Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4
7,35-7,45
PaCO2
35-45 mmHg
HCO3
22-26 mEq/L
PaO2
80-100 mmHg
SaO2
93%-99%
DEFINISI
Asidosis Respiratorik adalah
keasaman
penumpukan CO2 dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat.Kedalaman dan kecepatan nafas
mengendalikan jumlah CO2 dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul CO2, pH darah menurun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar
CO2 dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga
pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
KLASIFIKASI
Asidosis Respiratori Akut.
Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam keadaan
normal. Seperti pada edema pulmonal akut, aspirasi benda asing, atelektasis,
pneumutorak, syndrome tidur apnea, pemberian oksigen pada pasien
hiperkapnea kronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP.
Asidosis Respiratorik Kronis.
Jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO3- telah meningkat. Terjadi pada
penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea tidur
obstruktif.
ETIOLOGI
Hambatan Pada Pusat Pernafasan Di Medula Oblongata.
Gangguan Otot-Otot Pernafasan Dan Dinding Dada.
Gangguan Pertukaran Gas.
Obstruksi Saluran Nafas Atas Yang Akut.
Hipofentilasi Dihubungkan Dengan Penurunan Fungsi Pusat Pernafasan
Seperti Trauma Kepala, Sedasi Berlebihan, Anesthesia Umum, Alkalosis
Metabolic.
KOMPLIKASI
Menurut Corwin (2009:755-763), komplikasi dari asidosis respiratorik yaitu :
Paralisis dan koma akibat vasodilatasi serebrum sebagai respon terhadap
peningkatan konsentrasi karbondioksida jika kadarnya menjadi toksik.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda narkosis CO2: sakit kepala, letargi, mengantuk, koma,
peningkatan frekuensi jantung, hipertensi, berkeringat, penurunan
responsivitas, tremor/asteriksis, papiledema, dispnea (bisa ada/tidak ada).
(Hudak & Gallo 1997:479)
Menurut Muttaqin (2009), tanda dan gejala dari Asidosis Respiratorik yaitu
retensi CO2 tidak khas dan pada umumnya tidak mencerminkan kadar PaCO 2.
Selain itu, baik asidosis respiratorik akut maupun kronis selalu disertai
hipoksemia, dimana hipoksemialah yang bertanggung jawab atas banyaknya
tanda-tanda klinis akibat retensi CO2.
PENATALAKSANAAN
Menurut Corwin (2009:755-763), penatalaksanaan ketidakseimbangan asam
basa pada asidosis respiratorik adalah perbaikan ventilasi penting dilakukan.
Mungkin diperlukan ventilasi mekanis.
Agd
Oksigen
Pemberian anti-imflamasi : jenis- jenis steroid, histamine dan lainnya
Pengencer dahak
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Anamnesis
1.Identitas Klien
2.Keluhan Utama
3.Riwayat Penyakit Dahulu
4.Riwayat Penyakit Keluarga
B.Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breath)
2. B2 (Blood)
3. B3 (Brain)
4.B4 (Bladder
5.B5 (Bowel)
6.B6 (Bone)
C.Pemeriksaan Penunjang
Analisis darah arteri
Pemeriksaan Darah Lengkap
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Aktual / resiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungsn dengan
retensi CO2, penurunan asupan oksigen, hipoventilasi, narcosis CO2.
Actual / resiko tinggi peningkatan tekanan intracranial yang berhubungan
dengan vasodilatasi pembuluh darah otak, edema serebral sekunder dari
retensi CO2 pada sel-sel serebral.
Actual / resiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan
gangguan konduksi elektrikal, peningkatan pH sel-sel miokardium.
Actual / resiko tinggi penurunan perfusi serebral yang berhubungan dengan
peningkatan akut PaCO2, hipoksemia pada pembuluh darah otak.
INTERVENSI
Aktual / resiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungsn
dengan retensi CO2, penurunan asupan oksigen, hipoventilasi, narcosis
CO2.
Intervensi ;
1.Kaji klien yang dicurigai mengalami asidosis respiratorik
2. Istirahatkan klien dengan posisi fowler.
3.Cari factor penyebab yang memperberat asidosis respiratorik.
4.Manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
5.Evaluasi perubahan warna kulit, termasuk membrane mukosa dan kuku.
6.Pantau kadar hemoglobin.beri oksigen 4liter/menit.
7.Kolaborasi pemilihan pemberian cairan.
8.Kolaborasi untuk memantau gas darah secara ketat.
9.Kolaborasi pemberian ventilai mekanik
Intervensi :
1.Baringkan klien (bed rest) total dengan posisi tidur telentang tanpa bantal.
2.Pantau tanda - tanda vital seperti TD, nadi, suhu, respirasi dan hati hati pada
hipertensi sistolik.
3.Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Ajurkan pasien untuk mengeluarkan
napas apabila bergerak atau berbalik ketempat tidur.
4.Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan.
5.Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.
6.Kolaborasi : berikan cairan per infus dengan perhatian ketat, monitor natrium serum.
TERIMA KASIH