Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
TINGKAT III-C
KELOMPOK 1
IWAN NURHUDA
ABDUSSALAM
AHMAD ROSIDI
ANDI KURNIAWAN
AYU WANDIRA
BQ. KHUSNUL HOTIMAH
BQ. NILA EVIYANTARI
BQ. ROSNIANTI
BUDI SANTOSO
DEDY SETIAWAN
DESTARI HUDAYANI
DIANI SUSILAWATI
EKA ZAINURAINI
ELSA MANORA SALWA
FAUZUL AZMI
HAESULAYAH TASIB
KATA PENGANTAR
( penyusun )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................
A. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN ............................................................
B. ASUHAN KEPERAWATAN KOLIK RENAL ...............................................
C. KONSEP KEPERAWATAN ...........................................................................
BAB III : PENUTUP ..........................................................................................................
A. KESIMPULAN................................................................................................
B. SARAN............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Kolik adalah rasa sakit hebat yang hilang timbul akibat hiperperistaltik dan spasme
otot polos organ berongga yang berbentuk tabung.
Kolik renal adalah rasa sakit yang hebat pada organ renal (ginjal) akibat dari
gangguan pada ginjal misalnya batu pada ginjal
Kolik ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa masalah pokok yang menjadi pusat
pembahasan bagi penulis adalah sebagai berikut:
1. Apa konsep kolik ginjal?
2. Bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat dengan kolik ginjal?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah keperawatan gawat darurat.
2. Untuk menjelaskan konsep kolik ginjal.
3. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat pada kolik ginjal.
4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa/i keperawatan mengenai
kolik ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
Fungsi ginjal:
1. Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat obatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
asam atau basa.
b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian
diserap kembali.
B. ASUHAN KEPERAWATAN KOLIK RENAL
B.1. Pengertian
Kolik adalah rasa sakit hebat yang hilang timbul akibat hiperperistaltik dan spasme
otot polos organ berongga yang berbentuk tabung.
Kolik renal adalah rasa sakit yang hebat pada organ renal (ginjal) akibat dari
gangguan pada ginjal misalnya batu pada ginjal
Kolik ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.
B.2. Etiologi
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu:
1) Faktor intrinsik, meliputi:
Herediter
Umur
Jenis kelamin ; Jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
2) Faktor ekstrinsik, meliputi:
Geografi
Asupan air
Diet
Pekerjaan
di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa
kristal atau benda asing saluran kemih.
b. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
c. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat
pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa
peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan
terbentuknya batu dalam saluran kemih.
Penyebab lainnya:
-
Penyakit ginjal
Batu ginjal
Penggunaan narkoba
B.3. Pathofisiologi
Batu-batu bisa menyebabkab sakit perut yang akut, ginjal dan punggung. Pasien
merasa resah karena sakit. Terdapat kebimbangan dan pembakaran sensasi selama hajat
dan kadang-kadang pasien ada darah dalam air seni. Sakit ini juga dikenal sebagai renal
colic.
Sakit perut dari organ ginjal (renal colic) biasanya hadir karena sakit perut tiba-tiba
mulai akut, berselang perut mulas, sakit lambung (di samping tubuh, antara tulang rusuk
dan hip terakhir) yang dapat menyebar ke arah bawah perut atau selangkangan paha. Hal
ini sering dikaitkan dengan mual dan muntah-muntah. Ini insiden yang menahun sekitar 16
per 10.000 orang dan masa insiden 2-5%. Renal colic, bersama dengan haematuria,
merupakan gejala klasik dari urolithiasis, yang harus dipertimbangkan sebagai diagnosa
diferensial. Namun ada ketentuan lainnya yang memiliki gejala yang bisa meniru ginjal
karena sakit perut urolithiasis. Salah satu contohnya adalah perdarahan di dalam ginjal
yang dapat menghasilkan gumpalan, sementara yang tersangkut di saluran kencing.
Lainnya adalah kehamilan ectopic, tetapi ini biasanya akan dapat dijelaskan oleh
ultrasound imaging. Pasien dengan abdominal aortic gondok nadi dapat juga memiliki
gejala yang mirip renal colic karena urolithiasis. Pasien dengan gangguan usus akut juga
hadir dengan menyerupai renal colic, tetapi tidak seperti dengan urolithiasis itu tidak
berkaitan dengan haematuria. Selain itu, seseorang yang memakai narkoba berpretensi
untuk mengidap renal colic. Secara keseluruhan, bagaimanapun, misdiagnosis sebenarnya
sangat jarang.
Sebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik
ataupun asimtomatik. Teori terbentuknya batu antara lain:
a. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansi organic sebagai
inti. Substansia organic ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A
yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
b. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin,
asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c.
Teori presipitasi-kristalisasi
Perubahan PH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Pada
urin yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam dan garam urat,
sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
suprapubik, genitelia eksterna, dan paha. Nyeri dapat disertai dengan mual dan muntah,
serta akan mengarah kepada kelamahan. (Mary, 2008. Hal 60)
B.5. Komplikasi
a. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu dibagian mana saja di saluran
kemih. Obstruksi diatas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter
membengkak oleh urine. Hidoureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau atas
tempat
ureter
keluar
dari
ginjal
dapat
menyebabkan
hidronefrosis
yaitu
ginjal
tidak
dapat
memekatkan
urine
sehingga
terjadi
2) Breathing
Napas dangkal
3) Circulation
4) Disability
Kesadaran : Compomentis.
Analisa Data
Data
Peningkatan
frekunsi
napas
Napas dangkal
Distress pernapasan :
pernapasan
cuping
hidung, takipneu, retraksi
Penyebab
Masalah
Menggunakan otot-otot
pernapasan
Kesulitan bernapas :
sianosis
asam (asidosis)
Sesak
Diagnosa
Tindakan
Inhalasi nebulizer
Pemantauan hemodinamik/jantung
b. Pengkajian Sekunder
Pengumpulan Data
1) Aktivitas / Istrahat
Gejala
Tanda
Tanda
Gejala
Tanda
Pengelompokan Data
Data Subyektif
Data Obyektif
Analisa Data
Data
Klien
mengatakan
tidak
mampu melakukan aktivitas
Klien nampak lemah
Penyebab
Masalah
Kompenbsasi tubuh
menggunakan energi cadangan
dalam tubuh
Kelemahan otot
Factor penyebab
Thalamus
Nyeri dipersepsikan
Intoleransi aktivitas
Nyeri
Tupan :
Setelah diberi askep selama beberapa hari gangguan nyaman nyeri klien teratasi
Tupen :
Setelah diberi askep selama beberapa hari nyeri klien berangsur angsur dapat
berkurang dengan kriteria :
Intervensi
1) Kaji skala nyer, frekuensi, dan lokasi nyeri
R/ Mengetahui derajat nyeri, dan lokasi yang dirasakan sehingga memudahkan
dalam menentukan tindakan selanjutnya
2) Atur posisi klien senyaman mungkin
R/ posisi yang nyaman membantu mengurangi rasa nyeri yang muncul
3) Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi
R/ Dengan tehnik menarik napas dalam dan mengeluarkan serta mengajak klien
untuk berbincang membantu mengalihkan stimulus nyeri yang dirasakan
4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan anjurkan klien beristrahat yang cukup
R/ Lingkungan yang tentang dapat membuat klien dapat beristrahat yang cukup
sehingga mengurangi itensitas nyeri
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
R/ Membantu mengurangi rasa nyeri dengan menekan pusat nyeri
Intervensi
1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
R/ Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh klien sehingga
perawat mudah dalam mengambil keputusan selanjutnya
2) Bantu klien dalam melakukan pemeuhan kebutuhan sehari-hari
R/ Membantu klien memenuhi aktivitas sehari hari
3) Anjurkan klien untuk ikut serta dalam tindakan pemulihan kesehatan klien
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kolik adalah rasa sakit hebat yang hilang timbul akibat hiperperistaltik dan spasme
otot polos organ berongga yang berbentuk tabung.
Kolik renal adalah rasa sakit yang hebat pada organ renal (ginjal) akibat dari
gangguan pada ginjal misalnya batu pada ginjal.
Kolik ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan,
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC,
Jakarta.
R. Syamsu Hidayat dan Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Buku kedokteran EGC Edisi 2,
Hlm 489.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.