Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Genx (2009) mengemukakan bahwa mesin listrik adalah alat listrik yang
berputar dan dapat mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (menggunakan
Generator AC/DC) dan dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanis
(menggunakan Motor AC/DC), serta dapat juga mendistribusikan energi listrik dari
satu rangkaian ke rangkaian lain (menggunakan Transformator) dengan tegangan
yang bisa berubah-rubah dan dengan frekuensi yang tetap melalui suatu medium
berupa medan magnet atas dasar prinsip Elektro Magnetis. Transformator itu di
golongkan menjadi mesin listrik statis sedangkan generator dan motor di golongkan
menjadi mesin listrik dinamis.
Menurut Hammer (2013) Pada dasarnya terdapat dua macam generator, yaitu
generator DC dan generator AC. Demikian pula dengan motor,terdapat motor DC
dan motor AC.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian
belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC
yaitu generator penguat terpisah, generator shunt, generator kompon. (Hage, 2009).
Berdasarkan system pembangkitannya generator AC atau generator sinkron ini
dibagi menjadi 2 yaitu generator 1-phasa dan generator 3-phasa. (Marlina, 2013).
Pratama (2013) mengemukakan bahwa motor AC di bagi menjadi 2 yaitu
motor sinkron dan motor induksi (asinkron). Sedangkan motor DC berdasarkan
pembangkitannya dibagi menjadi 3 yaitu motor DC shunt, motor DC seri, dan motor
DC gabungan.
BAB II
GENERATOR
A. Generator AC
1. Pengertian
Marwan (2007) mengemukakan bahwa generator AC adalah jenis
mesin listrik yang banyak digunakan pada pembangkit tenaga listrik.
Generator AC juga bisa disebut Alternator yang umum digunakan adalah
Mesin sinkron yang juga kadang digunakan sebagai motor listrik untuk
memperbaiki power factor. Keuntungan pada mesin sinkron adalah
karena tidak menggunakan sikat komutasi. Tegangan yang dibangkitkan
pada Alternator adalah sebanding dengan fluks dan putarannya,
sedangkan frekuensinya sebanding dengan putaran dan jumlah kutubnya.
2. Prinsip kerja
Menurut Putra (2013) prinsip kerja Generator AC menggunakan
hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada
medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan
terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila
konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong
garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah
medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila
ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan
arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
b. Generator ac 3-phase
Generator 3-fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan
generator 1-fasa. Tiga lilitan konduktor disusun secara melingkar
sehingga jarak antar lilitan adalah sebesar 120 derajat. Medan magnet
yang berputar di tengah-tengah ketiga lilitan konduktor tersebut
menginduksi lilitan-lilitan tersebut sehingga menghasilkan tegangan
listrik pada masing-masing lilitan. Jika digambarkan menjadi sebuah
kurva, maka akan membentuk tiga kurva yang masing-masing
memiliki jarak 120 derajat. (Apriyahanda, 2011).
Kemampuan
untuk
bertahan
pada
lingkungan
kompon.
BAB III
MOTOR LISTRIK
A. Motor AC
1. Pengertian
Motor
induksi
didefinisikan
sebagai
motor
yang
bekerja
-N d / dt
(Volt ).
e) Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar
yang berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns
ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi stator
f yang
i) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar
stator.
j) Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati
kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan
kecepatan rotor (nr) disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns Nr / Ns.
k) Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang
terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung
besarnya slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang
besarnya E2s = 4,44FN2 m ( Volt )
Dimana: E2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan
berputar (Volt)
f2 = s.f = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor
dalam keadaan berputar)
1) Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan
mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel.
Kopel ditimbulkan jika nr < ns.
2) Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Dari
analogi
diatas,
pengoperasian
motor
induksi
pasti
menghasilkan power loss. Power loss tersebut dapat berasal dari daya
mekanik motor, rugi-rugi tembaga rotor, dan rugi-rugi tembaga stator.
(Gede, 2013).
3) Pengaplikasian Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi
yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fasA dan motor induksi 1fasA. Motor induksi 3-fasA dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri, sedangkan motor
induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasA yang banyak
digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga
seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi 1-fasA.
Keuntungan penggunaan motor induksi:
1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila rotor dengan
motor sangkar.
2. Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat
sehingga rugi gesekan kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir
tidak diperlukan.
stator tidak perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan
motor bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor
kurang (penguat bekurang), maka baru stator akan menarik arus
magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya
terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor berlebih
(penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan
stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan
karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading).
Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur dengan
mengubah-ubah harga arus medan (IF). (Gede, 2013).
3). Rangkaian Motor Sinkron
Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator
sinkron, kecuali arah aliran daya pada motor sinkron merupakan
kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya pada
motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor
sinkron juga dibalik.
V= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS
Ea = V- Ia.Ra j.Ia.XS
Dimana:
double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang
menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan
magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta
secara ortogonal diantara arah medan magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini
diperlihatkan pada Gambar berikut ini:
secara paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC
jenis ini akan memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang
stabil. Semakin tinggi persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan
medan yang dihubungkan secara seri, maka semakin tinggi pula torsi
penyalaan awal yang dapat ditangani. (Sjatry, 2013).
Menurut Hanief (2013) karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan
ini adalah, makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan
medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan
awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
5. Pengaplikasian Motor DC
Motor DC bisa digunakan di bidang robotika, misalnya sebagai roda line
tracer, sebagai aktuator lengan robot. Di bidang persenjataan misalnya aktuator
meriam otomatis, dan lain sebagainya.