Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN KRITERIA
TEKNIS KAWASAN
BUDI DAYA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NO.41/PRT/M/2007
DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN RUANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
DIREKTORAT
JENDERAL
PENATAAN
RUANG
DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN RUANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
MODUL TERAPAN
PEDOMAN KRITERIA
TEKNIS KAWASAN
BUDI DAYA
Kata
Pengantar
Berkat limpahan Rahmat dan KaruniaNYA, serta puji syukur kehadirat
ALLAH SWT, telah tersusun Modul Terapan Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budi Daya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa Pemerintah
dan Pemerintah Daerah berkepentingan dalam penyusunan rencana
tata ruang sebagai arahan pelaksanaan pembangunan agar tercipta
keterpaduan dan keserasian pembangunan oleh seluruh pemangku
kepentingan.
Dalam
kaitan
pelaksanaan
pembangunan
dan
pelaksanaan
pembinaan di daerah, Ditjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan
Umum telah menyusun beberapa pedoman bidang penataan ruang
dalam rangka operasionalisasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Salah
satu pedoman tersebut adalah Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi
Daya yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
41/PRT/M/2007.
Modul Terapan Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya ini
disusun dalam rangka untuk dapat lebih memahami dan untuk
memberikan penjelasan sistematis substansi pedoman, serta
memberikan penjelasan cara penggunaan Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budi Daya.
Mudah-mudahan Modul Terapan Pedoman Kriteria Teknis Kawasan
Budi Daya ini dapat mempercepat terwujudnya penataan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan di persada Nusantara.
Jakarta, Desember 2008
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
Daftar
Isi
Kata Pengantar
....................................................................................................................
i
Daftar Isi
..........................................................................................................................
iii
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
1
..........................................................................................
Pengenalan Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya
3
.................................................
Kedudukan Legal Aspek Dalam Peraturan Penataan Ruang
5
...............................................
Kedudukan Dalam Proses Penataan Ruang
6
........................................................................
Ruang Lingkup
7
..................................................................................................................
Sistematika
Buku Modul
8
....................................................................................................
BAGIAN 2
WACANA ACUAN
1
.......................................................................................
Acuan
Normatif dan Pengaturan Teknis
1
.............................................................................
3
Pendekatan
Aplikasi Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya
1
....................................
6
Pengkayaan
Materi
1
.............................................................................................................
6
BAGIAN 3
KRITERIA PENETAPAN
................................................................................
23
Langkah 1: Apa Fungsi Utama dari Setiap Peruntukan Ruang di Kawasan
Budi Daya?
........................................................................................................
Langkah 2: Bagaimana Kriteria Umum & Kaidah Perencanaan untuk Setiap
Peruntukan Ruang di Kawasan Budi
Daya?.......................................................
27
Langkah 3: Bagaimana Karakteristik Lokasi & Kesesuaian Lahan untuk
Kawasan Budi Daya?
3
.........................................................................................
6
Langkah 4:
Bagaimana Kriteria & Batasan Teknis untuk Setiap Peruntukan
Ruang di Kawasan Budi Daya?
3
..........................................................................
9
Kriteria dan Batasan Teknis Kawasan Hutan Produksi
3
................................
9
Kriteria dan Batasan Teknis Kawasan Pertanian
4
.........................................
1
Kriteria dan Batasan Teknis Kawasan Pertambangan
4
.................................
5
Kriteria
dan Batasan Teknis Kawasan Permukiman
4
....................................
Kriteria
dan Batasan Teknis Kawasan Industri
5
............................................
Kriteria
dan Batasan Teknis Kawasan Pariwisata
5
........................................
9
Kriteria
dan Batasan Teknis Kawasan Perdagangan dan
6
Jasa .....................
0
BAGIAN 4
PENUTUP
6
...................................................................................................
5
Penutup
............................................................................................... 6
...........................
7
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA
KAWASAN BUDI DAYA
TEKNIS
iii
25
DAFTAR
TABEL
Tabel 1 Fungsi Utama Peruntukan Ruang
.......................................................................
26
Tabel 2 Kriteria Umum dan Kaidah Perencanaan
............................................................
28
Tabel 3 Karakteristik Lokasi dan Kesesuaian Lahan
.........................................................
36
Tabel 4 Skoring Kelas Lereng
...........................................................................................
38
Tabel 5 Skoring Kelas Jenis Tanah
....................................................................................
38
Tabel 6 Skoring Kelas Intensitas Hujan
............................................................................
38
Tabel 7 Karakteristik Kawasan Peruntukan Pertanian
.....................................................
44
Tabel 8 Kebutuhan Sarana Pendidikan pada Kawasan Peruntukan Permukiman
...........
51
Tabel 9 Kebutuhan Sarana Kesehatan pada Kawasan Peruntukan Permukiman
............
52
Tabel 10 Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olah Raga
................
53
Tabel 11 Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga pada Kawasan Peruntukan
Permukiman .......................................................................................................
54
Tabel 12 Alokasi Lahan pada Kawasan Industri
.................................................................
57
Tabel 13 Standar Teknis Pelayanan Umum di Kawasan Industri
.......................................
58
Tabel 14 Karakteristik Kawasan Peruntukan Pariwisata
....................................................
61
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3
4
3
5
4
0
4
3
4
6
4
8
4
9
5
0
5
6
Daftar
Isi
Gambar
10
Gambar
11
6
1
6
4
&
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA TEKNIS
KAWASAN BUDI DAYA disusun untuk memberikan
penjelasan sistematis substansi Pedoman dan cara penggunaan
buku Pedoman dalam Perencanaan Tata Ruang.
Substansi dari buku Pedoman yang dianggap sudah jelas tidak
akan dijabarkan kembali dalam buku modul ini. Oleh karenanya
penggunaan buku modul ini tidak dapat terpisah dari buku
PENDAHULUAN
Pendahuluan
PENGENALAN PEDOMAN
KRITERIA TEKNIS KAWASAN
BUDI DAYA
kawasan/wilayah.
Stakeholder lain : sebagai acuan dalam menentukan kriteria lokasi
dan jenis kegiatan pemanfaatan ruang dalam suatu kawasan budi
daya, antara lain bagi wakil masyarakat, pihak akademisi, asosiasi,
dan dunia usaha yang terlibat dalam proses penyusunan rencana
tata ruang kawasan/wilayah.
KEDUDUKAN
LEGAL
Kapan harus menggunakan
Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya ?
ASPEK DALAM
Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004
Tentang Pemerintahan
Daerah
Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007
Tentang Penanggulangan
Bencana
Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007
Tentang Penataan
Ruang
Permen PU No
41/PRT/M/2007
tentang Pedoman
Kriteria Teknis
PP Bidang
Penataan
Ruang
lainnya
PP
PP
PP
PP
Penatagunaan Tanah
Penatagunaan Air
Penatagunaan Hutan
Pengelolaan
DAS
Terpadu
Pedoman-Pedoman
Bidang
Penataan Ruang
Kepmen Kimpraswil No.
327/KPTS/M/2002
tentang
Penetapan Enam
Pedoman
Bidang Penataan
KEDUDUKAN LEGAL
ASPEK DALAM
PERATURAN PENATAAN
Kawasan Budi Daya
Pedoman
Teknik Analisis
Aspek Fisik &
Lingkungan,
Ekonomi
Aspek
Fisik
Lingkun
gan
Aspe
k
Ekono
mi
Kawasan Lindung:
Ka
asan
yang
memberi
perlndungan
kawasan
bawahannya
Kaw perlindungan
asan
setempat
Ka
asan
suaka alam
Ka
asan
pelestarian
alam
Ka
asan
rawan
bencana alam
Ka
asan
lindung
lainnya
Pedoman
Penentuan
Klasifkasi Zona
Kawasan
perkotaan
&
perdesaa
n
Pedoman
Kriteria
Teknis
Kawasan
Budi Daya
Aspek
Sosial
Buday
a
m
Perdesaan PusatHirar
ki
pusat Pengembangan
Hirar
ki
Pusat Pelayanan
Fung Pusat-pusat Pelayanan
si
asarana Wilayah:
SistemPr
Si tem Jaringan Prasarana
Transporta
si
Pr asarana Telematikan
Si tem Prasarana
Pengaira
n
Si tem Jaringan Prasarana
Energi
Si tem Prasarana
Lingkung
an
SISTEMATIKA BUKU
MODUL
KRITERIA TEKNIS KAWASAN BUDI DAYA
PERKOTAAN
Mengac
u pada
pedoma
n lain
yang
terkait
PERDESAAN
RUANG
LINGKUP
UTAMA
KRITERIA UMUM & KAIDAH PERENCANAAN
KARAKTERISTIK LOKASI & KESESUAIAN LAHAN
KRITERIA & BATASAN
TEKNIS
Bagian 1
Isi
Materi
Pendahuluan
Bagian 2
Wacana Acuan
Bagian 3
n
tekni
s Penetapan:
Kriteria
Langkah 1 Penentuan fungsi
Bagian 4
Penutup
WACANA ACUAN
Wacana Acuan
ACUAN NORMATIF DAN PENGATURAN
TEKNIS
Acuan Normatif
Dasar Pertim-
1.
2.
Undang-Undang Nomor 6
Tahun
1967 tentang KetentuanKetentuan
Pokok Peternakan dan
Kesehatan
Hewan.
Undang-Undang Nomor 11
Tahun
1967 tentang Ketentuan
-Ketentuan
Pokok Pertambangan.
3.
Undang-Undang Nomor 5
Tahun
1984 tentang Perindustrian.
4.
Undang-Undang Nomor 9
Tahun
1990 tentang
Kepariwisataan.
5.
Undang-Undang Nomor 4
Tahun
1992 tentang Perumahan
dan
Permukiman.
6.
Undang-Undang Nomor 5
Tahun
1992 tentang Benda Cagar
Budaya.
7.
Undang-Undang Nomor 12
Tahun
1992 tentang Sistem Budi
Daya
Tanaman.
8.
Undang-Undang Nomor 41
Mengapa Digunakan ?
banga
Dasar
Pelaksanaan
Tahun
1999 tentang Kehutanan.
9.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2004 tentang Perkebunan.
13
Mem
beri
arah
an
dala
m
pem
anfa
atan
ruan
g
kawa
san
budi
daya
untu
k
aktiv
itas
pert
ania
n,
khus
usny
a
pete
rnak
an
Memberi arahan dalam
pemanfaatan
k aktivitas kepariwisataan
Memberi arahan dalam pemanfaatan
r
uang kawasan budi daya untuk
pemanfaatan
r
uang kawasan budi daya untuk
aktivitas industri
Mem
beri
arah
an
dala
m
pem
anfa
atan
ruan
g
kawa
san
budi
daya
untu
14
BUDI DAYA
Acuan Normatif
Mengapa Digunakan
?
banga
Dasar Pertim-
Undang-Undang Nomor 26
Tahun
2007 tentang Penataan
Ruang.
14.
Peraturan Pemerintah
Nomor 10
Tahun 1993 tentang
Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 5
Tahun
1992 tentang Benda Cagar
Budaya.
15.
Peraturan Pemerintah
Nomor 80
Tahun 1999 tentang Kawasan
Siap
Bangun dan Lingkungan Siap
Bangun yang Berdiri Sendiri.
16.
Peraturan Pemerintah
Nomor 27
Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
19.
Dasar
Pelaksanaan
21.
22.
penataan ruang
Mem
beri
pand
uan
dala
m
penet
apan
pema
nfaat
an
ruang
di
kaw
asan
budi
daya
yang
menjadi
situssitus
cagar
budaya
Mem
beri
pand
uan
dala
m
men
yusu
n
peng
guna
an
ruan
g
untu
k
fung
si
perm
ukim
an
dan perumahan
Memberi arahan dalam melakukan
produksi
Memberi panduan dalam
menyusun penggunaan
ruang untuk kawasan industri
Memberi panduan dalam
menyusun penggunaan
ruang untuk pengembangan
permukiman dan perumahan
Acuan
Normatif
Dasar Pertim12.
13.
14.
Mengapa Digunakan ?
Memberi panduan dalam
menyusun penggunaan ruang
untuk permukiman
Dasar Pelak-
banga
n
Memberi
panduan
dalam
menyusun penggunaan dan
pengelolaan
ruang
untuk
lingkungan permukiman
Memberi panduan dalam
menyusun penggunaan dan
pengelolaan ruang untuk
lingkungan permukiman dan
perumahan.
Mengapa diperlukan ?
PENDEKATAN APLIKASI
PEDOMAN KRITERIA TEKNIS
KAWASAN BUDI DAYA
Pendekatan Penataan Ruang
Pendekatan penataan ruang dilakukan melalui pertimbanganpertimbangan pada aspek- aspek penggunaan ruang yang didasarkan
pada perlindungan terhadap keseimbangan ekosistem dan jaminan
terhadap kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan secara harmonis,
yaitu:
a)
Penilaian pada struktur ruang dan pola ruang pada
kawasan budi daya. b)
Penilaian pada intensitas
pemanfaatan ruang pada kawasan budi daya.
PENGKAYAAN MATERI
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perkotaan merupakan pusat kegiatan yang berperan sangat
penting dalam perekonomian nasional maupun bagi perekonomian
masyarakat pada kawasan tersebut. Seiring dengan proses globalisasi
yang didorong oleh kemampuan teknologi informasi dan transportasi,
kawasan perkotaan cenderung berkembang dengan pesat melampaui
daya dukungnya yang berakibat pada menurunnya kemampuan kawasan
tersebut dalam menopang kehidupan masyarakat maupun perekonomian
nasional.
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Dalam pengembangan wilayah kawasan perdesaan harus dipandang
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA
BUDI DAYA
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan TEKNIS
kawasan KAWASAN
perkotaan.
17
Pemahaman yang menyeluruh dan tidak dikotomis ini menjadi penting dan
mendasar dalam penyusunan peraturan atau aturan main yang berkaitan
dengan pembangunan perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi
dan
keseimbangan
perlakuan
wilayah
khususnya
oleh
pelaku
pembangunan.
16
KAWASAN BUDI
DAYA
17
Jeni
Defni
s
3. Taman wisata
Kawasan pelestarian alam disidarat maupun di laut
alam/ Taman
yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan
Laut
rekreasi alam.
4.Wisata
Kawasan
cagar
Kawasan
yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya
budaya dan ilmu
manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi
pengetahuan
alami yang khas.
D. Kawasan Rawan Bencana
1. Kawasan rawan
bencana gunung
2.berapi
Kawasan rawan
gempa bumi
3. Kawasan sekitar
waduk dan situ
4. Kawasan sekitar
mata air
5. Ruang terbuka
hijau termasuk
didalamnya
hutan kota
18
MODULBUDI
TERAPAN PEDOMAN KRITERIA TEKNIS
KAWASAN
DAYA
Jeni
s Perlindungan Lainnya
F. Kawasan
1. Taman Buru
2. Daerah Perlindung
Laut
3.Lokal
Kawasan
perlindungan
plasma nutfah
4.eks-situ
Kawasan
Pengungsian
5.Satwa
Kawasan pantai
berhutan bakau
Defni
si
17
Defni
si
Hutan
20
17
Kriteria Kawasan
Lindung
G, h
> 2000
Bergunung
> 40
> 50
> 1 x / thn
Labil
Sphagnofibrist, Tropofibrist,
Tropofolist,
Halaquepts, Natrabolls,
Natraquall, Lithic, Natrustolls,
Natraqualfs, Natustalfs,
Kriteria
Kawasan
A, B, Budi
C, D, E, F
< 2000
Datar s/d
Berbukit
<
40
< 50
Stabil
Lainya
Sumber :
Sekarang...
Anda dapat mulai menyusun dokumen
penataan ruang kawasan budi daya!
KAWASAN BUDI
DAYA
KRITERI
A
PENETA
PAN
Kriteria Penetapan
Apa Fungsi Utama dari Setiap
Peruntukan
Ruang di Kawasan Budi Daya?
TUJUA
N
OUTP
UT
25
Tabel 1
Peruntuk
an
1. Hutan
Ruan
OUTP
UT
KAWASAN BUDI
DAYA
KAWASAN BUDI
DAYA
27
Tabel 2
Peruntukan
KRITERIA UMUM & KAIDAH PERENCANAAN
Ruang
Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk
1.
Hutan Produksi a.
kepentingan pembangunan
di luar kehutanan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan
Tidak
produksi;
gunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk
Peng
kepentingan
pertambangan dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh
Menteri terkait
dengan memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu
serta kelestarian hutan/lingkungan;
gunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk
Peng
kepentingan
pertambangan terbuka harus dilakukan dengan ketentuan
khusus dan secara selektif.
b.
Ketentuan pokok tentang status dan fungsi hutan; pengurusan
hutan; perencanaan hutan; dan pengelolaan hutan mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan;
c.
Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi
mencakup tentang kegiatan pemanfaatan kawasan, kegiatan
pemanfaatan jasa lingkungan, kegiatan pemanfaatan hasil kayu
dan atau bukan kayu, dan kegiatan pemungutan hasil kayu dan
atau bukan kayu;
d.
Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi
harus terlebih dahulu memiliki kajian studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal) yang diselenggarakan oleh
pemrakarsa yang dilengkapi dengan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL);
e.
Cara pengelolaan produksi hutan yang diterapkan harus
didasarkan kepada rencana kerja yang disetujui Dinas Kehutanan
dan atau Departemen Kehutanan, dan pelaksanaannya harus
dilaporkan secara berkala. Rencana kerja tersebut harus memuat
juga rencana kegiatan reboisasi di lokasi hutan yang sudah
ditebang;
f.
Kegiatan di kawasan peruntukan hutan produksi harus
diupayakan untuk tetap mempertahankan bentuk tebing sungai
dan mencegah sedimentasi ke aliran sungai akibat erosi dan
longsor;
g.
Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus
diupayakan untuk menyerap sebesar mungkin tenaga kerja yang
berasal dari masyarakat lokal;
h.
Kawasan peruntukan hutan produksi dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan
seperti pertambangan, pembangunan jaringan listrik, telepon
dan instalasi air, kepentingan religi, serta kepentingan
28
Peruntukan
Ruang
2.
Pertanian
29
Peruntukan
KRITERIA UMUM & KAIDAH PERENCANAAN
Ruang
Ketentuan pokok tentang penggolongan pelaksanaan penguasaan
3.
Pertambangan a.
bahan galian;
bentuk dan organisasi perusahaan pertambangan; usaha
pertambangan; kuasa
pertambangan; dan hubungan kuasa pertambangan dengan hakhak tanah mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan;
b.
Ketentuan pokok tentang penguasaan dan pengusahaan;
kegiatan usaha hulu; kegiatan usaha hilir; hubungan kegiatan
usaha minyak dan gas bu mi dengan hak atas tanah; serta
pembinaan dan pengawasan mengacu kepada Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;
c.
Pemanfaatan ruang beserta sumber daya tambang dan galian
di kawasan peruntukan pertambangan harus diperuntukan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap
memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan
pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan
kaidah- kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup;
d.
Setiap kegiatan pertambangan harus memberdayakan masyar
akat di lingkungan yang dipengaruhinya guna kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat setempat;
e.
Kegiatan pertambangan ditujukan untuk menyediakan bahan
baku bagi industri dalam negeri dan berbagai keperluan
masyarakat, serta meningkatkan ekspor, meningkatkan
penerimaan negara dan pendapatan daerah serta memperluas
lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha;
f.
Kegiatan pertambangan harus terlebih dahulu memiliki kajian
studi Amdal yang dilengkapi dengan RPL dan RKL;
g.
Kegiatan pertambangan mulai dari tahap perencanaan, tahap
ekplorasi hingga eksploitasi harus diupayakan sedemikian rupa
agar tidak menimbulkan perselisihan dan atau persengketaan
dengan masyarakat setempat;
h.
Rencana kegiatan eksploitasi harus disetujui oleh dinas
30
Peruntukan
Ruang
4.
Permukiman
5. Industri
KAWASAN BUDI
DAYA
31
Peruntukan
Ruang
6.
Pariwisata
32
KAWASAN BUDI
DAYA
Peruntukan
Ruang
7.
Perdagangan
dan
Jasa
warung, tempat
perkulakan, pertokoan, dan sebagainya;
gudang;
area bermain.
KAWASAN BUDI
DAYA
33
12430'00"
12437'30"
12445'00"
12452'30"
12500'00"
34
KABUPATEN
MINAHASA
KABUPATEN
MINAHASA SELAT AN
17'30"
6 Km
SKALA 1 : 100.000
17'30"
LEGENDA
Ibukota Provinsi
Jalan Arteri
Ibukota Kabupaten
Jalan Kolektor
Kantor Kecamatan
Jalan Rencana
Jalan Lokal
Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Wongk ai
KEC.
RATAHAN
Sili an
KEC. TOULUAAN
Z$
ilili n
Ku yang a
Winora ngin
Sungai
Wio
Sesar/Patahan
KEC. PUSOMAEN
Pelabuhan PengumpanSekunder
Tateng esa n
Tonsa wa ng
$Z
19.039,7
Kabupaten
24.165,6
Perkebunan
P.Bohoi kecil
Pertanian
451,6
0,64
24,60
4,0
pemakaman umum/kuburan
Hutan Produksi
P. Salimburung
71.080,0
1,2
100,00
Sumber :
- Peta Rupabumi Bakosurta na l, Skala 1 : 50.000
Edisi tahu n 1991, Lembar 2416-43, 2416-44 dan 2417-12
- Hasil Analisis
P. Putusputus
Indeks Lokasi
12 3
P.Dakokayu
A
L
U
U
T
K
12 4
12 5
L
A
0,01
827,6
JUMLAH
P. Hogow
P.Babi
052'30"
0,02
1,34
17.486,7
Pertambangan
P.Bohoi besar
0,33
34,00
954,7
Permukim an
Ba sa an
26,79
Lokasi W
16,9
Pariwisata
RAT ATOTOK
11,11
isata
236,6
KEC. RATATOTOK
7.896,5
KAWASAN BUDIDAYA
Pusat Pemerintahan
Ma lomp ar
BE LANG
Luas (Ha.)
Hutan Lindung
P.Bentenan
MINANG A
KEC. BELANG
KABUPATEN
INAHASA SELAT AN
$Z
100'00"
100'00"
$Z
KEC.
TOMBATU
Lowota g
Liwutung
ba nga
Rasi
Molom pa r
Tam belang
Gunung Api
$T
Garis Pantai
Wia u
R A T A H A N
TOM B ATU
D. B u
Londola
052'30"
U
1
KABUPATEN
BO LAANG MO NG O NDO W
Pr ov . S u lawe s i U tar a
BUDI DAYA
D A N A U
T O N D A N O
L
A
U
T
S U L A W E S I
12 3
12 4
12 5
12445'00"
Gambar 1
12452'30"
12500'00"
3
5
OUTP
UT
Peruntuk
KARAKTERISTIK LOKASI & KESESUAIAN LAHAN
an
Ruan
Dasar Penetapan batas hutan produksi:
1. Hutan
Produksi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 83/KPTS/UM/8/1981
36
BUDI DAYA
KAWASAN BUDI
DAYA
Peruntuk
KARAKTERISTIK LOKASI & KESESUAIAN LAHAN
an
Ruan
Karakteristik
kawasan
peruntukan pertanian terdiri dari pertanian lahan basah,
2.
Pertanian
3.
Perta
mbanga
n
4.
Permu
ki man
5. Industri
6.
Pariwisata
7.
Perdagangan
dan
Jasa
37
Tabel 4
Skoring
Kelas Lereng
Kelas
Lereng
1
2
3
4
5
Keterangan
data
r
landa
i
agak curam
curam
sangat
curam
Hasil
Nilai
Kelas
20 x
40
60
80
100
Tabel 5
Skoring Kelas
Jenis Tanah
Kelas
Tanah
1
2
3
4
5
Kepekaan
Terhadap
Eros
tidak peka
agak peka
30
kurang peka
45
pek
a
sangat peka
60
75
Tabel 6
Kelas
Intensit
as
Hujan
1
2
3
4
5
Kisaran Curah
Hujan
(mm/hari
813,6
13,6 20,7
20,7 27,7
27,7 34,8
?
34,8
Hasil
Nilai
Kelas x
10
20
30
40
50
TUJUA
N
OUTP
UT
39
mempunyai jumlah nilai (skor) 124 atau kurang, di luar hutan suaka
alam dan hutan pelestarian alam;
40
12430'00"
12437'30"
12445'00"
12452'30"
12500'00"
40
KABUPATEN
MINAHASA
KABUPATEN
MINAHASA SELATAN
17'30"
SKALA 1 : 100.000
17'30"
HL. Gn.
Kawatak
6 Km
LEGENDA
Ibukota Provinsi
Ibukota Kabupaten
Kantor Kecamatan
Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Wongkai
HP. S. Ranopayo
KEC.
RATAHAN
Silian
KEC. TOULUAAN
RANOKETANG
Wiau
RAT AHAN
TOMBATU
D. Bu il i li n
Kuyanga
Londola
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Wio
Winorangin
Molompar
Rasi
Arteri
Kolektor
Lokal
Lain
Liwutung
Garis Pantai
KEC.
TOMBATU
banga
Tonsawang
MINANGA
HPT. Gn.
Surat
Permukiman
Tatengesan
Lowotag
Arahan Pertanian
HL. B akau
Bentenan
Malompar
KEC.
BELANG
KABUPATEN
MINAHASA SELATAN
Sungai
KEC.
PUSOMAEN
100'00"
100'00"
Tambelang
KEC. RATATOTOK
L
A
A
L
U
U
T
K
052'30"
Y#
052'30"
Indeks Lokasi
12 3
12 4
12 5
KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW
BUDI DAYA
D A N A U
T O N D A N O
L A U T
S U L A W E S I
12 3
12 4
12 5
12445'00"
Gambar 3
12452'30"
12500'00"
41
42
BUDI DAYA
43
4
3
Tabel 7
Kriteria Teknis
Iklim:
Kelembaban
Curah Hujan
(%)
(mm)
44
(%)
(cm)
(cm)
(%)
(Cmol
) (%)
(cm)
(dS/m
)
(%)
(%)
(%)
Pertanian Lahan
Basah
33 A, B, C90
(Schmidt
&
Ferguson, 1951)
agak baik s/d
agak
terhamb
h, ah,
s
<
15
>
30
<
200hemik
saprik,
>
30- 8,2
5,5
>
12
>
0,8
>
50
<
4
<
8
r
F0,F11,F12,
F21,F23
< atau = 25
< atau = 25
Bahaya
Erosi
sr
= : sangat ringan
r = ringan
sd = sedang
b = berat
sb = sangat berat
BUDI DAYA
Pertanian
Tanaman
Tahun
42 75- 1600
1200
>
30- 7,6
5,6
>
12
>
0,8
>
50
<
4
<
15
sd
>
5,230- 7,5
>
12
>
0,8
>
50
<
4
<
40
sd
F0,F11,F12,
F21,F23
< atau = 25
< atau = 25
F0,F11,F12,
F21,F23
< atau = 25
< atau = 25
45
e.
f.
g.
h.
i.
j.
KAWASAN BUDI
DAYA
46
KAWASAN BUDI
DAYA
47
KAWASAN BUDI
DAYA
48
KAWASAN BUDI
DAYA
Gambar 7
Contoh Zoning Regulasi
Pemukiman Kota
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA TEKNIS
KAWASAN BUDI
DAYA
49
KAWASAN BUDI
DAYA
50
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA
KAWASAN
TEKNIS
BUDI DAYA
R E N
BT
A U M U M
K E CAM A T A N
T A T
BS
RU A N G
C I M A
R G A
Gambar :
RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN DAN PERDESAAN
BR
KEC. CIKULUR
BQ
KEC. RANGKASBITUNG
Keterangan :
Batas Kecamatan
DS. KARYAJAYA
Batas Desa
BP
Kantor Camat
Sungai
Jaringan Jalan Primer
BO
Kawasan Pengembangan
Permukiman Perkotaan
BN
DS. MEKARJAYA
BENDUNG KARIAN
Pengembangan Permukiman
Perdesaan
DS. INTENJAYA
BM
Kawasan Pendidikan
DS. MARGAJAYA
DS. TAMBAK
Pasar Umum
DS. MARGATIRTA
Terminal
BL
DS. CIMARGA
DS. MARGALUYU
DS. GUNUNGANTEN
BK
DS. GIRIMUKTI
DS. SARAGENI
BJ
DS. SUDAMANIK
DS. JAYASARI
BI
DS. SANGIANGJAYA
BH
DS. JAYAMANIK
DS. SANGKAMANIK
BG
BF
KEC. MUNCANG
KEC. LEUWIDAMAR
BE
SUMBER : - Rencana
BD
0.85
1.70
2.25
3.40
Km
BC
SKALA : 1 : 85.000
BB
PEMERI NT AH K AB UPATE
L
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Gambar 8
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
B A
Jeni
s
sara
na
TK
SD
1.600
633
2.000
1,25
1.000
SLTP
4.800
2.282
9.000
1,88
1.000
SLTA
4.800
3.835
12.500
2,6
3.000
Taman
Bacaan
2.500
72
0,09
1.000
No
51
150
Standar
(m2 /jiwa)
0,28
Radiu
s
pencapai
an
500
Kriteri
a
Lokasi
dan
penyelesa
Ditengah
kelompok
keluarga.
Tidak
menyeberang
jalan raya.
Bergabung
dengan
taman sehingga
Dapat dijangkau
dengan kendaraan
umum, Disatukan
dengan lapangan
olah raga. Tidak
selalu harus di
pusat lingkungan
Ditengah
kelompok
warga.
Tidak menyeberang
jalan lingkungan.
52
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA
KAWASAN
TEKNIS
BUDI DAYA
Tabel 9
Kebutuhan Sarana Kesehatan pada Kawasan Peruntukan
Permukiman
No
Jenis
sarana
Posyandu
Jumlah
pendud
uk
penduk
ung
1.250
Kebutuhan per
satuan
Lua sarana
Lua
s
s
lantai
lahan
min
min
36
60
Standar
2
(m /jiwa
Radius
)
pencapaian
(m)
0,048
500
Kriteri
a
Lokasi dan
penyelesaian
Di tengah kelompok
tetangga.
Tidak menyeberang
jalan raya.
Di tengah
kelompok
tetangga.
Balai
Pengobatan
Warga
2.500
150
300
0,12
1.00
0
BKIA / Klinik
Bersalin
Puskesmas
Pembantu dan
Balai
pengobatan
Lingkungan
Puskesmas
dan
Balai
Tempat
Praktek
Dokter
Apotik / Rumah
Obat
30.000
1.500
3.000
0,1
30.000
150
300
0,006
4.00
0
1.50
0
Tidak menyeberang
Dapat dijangkau
dengan kendaraan
umum dijangkau dengan
Dapat
kendaraan umum
120.000
420
1.000
0,008
5.000
18
30.000
120
250
0,025
3.00
0
1.50
0
1.50
0
Dapat dijangkau
dengan kendaraan
Dapat dijangkau
dengan kendaraan
Dapat dijangkau
dengan kendaraan
5
6
7
Tabel 10
olah raga
No
Jenis
sarana
Jumlah
penduduk
pendukung
250
Kebutuhan
luas lahan
2
min (m )
250
2.50
0
1.25
0
0,5
9.00
0
0,3
Sedapat mungkin
berkelompok
dengan sarana
pendidikan
24.000
0,2
Terletak di jalan
utama
Taman /
Tempat main
Taman /
Tempat main
Taman dan
Lapangan
Olah Raga
30.00
0
Taman dan
Lapangan
Olah Raga
120.000
53
Jalur Hijau
Kuburan /
Pemakam
an Umum
Standar
2
(m /jiwa)
1
Radiu
s
pencapaian
100
1.00
0
Kriteria lokasi
dan
penyelesa
Di tengah
kelompok
tetangga
Di pusat
kegiatan
lingkungan
Sedapat mungkin
berkelompok
dengan sarana
120.000
2.00
0
15
m
Terletak menyebar
Mempertimbangka
n radius
pencapaian dan
area yang dilayani
54
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA
KAWASAN
TEKNIS
BUDI DAYA
Tabel 11
Kebutuhan sarana perdagangan dan niaga pada kawasan
peruntukan permukiman
No
1
Jenis sarana
Toko / Warung
Pertokoan
Jumlah
pendud
uk
penduk
ung
250
6.00
0
(bila
berdiri
sendiri)
3.000
Standar
(m2 /jiwa)
0,4
0,5
Kriteri
a
Radius
Lokasi
penca
dan
pai an
penyelesa
(m)
300
Di tengah
kelompok
tetangga.
2.000
Dapat merupakan
bagian
sarana
Di
pusatdari
kegiatan
sub lingkungan.
KDB 40%.
Pusat
Pertokoan
+ Pasar
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan
dan Niaga
(toko + pasar
+ bank +
kantor)
30.000
13.500
10.000
0,33
120.000
36.000
36.000
0,3
55
56
MODUL TERAPAN PEDOMAN KRITERIA
KAWASAN
TEKNIS
BUDI DAYA
KAWASAN INDUSTRI
AREA PENYUSUNAN RDTR
BENGKONG DAN BATAM KOTA
LEGENDA
Jalan
Sungai/Saluran
Kantor
Pusat Perbelanjaan
Waduk/Reservoir
Kantor Polisi
Batas Kecamatan
Batas Kelurahan
Menara/Tower
Kantor Walikota
Lapangan Terbang
KAWASAN INDUSTRI
SUMBER:
- Peta Dasar Pulau Batam skala 1: 2000, Otorita Batam
tahun 1998
- Peta Administrasi Kota Batam, PEMKO BATAM tahun 2005
Koordinat :.............Geographic
Proyeksi :.............Transvere Mercator
Datum
:..............WGS84
Zone
:..............48 Utara
Gambar 9
Contoh Peta Kawasan Industri (Kawasan Industri Di Bengkong
Dan Batam Kota)
Tabel 12
Ruang
Terbuka
Hijau (%)
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 10
57
Tabel 13
No
Teknis
Pelayanan
Tenaga kerja
Standar
Kebutuhan
90 - 110 tenaga kerja/Ha
0.3 - 5 Ha
Listrik
Telekomunikasi
4 - 5 SST/Ha
Termasuk faximile/telex
Telepon umum 1 SST/16 Ha
Air bersih
Saluran drainase
Sesuai debit
Saluran sewerage
Sesuai debit
Prasarana &
sarana sampah
1 bak sampah/kaveling
1 armada sampah/20 Ha
1 unit TPS/20 Ha
Ditempatkan di kiri
kanan jalan utama dan
lingkungan
Saluran tertutup yang
terpisah dari saluran
drainase
Perkiraan limbah padat
Kapasitas kelola
IPAL
Standar influent :
BOD : 400 - 600
mg/l COD : 600 800 mg/l TSS :
400 - 600 mg/l
PH : 4 - 10
a. Jalan utama
10
Jaringan jalan
b. Jalan lingkungan
Keterang
an
Terdapat beberapa variasi
urutan kaveling. Rata-rata
kebutuhan lahan
1.34 Ha/Unit
Usaha
Industri
Sumber
dari PLN
atau
swasta
11
Kebutuhan hunian
12
Kebutuhan
fasilitas
komersial
Bangkitan
13
transportasi
TEUs/Ha/Bulan
buruh dan karyawan
Impor : 3.0
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial
Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001
58
BUDI DAYA
59
h.
60
BUDI DAYA
dan arsitektur. Kriteria dan tolak ukur tersebut adalah sebagai berikut:
61
62
BUDI DAYA
Gambar 10
Peta Lokasi Wisata Di Kabupaten
Minahasa Tenggara
Tabel 14
No
Jenis Wisata
1 Wisata Alam
- Wisata
Pegunungan
62
Wisata Bahari
?Luas lahan
minimal
100
Ha
?Mempunyai
struktur tanah
yang stabil
?Mempunyai
kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan
dampak negatif
terhadap kelestarian
lingkungan
?Iklim sejuk (di
atas 700 dpl, atau
o
suhu <20 C)
?Mempunyai
struktur tanah
yang stabil
?Mempunyai
kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan
dampak negatif
terhadap kelestarian
lingkungan
?Mempunyai daya
tarik, flora & fauna
aquatic, pasir putih,
dan terumbu karang
?Harus bebas
bau tidak enak,
debu, asap, serta
air tercemar
MODULBUDI
TERAPAN PEDOMAN KRITERIA TEKNIS
KAWASAN
DAYA
Saran
a
No
2
Jenis Wisata
Wisata Buatan
Fisi
k
?Dibangun
disesuaikan
dengan kebutuhan
dan
peruntukannya
?Status
kepemilikan harus
jelas dan tidak
menimbulkan
masalah dalam
penguasaannya
?Mempunyai
struktur tanah
yang stabil
?Mempunyai
kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan
dampak negatif
terhadap kelestarian
lingkungan
Taman Rekreasi ?Luas
lahan min. 3
Ha
?Mempunyai
struktur tanah
yang stabil
?Mempunyai
?kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan
dampak negatif
terhadap kelestarian
lingkungan
?Harus bebas bau
yang tidak enak,
debu, air yang
tercemar
Kriteria
Teknis
Prasarana
?Jenis
prasarana yang
tersedia antara
lain jalan, air
bersih, listrik,
dan telepon
?
Mempunyai
nilai
pencapaian
dan
kemudahan
hubungan yang
tinggi
dan mudah
dicapai
dengan
kendaraan
bermotor roda
empat
Saran
a
?Tersedia angkutan
umum
?Gaya bangunan
disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan
menampilkan ciri-ciri
budaya daerah
?Jenis sarana yang
tersedia yaitu rumah
makan, kantor
pengelola, tempat
rekreasi
& hiburan, WC umum,
dan
mushola
?Ada tempat untuk
melakukan kegiatan
penerangan wisata,
pentas seni, pameran
dan penjualan
barang-barang hasil
kerajinan
?Tersedia
?Jenis
prasarana yang
angkutan umum
tersedia antara
?Tersedia yaitu
lain jalan, air
rumah makan,
bersih, listrik,
kantor
dan telepon
pengelola, tempat
rekreasi
?Mempunyai
nilai
& hiburan, WC umum,
mushola, dan tempat
?
parkir
Pencapaian
?Tersedia sekura
dan
ngnya 3 jenis sarana
kemudahan
rekreasi yang
hubungan yang
mengandung unsur
tinggi dan mudah
hiburan, pendidikan,
dicapai dengan
kebudayaan, dan
kendaraan
arena bermain anakbermotor roda
anak.
empat
?Ada tempat untuk
Sumber : Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Kawasan Budi daya, Departemen PU,
2003
6
3
BUDI DAYA
64
MODULBUDI
TERAPAN PEDOMAN KRITERIA TEKNIS
KAWASAN
DAYA
PENUTUP
Penutup
Untuk informasi
Buku Pedoman dan Modul Terapan
Bidang Penataan Ruang
Anda dapat menghubungi :
DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN RUANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
Gedung G-2, Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru
Jakarta 12110
Telpon
: (021) 7236009, 7267762
Faximili : (021) 7236009
Website :
www.penataanruang.net
www.pu.go.id
KAWASAN BUDI
DAYA
68
KAWASAN BUDI
DAYA
DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
DIREKTORAT
JENDERAL
PENATAAN
RUANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN RUANG