Professional Documents
Culture Documents
STRUKTUR PERKEMBANGAN 1
BROJO LINTANG
Belamcanda chinensis
NAMA
: ARIATI
NIM
: H411 13 029
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
ASISTEN
: NURFAIDAH
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : ARIATI
NIM
: H411 13 029
Asisten Pembimbing
NURUL QOLBY
NIM : H411 11 217
NURFAIDAH
NIM : H411 12 302
Mengetahui
Penanggungjawab Praktikum SPT 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Benalu merupakan salah satu kelompok tumbuhan parasit yang termasuk
dalam suku Loranthaceae. Tumbuhan parasit ini umumnya menyerang pepohonan
atau pun tumbuhan perdu terutama pada bagian ranting dan cabang-cabangnya.
Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan terganggu bahkan dapat mati
apabila serangan tersebut dalam jumlah besar (Sunaryo et al., 2006). Kelompok
tumbuhan parasit ini selain menyerang tumbuhan liar juga tanaman budidaya
(Pitoyo, 1996).
Benalu telah lama dikenal sebagai tumbuhan hemiparasit pada perdu atau
pohon. Akan tetapi melalui kajian yang menggunakan radiocarbon, Marshall dan
Ehleringer (1990, dalam Luttge, 1997) telah menggungkapkan bahwa benalu
adalah benar-benar parasit karena sebagian besar senyawa karbon benalu berasal
dari larutan apoplastik xylem tanaman inang. Selaian menggambil mineral,
haustoria benalu juga menyerap senyawa organic dari inang. Benalu juga
menyerap senyawa organic inang. Benalu sering merugikan secara ekonomis dan
mengganggu kehidupan tubuhan inang. Selain dikenal sebagai tumbuhan yang
merugikan ternyata benalu telah sejak lama dikenal sebagai sumber bahan obat
tradisional Indonesia (Kirana, 1996; Chozin dkk, 1998 dan Widandri & Rahajoe,
1998). Di Cina, benalu telah digunakan sebagai obat sejak tahun 1910 (Anderson
and Phillipson, 1992). Karena itu, potensi benalu sebagai sumber bahan obat dan
kandungan kimia benalu bergantung pada jenis tanaman inang yang ditempati
( Anderson & Phillipson, 1992) menunjukkna bahwa alkaloid benalu teh Scurulla
ortiana disintesis oleh tanaman teh. Sebaiknya, berbagai flavonoid justru
dihasilkan oleh benalu, namun, konsentrasinya sangat bervariasi bergantung jenis
inangnya.
Di kawasan Malesia suku Loranthaceae terdiri atas 23 marga dan 193 jenis
(Barlow, 1997) sedangkan di Jawa dilaporkan hanya dapat ditemukan 38 jenis
benalu dari 14 marga (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965). Berdasarkan
pengamatan terhadap spesimen herbarium yang disimpan di Herbarium
Bogoriense telah ditemukan 8 jenis tumbuhan benalu di Pulau Bali. Kedelapan
jenis benalu tersebut adalah Amyema cuernosensis (Elmer) Barlow, A. longipes
(Danser) Barlow, A. tristis (Zoll.) Tiegh., Dendrophthoe lanosa (Korth.) Danser,
D. pentandra (L.) Miq., Helixanthera setigera (Korth.) Danser, Scurrula
atropurpurea (Blume) Danser, dan S. parasitica L.
Untuk meningkatkan apresiasi benalu sebagai bahan obat, Soejono (1995)
telah melakukan inventarisasi benalu dan inang di Kebun Raya Purwodadi, Jawa
Timur. Telah berhasil diinventarisasi empat jenis benalu yaitu: Dendrophthoe
pentandra (L) Miq, Scurrula atropurputra (BL) Dans, Viscum articulatum Burm, f
dan Macrosolen tetradans (Bl). Selanjutnya, telah ditemukan jenis-jenis tanaman
inang potensial, kurang potensial, dan tidak potensial bagi kehidupan seuatu jenis
benalu. D.pentandra merupakan benalu yang paling sering dijumpai dan paling
banyak variasi inangnya, sedangkan S. atropupurea dan V. articulatum berturutturut mendudduki peringkat dibawahnya. Sementara itu, M. tetragonus hanya
ditemukan pada satu kasus di pohon Ficus sp.
Mengingat bahwa pemanfaatan suatu jenis benalu untuk bahan obat
maupun penelitian fitokimia harus berkaitan dengan jenis inanngnya, sedangkan
tidak semua jenis tumbuhan dapat menjadi inang benalu. Tujuan penelitian adalah
untuk menyediakan data dan informasi tentang keanekaragaman jenis tumbuhan
benalu yang menempel tanaman inang famili Anacardiaeae serta untuk panduan
pengenalan jenis-jenis benalu di lapangan.
I.2 Tujuan Laporan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui cara pencandraan pada tanaman brojo lintang Balacamda
chinensis
2. Untuk mengetahui kunci determinasi dan klasifikasi tanaman brojo lintang
Balacamda chinensis
3. Untuk mengetahui morfologi dan anatominya.
I.3 Waktu dan Tempat penyusunan Laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum
se-spesifik
mungkin
dan
tepat
sasaran,
karena
dalam
proses
mengadakan
klasifikasi
dan
tujuan
yang
ingin
dicapai
dengan
pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang
lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang
terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya (Tjitrosoepomo, 2009).
Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang
ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan
istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam
suatu hierarki tertentu untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu
dilakukan
adalah
adalah
mempelajari
sifat
morfologi
tumbuhan
tersebut(Tjitrosoepomo, 2009).
Ciri-ciri morfologi yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian
vegetatif atau bagian yang ada kaitannya dengan reproduksi. Contoh bagian
vegetatif antara lain yaitu ada tidaknya jaringan pembuluh, macam serta
kedudukan daun, dan ciri-ciri organ lainnya. Pada umumnya, struktur reproduktif
lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan struktur vegetatif. Banyak studi
tentang morfologi tumbuhan memperlihatkan bahwa struktur yang berhubungan
dengan alat reproduktif ternyata hanya sedikit yang mengalam i perubahan selama
evolusi dibandingkan dengan struktutr vegetatif (Tjitrosoepomo, 2009).
Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam
pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan
bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang
disebut
penuntun
dan
berisi
ciri-ciri
yang
bertentangan
satu
sama
lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberiberi
nomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis
harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh
penuntun (Dian, 2013).
Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntunpenuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun
langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua
macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci
indent) dan kunci paralel (Dian, 2013).
Pada kunci bertakik maka penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada
tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi
letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson
tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi
ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan.
Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi
bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus (Dian, 2013).
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri
adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk
susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga
dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja morfologi dalam atau
anatomi tumbuhan (Emilia, 2008).
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan
bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan
apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan. Dalam
rangka melaksanakan tugas-tugasnya morfologi dapat menggunakan teori-teori
yang berlaku dalam Ilmu Hayat, misalnya (Tjitrosoepomo, 2009) :
1. Berdasar teori evolusi tubuh tumbuhan akan mengalami perubahan bentuk dan
susunannya.
2. Bahwa bentuk dan susunan ubuh tumbuhan selalu disesuaikan dengan
fungsinya serta alam sekitarnya.
Benalu merupakan salah satu kelompok tumbuhan parasit yang termasuk
dalam suku Loranthaceae. Tumbuhan parasit ini umumnya menyerang pepohonan
atau pun tumbuhan perdu terutama pada bagian ranting dan cabang-cabangnya.
Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan terganggu bahkan dapat mati
apabila serangan tersebut dalam jumlah besar (Sunaryo et al., 2006). Kelompok
tumbuhan parasit ini selain menyerang tumbuhan liar juga tanaman budidaya
(Pitoyo, 1996).
Suku Loranthaceae terdiri atas 65 marga dan 950 jenis yang sebagian besar
tumbuh tersebar di kawasan tropis dan sebagian kecil lainnya tumbuh di kawasan
yang beriklim sedang. Jumlah jenis yang terbesar adalah di Jawa Barat yaitu 29
jenis. Sedangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing 19 jenis dan 15
jenis tumbuhan benalu (Samiran, 2005)
juga
melakukan
reproduksi
untuk
mempertahankan
dengan bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin
betina dari bakal buah. Reproduksi seksual melibatkan kedua proses pembuahan
(fertilisasi) dan meiosis. Pada tumbuhan, fertilisasi dan meiosis membagi
kehidupan organisme menjadi dua fase berlainan atau generasi. Pada Fertilisasi,
nukleus dua gamet bersatu meningkatkan jumlah kromosom dari haploid menjadi
diploid (Kimball, 2000).
II.2.4 Aspek ekonomi (social dan budaya)
Brojo lintang balacamda chinensis
adalah tanaman
yang
bisa
adalah sebagai penurun panas dan urus-urus (batang dan daun). Khasiat dan
Manfaat Brojo Lintang sebagai penurun panas diperoleh dengan cara mengambil
15 gram bunga dan daun segar yang dicuci serta ditumbuk sampai lumat
kemudian dilulurkan pada badan (Asgar, 2009).
Selain itu, Umbi atau rimpang brojo lintang didayagunakan untuk
mengobati sakit tenggorokan, dan sering dipakai untuk menyembuhkan berbagai
penyakit sistem dalam pernapasan atas seperti laringitis dan pheryngitis, tonsillitis
dan batuk, serta asma. Disamping tanaman ini dapat dimanfaatkan dalam
menyembuhkan malaria dan gondongan, juga demam nifas, bisul, radang kulit
serta sembelt dan sakit pinggang (Asgar, 2009).
BAB III
KUNCI DETERMINASI DAN KLASIFIKASI
1b 2b 3b 4b 6b 7b9b 10 11a
Golongan 5. Teristimewa monocotyledonea (berkeping satu )
67b 69b 70b71b72b73b 76b 77b 79a 80a
Familia : Iridaceae
Spesies : Belacamda chinensis
Sumber : Flora, Van Steenis
Keterangan :
1b
2b
3b
4b
6b
7b
9b
10b
11a
67b
69b
70b
: Daun lain
71b
72b
73b
: Tumbuh-tumbuhana lain
76b
: Rumput-rumputan (herba)
77b
: Bakal tenggelam
79a
: Bunga beraturan
80a
: Benag sari 3
III.2 Klasifikasi
Regnum
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
: Iridaceae
Genus
: Belamcanda
Spesies
: Belamcanda chinensis
Sumber
: Plantamor, 2011
BAB IV
PENCANDRAAN
Brojo lintang adalah tanaman tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi
50 hingga 120 cm, tanaman ini biasanya digunakan sebagai tanaman hias di
pekarangan, di luar pagar, kadang-kadang tumbuh liar di daerah pegunungan dan
terdapat dari dataran rendah sampai 2000 m di atas permukaan laut (Asgar, 2009).
Brojo lintang memiliki kandungan zat seperti Glikosida skekanin,
belamkandin dan iridin menjadi bahan yang berkhasiat dan bermanfaat Brojo
Lintang. Adapun khasiat dan manfaat Brojo Lintang adalah sebagai penurun panas
dan urus-urus (batang dan daun). Bunga, daun dan akar Belamcanda chinensis
mengandung saponin, bunganya juga mengandung alkaloids dan tanin dan
daunnya juga mengandung polifenoi (Asgar, 2009).
IV.2 Pencandraan Khusus
IV.2.1 Sel dan jaringan
Sel adalah satuan stuktual terkecil organisme hidup.Mahluk hidup ada
yang bersel tunggal dan ganda,agar fungsi kehidupan berjalan baik maka masingmasing kelompok sel saling bekerja sama. Bagian-bagian sel antara lain
(Nugroho, 2006) :
a. Membaran plasma
Berfungsi sebagai pembatas yang selektif, mengatur keluarnya masuknya
substansi, mengandung reseptor hormon, mengenal molekul di lingkunngan sel
dan berinteraksi spesifik dengan sel lain.
b.
1.
Sitoplasma
merupakan substannsi semi cair yang terdapat bahan terlarut dan organel dari
sel.Organel itu antara lain:
Mitokondria
RE
RE kasar berfungsi untuk sistesis protein,seangkan RE halus untuk
mensistesis molekul lemak,fosfolipid dan steroid.
3. Aparat Golgi
Merupakan membran halus, berlapis-lapis yang berfungsi dalam sekresi
dan ekskresi, sintesa membran sel, dinding sel, lisosom, dan lain-lain
4.
Lisosom
Berdiameter 1,5m ditemukan pada sel hewan, yang berisi enzim
mengkatalisir polisakarida. Lisosom berfungsi untuk mencerna zat makanan
secara intrasel, autofage: menghancurkan organel lain yang sudah tidak
berfungsi.
Ribosom
Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
7. Vakuola
Berfungsi sebagai tempat penyimpan sementara bahan makanan terlarut
dan sisa metabolisme, menjaga turgiditas sel oleh tonoplas, mengadakan
sirkulasi zat dalam sel.
8. Inti Sel
Sebagai pembawa sifat yang diwariskan, pengendali seluruh kegiatan sel, dan
pengatur pembelahan sel.
9. Mikrofilamen dan Mikrotubul
Sebagai kerangka penguat sitoplasma.
Berdasar sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam,
yaitu jaringan merestematik dan jaringan permanen. Jaringan merestematik
(jaringan embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang terus membelah
menghasilkan jaringan yang lain. Contoh jaringan meristematik adalah jaringan
meristem pada pucuk batang dan akar serta jaringan cambium. Jaringan meristem
pada ujung batang dan akar mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi. Jaringan
cambium menghasilkan jaringan pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang
menyebabkan
tumbuhan
bertambah
besar.
Hasil
pembelahan
jaringan
batang
IV.2.4 Daun
Brojo lintang balacamda chinensis memiliki daun yang tumbuhnya
berseling dalam susunan dua baris berderetan, bentuknya lanset memanjang
berbangun pedang miring keatas, ujung runcing, pangkal membelah berbentuk
pelepah yang memeluk batang dan tepinya rata. Daunnya terendah memiliki
panjang 25-60 cm, lebar 2-4 cm, bagian atas daun kian mengecil, berwarna hijau,
sering berlapiskan bedak berwarna putih dengan pertulangan daun sejajar (Emilia,
2008).
daun
IV.2.5 Bunga
Brojo lintang Balacamda chinensis berbunga majemuk, berkelamin dua,
diujung batag, kelopak segi tiga memanjang,berwarna ungu, memiliki benag sari
berjumlah tiga buah, panjag 1- 1,5 cm. benanr sarinnya berwarna kuning
berbentuk pipih, serta memiliki mahkota berbentuk bintang (Van Steenis, 1972).
bunga
IV.2.6 Buah dan biji
Brojo lintang Balacamda chinensis
memanjang, berparuh, dan memiliki warna hijau. Biji Brojo lintang Balacamda
chinensis berbentuk bulat pipih dan berwana putih (Van Steenis, 1972).
b
buah
biji
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan pencandraan brojo lintang
Balacamda chinensis yaitu :
1. Cara pencandraan pada tanaman brojo lintang Balacamda chinensis yaitu
dimulai dari melihat bentuk morfologi dan anatominya, serta dapat mengetahui
habitat dari tanaman brojo lintang Balacamda chinensis.
karena
menghambat
laporannya.Dan
dalam
sebaiknya
proses
penyandraan dan
pemberian
waktu
proses
pengerjaan
laporan ini agar lebih diefisienkan demi kesempurnaan laporan penyandraan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asgar, 2009. khasiat dan mamfaat brojo lintang. http://www.WordPress.com.
diakses hari Rabu, 20 November 2014, Pukul 20:00 WITA, Makassar.
Dian, 2013, Determinasi Tumbuhan. http://www.WordPress.com,
Kunci
Determinasi Tumbuhan.,diakses hari Rabu, 20 November 2014, Pukul
20:00 WITA, Makassar.
Emilia, 2008, Morfologi Tanaman. UI-Press. Jakarta.
Issirep, Sumardi 2005. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Jakarta.
Kimball, w John 2000. Biologi jilid 2 edisi ke 5.Erlanga. Jakarta.
Tjitrosoepomo,G., 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
yogyakarta.