Professional Documents
Culture Documents
KONSEP MEDIS
SPINA BIFIDA
Definisi
Spina bifida adalah defek pada penutupan kolumna
vertebralis dengan atau tanpa tingkatan protusi
jaringan melalui celah tulang, (Donna L. Wong, 2009).
Spina bifida merupakan suatu kelainan bawaan berupa
defek pada arkus pascaerior tulang belakang akibat
kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis spinalis
pada perkembangan awal embrio (Chairuddin Rasjad,
1998).
Klasifikasi
Spina bifida okulta : merupakan cacat arkus vertebra dengan
kegagalan fusi pascaerior lamina vertebralis dan seringkali tanpa
prosesus spinosus, anomali ini paling sering pada daerah antara
L5-S1, tetapi dapat melibatkan bagian kolumna vertebralis, dapat
juga terjadi anomali korpus vertebra misalnya hemi vertebra.
Meningocele : meningens yang menonjol melalui vertebra yang
tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di
bawah kulit dan ditandai dengan menonjolnya meningen, sumsum
tulang belakang dan cairan serebrospinal.
Myelomeningokel : jenis spina bifida yang kompleks dan paling
berat, dimana korda spinalis menonjol dan keluar dari tubuh, kulit
diatasnya tampak kasar dan merah.
Etiologi
Genetik
Hipertermia, kurangnya asam folat dan
hipervitaminosis A
Resiko melahirkan anak dengan spina bifida
berhubungan erat dengan kekurangan asam folat,
terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Hidrosefalus
Dislokasi pinggul
(T.W.Sadler,2010)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan
pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa
anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala; sedangkan yang
lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi
oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena.
Gejalanya berupa:
Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai
bawah pada bayi baru lahir jika disinari, kantung tersebut
tidak tembus cahaya
Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
Penurunan sensasi.
Inkontinensia urin (beser) maupun inkontinensia tinja
Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi
(meningitis).
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita spina bifida
memerlukan koordinasi tim yang terdiri dari spesialis
anak, saraf, bedah saraf, rehabilitasi medik, ortopedi,
endokrin, urologi dan tim terapi fisik, ortotik, okupasi,
psikologis perawat, ahli gizi sosial worker dan lain-lain.
Komplikasi
Paralisis cerebri
Retardasi mental
Atrofi optic
Epilepsi
Osteo porosis
Fraktur (akibat penurunan massa otot)
Ulserasi, cidera, dikubitus yang tidak sakit.
Infeksi urinarius
KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
Anammesa
Identitas pasien : Nama, jenis kelamin, umur, alamat,
nama ayah, nama ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu.
Keluhan utama : Terjadi abnormalitas keadaan medula
spinalis pada bayi yang baru dilahirkan.
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat keluarga : Saat hamil ibu jarang atau tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat
misalnya sayuran, buah-buahan (jeruk,alpukat), susu,
daging, dan hati. Ada anggota keluarga yang terkena
spina bifida.
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing) : normal
B2 (Blood) : takikardi/bradikardi, letargi, fatigue
B3 (Brain) :Peningkatan lingkar kepala,Adanya
myelomeningocele sejak lahir Pusing
B4 (Bladder) : Inkontinensia urin
B5 (Bowel) : Inkontinensia feses
B6 (Bone) : Kontraktur/ dislokasi sendi, hipoplasi
ekstremitas bagian bawah
Diagnosa
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal
malformation dan luka operasi
Risiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan
intra kranial (TIK)
Risiko tinggi kerusakan integritas kulit dan eleminasi
urin berhubungan dengan paralisis, penetesan urin
yang kontinu dan feses.
Intervensi Keperawatan
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal malformation dan luka operasi
Tujuan :
Luka operasi,
insisi bersih.
Intervensi:
Monitor tanda-tanda vital. Observasi tanda infeksi : perubahan suhu, warna kulit, malas
minum , irritability, perubahan warna pada myelomeingocele.
Ukur lingkar kepala setiap 1 minggu sekali, observasi fontanel dari cembung dan palpasi
sutura cranial
Observasi tanda-tanda infeksi dan obstruksi jika terpasang shunt, lakukan perawatan luka
pada shunt dan upayakan agar shunt tidak tertekan
Untuk mencegah kerusakan pada kantung meningeal atau sisi pembedahan Untuk
meminimalkan tegangan pada kantong meningeal atau sisi pembedahan
Untuk memberi lapisan pelindung agar tidak terjadi iritasi serta infeksi
KONSEP MEDIS
MENINGITIS
Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau
organ-organ jamur (NANDA, 2012).
Meningitis merupakan keradangan pada daerah meningen, meningitis
itu sendiri terdiri atas meningitis tuberculosis, yang disebabkan
oleh bakteri dan meningitis virus atau disebut nonpurulen meningitis
atau istilahnya disebut aseptic meningitis yang disebabkan oleh
virus (A. Aziz Alimul Hidayat, 2006).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya
ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok,
Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan
bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Klasifikasi
Meningitis purulenta
Meningitis purulenta ada yang disebabkan metastasis infeksi dari
tempat lain yang menyebar melalui darah. Penyebabnya ialah
meningokok (Neisseria meningitidisis), pneumokok (Diplococcus
pneumoniae), haemophilus influenzae.Ada pula yang timbul karena
perjalanan radang langsung dari radang tulang tengkorak, mastoiditis
misalnya, dari tromboflebitis atau pada luka tembus kepala.
Meningitis serosa
Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.Penyebab
lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.Likuor
serebrospinal jernih meskipun mengandung jumlah sel dan protein
yang meninggi.
Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan
pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur
tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang.
Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan
bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis
purulenta dan meningitis serosa.macam-macam penyebab meningitis:
Meningitis Bakterial Adalah reaksi peradangan yang mengenai salah satu
atau semua selaput meningen disekeliling otak dan medula spinalis. Bakteri
yang paling sering menyebabkan meningitis adalah Eschericia Coli,
Streptococcus group B, L. monocytogenesis, Haemofilus influenza,
Stapilokokus pneumoniae ,Nersseria meningitidis, Stapilokokus Aureus,
Stapilokokus Epidermidis, Gram negative bacilli, Klebsiela dan
Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing
dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil,
monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan
lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam
cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi
tebal.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Menifestasi klinis yang timbul pada meningitis bakterial
berupa sakit kepala
,lemah,mengigil,demam,mual,muntah,nyeri punggung,kaku
kuduk,kejang,peka pada awal serangan,dan kesadaran
menurun menjadi koma. Gejala ini meningitis akut
berupa bingung,stupor,semi koma,peningkatan suhu
tubuh sedang,frekuensi nadi dan denyut jantung
meningkat.TD biasanya normal,klien biasanya
menunjukkan gejala iritasi meningeal seperti kaku pada
leher,tanda brudziknsi posotif ,dan tanda kerning
positif.
Pemeriksaan Diagnostik
Hitung darah lengkap dengan
perbedaananya:menunjukkan adanya peningkatan sel
darah putih dan neutrofil
Kultur darah:mengindikasikan adanya mikroorganisme
Lumbal pungsi dengan kultus CSS:peningkatan hitung
sel,mengindikasikan adanya mikroorganisme
MRI atau CT-Scan dengan atau tanpa kontras:untuk
mengetahui adanya kelainan
Komplikasi
Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi
subdural).
Hidrosepalus.
Abses otak.
Epilepsi
Retardasi mental.
Serangan meningitis berulang. Kondisi ini terjadi
karena pengobatan yang tidak tuntas
ataumikroorganisme yang sudah resisten terhadap
antibiotik yang digunakan untuk pengobatan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Terapeutik
Isolasi
Terapi antimikroba: antibiotik yang diberikan berdasarkan pada hasil
kultur, diberikan dengan dosis tinggi melalui intravena.
Mempertahankan hidrasi optimum: mengatasi kekurangan cairan dan
mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema.
Mencegah dan mengobati komplikasi: aspirasi efusi subdural (pada bayi),
terapi heparin pada anak yang mengalami DIC,
Mengontrol kejang: pemberian terapi antiepilepsi
Mempertahankan ventilasi
Mengurangi meningkatnya tekanan intra cranial
Penatalaksanaan syok bacterial
Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
Memperbaiki anemia
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan di Rumah
KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat keperawatan : riwayat kelahiran, penyakit kronis, neoplasma riwayat
pembedahan pada otak, cedera kepala.
Pada neonatus : kaji adanya perilaku menolak untuk makan, refleks menghisap
kurang, muntah dan diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menagis lemah.
Pada anak-anak dan remaja : kaji adanya demam tinggi, sakit kepala, muntah
yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang mudah terstimulasi dan
teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak,
penurunan kesadaran, kaku kuduk, opistotonus, tanda kernig dan Brudzinsky
positif, reflex fisiologis hiperaktif, petchiae atau pruritus.
Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun) : kaji adanya demam, malas
makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dangan merintih, ubunubun menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan Brudzinsky positif.
Intervensi :
Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal
Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.
Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan
hati-hati pada hipertensi sistolik
Monitor intake dan output
Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien
untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di
tempat tidur.
Kolaborasi
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel,
Antibiotika.