Professional Documents
Culture Documents
Konsolidasi
Lanjutan
Contoh Tanah
KONSOLIDOMETER
Diameter contoh tanah
2,5 inci
Tebal (tinggi)
1 inci
Contoh diberi beban Vertikal yang tertentu dan penurunan diukur dengan arloji
penunjuk (dial penurunan). Tekanan tersebut dibiarkan berlaku sampai penurunan
selesai.
Sesudah itu contoh diberi beban (tambahan) sampai penurunan berhenti, dan
seterusnya.
Biasanya beban ditambah setiap 24 jam dengan memakai harga tegangan berikut :
0,25 ; 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 4,0 ; 8,0 ; 16,0 kg/cm2
Setelah penambahan beban mencapai 8,0 kg/cm2 beban dikurangi lagi sampai 0,25
kg/cm2 untuk mendapat Rebound Curve (Kurva Balik)
Pada setiap pembebanan pembacaan penurunan dilakukan pada jangka-jangka
waktu tertentu. Dengan demikian besarnya penurunan dan kecepatannya dapat
diketahui.
Besarnya penurunan yang terjadi pada setiap tegangan diambil dari pembacaanpembacaan arloji penunjuk yang terakhir untuk tegangan tersebut.
Angka-angka penurunan ini dipakai untuk membuat grafik penurunan terhadap
tegangan sebagai absis (dengan skala log) dan angka pori sebagai ordinat (dengan
skala biasa).
Ws
= luas penampang
Gs
Ws
A .G s . w
H1
e1
Hs
* H1 didapatkan dari pembacaan awal dan akhir pada skala ukur untuk
beban sebesar P1
5. Hitung angka pori yang baru, e1 setelah konsolidasi yang disebabkan oleh
penambahan tekanan P1 :
e1 = e0 - e1
untuk beban berikutnya, yaitu P2 (P2= Beban kumulative per satuan luas).
Yang menyebabkan penambahan pemampatan sebesar H2, angka pori e2
pada saat akhir konsolidasi dapat dihitung sbb :
H2
e1 e1 e 2
Hs
6. Dengan melakukan cara yang sama, angka pori pada saat akhir
konsolidasi untuk semua penambahan beban dapat diperoleh.
7. Gambar hubungan tekanan (P) dan angka pori pada kertas skala log
; H = 2,54 cm
; Gs = 2,75
Tekanan (ton/m2)
0
0.5
1
2
4
8
16
32
2.540
2.488
2.465
2.431
2.389
2.324
2.225
2.115
Penyelesaian :
- perhitungan Hs
Ws
128 gr
Hs
1,52 cm
A.Gs . w 30 , 68 2 , 75 1
P
(t/m2)
0
0.5
1
2
4
8
16
32
H
Pada akhir
Konsolidasi (cm)
2.540
2.488
2.465
2.431
2.389
2.324
3.225
2.115
Hv = H Hs
(cm)
1.02
0.968
0.945
0.911
0.869
0.804
0.705
0.595
Hv
Hs
0.671
0.637
0.622
0.599
0.572
0.529
0.464
0.390
Angka Pori e
NORMALLY CONSOLIDATED
OVER CONSOLIDATED
Pc
P
Pc = Tekanan prakonsolidasi
P = Tekanan vertikal efektif
pada saat tanah diselidik
Cara penentuan besarnya tekanan Prakonsolidasi (Pc) dari Grafik e Versus Log P
Tentukan titik a dimana grafik e versus log P mempunyai jari2x kelengkungan yang paling
minimum.
Perpanjang bagian grafik e Versus log P, yang merupakan garis lurus hingga memotong
garis ad dititik f absis untuk titik f adalah besarnya tekanan prakonsolidasi.
v v 0 v 1 H . A ( H S ). A S . A
Vo & V1 adalah Volume awal & Volume akhir.
Perubahan Volume total = perubahan Vol pori, Vv
V S . A V vo V v 1 V V
Vvo
Vv1
V 0
A .H
Vs
1 e0
1 e0
A.H
V S . A e.Vs
.e
1 e0
Atau
e
s H.
1 e0
..(7.18)
S = Settlement
untuk lempung yang terkonsolidasi secara normal dimana e versus
log p merupakan garis lurus.
..(7.19)
e Cc [log( P 0 P ) log P 0 ]
Cc
Maka :
Cc . H
P0 P
log
S
1 e0
P0
Untuk Lempung yang tebal, penurunan dihitung secara terpisah untuk tiap
sub lapisan.
Cc.Hi
P 0 (i ) P ( i )
log
S
P 0(i )
1 e0
Hi
P0
P(i)
e Cs [log( P 0 P ) log P 0 ]
sehingga
C s. H
P 0 P
S
log
1 e0
P0
Apabila P0 + P > Pc
C s.H
Pc
C c.H
P0 P
log
log
1 e0
P0
1 e0
P0
1 1
Cs Cc
5 w
V1 V2 (1 e1 ) (1 e2 ) e1 e2
V1
1 e1
1 e1
V1 V 2
H H 2 e1 e 2
(7.5a) (karena luas contoh tetap)
1
V1
H1
1 e1
av p
1 e1
av p 1
av
mv
1 e1 p 1 e1
Nilai mv untuk tanah tertentu tidak konstan, tetapi tergantung dari besarnya
tegangan yang ditinjau.
2,6
Regangan H/H (%)
2,4
Angka pori,e
2,2
2
1,8
5
10
15
20
e1= 1,77
H1/H
25
1,6
e2= 1,47
1,4
30
H2/H
1,2
35
1
0
p1
25
p2
40
50
75
100
p2
p1
0
25
50
p ' (kN/m2)
p ' (kN/m2)
(a)
(b)
75
100
Cc
e
e1 e2
e1 e2
Cr
e1 e2
e1 e2
e
Contoh Soal
Hasil uji konsolidasi pada lempung jenuh diperoleh data pada
tabel di bawah ini:
Tegangan (p)
(kN/m2)
0
50
100
200
400
800
0,00
Penyelesaian
Pada contoh tanah jenuh berlaku hubungan, e = wGs
Maka, angka pori saat akhir pengujian: e1 = 0,254 x 2,70 = 0,662
Tebal contoh pada kondisi akhir ini, H1 = 19,250 mm
Angka pori pada awal pengujian eo = e1 + e
Pada umumnya, hubungan antara e dan H dapat dinyatakan oleh:
e 1 eo 1 e1 e
H
H
H
e
1,662 e
0,75
20
H = 20 19,25 = 0,75 mm
e = 0,065
eo = 0,662 + 0,065 = 0,727
e 1 eo 1,727
0,0864
H
H
20
e 0,0864.H
H
(mm)
0,00
0,351
0,481
0,652
0,849
1,050
0,750
H
(mm)
20,000
19,649
19,519
19,348
19,151
18,950
19,250
Tegangan (p)
(kN/m2)
0
50
100
200
400
800
0,00
0,74
0,000
0,030
0,042
0,056
0,073
0,091
0,065
0,727
0,697
0,685
0,671
0,653
0,636
0,662
0,72
e 0,665 0,658
0,00007m2/kN
p
350 250
av
0,00007
mv
0,000042m2 / kN
1 e1
1,665
av
0,7
Angka pori ,e
0,68
0,665
0,66
0,658
0,64
0,62
10
e1 e 2
0 ,685 0 ,640
0 ,055
p2 '
600
log
log
p1 '
100
e1 e2
0,636 0,662
e
Cr
0,013
log p' log( p2 ' / p1 ' ) log(10 / 800)
Cc
100
250 350
2
p ' (kN/m )
1000
OC
NC
Schmertmann
3.
C c. H
P 0 P
log
S
1 e0
P0
1 0,9
1606,2
S 12,21inci