You are on page 1of 29

Loading Screen....

Completed.
Reading (Click on the logo to start)
files.. . . .

Meteorologi Umum

Opeing

Pengertian

Proses hydrologi

Hujan

Hujan brskan jatuhan


endapanyas

Hujan brdskn
pembentukanya

Hujan berdasaekan
Intensitas endapan

Opeing

Pengertian

Hujan

Hujan brskan jatuhan


endapanyas

Hujan brdskn
pembentukanya

Hujan berdasaekan
Intensitas endapan

Hujan adalah pretisipasi berbentuk cair yang jatuh ke


permukaan bumi setelah mengalami proses
kondensasi . Dapat pula disebut sebagai hydrometeor
yang jatuh ke bumi
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang
terkumpul di daerah/tempat yang datar, dimana
airnya tidak menguap, meresap dan mengalir, Satuan
curah huja adalah mm.

Proses hydrologi

Curah hujan 1 mm artinya dalam luas 1 meter


persegi, daerah/tempat yang datar akan tertampung
curah hujan setinggi 1 mm atau tertapung air 1 liter
atau 1000 ml. Curah hujan rata-rata tahunan global
adalah 990 millimetre (39 in)

Opeing

Pengertian

Proses hydrologi

Hujan

Hujan brskan jatuhan


endapanyas

Hujan brdskn
pembentukanya

Hujan berdasaekan
Intensitas endapan

Shower Rain
Shower

rain adalah hujan yang berasal dari


endapan aman konvektif yaitu Cu,Tcu atau Cb
dimana hujan ini turun dan berhenti dengan tibatiba dengan periode singkat yaitu 5-15 menit.
Ciri-cirinya :
1. Jumlah awannya lebih dari separuh langit (N > 4
oktas);
2. Butiran tetes-tetes airnya cukup besar ( > 4,0 mm)
3. Intensitasnya cukup kuat dengan perubahan yang
cepat, dan menimbulkan percikan yang kuat serta
suara gemuruh pada permukaan yang keras (tanah
aspal, seng, dll), dan juga cepat menimbulkan
genangan air pada tempat2 yang tidak ada serapan
air atau drainase.

Keadaan setelah hujan selesai :


Jika hujannya terjadi di stasiun, maka akan
tampak seluruh langit seolah-olah tertutup oleh
awan2 konvektif.
Jika hujannya berhenti, biasanya cuaca menjadi
clear/cerah,
dan
jumlah
awannya
terlihat
berkurang atau menjauh dari stasiun.
Mengenai distribusi hujannya bersifat lokal/
setempat, bisa scattered atau isolated.
Catatan/keterangan
1. # Distribusi hujan bersifat lokal /patchly berkisar
antara 10 s/d 25 % pada suatu area.
2. # Distribusi hujan bersifat tidak merata berkisar
antara 25 s/d 55 % pada suatu area.
3. # Distribusi hujan bersifat merata berkisar lebih dari
55 s/d 100 % pada suatu area.

Intermiten Rain
Merupakan

hujan yang berasal dari awan


stratus/rata(As, Ns, St), Sc dan
Ac
dimana
hujannya sebentar ada sebentar berhenti atau
pernah berhenti sekali dalam periode waktu yang
telah ditetapkan dengan periode kejadian kurang
dari 1 jam.
Ciri-cirinya :
1. Besaran butiran endapannya : 0,5-4,0 mm;
2. Kriteria intensitas hujannya:
.
Ringan: CR < 1,0 mm/jam
.
Sedang: CR 2,0 s/d 3,9 mm/jam
.
Lebat: CR 8,0 s/d 15,9 mm/jam

Perkembangan awan saat hujan berhenti :


1. Jumlah awan hampir tetap (no change) ;
2. Tidak terlihat adanya lapisan awan yang
terputus,

namun tinggi dasar awan tampak

menjadi lebih tinggi;


3. Setelah hujan berhenti langit tampak lebih
terang

dibanding sebelumnya.

Continouse Rain

Shower rain adalah hujan yang berasal dari


endapan aman konvektif yaitu Cu,Tcu atau Cb
dimana hujan ini turun dan berhenti dengan tibatiba dengan periode singkat yaitu 5-15 menit.
Ciri-cirinya :
1. Jumlah awannya lebih dari separuh langit (N > 4
oktas);
2. Butiran tetes-tetes airnya cukup besar ( > 4,0 mm)
3. Intensitasnya cukup kuat dengan perubahan yang
cepat, dan menimbulkan percikan yang kuat serta
suara gemuruh pada permukaan yang keras (tanah
aspal, seng, dll), dan juga cepat menimbulkan
genangan air pada tempat2 yang tidak ada serapan
air atau drainase.

Berdasakan jumlah awan setelah hujan :


1. Jumlah awan hampir tetap (no change);
2. Dasar awan masih tampak tetap dan gelap,
sekalipun ketinggiannya sudah ada naik;
3. Ada kemungkinan terjadi hujan lanjutan
(intermittent rain).

Drizzle
Drizzle
adalah jatuhan endapan/ tetes2 air yang sangat kecil ( endapannya < 0,5 mm),
tampak serba sama dan berdekatan satu sama lain yang berasal dari awan stratus/awan
rata.
Ciri-ciri :
1. Tetes2 air/endapannya tampak hampir melayang di udara,
dan arah gerakannya searah dengan gerak udara sekalipun
gerakan udara itu lambat;
2. Laju pengumpulan curah hujannya mencapai 1 mm/jam;
3. Untuk awan stratus padat, tinggi dasar awannya cukup
rendah, dan ini yang sering menimbulkan drizzle;
4. drizzle umumnya banyak terjadi di daerah
pantai/pegunungan. Untuk di Indonesia cendrung banyak
terjadi di daerah2 yang bersuhu dingin seperti di
pegunungan/ dataran tinggi;
5. Selain drizzle yang terdiri dari tetes2 air, di daerah lintang
sedang atau tinggi terdapat drizzle beku/ freezing drizzle
(gerimis beku) yaitu tetes2 airnya membeku pada saat
menyentuh tanah atau benda2 lainnya di permukaan, dan
juga dapat terjadi pada pesawat udara.

Intensitas Drizzle
N Uraian

Drizzle

Drizzle

Drizzle

o.

ringan

sedang

lebat

1.
1. Intermitte
Intermitte CR:<0,1mm/j CR:0,20- CR:0,8nt
nt Dz
Dz
am
0,39
1,59
atau TTU

mm/jam

mm/jam

CR:0,4-

CR:1,6-

0,79

3,19

mm/jam

mm/jam

2.
2. Countinou
Countinou CR:0,1-0,19
s
s Dz
Dz
mm/jam

Opeing

Hujan

Hujan brskan jatuhan


endapanyas

Hujan brdskn
pembentukanya

Hujan berdasaekan
Intensitas endapan

Pengertian

Proses hydrologi

Hujan berdasarkan proses pembentukanya

Hujan Siklonal

Hujan siklon adalah hujan yang terbentuk karena udara panas


yang naik dan disertai angin siklon. Angin siklon adalah angin
yang berputar menuju titik pusat. Sedangkan angin yang
berputar keluar dari titik pusat disebut angin anti siklon. Di
amerika tropical siklon diberi nama Hurricane, di Cina dan
Jepang disebut
Taifun, di Autralia disebut Siklon dan di
Indonesia disebut puting beliung.

Siklon Tropis dapat terbentuk dengan persayaratan :


1. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke
kedalaman 60 meter
2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan
terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang
merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda
wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan
siklon tropis.
3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km.
Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang
apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi
perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa.
Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat
ekuator.
5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin
yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar.
Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses
perkembangan badai guntur

Struktur Siklon tropis


1.Tekanan
udara
permukaan
rendah.
Angin siklon berputar
dan uap air hangat
naik.

2. Inti hangat, Uap air yang naik ke atmosfir yang


dingin akan mengembun dan melepaskan panas.
Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal
pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya
terasa hangat.
3.CDO (Central Dense Overcast),CDO merupakan
daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang

4. Mata,Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki


mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat
sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang
dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar
dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah,
CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak
terlihat.
5. Dinding mata,Dinding mata menyerupai pita
melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas
angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon
tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling
berbahaya.
7. Aliran keluar (outflow),Pada bagian atas siklon
tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis
dengan arah putaran berlawanan dengan siklon,
sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat,
melemah seiring dengan pergerakan naik dan

Hujan Zenital
Hujan Zenithal adalah
hujan yag terjadi di
daerah
equator
sehingga sering disebut
angin naik equatorial.
Umumnya terjadi pada
sore hari
pada jam
14.00-15.00 saat jam
pemanansan
maksimum.
Terjadi
akibat
pertemuan
Angin
Di daerah tropis selama setahun
mengalami
dua
kali
Pasatlintang
Timur Laut
dengan
hujan zenithal, sedangkan daerah
23
LU/LS
Angin Pasat
Tenggara.
mengalami satu kali hujan zenithal.
Di daerah
tropis,
daerah lintang 10 LU10 LS, hujan ini terjadi
bersamaan waktunya dengan kedudukan matahari

Hujan Orografis
Hujan Orografis merupakan
hujan yang terjadi karena
angin yang mengandung uap
air itu bergerak horizontal dan
naik
menuju
lereng
pegunungan, karena pengaruh
dari ketinggian maka suhu
udara
menjadi
dingin,
selanjutnya terjadilah proses
kondensasi dan menghasilkan
awan
hujan
disekitar
pegunungan. Umumnya hujan
Angin yang mendorong hujan,
terus
bergerak
sudah
turun
sebelummenuruni
melewati
lereng di sebelahnya tanpapuncak
mengandung
uap air. Angin
pegunungan.

tersebut bersifat kering dan sering disebut sebagai


angin fohn. Daerah terjadinya angin fohn disebut
daerah bayangan hujan.

Hujan Frontal
Hujan Frontal adalah hujan
yang terjadi di daerah
lintang tinggi sehingga di
Indonesia tidak ada.
Hujan Frontal adalah hujan
yang terjadi apabila massa
udara yang dingin bertemu
dengan massa udara yang
panas. Tempat pertemuan
antara
kedua
massa
tersebut
disebut
bidang
Karena lebih berat massafront
udara dingin yang berada
dibawah massa udara panas, maka terjadilah hujan
lebat disekitar bidang front tersebut sehingga hujan
tersebut disebut sebagai hujan frontal.

HUJAN MUSON
Hujan muson merupakan hujan yang terjadi karena pengaruh
angin muson. Angin muson terbentuk oleh pengaruh pergerakan
udara oleh pergerakan semu tahunan matahari diantara Garis
Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Hujan muson ini lebih
dikenal di Indonesia dimana terjadi pada bulan Oktober s/d
April. Intensitas hujannya : heavy rain, moderate rain, slight
rain dan drizzle.

Pengaruh angin muson barat di


Indonesia
Muson barat atau muson
musim
dingin
timur
laut
adalah angin yang bertiup
pada bulan Oktober-April di
Indonesia. Angin ini bertiup
saat
matahari
berada
di
belahan bumi selatan, yang
menyebabkan benua Australia
sedang mengalami musim
panas, berakibat pada tekanan
minimum dan benua Asia lebih
dingin,
berakibat
memiliki
Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah
tekanan maksimum.
bertekanan maksimum ke daerah bertekenan minimum, sehingga
angin bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena
menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke
arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan
akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui
lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan).

Pengaruh angin muson timur di


Indonesia
Muson timur atau muson
musim panas barat daya
adalah angin yang bertiup
pada bulan April-Oktober di
Indonesia. Angin ini bertiup
saat matahari berada di
belahan
bumi
utara,
sehingga
menyebabkan
benua
Australia
musim
dingin, sehingga bertekanan
maksimum dan Benua Asia
lebih
panas, darisehingga
Menurut hukum Buys Ballot, angin
akan bertiup
daerah
bertekanan
minimum.
bertekanan maksimum ke daerah
bertekanan
minimum,
sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia,
dan karena menuju utara Khatulistiwa/Equator, maka angin akan
dibelokkan ke arah kanan. Pada periode ini, Indonesia akan
mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun
pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui

Hujan Buatan
Sejarah Hujan buatan di dunia
dimulai pada tahun 1946 oleh
penemunya Vincent Schaefer dan
Irving Langmuir, dilanjutkan setahun
kemudian
1947
oleh
Bernard
Vonnegut.Yang sebenarnya dilakukan
oleh manusia adalah menciptakan
peluang hujan dan mempercepat
terjadinya
hujan.
Nama
yang
digunakan sebagai upaya membuat
menjadi Teknologi
Untuk mempercepat hujan
hujan adalah
zat hygrokospis
seperti
Modifikasi
(TMC)Garam itu
NaCl CaCl2 dalam bentuk
bubukCuaca
disebar.

akan berperan sebagai titik pangkal pembentukan


uap-uap atmospere di awan. Setelah beberapa jam
akan tumbuh awan-awan kecil yang berkelompok,
kemudian
ditambahkan
urea
yang
berpern
mendinginkan lingkungan sehingga awan-awan kecil
akan bergabung membentuk awan besar.

Kelompok awan besar biasanya segera


terlihat agak kehitam-hitaman artinya
awan hujan telah terbentuk. Tindakan
berikutnya adalah penyebaran larutan
yang berkomposisi air, urea serta
amonium nitrat dengan perbandingan 4 :
3 : 1 ke dalam kelompok-kelompok besar
awan yang tampaknya hitam. Besarnya
larutan yang disebarkan antara 50 u
100 u dengan menggunakan peralatan
mikron atmosphere yang dipasang di
pesawat. Larutan ini cukup dingin yaitu
sekitar 4 C, yang akan mengikat awan
dan mudah meresap ke dalam awan,
sehingga
dapat
mendorong
pembentukan butir-butir atmosphere
yang lebih besar karena berat butir-butir
atmosphere tersebut akan turun dan
menimbulkan hujan.

Opeing

Pengertian

Proses hydrologi

Hujan

Hujan brskan jatuhan


endapanyas

Hujan brdskn
pembentukanya

Hujan berdasaekan
Intensitas endapan

Hujan
Ringan

Tetes-tetes airnya
ringan, lambat
menimbulkan
genangan

Hujan
Sedang

Tetes-tetes airnya
sedang, cepat
menimbulkan
genangan air
Menimbulkan
suara gemuruh di
atap atau
genteng, dan
percikan kuat di
taah kering.

Hujan
lebat

Istilah kondisi cuaca

Fine
Kondisi atmosfer berkabut atau
berawan, berangin, dan tidak ada
endapan

Dry

Kondisi atmosfir relatif kering dan


diharapkan tidak ada hujan
dalam periode 1 hari.

HIstory

Thats All About Our


Presentation

PRESENTATION

Thanks for Your Attention

Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

You might also like