Professional Documents
Culture Documents
Waktu itu,
Seorang gadis kecil meraba tiap segi sudut hidupnya
Menerawang gugusan langit berdiagonal
Dibawah rangkaian persegi panjang
Disatukan oleh segitiga sama kaki
Ah, bukan !
Sebut saja segitiga sembarang
Layang-layangnya telah lama ia terbangkan
Namun tak kunjung pulang
Mungkin tak mau pulang
Memori masa lalunya ia putar
Bak bioskop masa kini
Munculah satu-persatu bayang-bayang oval, lingkaran, bahkan persegi
Dulu, aku bersedekap dalam tarian peri
Sekarang, aku hanya bersedekap malam berujung pagi
Keluhnya meringis entah meratap
Seiring sang bola menari indah di sumbunya
Mengitari angka satu hingga dua belas
Kini gadis kecil itu telah sampai
Tatapannya nanar
Vektor kehidupan menggenggam besaran waktu
Memintas masa kearah positif tanpa pernah kembali
Beribu syukur tak pernah henti teruntai
Kala deretan kaum kuartil ketiga meghempasnya