You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kebijakan Indonesia sehat tahun 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Promosi kesehatan
merupakan sebuah upaya penting yang harus dilakukan tenaga kesehatan dengan
berkolabaorasi bersama masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang sehat baik secara
fisik maupun mental, Promosi kesehatan ini adalah upaya untuk mendukung pencapaian visi
Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan pemerintah dengan keputusan Menteri kesehatan
No.131/Menkes/SK/II/2004. Namun hingga saat ini promosi kesehatan di Indonesia belum
mecapai tahap yang maksimal. Masih banyak masyarakat yang tidak sadar kesehatan.
Mencegah lebih baik dari mengobati juga masih sebatas semboyan dan belum bisa menjadi
sebuah landasan kesadaran di masyarakat.
Promosi kesehatan merupakan sebuah proses untuk membuat masyarakat lebih
mampu mengontrol, menjaga, dan memperbaiki kesehatan. Biasanya proses ini dilakukan
oleh para tenaga kesehatan dengan melakukan Home Care atau kunjungan ke rumah-rumah
masyarakat maupun memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan di komunitas
maupun desa.
Pada saat ini di daerah pedesaan terutama dengan masyarakat berpenghasilan rendah,
penyakit yang penularannya berkaitan dengan air dan lingkungan terutama penyakit diare
masih endemis dan masih merupakan masalah kesehatan. Di daerah tersebut sebagian besar
rumah tangga belum mempunyai akses penggunaan air bersih dan sanitasi, karena belum
semua rumah dilengkapi sarana. Perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya pada
masyarakat pedesaan karena kurang pengertian dan kesadaran pentingnya terhadap perilaku
hidup bersih dan sehat.
Melalui keperawatan komunitas yang berperan dan berfungsi sebagai pendidik dan
penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, upaya untuk mewujudkan indonesia sehat akan lebih mudah
tercapai dengan memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan masalahmasalah kesehatan umum seperti pendidikan hidup bersih dan sehat maupun pendidikan
kesehatan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena kesehatan yang muncul pada tempat

1.2

atau daerah-daerah tertentu.


Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah hal-hal apa saja yang berkaitan dengan Promosi
Kesehatan dan Program Promosi Kesehatan
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas III yang berupa makalah tentang
Promosi Kesehatan dan Program Promosi Kesehatan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui visi dan misi promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui lingkup promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui program dan sasaran promosi kesehatan.
5. Untuk mengetahui metode yang di gunakan di promosi kesehatan.
6. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan.
7. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat komunitas dalam promosi
kesehatan.
1.4

Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
dengan menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari sumber dari berbagai
literature baik itu buku maupun dari berbagai media elektronik.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan


masyarakat agar memilihara dan meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung, dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat sesuai budaya setempat.yang ingin
dicapai dalam pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan keterampilan
untuk berprilaku hidup bersih dan sehat (DEPKES RI, 2006)
Promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan
yang secara structural tahun 1984 WHO dalam salah satu divisinya yaitu divisi pendidikan
kesehatan (Division Health Education) di ubah menjadi divisi promosi kesehatan dan
pendidikan (Devision On Health Promotion And Education). Konsep ini oleh departemen
kesehatan RI tahun 2000 mulai disesuaikan dengan merubah pusat penyuluhan kesehatan
masayarakat menjadi direktorat promosi kesehatan dan sekarang menjadi pusat promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masalalu,
dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam
hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,
melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan prilaku seseorang.
Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perbaikan berupa perubahan prilaku, baik di dalam masyarakat maupun
lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya.
Untuk mewujudkan perubahan ke arah prilaku hidup sehat di masyarakat tidak mudah
begitu saja di wujudkan. Fakta membuktikan dari pengalaman negara maju dan negara
berkembang banyak faktor yang menghambat dan salah satu faktor terbesar yang dirasakan
adalah kurangnya faktor pendukun berupa sarana dan prasarana dimasyarakat untuk
berprilaku hidup sehat.Walupun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sanitasi
lingkungan, pentingnya gizi yang baik, manfaat imunisasi, pelayanan kesehatan, perumahan
sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan sebagainya sudah cukup tinggi, tetapi
apabila tidak di dukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan
yang bergizi, fasilitas imunisasi, adanya pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh
rumah yang layak dan lain sebagainya. Maka rasanya sangat sulit bagi mereka untuk
mewujudkan prilaku hidup sehat sebagaimana yang diharapkan tersebut.
Kebijakan nasional promosi kesehatan telan menetapkan tiga strategi dasar
promosikesehatan, yaitu penggerakan dan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi
3

( depkes RI, 2004). Ketiga strategi tersebut diperkuat oleh kemutraan serta metode dan sarana
komunikasi yang tepat. Strategi tersebut harus dilaksanakan secara lengkap dan
berkesinambungan dalam merubah prilaku baru masyarakat menjadi lebih baik yang
diperlukan oleh program kesehatan. Lingkup promosi kesehatan mencangkup diantara
sebagai berikut :
1. Strategi promosi kesehatan yaitu advokasi, bina suasana, dan gerakan (pemberdayaan)
masyarakat.
2. Tatanan kegiatan promosi kesahatan yang dilakukan untuk meningkatkan prilaku
hidup bersih dan sehat ditatanan keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat
umum, dan sarana kesehatan.
3. Prioritas prilaku yang akan dikembangkan berdasarkan program kesehatan yang
dilaksanakan, maka kegiatan dilakukan untuk mengembangkan aspek prilaku sehat
tertentu, misalnya yang berkaitan dengan kesehatan KIA, gizi, kesehatan lingkungan,
gaya hidup, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM), dan sebagainya
sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan situasi dimasing-masing tatanan.
2.2 Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Visi Promosi Kesehatan :
1. Willingnes (Mau)
2. Ability (Mampu)
3. Memelihara Kesehatan : mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari
kesehatan & mencari pertolongan pengobatan yang profesional bila sakit.
4. Meningkatkan Kesehatan : mau dan mampu mencegah penyakit, kesehatan perlu
ditingkatkan (bersifat dinamis)
Misi Promosi Kesehatan :
1. Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan
2. Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan
kesehatan
3. Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri
2.3 Lingkup Promosi Kesehatan
Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):
1. Pendidikan

kesehatan

(health

education)

yang

penekanannya

pada

perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan.
2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan
produk/jasa melalui kampanye.
4

3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada


penyebaran informasi.
4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan
atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui
upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai
bidang/sektor, sesuai keadaan).
6. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat
(community

development),

penggerakan

masyarakat

(social

mobilization),

pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.


2.4 Program Promosi Kesehatan
1. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
2. KESWAMAS (Kesehatan Jiwa Masyarakat).
3. PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).
4. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
5. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
6. Imunisasi.
7. KB (Keluarga Berencana).
8. JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
9. Posyandu Lansia
2.5 Sasaran Promosi Kesehatan
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga
kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja
dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).
Program Kesehatan :
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
b. Imunisasi.
c. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting
dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi
kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali
5

menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh


masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat
menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
Program Kesehatan :
a. Kesehatan Kesehatan.
b. Gaya Hidup Sehat.
c. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB).
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan
dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder
maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).
Program Kesehatan :
a. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
2.6 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan
adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan,
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.4.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji
masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
adalah:
1. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas

beserta

faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.


Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan
dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
6

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif
dalam langkah-langkah selanjutnya.
2. Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan
pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987)
maslah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
3. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.
Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau
wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih
dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a.
b.
c.
d.

Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat


Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
Kemampuan dan sumber daya masyarakat
Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:


a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya
untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
7

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan


berbagai

alternatif

dalam

cara-cara

pengelolaan

masalah

yang

menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang
mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).
2.4.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.4.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
2. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan
tingkat keparahan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.

2.7 Strategi Promosi Kesehatan


Strategi Promkes (WHO, 1984) :
1. Advokasi (advocacy) Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan
2. Dukungan Sosial (social support) Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment) Agar masyarakat mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan kesehatannya
Strategi Promkes (Piagam Ottawa, 1986)
1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan
2. Lingkungan yang Mendukung
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
4. Keterampilan Individu
5. Gerakan Masyarakat
2.8 Peran dan Fungsi Perawat Komunitas dalam Promosi Kesehatan
Perawat dipukesmas sebagai perawat kesehatan minimal berperan sebagai pemberi
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidikan atau penyuluhan kesehatan,
penemu kasus penghubung dan kordiantor, pelaksana kondseling keperawatan dan model
peran.
Dua peran perarawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan. Berdasarkan peran
tersebut, perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mendukung individu, keluarga
,kelompok dan masyarakat dalam mencapai tujuan perubahan perilaku untuk hidup bersih
dan sehat yang merupakan visi dari promosi kesehatan.
2.8.1 Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit
Tujuan keperawatan adalah membantu individu meraih kesehatan yang optimal dan
tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran perawat dalam
konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya
mengarahkan sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau
meraih derajat kesehatan dan tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati
kenyamanan.

Aktifitas

keperawatan

yang

dapat

dilakukan

dalam

upaya

meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan konseling


9

kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah


kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata
lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit,
memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya
pengaruh yang lebih membahayakan.
Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupaka pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya
patogenik. Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Sevcara
umum, pencegahan primer meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan
perlindungan khusus (specific protection) Promosi kesehatan dapat dilakukan
melalui beberapa cara, antara lain pendidikan kesehatan, peningkatan gizi
yang tepat, pengawasan pertumbuhan individu, konseling pernikahan dan
p[emerikasaan kesehatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan melalui
imunisasi higiene personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit
kerja, avoidment alergic dan nutrisi khusus (misalnya nutrisi untuk ibu hamil,
nutrisi untuk bayi) dan lainnya
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal
patogenik yang bertujuan untuk mendeteksi dan melakukan interfensi segera
guna menghentikan penyakit pada tahap ini, mencegah penyebaran penyakit
menurunkan

intensitas

penyakit

atau

mencegah

komplikasi,

serta

mempersingkat fase ketidakmampuan pencegahan sekunder dilakukan melalui


upaya diagnosis dini / penangan segera, seperti menemukan kasus, survei
penampisan, pemeriksaan selektif.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier terdiri atas upaya mencegah / membatasi ketidakmampuan
serta membantu memulihkan klien yang tidak mampu agar dapat berfungsi
secara optimal. Langkah pencegahan ini antara lain dilakukan melalui upaya
pembatasan ketidakmampuan (dissability limitation) dan rehabilitasi. Untuk
pembatasan ketidakmampuan, langkah yang biasa diambil adalah pelatihan
tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk rehabilitasi, upaya
yang dilakukan antara lain pendidikan khusus yang disesuaikan dengan

10

kondisi klien yang direhabilitasi, penempatan klien sesuai dengan keadaannya


(selektive places).
2.8.2 Sebagai pendidik atau penyuluhan kesehatan, fungsi yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Mengkaji kebutuhan klian untuk menentukan kegiatan yang kan dilakukan
dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Darai hasing pengkajian
diharapkan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien, informasi yang dapat
diperlukan klien,dan apa yang ingin dikatahui klien.
2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau
pendidikan kesehatan
3. Melaksnakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk memulihkas
kesehatan klien antara lain tentang pengobatan, higiene, perawatan, serta
gejala dan tanda-tanda bahaya.
4. Menyusun program penyuluhan dan pendidikan kesehatan baik untuk topik
sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit, dan pengelola penyakit.
5. Mengajarkan kepada klien informasitentang tahapan perkembangan
6. Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari bukubuku,koran,TV,teman dan lain-lain.
2.6.2 Sebagai pelaksana konseling keperawatan, perawat melaksanakan fungsi
antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, meberikan dukungan,
memberikan asuhandan menjaga kepercayaan yang diberikan klien.
2. Membantu klien untuk mengidentifikasi masalah serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan
masalah dan memilih cara pemecahan masalah yang tepat.
4. Membantu klien menentukan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.

11

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok dan
masyarakat agar memelihara, meningkatakan dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya
setempat.
Aktivitas domain pembelajaran meliputi aspek pengetahuan, sikap dan praktik.
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Dalam pelaksanaan promosi kesehatn diperlukan teknik, media, dan alat
peraga yang sesuai dengan kebutuhan.
Strategi dalam plaksanaan promosi kesehatan diantaranya advokasi, bina suasana, dan
gerakan pemberdayaan masyarakat.

3.2

Saran
Peran perawat kesehatan komunitas yaitu memberikan pendidikan, penyuluhan kesehatan,
serta konseling keperawatan kepda individu,keluarga, kelompok dan masyarakat yang
merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2006.Pedoman Promosi Kesehatan Bagi Perewat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI
12

Helvie,C.O.1998.Advanced Practiced Nursing In The Community.California : Sage


Poblication Inc.
Leavell

dan

Clarak.1979.Preventive

Medicine

for

The

Doktor

In

His

Community.Hungtington, New York : Dregos


Notoadmodjo, Suekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal & Nurul Chayatin.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
http://www.slideshare.net/082163646064/asuhan-keperawatan-komunitas-masyarakat-urban

13

You might also like