You are on page 1of 66

Ayu satria

09700182
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
SMF Kulit dan Kelamin RSUD Ibnu Sina Gresik

Sexually-Transmitted Infections (STI)


Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sexually-Transmitted Diseases (STD)
Penyakit Kelamin
Venereal Diseases

BAKTERI
VIRUS
PROTOZOA
JAMUR
PARASIT

Pada Cowperitis, Prostatitis, Epididimitis, Orkhoepididimitis, Tysonitis, Seminal vesikulitis dan Sistisis
Pada Bartolinitis dan Penyakit radang panggul

Sediaan langsung: pewarnaan gram untuk melihat adanya


kuman Diplococcus gram negatif, berbentuk biji kopi yang
terletak intra dan ekstra seluler
Percobaan dua gelas (tes thomson)
untuk mengetahui apakah infeksi sudah sampai uretra bagian
posterior/anterior saja
Kultur
Tes definitif: tes oksidasi, tes fermentasi, tes beta laktamase

Anamnesis adanya coitus suspectus, fellatio atau cunilingus


Gejala klinis
Pemeriksaan laboratorium yang positif

Penyakit infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri,


disebabkan oleh Haemophilus ducreyi

Gejala klinis
- Masa inkubasi 1-5 hari
- Lesi mula-mula berbentuk makula atau papula yang segera
berubah menjadi pustula yang kemudian pecah membentuk
ulkus yang khas
- Multipel, Lunak, Nyeri tekan
- Dasarnya kotor dan mudah berdarah
- Tepi ulkus menggaung
- Kulit sekitar ulkus berwarna merah

-Bentuk bulat / lonjong


-Kecil, multipel
-Dikelilingi halo eritematosa & edematus
-Berbentuk seperti cawan
-Tepi ulkus tidak teratur / tidak rata
- Dasar ulkus - jaringan granulasi - mudah berdarah, isi sekret keruh,
tertutup sekret kotor berwarna kuning, jaringan nekrotik
-Perabaan ulkus - lunak, tanpa indurasi, mudah berdarah & terasa nyeri.
- Gambaran klinis: Kissing lession

1. Terapi sistemik
Pasien dengan ulkus genitalia sebaiknya diterapi dengan pengobatan
sifilis dan ulkus mole. Berikut adalah tabel pemberian obat pada
ulkus mole:
a.Azitromycin 1 gr, oral, single dose.
b.Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi IM.
c.Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari.
d.Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari.
e.Amoksisilin + asam klavunat 3x125 mg selama 7 hari.
f.Streptomisin 1 gr sehari selama 10 hari.
g.Kotrimoksasol 2x2 tablet selama 7 hari.

2.Terapi Topikal
Terapi lokal dilakukan dengan membersihkan dan
mengkompres bubo untuk mengurangi edema. Pemberian
antiseptik seperti povidon yodium. Pasien dengan bubo yang
tidak berfluktuasi dan berespon baik terhadap antibiotik tidak
perlu dilakukan drainase pada lesinya.

Suatu penyakit akibat hubungan seksual yang disebabkan


oleh Treponema pallidum dapat menjangkit seluruh organ
tubuh serta dapat menembus plasenta, dan perjalanan
klinisnya melewati beberapa stadium.

Klasifikasi (WHO) berdasarkan faktor epidemiologi :


1. Sifilis dini

Perjalanan penyakit < 2 tahun

Menular

Masih ditemukan kuman Treponema pallidum di lesi kulit


2. Sifilis lanjut

Perjalanan penyakit > 2 tahun

Tidak menular

Tidak ditemukan kuman di lesi kulit, kecuali ibu hamil yang


menderita stadium lanjut, Treponema pallidum dapat melalui
plasenta masuk ke tubuh janin.
Secara Klinis
1. Sifilis Kongenital
2. Sifilis Akuisita (didapat)

1.

Pemeriksaan Treponema pallidum

Pemeriksaan - mikroskop lapangan gelap melihat


pergerakkan Treponema. (+) bila ditemukan T.pallidum
berbentuk spiral
2.Tes Serologik Sifilis (STS)
Prinsip pemeriksaan STS - mendeteksi bermacam antibodi
yang berlainan akibat infeksi T. Pallidum.
3.Pemeriksaan pembantu lain
Pemeriksaan
sinar
Rontgen,
Pemeriksaan
EKG,
Pemeriksaan laboratorium.

Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling efektif).

Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4500 mg/hr,


atau eritromisin 4500 mg/hr, atau doksisiklin 2100 mg/hr

Obat lain adalah golongan sefalosporin, misalnya sefaleksin


4500 mg/hr selama 15 hari. Juga seftriakson setiap hari 2 g,
dosis tunggal i.m atau i.v selama 15 hari

Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk


vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot dan
disebabkan oleh virus yaitu Human Papilloma Virus (HPV) tipe
6 dan 11

Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8


bulan. HPV masuk ke tubuh melalui mikrolesi pada kulit,
sehingga sering timbul pada daerah yang mudah mengalami
trauma pada saat melakukan hubungan seksual.
di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans
penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis.
vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang pada
porsio uteri. Pada wanita yang banyak mengeluarkan fluor
albus atau wanita yang hamil pertumbuhan penyakit lebih
cepat

Tes asam asetat


Tes sitologi
Histologi
Metode molekular
Serologi

1. Kemoterapi
a. Tingtur podofilin
Yang digunakan tingtur podofilin 15-25%. Setelah melindungi
kulit di sekitar lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi,
oleskan tingtur podofilin pada lesi dan biarkan sampai 4-6 jam,
kemudian cuci. Bila belum terjadi penyembuhan boleh diulang
setelah 3 hari. Pemberian obat dilakukan seminggu dua kali.
Setiap pemberian tidak boleh melebihi 0,5 cc karena akan
diserap dan bersifat toksik.

b. Podofilotoksin 0,5% (podofiloks)


dapat dioleskan sendiri oleh penderita sebanyak 2 kali sehari selama 3
hari berturut-turut
c. Asam trikloroasetat
Digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu.
Pemberiannya harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang
dalam.
d. 5-Fluorourasil
Konsentrasinya antara 1-5% dalam krim. Obat ini terutama untuk
kondiloma akuminata yang lesinya terletak pada meatus uretra atau di
atas meatus uretra.

2. Tindakan bedah
a. Bedah skalpel
b. Bedah listrik
c. Bedah beku (N2 cair, N2O cair)
d. Bedah laser (CO2 laser)
3. Interferon
Interferon alfa dosis 406 mU secara intra muscular 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU intramuscular selama 6
minggu.
Interferon beta dosis 2 x 106 unit secara intramuskular atau 2 kali 10
mega IU secara intramuskular selama 10 hari berturut-turut
4. Immunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan

AIDS
(Acquired
immunodeficiency
syndrom).
Artinya
sindrom/kondisi/keadaan yang menunjukkan gejala dimana
tubuh kehilangan/kekurangan kekebalan tubuh. Sedangkan HIV
adalahvirus-nya yang menyebabkan tubuh kehilangan
kekebalan terhadap penyakit tadi.

Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu


gejala:
Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati

Gejala minor:
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster
berulang
d. Kandidias orofaringeal
e. Herpes simpleks kronis progresif
f. Limfadenopati generalisata
g. Retinitis virus Sitomegalo

Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research


(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas
beberapa fase.
a. Fase awal
Tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi
kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam,
sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan
kelenjar getah bening. Namun penderita dapat menularkan
virus kepada orang lain.

b. Fase lanjut
Tetap bebas dari gejala infeksi selama 8/9 tahun atau lebih. Tetapi
mulai memperlihatkan gejala kronis seperti pembesaran kelenjar
getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat
badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi
tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.

Pemberian anti retroviral (ARV) :

golongan nucleoside reverse transkriptase inhibitor


- Zidovudin 300mg 2x/hari per oral atau 200 mg 3x/hari. i.v 1-2
mg/kg/dose (infuse selama 1 jam), diberikan tiap 4 jam (6x sehari)
- Lamivudin 150 mg 2x/hari atau 300 mg 1x/hari

golongan non nucleotide reverse transcriptase inhibitor


- Nevirapin 200 mg 1x/hari selama 14 hari
- Evavirenz 600 mg 1x/hari

golongan inhibitor protease


- Sakunavir 1200 mg tiap 8 jam per oral
- Ritonavir 400 mg 2x/hari + Indinavir 400 mg 2x/hari
Obat-obat ini hanya berperan dalam menghambat replikasi virus tetapi
tidak bisa menghilangkan virus yang telah berkembang

Definisi

Infeksi genital yg dengan gejala khas berupa


vesikel yg berkelompok dgn dasar eritema dan
bersifat rekuren. Disebabkan oleh HSV 2, bisa
juga HSV 1 karena hubungan seksual orogenital,
penularan melalui tangan

HSV-1. Ini adalah jenis yang biasanya menyebabkan luka atau


vesikel meradang di sekitar mulut, meskipun dapat menyebar
ke area genital selama seks oral.
HSV-2. Ini adalah jenis yang biasanya menyebabkan herpes
genitalis. Virus menyebar melalui kontak seksual dan kulitke-kulit. HSV-2 adalah sangat umum dan sangat menular,
apakah ada atau tidak memiliki luka terbuka.

Infeksi HSV berlangsung dalam 3 tingkat, yaitu:


1. Infeksi primer
2. Fase laten
3. Infeksi rekurens

Predileksi HSV 1 pinggang ke atas terutama di daerah


mulut dan hidung.

HSV 2 pinggang ke bawah, terutama di daerah genital.

Berlangsung kira-kira 3 minggu. Kelainan klinis yang


dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa, berisi cairan seropurulen,
dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami
ulserasi yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks.

Herpes genitalis infeksi primer


pada penis

Herpes genitalis infeksi primer pada


vulva

Fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala klinis,


tetapi HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada
ganglion dorsalis.

3. Infeksi rekurens
Berlangsung kira-kira 7-10 hari. Sering ditemukan gejala
prodromal lokal sebelum timbul vesikel berupa rasa panas,
gatal, dan nyeri. Infeksi rekurens ini dapat timbul pada
tempat yang sama atau tempat lain/tempat di sekitarnya .

Herpes genitalis infeksi


rekuren pada penis

Herpes genitalis infeksi rekuren


pada vulva

Tzanck test. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan


Giemsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan
inklusi intranuklear.
Pemeriksaan mikroskop elektron.
Pemeriksaan antibodi poliklonal dengan cara
imunofluoresensi, imunoperoksidase, dan ELISA
Kultur virus

Apabila lesi basah karena cairan vesikel dapat dikompres


terlebih dahulu.

Pengobatan dengan obat antivirus dapat:


Membantu luka sembuh lebih cepat selama infeksi awal
Mengurangi keparahan dan durasi gejala pada infeksi
berulang
Mengurangi frekuensi kekambuhan
Meminimalkan kemungkinan penularan virus herpes ke
orang lain

asiklovir peroral dgn dosis 5 X 200mg/hr selama 7-10 hari


famsiklovir atau valasiklovir merupkan derivat asiklovir
terapi sebaiknya diberikan dlm wkt 24-48 jam pertama

meningkatkan risiko penularan atau tertular infeksi menular


seksual lainnya, termasuk virus AIDS.
Infeksi TORCH dan infeksi bayi baru lahir.
Dalam beberapa kasus, luka yang berhubungan dengan herpes
genitalis dapat menyebabkan peradangan di sekitar uretra.
Meningitis
Inflamasi rektal (proktitis).

Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS)


yang disebabkan parasit uniselluler Trichomonas vaginalis
(T.vaginalis).
T.vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan kelamin dan
sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah, baik
pada wanita maupun laki-laki. Parasit ini dapat ditemukan
pada vagina, urethra, kantong kemih atau saluran
parauretral.

Laki-laki lebih bersifat asimptomatik sering terabaikan.

Gejala pada wanita pengeluaran sekret tubuh berwarna


kuning kehijauan dan berbau, menimbulkan iritasi atau rasa
gatal, dispareunia, disuria dan pendarahan abnormal setelah
koitus atau nyeri abdomen

Pemeriksaan dengan spekulum mukosa hiperemis dengan


bintik lesi berwarna merah dan ini dikenal sebagai
strawberry vaginitis atau colpitis macularis

Pemeriksaan mikroskopik yaitu secara langsung yang


dilakukan dengan membuat sediaan dari sekret vagina.
Melalui kultur sekret vagina atau urethra pada pasien akut
atau kronik. Hasil kultur positif bila sel clue dan test bau
amine positif
Pemeriksaan serologi dan immnunologi juga boleh dijalankan
namun belum cukup sensitif untuk mendiagnosis T.vaginalis

Metronidazol 2 gr, dosis tunggal per oral (dapat diberikan


pada wanita hamil)

Metronidazol 3x500 mg/hari, per oral,selama 7 hari

Pasangan seksual juga diobati

Abstinensia, sampai pasien dan pasangan seksualnya


sembuh

Pada wanita adalah pelvic inflammatory disease (PID) dan


pada wanita hamil yang terinfeksi sering mengalami ruptur
membrane yang prematur, bayi lahir premature atau bayi
lahir dengan berat badan rendah.

Pada laki-laki pula komplikasi yang terjadi termasuk


prostatitis, ependydimitis, striktur urethra dan infertilitas.

Disebabkan oleh Candida albicans, Torulopsis glabrata serta


spesies Candida lain yaitu Candida tropicalis, Candida
stellatoidea, Candida pseudotropicalis, dan Candida krusei.

Penderita terbanyak diantara menarke dan menopause,


terutama pada mereka yang hamil oleh karena dipengaruhi
oleh siklus dan konsentrasi hormon didalam tubuh wanita

Gejala tidak nyaman pada vagina berupa pruritus akut dan


Sekret seperti susu, dapat bervariasi dari basah sampai
sekret tebal yang homogen. Nyeri pada vagina, iritasi,
perasaan terbakar pada vulva, dispareunia, dan disuria
eksternal biasanya ditemukan.
Gambaran yang khas adalah adanya pseudomembran berupa
bercak putih kekuningan pada permukaan vulva atau dinding
vagina yang disebut vaginal trush

I. Pencegahan
Usaha pencegahan terhadap timbulnya kandidiasis vagina
meliputi
Penanggulangan
faktor predisposisi (tidak menggunakan
antibiotika atau steroid yang berlebihan, tidak menggunakan
pakaian ketat, mengganti kontrasepsi pil atau AKDR dengan
kontrasepsi lain yang sesuai, memperhatikan higiene. )dan
penanggulangan sumber infeksi yang ada.

II. Pemberian Obat Anti Jamur


Pengobatan kandidiasis vagina dapat dilakukan secara topikal maupun
sistemik. Obat anti jamur tersedia dalam berbagai bentuk yaitu : gel, krim,
losion, tablet vagina, suppositoria dan tablet oral.
1. Derivat Rosanillin
Gentian violet 1-2 % dalam bentuk larutan atau gel, selama 10 hari.
2. Povidone iodine
Merupakan bahan aktif yang bersifat antibakteri maupun anti jamur.
3. Derivat Polien
Nistatin 100.000 unit krim/tablet vagina selama 14 hari
Nistatin 100.000 unit tablet oral selama 14 hari

Topical
- Mikonazol 2% krim vaginal selama 7 hari

Sistemik

- Ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari


- Itrakonazol 2 x 100 mg selama 2-3 hari

Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang


disebabkan oleh Pediculus (termasuk golongan famili
Pediculidae).
Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis
pada rambut pubis

Gambaran klinis penderita pedikulosis pubis


ditandai dengan macula serulae

Gambaran pediculus pubis dilihat secara kasat


mata

rasa gatal terutama didaerah pubis dan sekitarnya dan dapat


meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Didapatkan
bercak-bercak makula dengan batas yang tidak tegas dan
berdiameter 0.5 - 1 cm serta berwarna abu-abu atau
kebiruan yang sebagai macula serulae.

Gejala klinis lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercakbercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam yang
berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada saat bangun
tidur.

Topikal
1. Krim gameksan 1% dioles tipis dan didiamkan selama 24
jam. Jika belum sembuh diulang 4 hari kemudian
2. Emulsi benzil benzoat 25%
3. Bubuk malathion 2%
Sistemik
- Ivermectin oral 200 g, pemberian diulang 7-10 hari
Infeksi sekunder
- Trimethoprim-Sulfamethoxazole

You might also like