Professional Documents
Culture Documents
com/>
Jumat, 21 Januari 2011
GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR STROKE
1. *KONSEP DASAR PENYAKIT*
*
1.Pengertian*
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Perdarahan intracerebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut
dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi
secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis. (UPF, 1994)
Penyakit serebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelaianan otak baik
secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan
patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh system pembuluh
darah otak. Patologis ini menyebabkan perdarahan dari sebuah robekan
yang terjadi pada dinding pembuluh atau kerusakan sirkulasi serebral
oleh oklusi parsial atau seluruh lumen pembuluh darah dengan pengaruh
yang bersifat sementara atau permanen.(Doenges,1999)
Dengan demikian stroke dapat didefinisikan adanya tanda-tanda klinik
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara
spontan bukan oleh karena trauma kapitis.Patologis ini menyebabkan
perdarahan dari sebuah robekan yang terjadi pada dinding pembuluh atau
kerusakan sirkulasi serebral oleh oklusi parsial atau seluruh lumen
pembuluh darah dengan pengaruh yang bersifat sementara atau permanen.
2. *Etiologi*
Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari
empat kejadian yaitu:
a. Trombosis serebral
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling umum
dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala
adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat mengalami pusing,
perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan yang
tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme
serebral. Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan
tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia
pada setengah
tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
b. Embolisme serebral
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang -
*5.
**Infeksi***
Penyakit infeksi yang mampu berperan sebagai faktor risiko stroke adalah
tuberkulosis, malaria, lues, leptospirosis, dan in feksi cacing.
6.
*Obesitas*
Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
7.
*Merokok*
Merokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya infark jantung.
8.
*Kelainan pembuluh darah otak*
Pembuluh darah otak yang tidak normal suatu saat akan pecah dan
menimbulkan perdarahan.
9. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
10. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merokok,
dan kadar estrogen tinggi)
11. Penyalahgunaan obat ( kokain)
12. Konsumsi alkohol
13. *Lain lain*
Lanjut usia, penyakit paru paru menahun, penyakit darah, asam urat yang
berlebihan, kombinasi berbagai faktor risiko secara teori.
*Klasifikasi Stroke*
Menurut Satyanegara(1998), gangguan peredaran darah otak atau stroke
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
*a. Non Haemorrhagi/Iskemik/Infark*
1)
Transient Ischemic Attack (TIA)/Serangan Iskemi Sepintas
TIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan
sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler,
dengan lama serangan sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24 jam.
2)
Defisit Neurologis Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic
Neurologi Defisit(RIND) Gejala dan tanda gangguan neurologis yang
berlangsung lebih lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam
jangka waktu kurang dari tiga minggu).
3)
In Evolutional atau Progressing Stroke merupakan Gejala gangguan
neurologis yang progresif dalam waktu enam jam atau lebih.
4)
Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke ) merupakan
Gejala gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil selama periode
waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesifitas lanjut.
*b. Stroke Haemorrhagi*
Perdarahan intrakranial dibedakan berdasarkan tempat perda rahannya,
yakni di rongga subararakhnoid atau di dalam parenkhim otak
(intraserebral). Ada juga perdarahan yang terjadi bersamaan pada kedua
tempat di atas seperti: perdarahan subarakhnoid yang bocor ke dalam otak
atau sebaliknya. Selanjutnya gangguan-gangguan arteri yang menimbulkan
perdarahan otak spontan dibedakan lagi berdasarkan ukuran dan lokasi
regional otak.
*Epidemiologi*
Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang
dapat terjadi pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi
tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Namun,
data-data ilmiah terakhir secara meyakinkan telah membuktikan hal yang
sebaliknya. Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam
pemahaman mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan
b. Defisit Motorik
1.
/Hemiparesis//
/Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.
Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).
2.
/Ataksia//
/Berjalan tidak mantap, tegak
Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas.
3.
/Disartria//
/Kesulitan dalam membentuk kata.
4.
/Disfagia//
/Kesulitan dalam menelan.
c.
Defisit Verbal
1.
Afasia Ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu
bicara dalam respon kata tunggal.
2.
Afasia Reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mam pu bicara tetapi tidak
masuk akal.
3.
Afasia Global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.
4.
Defisit Kognitif
Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang,
penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi ,
alasan abstrak buruk, perubahan penilaian.
5.
Defisit Emosional*
*Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional,
penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik
diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasi
*2.
**Komplikasi*
Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002,hal 2131):
2)
Infark miokard
3)
Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke,
seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi.
4)
*3.
**Pemeriksaan Penunjang*
a.
Pemeriksaan radiologi
* CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak.
* MRI untuk menunjukkan area yang mengalami infark,hemoragik.
* Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
* Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke.
b.
Pemeriksaan laboratorium
* fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak
mengandung darah atau jernih.
* Pemeriksaan darah rutin
* Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi
hiperglikemia.
Gula
darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian
berangsurangsur turun kembali.
* Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
*4.
**Pencegahan*
Pencegahan stroke yang efektif dengan cara menghindari faktor
resikonya,banyak faktor resiko stroke yang bisa di modifikasi.
Sebagian dari pencegahan stroke caranya :
* *Kontrol tekanan darah*. hipertensi merupakan penyebab serangan stroke.
* *Kurangi atau hentikan merokok*. Karena nikotin dapat menempel di
pembuluh darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa
menyumbat pembuluh darah.
* *Olahraga teratur*. Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan
jantung dan menurunkan berat badan
* *Perbanyak makan sayur dan buah*. Sayur dan buah mengandung banyak
antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu sayur dan
buah rendah kolesterol.
* *Suplai Vitamin E yang cukup*. Para peneliti dari Columbia
Presbyterian Medical Center melaporkan bahwa konsumsi vitamin E tiap
hari menurunkan resiko stroke sampai 50% vitamin E juga menghaluskan
kulit.
*5.
**Penatalaksanaan*
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis
sebagai berikut:
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan
latihan-latihan gerak pasif.
/Pengobatan Konservatif/
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi
maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
/Pengobatan Pembedahan/
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
4. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
*6.
**Pathway*
Terlampir .
*B
*1
/a
1)
Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Pemeriksaan radiologi
* CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak.
* MRI untuk menunjukkan area yang mengalami infark,hemoragik.
* Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
* Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung,
apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu
tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke.
Pemeriksaan laboratorium
* fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak
mengandung darah atau jernih.
* Pemeriksaan darah rutin
* Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi
hiperglikemia.
Gula
darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian
berangsurangsur turun kembali.
* Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada
darah itu sendiri.
*1 .* *Diagnosa keperawatan*
1) Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan
intracerebral. (Marilynn E. Doenges, 2000)
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
(Donna D.
Ignativicius, 1995)
3) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan sensori,
penurunan
penglihatan ( Donna D. Ignativicius, 1995)
4) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi
darah otak
(Donna D. Ignativicius, 1995)
5) Kurangnya pemenuhan perawatan diri yang berhubungan dengan
hemiparese/hemiplegi (Donna D. Ignativicius, 1995)
6) Resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan
menelan ( Barbara Engram, 1998)
7) Gangguan eliminasi (konstipasi) berhubngan dengan imobilisasi, intake
cairan
yang tidak adekuat .
8) Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama
(Barbara
Engram, 1998)
9) Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
penurunan
refleks batuk dan menelan.(Lynda Juall Carpenito, 1998)
10) Gangguan eliminasi urin (inkontinensia urin) yang berhubungan dengan
lesi pada
upper motor neuron (Lynda Juall Carpenito, 1998)
*2 Perencanaan*
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
1 . Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan
intra cerebral
1) Tujuan :
Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
2) Kriteria hasil :
- Klien tidak gelisah
- Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang.
- GCS 456
- Pupil isokor, reflek cahaya (+)
- Tanda-tanda vital normal(nadi : 60-100 kali permenit, suhu:
36-36,7 C,
pernafasan 16-20 kali permenit)
3) Rencana tindakan
a) Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab
peningkatan TIK
dan akibatnya
b) Anjurkan kepada klien untuk bed rest total .
c) Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan tekanan
intrakranial tiap dua
jam
d) Berikan posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung ( beri
bantal tipis)
e) Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan
f) Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
g) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor
4) Rasional
a) Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
b) Untuk mencegah perdarahan ulang
c) Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan
untuk
penetapan tindakan yang tepat
d) Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan drainage vena dan
memperbaiki
sirkulasi serebral
e) Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra kranial dan
potensial terjadi
perdarahan ulang
f) Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK.
Istirahat
total dan ketenangan mingkin diperlukan untuk pencegahan terhadap
perdarahan
dalam kasus stroke hemoragik / perdarahan lainnya
g) Memperbaiki sel yang masih viabel
Rencana tindakan
Tentukan kondisi patologis klien
Kaji gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi
Latih klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama
Observasi respon perilaku klien, seperti menangis, bahagia, bermusuhan,
halusinasi setiap saat .
e) Berbicaralah dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat
pendek
4) Rasional
a) Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai
penetapan
rencana tindakan
b) Untuk mempelajari kendala yang berhubungan dengan disorientasi klien
c) Agar klien tidak kebingungan dan lebih konsentrasi
d) Untuk mengetahui keadaan emosi klien
e) Untuk memfokuskan perhatian klien, sehingga setiap masalah dapat
dimengerti.
4 . Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah
otak
1) Tujuan
Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal
2) Kriteria hasil
- Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi
- Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun
isyarat
3) Rencana tindakan
a) Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isyarat
b) Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi
c) Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang
jawabannya
ya atau tidak
d) Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
e) Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi
f) Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara
4) Rasional :
a) Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien
b) Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain
c) Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat komunikasi
d) Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif
e) Memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi
f) Melatih klien belajar bicara secara mandiri dengan baik dan benar
5 . Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese / hemiplegi
1) Tujuan
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
2) Kriteria hasil
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan
kemampuan klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk
memberikan
bantuan sesuai kebutuhan
3) Rencana tindakan
a) Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan
perawatan diri
b) Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan
beri bantuan
dengan sikap sungguh
c) Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien
sendiri, tetapi
berikan bantuan sesuai kebutuhan
d) Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang
dilakukannya atau
keberhasilannya
e) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
4) Rasional
a) Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan
secara
individual
b) Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
c) Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan
meskipun
bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah
penting bagi
klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk
mepertahankan
harga diri dan meningkatkan pemulihan
d) Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong
klien untuk
berusaha secara kontinyu
e) Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan
mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
6 . Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan otot mengunyah dan menelan
1) Tujuan
Tidak terjadi gangguan pemenuhan nutrisi
2) Kriteria hasil
- Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
- Hb dan albumin dalam batas normal
3) Rencana tindakan
a) Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
b) Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan
sesudah makan
c) Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan
d) Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu
e) Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang
f) Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan
lunak ketika
klien dapat menelan air
g) Anjurkan klien menggunakan sedotan untuk meminum cairan
h) Anjurkan klien untuk berpartisipasi dalam program latihan/kegiatan
i) Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv
atau makanan
melalui selang
4) Rasional
a) Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
b) Agar klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi
c) Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler
d) Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat
mencetuskan
usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan
e) Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya
distraksi/gangguan dari luar
f) Makan lunak/cairan kental mudah untuk dikendalikan didalam mulut,
menurunkan terjadinya aspirasi
g) Menguatkan otot fasial dan dan otot menelan dan merunkan resiko
terjadinya
tersedak
h) Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan nafsu
makan
i) Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga
makanan jika
klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut
7 . Gangguan eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi,
intake cairan yang tidak adekuat .
1) Tujuan
Klien tidak mengalami konstipasi
2) Kriteria hasil
- Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
- Konsistensi feses lunak
- Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
- Bising usus normal ( 15-30 kali per menit )
3) Rencana tindakan
a) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi
b) Auskultasi bising usus
c) Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat
d) Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada
kontra indikasi
e) Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
Rasional
Meningkatkan aliran darah kesemua daerah
Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah
Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol
Menghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler
Hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan
Mempertahankan keutuhan kulit
a) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang sebab dan akibat
ketidakefektifan jalan nafas
b) Rubah posisi tiap 2 jam sekali
c) Berikan intake yang adekuat (2000 cc per hari)
d) Observasi pola dan frekuensi nafas
e) Auskultasi suara nafas
f) Lakukan fisioterapi nafas sesuai dengan keadaan umum klien
4) Rasional :
a) Klien dan keluarga mau berpartisipasi dalam mencegah terjadinya
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
b) Perubahan posisi dapat melepaskan sekret dari saluran pernafasan
c) Air yang cukup dapat mengencerkan sekret
d) Untuk mengetahui ada tidaknya ketidakefektifan jalan nafas
e) Untuk mengetahui adanya kelainan suara nafas
f) Agar dapat melepaskan sekret dan mengembangkan paru-paru
10 . Gangguan eliminasi urin (incontinensia urin) yang berhubungan dengan
kehilangan tonus kandung kemih, kehilangan kontrol sfingter,
hilangnya isarat
berkemih.
1) Tujuan :
Klien mampu mengontrol eliminasi urinnya
2)
Kriteria hasil :
- Klien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia
- Tidak ada distensi bladder
3) Rencana tindakan :
a) Identifikasi pola berkemih dan kembangkan jadwal berkemih yang
teratur .
b) Ajarkan untuk membatasi masukan cairan selama malam hari
c) Ajarkan teknik untuk mencetuskan refleks berkemih (rangsangan
kutaneus
dengan penepukan suprapubik, manuver regangan anal)
d) Bila masih terjadi inkontinensia, kurangi waktu antara berkemih
pada jadwal
yang telah direncanakan
e) Berikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal
(sedikitnya 2000 cc per
hari bila tidak ada kontraindikasi)
4) Rasional :
a) Berkemih yang sering dapat mengurangi dorongan dari distensi kandung
kemih
yang berlebih
b) Pembatasan cairan pada malam hari dapat membantu mencegah enuresis
c) Untuk melatih dan membantu pengosongan kandung kemih
d) Kapasitas kandung kemih mungkin tidak cukup untuk menampung volume urine
sehingga memerlukan untuk lebih sering berkemih
e) Hidrasi optimal diperlukan untuk mencegah infeksi saluran perkemihan
dan batu
ginjal.
.
*4 Evaluasi*
*No. Dx*
*Evaluasi *
I
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam waktu x24 jam diharapkan
perfusi jaringan serebral pasien teratasi dengan criteria hasil :
- Kesadaran kembali membaik.
- Tidak ada perubahan dalam respon motorik/sensorik;
- Tidak gelisah
- tanda-tanda vital dalam rentang normal.
II
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam waktu x 24 jam diharapkan
gangguan mobilitas fisik berkurang dengan memenuhi criteria hasil :
- penurunan kemampuan bergerak berkurang
- keterbatasan rentang gerak berkurang
III
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam waktu x 24 jam diharapkan
tidak terjadi kerusakan persepsi dengan memenuihi criteria hasil :
- Dapat berkonsentrasi dengan baik
- pola komunikasi baik
- tidak terjadi distorsi pendengaran
- tidak terjadi distorsi visual
- tidak terjadi disorientasi tempat, waktu dan orang.
IV
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam waktux 24 jam diharapkan
kerusakan komunikasi verbal dapat diatasi dengan memenuhi kriteria hasil.
- Mampu untuk mengungkapkan kata-kata dengan baik dan jelas
- Dapat berbicara
- Tidak gagap
V
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam waktux 24 jam diharapkan
perawatan diri pasien terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan
kemampuan klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
VI
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam waktux 24 jam diharapkan
perawatan diri pasien terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan
kemampuan klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
*PENUTUP*
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah
<http://id.wikipedia.org/wiki/Darah> ke suatu bagian otak
<http://id.wikipedia.org/wiki/Otak> tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan
otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia,
yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak
<http://id.wikipedia.org/wiki/Neuron>. Kematian jaringan otak dapat
menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Strok
adalah penyebab kematian <http://id.wikipedia.org/wiki/Kematian> yang
ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch,
2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami
kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau
kemampuan bicaranya.Untuk itu , masyarakat diharapkan mulai menerapakan
pola hidup sehat sedini mungkin agar terhindar dari penyakit stroke .
*
Daftar Pustaka*
1 . Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002
2 . Doenges,Marilynn E dkk. (1999)./Rencana Asuhan
Keperawatan/.Jakarta:EGC
3 . Underwood,J.C.E.(1999)./Patologi Umum dan Sistematik/.Edisi
2.Jakarta:EGC
4 . http://nursingart.blogspot.com/2008/08/askep-klien-stroke.html
5 . http://perawatpsikiatri.blogspot.com/2008/11/Asuhan Keperawatan.Html
<http://perawatpsikiatri.blogspot.com/2008/11/Asuhan%20-%20Keperawatan.Html>
Poskan Komentar
<https://www.blogger.com/comment-iframe.g?blogID=3370370424272279936&postID=2915
35185064887321&blogspotRpcToken=275324>
Posting Lebih Baru
<http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/2011/01/ventrikel-septum-defek-vsd.h
tml>
Beranda <http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/>
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
<http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/feeds/291535185064887321/comments/de
fault>
Mengenai Saya
Gusandra Yudha <http://www.blogger.com/profile/17908413053313387393>
Lihat profil lengkapku
<http://www.blogger.com/profile/17908413053313387393>
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=3370370424272279936&widgetType=Profile&widge
tId=Profile1&action=editWidget§ionId=sidebar-left-1>
Pengikut
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=3370370424272279936&widgetType=Followers&wid
getId=Followers1&action=editWidget§ionId=sidebar-left-1>
Arsip Blog
* <javascript:void(0)> 2011
<http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00
:00:00-08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-results=2>
(2)
o <javascript:void(0)> Januari
<http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/2011_01_01_archive.html>
(2)
+ Ventrikel Septum Defek (VSD)
<http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/2011/01/ventrikel-septum
-defek-vsd.html>
+ GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR STROKE
<http://yudhaasuhankeperawatan.blogspot.com/2011/01/gangguan-sistemneurobehaviour-stroke.html>
<//www.blogger.com/rearrange?blogID=3370370424272279936&widgetType=BlogArchive&w
idgetId=BlogArchive1&action=editWidget§ionId=sidebar-left-1>