You are on page 1of 1

NAMA : IMAM KRESHNA BAYU

NIM : E1E1 12 019

PANDANGAN TERHADAP
DIHADAPINYA

TULISAN

TEKNIK

DAN

TANTANGAN

YANG

Berangkat dari tulisan yang mengkritisi kondisi lembaga kemahasiswaan masa kini
khususnya di Fakultas Teknik, lemahnya sistem pengkaderan dianggap sebagai faktor utama
sehingga lembaga kemahasiswaan kita saat ini Keropos dari dalam. Di samping pola pikir dan
gaya hidup, profesionalisme fungsionaris, dan kelemahan struktur. Benarkah demikian ?
Sepengetahuan saya sistem pengkaderan internal fakultas saat ini memiliki tiga jenjang pokok,
yaitu dimulai dari Ospek (Fakultas dan Jurusan), Latihan Kader I , dan Latihan Kader II. Dua
dari tiga jenjang ini (LK I dan LK II), justru baru ada pada beberapa tahun belakangan, tahuntahun yang katanya merupakan saat terpuruknya lembaga kemahasiswaan. Kemudian, apabila
kita dapat melihat jejak rekam lembaga kemahasiswaan fakultas Teknik di belakang, justru di
era kampus tua yang dimana belum ada sistem pengkaderan yang formal di internal fakultas
semacam LK I dan LK II malah lebih mempunyai output yang jelas dibandingkan saat ini.
Jadi, menurut saya yang menjadi faktor utama disini adalah bukan adanya kelemahan dalam
sistem pengkaderan, tapi dari segi motivasi mahasiswa itu sendiri untuk mengikuti proses
pengkaderan yang ada. Selain motivasi untuk benar-benar berproses mencari ilmu serta
pengalaman, ada juga yang hanya ingin menyelesaikan tanggung jawab, paksaan oleh senior,
ikut-ikutan teman, rasa takut, dan banyak motif lain dalam berkader. Dari motivasi yang beragam
itu kemudian menghasilkan output yang beragam pula. Hal ini dapat dilihat dari perubahan pola
pikir yang terjadi pada mahasiswa tersebut sebelum dan sesudah pengkaderan, lalu pola pikir itu
yang kemudian mempengaruhi gaya hidup. Lalu di saat mahasiswa yang telah mengikuti proses
pengkaderan itu masuk di dalam struktur kelembagaan, output dari proses pengkaderan dapat
dilihat pula dari seberapa paham dia dengan posisi yang ia pegang dan tugasnya. Hal itu yang
kemudian menentukan profesionalitasnya dalam berlembaga.
Akhir tulisan, menurut saya solusi yang tepat untuk mengatasi keadaan mahasiswa pada saat ini,
dibandingkan dengan memberikan kata-kata ditambah aksi-aksi laga, alangkah lebih baik
dengan memberikan contoh yang bisa menjadi teladan bagi mereka. Berikan mereka contoh
senior yang hadir menjadi solusi, bukan member spekulasi. Berikan contoh Mahasiswa yang
ketika dia berlembaga, ia juga sambil dapat mempertahankan prestasi di bidang akademik.
Berikan contoh mahasiwa yang ketika berlembaga, dapat lebih baik dalam manajemen waktu
dan manajemen diri. Berikan contoh profesionalitas dalam berlembaga ketimbang menyuruh
untuk menghafal definisi-definisi tiap jabatan dalam lembaga. Motivasi untuk berproses di
lembaga agar menjadi pribadi yang lebih baik pasti lambat laun terbangun di benak mereka, baik
bagi mereka yang tertarik dalam sisi akademik maupun yang tertarik dengan sisi organisasi.
Sekian dan terima kasih

You might also like