Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kartika Nurindah Prasetyanti
22020110141005
Emi Rahmawati
22020110141008
22020110141010
Nurul Hidayati
22020110141011
Nunun Pratiwi
22020110141013
22020110141015
Abi Nugroho
22020110141018
22020110141019
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Seksualitas merupakan
bagian
integral
dari
kehidupan
manusia.
II.
TUJUAN
a. Umum
Untuk mengidentifikasi kebutuhan seksualitas dan reproduksi pada
manusia.
b. Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pengertian pengertian, setiap tumbuh kembang,
etnik legal dalam seksualitas.
2. Untuk mengidentifikasi anatomi dan fisiologi organ seksualitas wanita
dan pria (interna & eksterna).
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan
seksualitas.
4. Untuk mengidentifikasi pengkajian kebutuhan seksualitas.
5. Untuk mengidentifikasi pemeriksaan fisik genetalia dan payudara
(observasi dan palpasi).
BAB II
PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN SEKSUALITAS
Seks merupakan kegiatan fisik, sedangkan seksualitas bersifat total, multidetermined dan multi-dimensi. Oleh karena itu, seksualitas bersifat holistik yang
melibatkan aspek biopsikososial kultural dan spiritual.
Identitas seksual adalah pengenalan dasar tentang seks diri sendiri secara
anatomis yang sangat berhubungan dengan kondisi biologis, yaitu kondisi
anatomis dan fisiologis, organ seks, hormon dan otak dan saraf pusat. Seorang
anak dapat menafsirkan secara jelas perilaku orang lain yang sesuai dengan
identitas seksualnya, yang bagaimana seorang memutuskan untuk menafsirkan
identitas seksual untuk dirinya sendiri atau citra diri seksual (sexual self-image)
dan konsep diri.
Peran jender berhubungan dengan bagaimana identitas jender seseorang
diekspresikan secara sosial dalam perilaku jenis seks yang sama atau berbeda.
Identitas jender mulai berkembang sejak usia 2 hingga 3 tahun yang dipengaruhi
oleh faktor biologis (embrionik dan sistem saraf pusat), anatomi genital dan pola
orang tua terhadap anak. Dengan demikian, sebenarnya peran jender terbina
melalui pengamatan.
Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya seksualitas tidak
terbatas hanya di tempat tidur atau bagian tubuh saja, tetapi merupakan ekspresi
kepribadian, perasaan fisik dan simbolik tentang kemesraan, menghargai dan
saling memperhatikan secara timbal balik. Perilaku seksual seseorang sangat
ditentukan oleh berbagai kebutuhan, antara lain kebutuhan akan cinta dan kasih
sayang, rasa aman psikologis, serta harga diri sebagai wanita atau pria. Pada
kondisi dimana kesehatannya mengalami gangguan, seseorang kemungkinan
besar
akan
mengalami
gangguan
pemenuhan
kemenuhan
kebutuhan
merupakan
pandangan
terhadap
identitas
jenis
PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
Perkembangan seksualitas diawali dari masa pranatal dan bayi, kanakkanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur, serta dewasa.
Masa Pranatal dan Bayi
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang.
Berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan, seperti adanya
ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada wanita. Perilaku ini
terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut Sigmund
Freud, tahap perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah:
1. Tahap oral, terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasaan, kesenangan, atau
kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah,
atau uk mendapat bersuara. Anak memiliki ketergantungan sangat tinggi
dan selalu minta dilindungi untuk mendapat rasa aman. Masalah yang
diperoleh pada tahap ini adalah masalah menyapih dan makan.
2. Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi
pada saat pengeluaran feses. Anak mulai menunjukkan keakuannya,
sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egois. Anak juga
mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada tahap ini anak sudah dapat
dilatih dalam hal kebersihan.
Masa Kanak-Kanak
Masa ini dibagi dalam usia toddler, prasekolah, dan sekolah.
Perkembangan seksual pada masa ini diawali secara biologis atau fisik, sedangkan
perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah:
1. Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun. Kepuasan anak terletak
pada rangsangan otoerotis, yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari
beberapa daerah erogennya. Anak juga mulai menyukai lain jenis. Anak
laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya, sebaliknya anak
perempuan
lebih
suka
pada
ayahnya.
Anak
mulai
dapat
Kepuasaan anak pada tahp ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan
cinta yang matang terhadap lawan jenis.
Masa Dewasa Muda Dan Pertengahan Umur
Pada tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks
sekunder mencapai puncaknya, yaitu antara umur 18-30 tahun. Pada masa
pertengahan umur terjadi perubahan hormonal, pada wanita ditandai dengan
penurunan esterogen, pengecilan payudara dan jaringan vagina, penurunan cairan
vagina, selanjutnya akan terjadi penurunan reaksi, pada pria ditandai dengan
penurunan ukuran penis serta penurunan semen. Dari perkembangan psikososial,
sudah mulai terjadi hubungan intim antara lawan jenis, proses pernikahan dan
memiliki anak, sehingga terjadi perubahan peran.
Masa Dewasa Tua
Perubahan yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah
atropi pada vagina dan jaringan payudara, penurunan cairan vagina, dan
penurunan intensitas orgasme pada wanita ; sedangkan pada pria akan mengalami
penurunan jumlah sperma, berkurangnya intensitas orgasme, terlambatnya
pencapaian ereksi, dan pembesaran kelenjar prostat.
III.
keputusan seksual didasarkan terutama pada agama. Apa yang dianggap seseorang
sebagai benar dan salah secara seksual sangat berkaitan dengnan sikap dan
keyakinan agama. Keyakinan agama kontemporer memandang secara berbeda
terhadap nilai, perilaku dan ekspresi seksual yang dapat diterima (Zawid, 1994).
Beberapa badan gereja besar di Amerika Serikat telah mengeluarkan kertas
pernyataan tentang seksualitas untuk menunjukkan posisi atzu keyakinan mereka.
Seseorang juga dapat menyatakan pada public bahwa ia menyakini system seksual
tetentu tetapi berperilaku cukup berbeda secaa pribadi. Pendekatan kedua
memandang setiap tindakan seksual antara orang dewasa yang cukup umur dalam
kehidupan pribadinya sebagai moral. Sebagian orang percaya bahwa moral
seksualitas meningkatkan pertumbuhhan pribadi dna hubungan interpersonal.
Sedangkan oaranglain percaya bahwa morallitas tentang tindakan seksual harus
diputuskan dengan dasar situasi di mana hal tersebut terjadi.
Akibatnya individu mempunyai perbedaan keyakinan dan nilai seksual
mereka. Michael et al (1994)membagi responden menhjadi 3 kategori dengan
dasar sikap dan keyakinan. Individu yang masuk ked dalam kategori tradisional
mengatakan bahwa keyakinan keagamaan mereka selalu memberikan pedoman
perilaku seksual mereka, dan bahwa homoseksualitas, aborsi, dan hubungan seks
pranikah dan di luar nikah selalu di anggap salah. Kategori relasional
berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari hubungan salaing mencintai
tetapii tidak harus terjadi dalam perkawinan.
Moralitas yang bersifat lebih individualistic meluas pada tahun 1960-1970.
Banyak
seksualitas sebagai suatu cara ekspresi diri. Wanita mengajukan hak-hak mereka
untuk mengontrol reproduksi dan ekspresi perasaan seksual mereka. Moralitas
baru ini menekankan kepemilikan tubuh dan perasaan seseorang, pikiran bebas
dan aktualisasi diri. Perjuangan dari tahun 1990-an tampak sebagaimana
menggabungkan moralitas individualitas ini (tanpa kehilangan apa yang telah
dicapai) dengan ekspansi seksualitas yang lebih monogamy. Peningkatan angka
penyakit seperti gonorea, klamidia, human papiloma virus (HPV), dan HIV telah
mempengarui penekanan kembali pada hubungan monogami.
IV.
Epididimis
menyimpan
sperma
dan
mampu
yang
bermuara
kedalam
duktus
ejaculator
menghasilkan secret berupa cairan kental dan basa yang kaya akan
fruktosa, yang berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi sperma,
meningkatkan pH ejakulat dan mengandung prostaglandin yang
mneyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat, sehingga lebih cepat
sampai ke tuba falopi. Setengah lebih sekresi vesika seminalis adalah
semen.
b. Kelenjar prostat, merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika
urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar uretra
bagian atas. Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari. Prostat
mengeluarkan cairan basa yang menyerupai susu yang menetralisir
asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma
yang optimum pada pH 6.0 sampai 6.5. Fungsi untuk menambah cairan
alkalis pada cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa
terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagina.
c. Kelenjar bulbouretral (cowper), adalah sepasang kelenjar kecil yang
ukurannya dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini
mengandung
banyak
sel
epitel
memanjang menjadi spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor.
Sperma
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke
seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses
pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormone,
enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma.
Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.
Setelah terbentuk dalam tubuls seminiferus, sperma membutuhkan
waktu beberapa hari untuk melewati epididimis, bergerak dari tubulus
seminiferus bagian awal epididimis selama 18 jam-24 jam. Kedua testis
dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari, sejumlah kecil
vas
deferens
dan
ampula
vas
deferens.
Testis
dapat
Semen
Berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir
diejakulasi. Semen berfungsi mendorong sperma keluar dari duktus
ejakulatorius dan uretra, cairan dari vesikula seminalis membuat semen
lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen
dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia
pria, setelah sperma diejakulasi ke dalam semen jangka hidup maksimal
sperma hanya 24-48 jam.
mengikuti pelepasan GnRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai
-
mengakibatkan
sel
tumbuh
dan
mensekresi
berbagai
unsur
testosteron,
dan
testosteron
dapat
mempertahankan
V.
besar uterus. Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba falopi.
-
saluran telur.
Badan uterus, merupakan luas berdinding tebal yang membungkus
rongga uterus
Serviks, merupakan leher bawah uterus yang terkonstriksi
Portio vaginalis, merupakan bagian serviks yang menonjol kedalam
ujung bagian atas vagina.
proses-proses
prakonsepsi.
Estrogen
penting
bagi
pematangan
dan
mempersiapkan
lingkungan
yang
sesuai
untuk
memelihara
PENGKAJIAN
A. Faktor yang Mempengaruhi Seksualitas
Keinginan seksual beragam diantara individu: sebagian orang
menginginkan dan menikmati seks setiap hari, sementara yang lainnya
menginginkan seks hanya sekali satu bulan, dan yang lainnya lagi tidak
memiliki keinginan seksual sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan
fakta tersebut. Keinginan seksual menjadi masalah jika semata-maata
menginginkan untuk merasakan keinginan hubungan seks lebih sering, jika
keyakinan klien adalah penting untuk melakukannnya pada beberapa norma
kultur, atau jika perbedaan dalam keinginan seksual dari pasangan
menyebabkan konflik.
a. Faktor fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan
fisik. Aktivias seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Bahkan hanya membayangkan bahwa seks dapat menyakitkan sudah
menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan keletihan adalah alasan
seseorang untuk tidak merasakan seksual. Medikasi dapat mempengaruhi
keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk
oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh,
dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor hubungan
Masalah dalam berhubungan dapat mengalihkan perhatian
seseorang dari keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah
memudar, pasangan mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan pada
perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka. Tingkat
seberapa jauh mereka masih merasa dekat satu sama lain dan berinteraksi
pada tingkat
Penurunan
minat
dalam
aktivitas
seksual
dapat
rasa sejahtera atau gairah palsu dalam tahap awal seks. Namun demikian,
banyak bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alcohol
terhadap seksualitas jauh melebihi cuforia yang mungkin dihasilkan pada
awalnya.
Menemukan waktu yang tepat untuk aktivitas seksual adalah factor
gaya hidup yang lain. Sebagian klien tidak mengetahui bagaimana
menetapkan waktu bekerja dan di rumah untuk mencakupkan perilaku
seksual. Pasangan yang bekerja, misalnya mungkin merasa terlalu
terbeban sehingga mereka cumbuan seksual dari pasangannya sebagai
tuntutan tambahan bagi mereka. Klien seperti ini sering mengungkapkan
bahwa mereka perlu waktu untuk menyendiri untuk berpikir dan istirahat
sebagai hal yang lebih penting dari seks. Individu yang lain mungkin tidak
memiliki pasangan seksual.
d. Faktor harga diri
Tingkat harga diri klien juga dapat menyebabkan konflik yang
melibatkan seksualitas. Jika harga diri seksual tidak pernah dipelihara
dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual diri dan
dengan
mempelajari
keterampilan
seksual,
seksualitas
mungkin
informasi
hanya
semata-mata
untuk
memenuhi
rasa
keingintahuan adalah suatu hal yang tidak tepat. Suatu pernyataan pembukaan
seperti Seks adalah bagian yang penting dalam kehidupan kita dan sebaliknya.
Untuk lebih memahami dengan baik tentang kesehatan anda, penting artinya
untuk mengetahui . Adalah contoh yang baik untuk digunakan. Pertanyaan
lainnya yang dapat diajukan kepada orang dewasa adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perasaan Anda tentang bagian seksual dari hidup Anda?
2. Apakah Anda memperhatikan adanya perubahan dalam cara Anda
merasakan tentang diri Anda sebagai pria, wanita, suami atau istri?
3. Bagaimana penyakit, medikasi, atau pembedahan yang Anda alami telah
mempengaruhi kehidupan seks Anda?
4. Bukan hal yang tidak umum bagi seseorang dengan kondisi seperti Anda
mengalami beberapa masalah seksual. Apakah hal tersebut menjadi
kekuatiran Anda?
Pertanyaan yang mungkin ditujukan kepada orangtua anak mencakup
yang berikut:
1. Apakah Anda memperhatikan anak Anda mengeksplorasi tubuhnya,
misalnya saja menyentuh penisnya?
2. Apakah anak Anda telah mulai mengajukan pertanyaan tentang dari mana
bayi berasal?
3. Pernahkah Anda membicarakan dengan anak Anda tentang seks,
kehamilan, dna kontrasepsi?
Remaja mungkin merespons dengan baik terhadap pertanyaan seperti
yang berikut ini:
Jika
teridentifikasi
kekuatiran
seksual,
perawat
mungkin
untuk digunakan?
8. Apakah kedua pasangan merasa malu untuk menggunakan metoda
tersebut?
9. Apakah resiko terhadap kehamilan dapat diterima?
10. Apakah ada alternatif lainnya?
Seperti yang ditunjukkan oleh usia, jenis kelamin dan tinjauan sistem
tubuh, riwayat kesehatan harus mencakup aspek yang berhubungan dengan
pengkajian seksual. Riwayat harus mencakup pokok pikiran tentang PMS
seperti pemajanan yang diketahui, rabas genital, dan banyak pasangan.
Keadekuatan atau kebutuhan kontrasepsi adalah pokok yang sesuai tentang
mengajukan pertanyaan bagi semua pria dan wanita premenstrual yang aktif
secara seksual.
dengan siklus haid atau tidak, serta banyak dan lamanya perdarahan, jadi,
perlu diketahui apakah yang sedang dihadapi itu menoragia, hipermenorea,
polimenorea, hipomenorea, oligomenorea, atau metroragia.
4. Minta klien menjelaskan riwayat tentang irigasi cairan yang meliputi
fekruensi, lamanya menjalani irigasi tersebut, metode dan larutan yang
digunakan, serta alasan dilakukannya irigasi cairan tersebut.
5. Minta klien menjelaskan riwayat obstetric, meliputi kehamilan, riwayat
aborsi, dan kelahiran usia muda (premature).
6. Tentukan apakah klien melakukan praktik seksual yang aman. Mintalah
klien menjelaskan praktik pemakaian kontrasepsi saat ini, masa lampau,
dan masalah yang berkaitan. Identifikasi risiko penyakit yang tertular
melalui hubungan seksual dan infeksi HIV.
7. Apakah klien mengalami gejala masalah genitourinaria seperti disuria,
frekuensi, tiba-tiba (urgensi), nokturia, hematuri, inkontinensia, atau
inkontinesia akibat stes?
8. Kaji perilaku atau perasaan klien tentang pasangan seksual dan gaya hidup
seksual.
9. Apakah klien pernah memperhatikan pengeluaran vaginal, jaringan
perianal yang membengkak, atau lesi genitalia?
10. Untuk wanita mengandung, tentukan tanggal harapan partus (HP) atau usia
per minggu kehamilan, saluran involunter cairan, adanya perdarahan, dan
gejala yang berhubungan.
D. Pengkajian Riwayat Kesehatan Payudara
1. Kaji apakah mereka mempunyai riwayat kanker payudara pada keluarga,
pernah mengalami kanker payudara sebelumnya atau tidak pernah punya
anak. (untuk klien wanita berusia diatas 40 tahun)
2. Periksa bila wanita melahirkan anak pertama setelah berusia diatas 30
tahun, pernah mengalami menarke sebelum berumur 12 tahun, menopause
setelah berusia lebih dari 50 tahun atau belum pernah menyusui seorang
anakpun.
3. Lakukan langkah pengkajian apakah klien (semua jenis kelamin) pernah
melihat adanya benjolan, penebalan, nyeri, atau perlunakkan pada
payudara: pengeluaran, kelainan, penarikan, atau adanya sisik pada putting
limfe.
Perawat
mempelajari
lokasi
nodus
supraklavikular,
kecil, lunak, tidak nyeri tekan merupakan hal yang normal. Nodus yang
terpalpasi teraba seperti massa kecil yang keras, nyeri tekan, dan tidak dapat
digerakkan. Perawat juga memalpasi sepanjang bubungan klavikula alas dan
bawah. Prosedur tersebut dibalik untuk sisi yang lain.
Sulit bagi klien untuk mempelajari palpasi limfe nodus. Berbaring
dengan lengan terabduksi membuat area tersebut lebih mudah di jangkau.
Klien diinstruksikan untuk menggunakan tangan kirinya untuk area aksilaris
dan klavikular kanan. Perawat dapat memgang ujung jari klien dan
menggerakkannya denga gerakan memutar. Kemudian klien menggunakan
tangan kanannya untuk memalpasi nodus disisi kiri.
Palpasi jaringan payudara yang terbaik dilakukan denga klien pada
posisi terlentang dan satu lengan dibelakang kepala (bergantian untuk setiap
payudara). Posisi terlentang memungkinkan jaringan payudara tersebar merata
pada dinding dada. Klien harus mengangkat tangannya dan meletakkannnya
dibelakang leher untuk lebih meregangkan dan memosisikan jaringan
payudara secara merata. Pemeriksa sering meletakkan bantal kecil atau
handuk dibelakang belikat untuk memosisikan jaringan payudara.
Konsistensi jaringan payudara normal sangat bervariasi. Payudara pada
klien yang masih muda cenderung keras dan elastic, sedangkan pada klien
lansia, jaringan tersebut terasa berserabut dan noduler.
Jika klien mengelugh adanya massa, perawat memeriksa payudara
yang berlawanan terlebih dahulu untuk memastikan perbandingan yang
objektif anatara jaringan normal dan abnormal. Palpasi dilakukan secara
sistematik dengan salah satu dari dua arah, searah jarum jam atau berlawanan
dengan arah jarum jam, membentuk lingkaran kecil dengan jari sepanjang
setiap kuadran serta ekor atau teknik kedepan dan kebelakang dengan jari-jari
bergerak keatas dan kebawah setiap kuadran. Apapun pendekatan yang
digunakan perawat harus memastikan bahwa seluruh payudara dan ekor sudah
diperiksa, serta member perhatian pada area yang mengalami nyeri tekan.
perawat
menyelesaikan
pemeriksaan
klien
dapat
abnormal pada saat SADARI rutin setiap bulan. Selain itu, klien juga harus
mengetahui semua tanda dan gejala kanker payudara (Potter, 2005) .
a. Payudara Wanita
1 Pastikan pasien merasa nyaman, hangat, dan memahami apa yang akan
2
supraklavikularis.
Catat konsistensi, nyeri tekan, nodulus, jika ada, perhatikan letak ukuran,
limfadenopati
aksilaris
dan
untuk mendeteksi massa payudara) atau pola melingkar atau baji. Palpasi
dengan gerakan lingkaran konsentrik, jangkauan sedikit.
bahu.
Palpasi setiap putting
b. Payudara Pria
Inspeksi dan palpasi putting dan areola.
Pemeriksaan payudara relative mudah. Putting dan areola diinspeksi untuk
adanya nodul, edema, dan ulserasi. Pembesaran payudara pria dapat terjadi
akibat obsesitas atau pembesaran kelenjar. Pembesaran payudara pada pria
muda dapat menjadi indikasi adanya penggunaan steroid. Jaringan lemak
terasa lunak, sedangkan jaringan kelenjar terasa liat. Massa yang dipalpasi
untuk karakteristik yang sama dengan payudara wanita. Karena kanker
payudara pria relative jarang, pemeriksaan payudara rutin pada pria tidak
diperlukan.
Massa payudara yang dapat dipalpasi
Usia (tahun)
15-25
Karakteristik
Biasanya lunak, bulat, dapat
digerakkan, tidak ada nyeri
25-50
tekan
Biasanya lunak sampai keras,
Kista
nyeri tekan
Nodular, seperti jalinan tali
Tidak
teratur,
berbentuk
stelata, keras, batasan tidak
50 atau lebih
Kanker
sampai
sebaliknya
Adenoma pada masa laktasi, Seperti di atas
kista, mastitis, dan kanker
itu.
Inspeksi penis dan skrotum
Pada pemeriksaan penis dan skrotum, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
tidak dapat dipalpasi. Testis kanan dalam batas-batas normal. Tidak ada hernia
inguinal. Di daerah inguinal kanan ditemukan nodus limfe kecil, 2x2 cm,
lunak, tidak terfiksasi, tidak nyeri tekan.
Penis dikhitan. Ada massa verukosa 1-2 cm pada meatus eksterna.
Sekret uretra yang kental, kuning, purulen, yang dapat diperah dari uretra,
terlihat di meatus. Isi skrotum dalam batas-batas normal. Tidak ada hernia
inguinal.
C. Prosedur Inspeksi dan Palpasi Genetalia Eksternal Wanita.
1. Memberi kesempatan pada klien untuk menggosokkan
kemihsebelum pemeriksaan dimulai
2. Anjurkan klien membuka celana
kandung
Perhatikan
adanya
lesi,eritema,fisura,leuplakiadan exkoriasi
8. Tarik lembut radia minora,orivisium uretra, selaput darah,orifisium vagina
danperinuium
9. Perhatikan setaip adanya pembengkakan alkus,keluarkan,nedula,dll
10. Palpasi pada kelenjar skene untuk mengetahui adanya discharge maupun
kekakuan.
11. Palpasi pada kelenjar bartholin
Tabel di bawah ini menunjukkan hal-hal yang difokuskan pada tiap
bagian genitalia:
No
1.
Bagian
Kulit dan area pubis
Cara pemeriksaan
1. Inspeksi :
Rambut pubis
-
Penampilan
umum
warna
kulit,hygiene )
-
.
2. Palpasi : rambut pubis : Tekstur halus atau
tidak.
2.
Labia mayor
Adakah
ditemukannya
inflamasi,
3.
Labia minor
Kesimetrisan.
3.
Perineum
4.
Klitoris
5.
Orifisium uretra
Normalnya
berwarna
6.
Orifisium vagina
Inpeksi
inspeksi
2.
Palpasi
kilen
perawat
mempalpasi
adanya
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Pada
dasarnya seksualitas tidak terbatas hanya di tempat tidur atau bagian tubuh saja,
tetapi merupakan ekspresi kepribadian, perasaan fisik dan simbolik tentang
kemesraan, menghargai dan saling memperhatikan secara timbal balik. Pada
kondisi dimana kesehatannya mengalami gangguan, seseorang kemungkinan
besar
akan
mengalami
gangguan
pemenuhan
kemenuhan
kebutuhan
SARAN
Diharapkan pemahaman mengenai kebutuhan seksualitas dan reproduksi
di informasikan sejak dini, agar dapat menjaga kesehatan seksual dan reproduksi,
sehingga tidak terjadi gangguan pada kebutuhan seksualitas dan reproduksinya.
Selain itu, kita sebagai calon perawat harus lebih memahami tentang kebutuhan
dasar seksualitas agar dapat memberikan intervensi yang tepat kepada klien
gangguan seksualitas dan reproduksi sehingga klien dapat memenuhi kebutuhan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA