Professional Documents
Culture Documents
SURGICAL MENOPAUSE
Histerektomi dengan bilateral salpingo-oophorektomi (BSO) juga dikenal
sebagai surgical menopause (SM). Surgical menopause mengakibatkan
penurunan mendadak kadar estrogen, kenaikan mendadak follicle
stimulating hormone (FSH), dan berhentinya produksi hormon ovarium
termasuk androgen, estradiol, dan progesteron.
EFEK
EFEKESTROGEN
ESTROGENBAIK
BAIKATAU
ATAUBURUK??
BURUK??
Uji praklinis telah menunjukkan jenis nongenomik dan genomik dari phytoestrogen
termasuk selektif, namun lemah, mengikat
reseptor estrogen
FITOESTROGEN
Isovalvon
Merupakan hormon yang identik secara
molekuler dengan hormon konvensional
PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS
Konsekuensi lain dari penuaan adalah hilangnya progresif kepadatan mineral
tulang, suatu proses yang cepat selama perimenopause dan meningkatkan
risiko patah tulang.
Satu studi telah menemukan bahwa wanita pascamenopause yang tinggi mengkonsumsi makanan kedelai
memiliki kepadatan tulang yang lebih baik femoralis dan /
atau lumbal dibandingkan dengan wanita yang
mengkonsumsi kedelai lebih sedikit
Telaah
Hal ini dialami sejak 2 tahun ini, awalnya kecil semakin lama
dirasakan semakin membesar, nyeri (-), riwayat keluar darah dari kemaluan diluar
siklus haid (-), riwayat haid memanjang (-), riwayat haid banyak (+), volume 10 x
ganti doek/hari disertai dengan gumpalan darah, riwayat keputihan (+), gatal (+),
warna putih kekuningan, riwayat campur berdarah (-), riwayat penurunan berat
badan dan nafsu makan (+), riwayat mual dan muntah (-), BAK/BAB (+) normal.
Riwayat operasi :
Riwayat KB :
Riwayat haid : Menarche usia 12 thn, teratur lama 5-7 hari, vol 5-6 x ganti
doek/hari (-). Haid terakhir bulan Desember 2014
BB/TB : 50 kg / 150 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Status Presens
Sensorium
Tek Darah
: 130/80
Nadi
: 82 x/i
Pernafasan
Suhu
Icterus
: 20 x/i
: 36,0 C
Cyasnosis
:
Dyspnoe
Oedem
Status Lokalisata
Kepala
T/H/M
Leher
Thoraks
ST
: SP: vesikuler
: Tidak ada
Abdomen
: Soepel, teraba massa padat dengan pole atas 3 jari atas pusat,
: (-)
Status Ginekologi:
Inspekulo : Portio sulit dinilai, kesan tertarik ke arah anterior
VT : UT sulit dinilai, Teraba massa padat dengan pole atas 3 jari atas pusat,
dengan permukaan rata, pole bawah setentang simfisis, mobile, permukaan
rata , Parametrium kanan dan kiri lemas, Adneksa kanan dan kiri tidak teraba
massa, CD kesan menonjol terdorong massa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Hb/Ht/L/T
: 9,2/28,6/6450/361.000 HDL/LDL
SGOT/SGPT
: 32/16
Hbs Ag
Ur/Cr
CA 125
: 29,3
: 24/0,69
Albumin
: 46/161
: Negatif
Na/K/Cl : 139/4,1/112
PT/INR/APTT
: 12,8/1,02/22,7
Pap Smear
: Inflammatory Smear
USG TAS
KK terisi
Uterus sulit dinilai
Terlihat massa semi solid tidak terukur kaliper
Cairan bebas (-)
Kesimpulan : DD : Tumor adneksa semi solid
Mioma uteri
Konsul Divisi Bedah Digestif untuk joint operation karena perlengketan
Diagnosa
Mioma uteri
Saran
: CT-Scan abdomen
CT Scan : Mioma uteri ukuran 14,06 x 22,1 x 24,27 cm yang meluas ke sisi
kanan abdomen, menekan dan mendorong organ intra abdomen +
Hepatomegali, SOL (-), Traktus bilier tak dilatasi + Hidroureter minimal dan
Hidronefrosis grade I kanan.
Konsul Divisi Bedah Urologi untuk penanganan Hidroureter minimal dan
Hidronefrosis grade I kanan.
Diagnosa
Saran
Konsul
Divisi
Hepatomegali
Diagnosa
Interna
Gastroenterohepatik
untuk
penanganan
Salphigooophorectomy Unilateral
Ibu dibaring di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
Dibawah general anestesi dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada
lapangan operasi kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi midline mulai dari kutis, subkutis, fascia, otot, peritoneum
digunting ke atas dan ke bawah
Tampak uterus yang membesar dengan ovarium dan tuba kanan dan kiri
menempel pada bagian posterior uterus, kesan mioma uterus. Tampak
bagian posterior terdapat perlengketan dengan small bowel. Diputuskan
untuk melakukan total abdominal histerektomi dan bisalphigooophorectomy.
Dilakukan inform consent ulang terhadap keluarga untuk melakukan
penggangkatan rahim dan kedua indung telur, dan keluarga menyetujui.
Operasi dilanjutkan dengan melakukan pembebasan terlebih dahulu
pada plica vesicaurinari untuk menurunkan blass dan pembebasan massa
dengan small bowel secara perlahan-lahan dengan kassa terbuka.
Tampak ureter kanan yang naik ke atas dan melekat pada uterus dan massa,
kemudian dilakukan pembebasan terhadap ureter sepanjang 15 cm, dan ureter di
gantung dengan cateter terbuka warna merah.
Kemudian Lig. Rotundum kiri dan kanan di klem, di gunting dan diikat.
Tampak puncak vagina yang sudah menggepeng dan tampak tertarik ke arah
massa. Kemudia dilakukan klem pada puncak vagina dan digunting
Dilakukan jahitan secara jelujur pada punctum vagina, evaluasi perdarahan: tidak
ada perdarahan.
Cavum abdomen dibersihkan kemudian dijahit lapis demi lapis mulai dari
peritoneum, otot, fascia, subcutis, dan kutis.
Cek darah rutin post op bila Hb < 10 gr%, transfusi sesuai kebutuhan
Jaringan hasil operasi berupa massa beserta uterus dan kedua ovarium kiri dan
kanan di bawa ke PA
TERAPI
Therapi:
IVFD RL 20 gtt/i
Serviks
Nabothyan cyst
Endometrium
Ovarium
Albicans
Kanan
Ovarium Kiri
:
: Leiomioma
:
Corpus
: Corpus Albicans
ANALISA KASUS
DISKUSI : Berdasarkan hasil studi :
Surgical Menopause
Berhentinya
hormon
ovarium
produksi
(androgen,
''Oleh karena onset gejala menopause dan peningkatan risiko osteoporosis serta
kardiovaskular maka perempuan yang menjalani surgical menopause membutuhkan
hormone therapy (HT)''
Dengan usia yang masih 42 tahun dan belum mengalami menopause tentu akan
mengakibatkan pasien ini mengalami menopause dini. Pada pasien ini dilakukan
TAH-BSO (surgical menopause).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chubaty A et al, perempuan yang tidak
mengkonsumsi HT cenderung lebih sering terkena hot flushes derajat sedang
hingga berat dibandingkan dengan perempuan yang mengkonsumsi HT.
Terapi medikamentosa yang dianjurkan pada pasien ini adalah dengan pemberian
estrogen konjugasi sampai rata-rata usia seorang wanita mengalami menopause
alami sekitar 51 tahun. Terapi sulih hormon saat ini adalah pengobatan yang
paling efektif untuk gejala vasomotor yang meresahkan. Suatu sistematik review
menunjukkan pengurangan frekuensi hot flush secara signifikan sekitar 18
minggu sebesar 87% dibandingkan dengan placebo.
Anjuran pada pasien ini sebaiknya tetap melakukan follow up rutin karena berbagai
risiko ooforektomi dapat terjadi karena pengaruh menopause dini yang akan
dialami oleh pasien tersebut.