Professional Documents
Culture Documents
C6H14O6
Sinonim
Fungsi
Pemerian
Data Kelarutan
rasa manis
Mudah larut dalam air, larut dalam larutan basa, sukar larut
dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak
larut dalam eter.
pH
Kerapatan/density
Density (bulk)
0.430 g/cm3 for powder;
0.7 g/cm3 for granules
Density (tapped)
0.734 g/cm3 for powder;
Titik
lebur
Inkompabilitas
Penyimpanan
NaCl
Infus Manitol | 1
Rumus Struktur
Sinonim
Fungsi
Pemerian
meja
Agen tonisitas.
Bubuk kristal putih atau tidak berwarna
kristal; memiliki rasa garam. natrium klorida padat tidak
mengandung air kristal meskipun, di bawah 08 C, garam dapat
Data Kelarutan
pH
Kerapatan/densit
y
Titik
lebur
Inkompabilitas
Penyimpanan
H2O
H-O-H
Air steril untuk injeksi
Sebagai pelarut
Cairan,Jernih,Tidak berwarna,tidak berbau.
5-7
1gr/cm
100C
Didih
Inkompabilitas
Penyimpanan
Karbo Adsorbens
Rumus Molekul
Rumus Struktur
Sinonim
Fungsi
Pemerian
Karbon aktif
Adsorbsi pirogen
Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak berbau; tidak
Data Kelarutan
Inkompabilitas
berasa
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Dapat menurunkan ketersediaan hayati beberapa obat seperti
loperamid dan riboflavin. Reaksi hidrolisis dan oksidasi dapat
Penyimpanan
dinaikkan.
Dapat mengadsrbsi air. Sebaiknya disimpan dalam wadah
tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering.
Produksi
: Otsuka
Komposisi
: Manitol 10%
Dosis
Kemasan
b. Nama Produk
: Otsu-Manitol
Produksi
: Otsuka
Komposisi
: Manitol 20%
Dosis
Kemasan
c. Nama Produk
: Intramed-Manitol
Produksi
Komposisi
Dosis
Kemasan
: Infus 500 ml
4. DESAIN FORMULA
R/ Manitol
5%
Karbo adsorben
0,1 %
WFI
ad 100 mL
Penimbangan :
Dibuat 500ml
Semua bahan dikali 5
5. PERHITUNGAN TONISITAS
Manitol
E5% = 0,18
= 0,18 x 5 = 0,9 %
NaCl yang dibutuhkan = 0,9 0,9
=0
Tidak perlu NaCl karena isotonis
Infus Manitol | 4
Penetapan pH
Di uji menggunakan pH meter
Infus Manitol | 6
Hasil Uji Kejernihan : Pengujian dilakukan secara visual, botol diputar 180 o berulangulang di depan background yang berwarna hitam untuk melihat partikulat yang berwarna
putih. Dan di depan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat yang
berwarna hitam. Hasil pengujian infuse manitol adalah jernih, warna larutan bening bebas
partikulat-partikulat yang menganggu.
9. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membuat sediaan steril berupa sediaan infus dengan bahan aktif
yaitu manitol yang dibuat secara aseptis. Tujuan suatu sediaan dibuat steril adalah karena
berhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang
pertahanannya terhadap zat asing tidak selengkap pada saluran cerna atau gastrointestinal.
Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak
Infus Manitol | 7
berlaku relative steril atau setengah steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Dan
sediaan infus merupakan sediaan yang perlu disterilkan (1).
Arti infus adalah sediaan steril berupa larutan/emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin
dibuat isotonis terhadap darah serta dapat disuntikkan langsung ke pembuluh darah dalam
volume relatif banyak (2).
Syarat infus :
a.
b.
c.
d.
7,4).
e. Sedapat mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan darah
atau cairan tubuh yang lain. Tekanan osmosis cairan tubuh seperti darah, air mata, cairan
lumbai dengan tekanan osmosis larutan NaCl 0,9%.
f. Harus steril, suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari mikroorganisme
hidup dan patogen maupun non patogen, baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam
bentuk tidak vegetatif (spora).
g. Bebas pirogen, karena cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan demam.
Pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida dimana mengandung radikal dengan
unsur N dan P. Selama radikal masih terikat, selama itu dapat menimbulkan demam dan
pirogen bersifat termostabil (3).
Zat aktif yang digunakan yaitu manitol. Indikasi zat aktif manitol yaitu untuk mencegah
atau mengobati kelebihan air dalam tubuh pada keadaan ginjal tertentu, mengurangi
pembengkakan otak, atau mengurangi tekanan dalam mata (4).
a.
Digunakan untuk pelarut dalam pembuatan obat suntik,yang akan disterilkan sesudah dibuat. Air
untuk obat suntik hanya dapat digunakan dalam waktu 24 jam sesudah penampungan disimpan
dalam wadah dari gelas steril dan bebas pirogen.
Air ini dimurnikan dengan cara penyulingan atau osmosis terbalik (reverse osmosis) dan
memenuhi standar yang sama dengan Purified Water, USP dalam hal jumlah zat padat yang ada
yaitu tidak lebih dari 1 mg per 100 ml WFI, USP dan tidak boleh mengandung zat penambah.
Walaupun air untuk obat suntik tidak disyaratkan steril tetapi harus bebas pirogen. Air untuk obat
Infus Manitol | 8
suntik harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada temperatur di bawah atau di atas
kisaran temperatur dimana mikroba dapat tumbuh.
Persyaratan WFI menurut standar BP (2001) dan EP (2002) tidak boleh mengandung:
1) Total karbonorganik tidak boleh lebih dari 0,5 mg per liter. Kemudian bila 25 ml air
untuk injeksi ditambahkan kalsiumhidroksida LP, maka selama 5 menit harus tetap
jernih.
2) Klorin tidak boleh lebih dari 0,5 ppm. Kemudian, bila 500 ml air untuk injeksi
ditambahkan 1 ml praknitrat LP, maka setelah didiamkan 5 menit harus tetap tidak
berwarna dan jernih.
3) Amonia tidak boleh lebih dari 0,01 ppm. Kemudian bila 50 ml air untuk injeksi yang
ditambahkan 2 ml kalium raksa (II) iodida LP dalam suasana alkalis dan dilihat dalam
tabung Nessler, maka tidak memperlihatkan pewarnaan yang lebih kuat daripada
pewarnaan yang diberikan 50 ml air yang bebas amoniakP setelah penambahan 2 ml
pereaksi Nessler LP dan diperiksa pada keadaan sama.
4) Nitrat boleh lebih dari 0,2 ppm. Kemudian, 5 ml air untuk injeksi tidak boleh
memberikan warna biru pada batas permukaan setelah dituangkan dengan hati-hati
kedalam 5 ml difenilalamina LP.
5) Logam berat (Cu, Fe, Pb) tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Kemudian, bila 100 ml air
untuk injeksi ditambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida LP, maka harus tetap jernih dan
tidak berwarna.
6) Oksidator tidak boleh lebih dari 5 ppm. Kemudian, bila 100 ml air untuk injeksi
dididihkan selama 3 menit serta ditambahkan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml
kalium permanganat 0,01 N, maka tidak menghilangkan sama sekali warna larutan
7) Bebas pirogen.
8) Ph 5,0-7,0. Pemeriksaannya dengan 10 ml air untuk injeksi dengan ditambahkan 2 tetes
larutan merah metil LP tidak boleh memberikan warna merah. Kemudian, 10 ml air
untuk injeksi dengan ditambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol LP tidak boleh
memberikan warna biru
Penyimpanan air untuk injeksi (WFI) harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
pada temperatur di bawah atau di atas kisaran temperatur ideal mikroba dapat tumbuh. Air untuk
obat suntik bertujuan digunakan dalam waktu 24 jam sesudah penampungan
Adapun fungsi bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya Manitol sebagai
zat aktif, Karboadsorben untuk menyerap zat-zat anorganik yang tidak berguna, dan WFI
Infus Manitol | 9
sebagai Pelarut. Fungsi Perlakuan; Pemanasan diautoclaf berfungsi sebagai untuk mensterilkan
alat. Menggunakan metode sterilisasi akhir sebab sediaan stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi
akhir menggunkan autoklaf pada suhu 121oC selama15 menit. Dilakukan penyaringan berfungsi untuk
sterilisasi dan memisahkan dari pengotor lainnya. Dilakukan pemanasan pada zat karboabsorben adalah karena
karboabsorben itu aktif bekerja setelah dilakukan pemanasan.
Hasil yang diperoleh termasuk ke dalam syarat pembuatan infus yang baik, yaitu jernih
bebas partikel dan pirogen, pH yang diperoleh 5,42 mendekati persyaratan infus yang baik yaitu
5,5 sampai 7,5. Jadi infuse manitol yang dibuat dalam praktikum ini sudah baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta114.
2. Goeswin, Agoes, 1983, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung, 132.
3. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 1238-1239.
4. Reynold, James E F, 1982, Martindale The Extra Pharmacopoeia, Twenty Eighth edition,
London : The Pharmaceutical Press
5. Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 114.
6. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 12.
7. Lukas, Stefanus, 2011, Formulasi Steril, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Infus Manitol | 10