontalis dekstra dan temporooksipitalis sinistra yang pada
pemberian larutan kontras tampak gambaran enhancement di frontalis dekstra
dengan ukuran 3,5 x 2,8 cm.
B.
Pengkajian Gordon
1.
Identitas
a.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. I
Umur
: 34 tahun
Agama
: Kristen
Jenis Kelamin
: Laki laki
Status
: Menikah
Pendidikan
: D3
Pekerjaan
: Swasta
Suku Bangsa
: Jawa
Alamat
: Yogyakarta
Tanggal Masuk
: 26 November 2012
:-
Diagnosa Medis
: Abses cerebri
2.
Status Kesehatan
a.
dan dirawat selama beberapa hari. Saat ini Os mengalami demam dan tidak pernah
mengalami kejang-kejang.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
Untuk mengurangi sakit kepalanya, Os lebih senang berbaring pada sisi sebelah
kiri.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami :
Riwayat hipertensi disangkal , riwayat diabetes disangkal, riwayat sakit pada
telinga, gigi disangkal, riwayat sakit pada kulit disangkal. Riwayat kejang
disangkal.
2) Pernah dirawat :
Ketika berumur sekitar 25 tahun, Os pernah mengalami trauma pada kepalanya
karena tertimpa kayu belian ketika sedang membuat rumah. Pada saat itu, Os
pingsan selama kurang lebih 2 jam dan dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit
dan dirawat selama beberapa hari. Saat ini Os mengalami demam dan tidak pernah
mengalami kejang-kejang.
3) Alergi :
Os melaporkan tidak memiliki alergi.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
- Merokok sejak remaja, menghabiskan 2 bungkus rokok/hari
- Minum kopi 3 gelas/hari
c.
a.
tertimpa kayu.
Saat sakit : Os di bawa ke rumah sakit karena sakit kepalanya yang timbul
terus-menerus
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :
c.
Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit:
Frekuensi : 1 x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek
Saat sakit : Normal
2) BAK
Sebelum sakit: Normal
Saat sakit : Normal
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Saat sakit : aktivitas Os tergantung total karena terjadi penurunan kesadaran.
2) Latihan
Sebelum sakit
Saat sakit
e.
Os masih dalam keadaan apatis sehingga belum dapat dikaji secara keseluruhan.
f.
Os masih dalam keadaan apatis sehingga belum dapat dikaji secara keseluruhan.
g.
Sebelum sakit :
Saat sakit
Pola Seksual-Reproduksi
Saat sakit
Sebelum
sakit :
Os
menganut
agama Kristen,
dan
melaksanakan
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kesadaran
: Apatis
Status gizi
: Cukup
b.
Tanda-tanda Vital
Nadi
Nafas
Suhu
: 38,5oC
c.
-
Keadaan Fisik
Kepala
Leher
ke kanan baik
-
Vertebra
Mata
Telinga
: Sekret (-)
Hidung
Tenggorokan
Jantung
Paru
Abdomen
Bising usus
: 3x/menit
Ekstremitas
Kulit
d. Status neurologik
-
GCS 13 , E4M5V4
Orientasi, jalan pikiran, daya ingat kejadian baru dan lama terganggu
Kaku kuduk ( + )
Lasegue ( - )
Kernig ( - )
Nervus kranialis
N.I
N.II
N.III
bawah
+/+,
N.IV
strabismus
N.V
: gerak
kedua
mata
ke
lateral
bawah
baik,
N.VI
(-),
diplopia (-)
N.VII
motorik
lakrimasi
baik,
tidak
tampak
paresis,
salivasi
baik.
N.VIII
N.IX & X
menelan
baik
N.XI
N.XII
- Motorik
Kekuatan : 4 4 4 4 4 4 4 4
44444444
Tonus : N N
NN
Trofi : atrofi - --
Sensorik eksteroseptif:
bisep (+/+)
trisep (+/+)
radius (+/+)
patella (+/+)
achilles (+/+)
- Refleks patologis:
Hoffman-Trommer (-/-)
Babinsky (-/-)
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
Gonda (-/-)
dan
Schaffer (-/-)
Chaddock (-/-)
- Otonom:
retensio urin (-)
inkotinensia alvi (-)
5.
a.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium ( hasil pemeriksaan tanggal 28 November 2012)
Hb
Ht
: 13,4 g/dL
: 41,6 %
Leukosit : 12.000/dl
Trombosit : 319.000 /JL
b.
Foto thorak
CT Scan Kepala
Etiologi
- Keadaan
Tampak
umum
sedang
sakit,
gelisah, lemah.
- Kesadaran : Apatis.
- GCS 13
- Tekanan darah : 130/70
Cedera kepala
Masalah Keperawatan
mmHg.
Penurunan
- Nadi
102x/
menit,
adaptif intrakranial
21x/
menit,
tampak
gambaran
hipodens
di
temporofrontalis
dan
dekstra
temporooksipitalis
sinistra
yang
pada
gambaran
ring
enhancement di frontalis
dekstra dengan ukuran 3,5
x 2,8 cm.
- Os
muntah-muntah,
mengeluh
sakit
semakin
memberat.
DO :
- Nadi
102x/
menit,
21x/
menit, Infeksi
kapasistas
Hipertermi
- Suhu : 38,5oC.
- Kulit
Kering
pada
kedua tungkai.
DS : DO :
- Tekanan darah : 130/70
mmHg.
- Nadi
102x/
menit,
21x/
menit,
sering
merintih
kesakitan.
Inflamasi
DS :
- Os
mengeluh
sakit
semakin
memberat.
- Sakit kepala terkadang
dirasakan berdenyut dan
terasa seperti kepala sedang
diregangkan.
- Sakit kepala dirasakan di
semua
terutama
bagian
kepala
pada
kepala
bagian belakang.
- Sakit kepalanya timbul
terus menerus dan menetap
serta lebih sering terasa
Nyeri
semakin
memberat
menjelang
malam
sehingga
hari
membuatnya
umum
sedang
sakit,
gelisah, lemah.
- Kesadaran : Apatis.
- GCS 13
- Orientasi, jalan pikiran, Penurunan kesadaran dan Resiko injuri
daya ingat kejadian baru status mental
dan lama terganggu.
DS :
-
berbicara
(sering
tidak
nyambung ).
- Menurut
pengakuan
lagi
saudara-
Data
DO :
Diagnosa
Penurunan
- Keadaan
adaptif
NOC
NIC
kapasistas Perfusi Jaringan : Peningkatan
intracranial
b.d Serebral
serebral
perf
Definisi :
Definisi : Meningkatk
gelisah, lemah.
- Kesadaran
stress
adekuat
: Kelas 3 : Stress
menuju membatasi
Neuro pembuluh
komplik
Apatis
Behavior
- GCS 13
Definisi :
fungsi otak.
intracranial
yang
Tekanan
secara intrakranial
peningkatan
Demam
- Nafas
21x/ beradaptasi,
hasil
tekanan berkurang
Scan sebagai
Muntah
respon
midline
menurun
kiri,
tampak
gambaran
Tampak
hipodens-ditempo-
gelisah, lemah
umum
sedang
sakit,
tidak adekuat.
Mengkonsultasika
dengan
terapis
unt
Berkurangnya posisi
Kepala:
Keadaan
Menghindari
fle
Memonitor
sta
neurologi
Menghitung
rofrontalis dekstra
Kesadaran : Apatis
dan
Tekanan darah:
serebral (CPP)
temporo oksipitali
130/70 mmHg
sinistra
pada
larutan
yang
enhance-
CT Scan Kepala :
dengan kiri,
tampak
gambaran
di
cm.
- Os
muntah- temporooksipitalis
pada
sinistra
pemberian
kontras
tampak
mual.
gambaran
DS :
enhancement di frontalis
- Os
ring
dirasakan
Os
muntah-muntah,
didahului
oleh
mengeluh
sakit
Os
memberat.
memberat
Hipertermi b.d infeksi
DO :
- Nadi
semakin
102x/ Domain
11
Termoregulation
: Definisi:
Definisi
Keseimbangan
cukup
antara
- Nafas
Kelas 6 : Termoregulasi
:
Manajem
pasien
deng
panas,
dalaman cukup
Batasan karakteristik :
kehilangan panas.
- Suhu : 38,5oC
Penanganan demam
kedua
dan
Suhu
tubuh
Memonitor
tungkai
DS : -
Suhu : 38,5oC
kedua tungkai
Memonitor
Kulit
Memonitor
war
Klien merasa
nyaman
ya
tidak terlihat
klien
melembab
cairan
Memonitor tekan
suhu tubuhnya
secara berkala
TTV
Suhu
Tekanan
RR normal
intravena
Nadi normal
teratur,ke- muncul
akibat
nyeri nyeri
sering dalam
aktual
hal
merintih kesakitan
sedemikian
DS :
(International
atau
nyeri
menurunk
ke
level
untuk
diteri
Menunjukkan
ya
onset/dur
frekuensi,
kualit
dan
pencetusnya
telah
ya
komprehensif dari ny
Klien
atau
pengkajian
rupa berkurang
Association
Menguran
pasien
Klien
kerusakan ekspresi
nyaman
kerusakan berkurang
jaringan
- Os
: Definisi
Klien
dalaman cukup
- Os
Manajemen nyeri:
: Pengalaman dilaporkan.
Memberikan cair
- Nafas
Memberikan
darah normal
Keparahan
menit,
130/70 mmHg
inta
Definisi
Memonitor
normal
ting
penurunan kesadaran
Memonitor
klien berkurang
DO :
Sakit kepala
TTV normal
faktor-fak
Mengamati perila
semakin
berkomunikasi
memberat.
> 6 bulan.
efektif
- Sakit
Menggunaka
sec
terkadang
dirasakan
130/70 mmHg
berdenyut
dan
Tekanan darah:
strategi
komunik
terapeutik
unt
pengalaman
terasa
ketidaknyamanan tenta
kepala
sedang
nyeri
diregangkan.
- Sakit
kepala
dirasakan di semua
bagian
Os
dari
sering
pada
Os
merintih
mengeluh
sakit
belakang.
semakin
terus memberat.
menerus
dan
menetap
penerima
Menentukan damp
pengalaman
dalam
kualitas
(tidur,
selera
ny
hid
mak
hubung
penampilan
kerja,
tanggungjawab peran)
kepala
serta dirasakan
dan
kepala kesakitan
terutama
kepala
terkadang
berdenyut
dan
Mengurangi
mengeliminasi
fak
pencetus
menjelang malam
kelelahan, perilaku ya
hari
membuat-nya
tidak
beristira-hat.
monoton,
kepalanya
ya
kura
pengetahuan)
Sakit
atau
Memilih
mengimplementasikan
berbagai
pengukuran (farmakolo
non-farmakologi,
menjelang
hari
interpersonal)
memfasilitasi
bisa beristirahat.
penghilangan nyeri
malam
Mengajari
manajemen nyeri
mac
unt
prin
Mempertimbangka
tipe
dan
ketika
sumber
memilih
ny
strat
menghilangkan nyeri
Mendorong
pas
ikut
camp
seperlunya
Mengajarkan unt
menggunakan teknik no
farmakologi
Administrasi analgesik
Definisi : Menggunak
mengurangi nyeri
Mengevaluasi
dal
dan
keterliba
Memilih
analge
Menentukan
pemilihan
berdasarkan
analge
tipe
keparahan nyeri
Memonitio
tand
pember
analgesik
Memperhatikan
kebutuhan
kenyaman
resp
analgesik
Mendokumentasik
Resiko
injury
sakit,
gelisah, Domain
: Definisi : Mengumpulk
kemampuan
11
: pusat
Keamanan/Perlindungan
untuk
- Kesadara:
memproses,
Apatis
Definisi :
merespon
- GCS 13
saraf dan
dan
lemah.
yang -
menganalisis
teppi pasien
untuk
menerima, atau
menceg
meminimalk
Memonitor
ting
internal kesadaran
Kesadaran
Memonitor
ting
orientasi
lama terganggu.
DS :
individu.
acuh
tak
Keadaan
acuh, Tampak
umum
sedang
Kounikasi
: sesuai
sakit, situasi
Mencatat
keluh
sakit kepala
merespon terhadap
Kesadaran : Apatis
istirahat embaik
panggilan
Orientasi,
jalan -
dengan
inga
Penurunan
Memonitor
Pola
tidur-
Tekanan
Menghindari
aktivitas
yang
meningkatkan
da
tekan
terkadang
intrakranial
berbicara
Pencegahan Jatuh
ngelantur
(sering
tidak nyam-bung)
- Menurut
pengaku-an
terhadap
istrinya,
terkadang
mengenali
tidak ngelantur
sendiri.
serta -
(sering
tidak -
terkadang
lagi
tidak
saudara-
Melakuk
Orientasi
yang
beresi
Tidak terjadi
sakit kepala.
istrinya mengenali
Pola
Definisi
lagi nyambung)
panggilan
Os terkadang
saudara-saudara-
Tekanan
Mengidentifikasi
kelemahan kognitif a
fisik
dari
pasien
ya
mungkin
da
meningkatkan
terjatuh
pote
Mengidentifikasi
lingkungan
yang
dan
fak
mengakibatk
resiko terjatuh
Mengulas
sejar
Mengidentifikasi
karakteristik
lingkung
yang
meningkatkan
mungk
pote
Mengamati
keseimbangan,
jal
Mengajarkan
kl
mengurangi cedera
Menyediakan
tem
memudahkan perpindaha
Menggunakan
pengaman
tempat
tid
Menggunakan
tempat
ala
tidur
unt
memperingatkan
peraw
Asuhan Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A.
a.
Kesimpulan
Abses otak adalah kumpulan nanah yang terbungkus oleh suatu kapsul
dalam jaringan otak yang disebabkan karena infeksi bakteri atau jamur.
b.
Manifestasi klinis yang sering muncul pada abses otak adalah sakit kepala,
Berdasarkan kasus, diagnosis yang dapat ditegakkan pada pasien abses otak
adalah penurunan kapasistas adaptif intracranial b.d cidera kepala, hipertermi b.d
infeksi, nyeri akut b.d inflamasi pada otak, resiko injury b.d penurunan kesadaran
dan status mental.
B.
Saran
a.
b.