You are on page 1of 4

Edisi I Awareness Writing Vol.

1/ Mei 2015

Joint Collaboration With Ritma Jurnalistik Universitas Bakrie


Hallo Anak Bakrie, Tahukah kalian apa itu Akar? Akar adalah singkatan dari Artikel Anak
Bakrie yang merupakan salah satu wujud eksistensi Departemen Pendidikan Badan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Bakrie untuk menampung dan menyalurkan bakat-bakat Mahasiswa/i
Universitas Bakrie dalam karya tulis.
Tahun ini BEM-UB meluncurkan salah satu terobosan baru yang bertujuan untuk melatih,
mendidik serta sebagai penyalur bakat-bakat Mahasiswa Universitas Bakrie di bidang tulisan.
Hal ini dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk meningkatkan wawasan Mahasiswa Universitas
Bakrie untuk aware terhadap pentingnya kemampuan dan keahlian dalam dunia tulisan. Dengan
tulisan kita semua tentunya bisa menuangkan segala apa yang ada dipikiran kita, baik itu ide,
kritik, saran dan atau pun itu yang tentunya mempunyai nilai tambah bagi kita dalam menulis.
AKAR yang baru terbit tertanggal 11 Mei 2015 ini merupakan penerbitan perdana AKAR
2015. Penerbitan perdana ini merupakan Edisi Awareness Writing yang akan membahas mengenai
Tata Cara Penulisan yang Baik dan Kontribusi Mahasiswa Untuk Masa Depan Indonesia.
Selayaknya manusia biasa, tentunya kami memiliki banyak kekurangan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca terutama Mahasiswa/i Universitas
Bakrie, agar kesalahan-kesalahan yang ada pada penerbitan AKAR 2015 ini tidak terulang di
waktu mendatang. Selamat menbaca .

Menulis itu merupakan hal yang gampang. Hanya saja banyak orang yang mengatakan bahwa menulis
itu susah. Persoalan yang dihadapi oleh orang yang menganggap bahwa menulis itu susah
dikarenakan beberapa hal diantaranya :
1. Kalah sebelum berperang. Gak percaya diri buat nulis dan malu kalau-kalau tulisannya
dibaca oleh orang lain.
2. Nggak punya ide. Sebenarnya keinginan menulis ada, tapi tidak tau apa yang mau ditulis.
3. Stuck. Udah pede buat nulis, tetapi pada saat mau menulis gak tau bahan yang mau ditulis
apa?
Berikut ini beberapa tips dalam menulis yang diberikan oleh Bapak Johannes Heru Margianto
selaku pembicara Writing Workshop 2015 :
1. Majulah sebelum berperang.Hilangkan rasa gak pede, tanamkan rasa percaya diri yang kuat
dalam hati. Yakinlah pasti hal tersebut nantinya akan memberikan manfaat bagi kita.
2. Tulislah apapun tentang kehidupan anda, maka hal ini akan membantu anda menemukan ide
yang akan anda tulis. Dimana pun dan kapan pun ide itu muncul, maka tulislah ide
tersebut. Percayalah suatu saat ide tersebut akan berguna.
3. Untuk mengatasi stuck, maka tulis semua yang ada di kepala. Dalam menulis lupakan dulu
EYD. Jangan pernah berhenti menulis karena typo. Jangan pedulikan kalaimat tersebut
panjang atau pendek. Intinya jadilah diri sendiri dalam gaya bahasa yang kita miliki.
Writing is Writing, Karena menulis merupakan ekspresi diri. Tulislah semua yang kita
sukai dan kita kuasai karena menulis adalah bekerja untuk menjadi bagian dari keabadaian.

Edisi I Awareness Writing

Vol. 1 /Mei 2015

Wahyu Kurniawan M, Ilmu Politik Universitas Bakrie 2011


1st Winner Awareness Essay Competition 2014

Pemilihan Presiden (Pilpres) di Indonesia pada tahun 2014 dapat dikatakan berbeda dengan
Pemilihan Presiden langsung dalam beberapa tahun belakangan ini. Perbedaan yang mencolok
sewaktu pemelihan Presiden tahun 2014 yaitu kandidat yang bersaing dalam memperebutkan kursi RI
1 hanya terdapat 2 pasang calon yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko WidodoJusuf Kalla.
Berdasarkan hasil perhitungan resmi KPU (Komisi Pemilihan Umum) RI

Propinsi Sumatera Barat dan

Propinsi Sulawesi Barat menjadi propinsi dengan tingkat kemenangan mutlak tertinggi masingmasing kandidat dengan persentase suara sebanyak 76,92%.
Jika diamati dari partai politik yang mendukung Jokowi-JK yaitu PDIP, PKB, Nasdem, dan
Hanura tentu massa pendukung partai tersebut tidak terlalu dominan di Sumatera Barat. PDIP dan
PKB menjadi partai yang tidak terlalu populer bagi masyarakat Sumatera Barat karena PDIP
diangkap sebagai partai nasionalis-sekuler dan anggota partainya yang didodominasi dari
kalangan non-muslim sehingga membentuk persepsi masyarakat Minang tentang PDIP sebagai partai
yang kurang dilirik oleh pemilih di Sumatera Barat. Kemudian PKB yang merupakan partai bagi
warga NU yang juga bukan merupakan basis massa pendukung partai ini di Sumatera Barat karena
penduduk Sumatera Barat mayoritas Muhammadiyah sehingga PKB tidak mampu menjadi partai yang
kuat di Sumatera Barat. Kemudian Hanura dan Nasdem merupakan partai kecil di Sumatera Barat
sehingga tidak mampu mendorong perolehan suara Jokowi-JK di Sumbar. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pendekatan perilaku pemilih baik internal maupun eksternal masih sangat
dominan bagi pemilih di Sumatera Barat, sehingga hal tersebut dapat menjelaskan pola perilaku
pemilih di wilayah tersebut.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pola perilaku dan budaya politik
pemilih di Sumatera Barat masih dapat dikatakan tradisional dan konservatif. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan pendekatan aspek budaya dan agama yang dijadikan sebagai faktor dominan dalam
mempriferensi setiap pilihan politik masyarakat Sumatera Barat. Sehingga dapat dilihat secara
jelas bahwa budaya politik masyarakat Sumbar masih cenderung tradisional dan kaku dalam melihat
dinamika sosial-politik.

Edisi I Awareness Writing

Vol. 1 /Mei 2015

Annisa Khasya Fadila, Ilmu Politik Universitas Bakrie 2012


2nd Winner Awareness Essay Competition 2014
Dalam kasus human trafficking yang terjadi di Indonesia, biasanya pelaku menjerat para
korban dengan berbagai macam modus yang salah satunya adalah seperti memberikan tawaran
pekerjaan dengan persyaratan yang mudah dan gaji yang tinggi. Namun, pada akhirnya setelah
target bisa masuk kedalam bujukan pelaku, pada akhirnya mereka justru mendapatkan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan seperti a) Buruh migran tanpa gaji, b ) Pekerja
Seks Komersial, d) Industri pornografi, e) Pengedar narkoba, f) Kawin kontrak, g) Pengemis Maka
dari itu, karena pekerjaan yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan dan
bahkan tidak mendapatkan gaji yang seharusnya, maka hak

asasi mereka telah dilanggar karena

hal ini mirip dengan perbudakan. Selain itu, banyak diantara mereka yang juga mendapatkan
perlakuan sewenang wenang seperti penyiksaan, penindasan, bahkan hingga pembunuhan karena
mencoba kabur.
Maka dari itu, beberapa cara yang menurut penulis efektif dan harus dilakukan pemerintah
dalam periode 2014 - 2019 adalah sebagai berikut.
1. Memberikan Sosialisasi dan Informasi Tentang Bahaya Human trafficking Kepada Masyarakat.
2. Penegakan Aturan Hukum.
3. Meningkatkan Pertahanan dan Keamanan Khususnya di Wilayah Perbatasan.
4. Memperluas Jumlah Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat.
Jika keempat cara tersebut bisa dilakukan diimplementasikan dengan baik, maka penuntasan
kasus human trafficking di tahun tahun sebelumnya yang masih dalam on progress bisa
segera diselesaikan dengan baik sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, serta bisa mencegah
peluang terjadinya kasus tersebut dalam periode waktu lima tahun ke depan. Tidak hanya itu,
jika hal ini bisa dilakukan dengan sungguh sungguh oleh pemerintah, maka citra Indonesia di
mata internasional juga akan menjadi lebih baik sebab mampu mengatasi salah satu kasus kriminal
terbesar yang selama bertahun tahun selalu menjadi perhatian dunia internasional. Tiga hal
itulah yang kemudian menjadi landasan kuat kenapa menurut penulis keempat upaya tersebut wajib
dan harus diimplementasikan oleh pemerintah untuk mengatasi kasus human trafficking khususnya
bagi pemerintahan yang baru, periode 2014 2019.

Edisi I Awareness Writing

Vol. 1 /Mei 2015

Wahyu Sri Lestari, Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie 2014
3rd Winner Awareness Essay Competition 2014
Menjamurnya pangan pabrik menyebabkan semakin langkanya pangan tradisional. Hal ini
menjadi indikasi betapa globalisasi pangan telah ada di depan mata kita. Globalisasi pangan
pabrik telah merambah hingga ke kawasan pedesaan yang notabene merupakan kawasan sentral
penghasil pangan. Sungguh ironis jika petani sebagai produsen pangan menjadi pelanggan setia
pangan pabrik. Pangan tradisional adalah makanan yang berasal dari suatu daerah tertentu yang
memberikan ciri khas pada suatu daerah. Produk ini biasanya memiliki citarasa spesifik yang
disukai oleh masyarakat setempat, dan dibuat dengan menggunakan resep warisan dari generasi ke
generasi dengan menggunakan bahan dari sumber lokal.
Kegiatan festival pangan dapat dijadikan media untuk pengenalan pangan tradisional.
Kegiatan ini dapat mengenalkan keanekaragaman jenis pangan tradisional. Globalisasi mengubah
pola pikir masyarakat cenderung mengonsumsi pangan pabrik. Maka dari adanya kegiatan ini
diharapkan dapat mengubah mindset agar masyarakat Indonesia tidak malu mengonsumsi pangan
tradisional. Apabila orang Indonesia saja malu mengonsumsi pangan tradisional, bagaimana dengan
orang luar Indonesia?
Kota kendari merupakan salah satu daerah yang menggelar festival pangan lokal dengan
ciri khas pangan tradisional. Adapun tema yang digunakan yaitu diadakannya festifal pangan non
beras. Pangan tradisional yang ada di Kendari seperti sinonggi dengan bahan baku sagu, kambose
dengan bahan baku jagung, kasoami dan kabuto berbahan baku umbi-umbian. Kegiatan ini tidak
hanya memperkenalkan pangan tradisional pada masyarakat Indonesia saja, bahkan juga dapat
memperkenalkan kepada masyarakat luar negeri. Adapun cara lain dalam memperkenalkan makanan
tradisional daerahnya yaitu seperti di Yogyakarta yang mempunyai suatu sentral makanan
tradisional yang terpusat pada suatu lokasi yaitu Wijilan.
Dengan adanya kegiatan pengenalan pangan tradisional seperti diadakannya upacara adat,
festival pangan, restoran dengan menu pangan tradisional, sentral pangan tradisional, serta
toko oleh-oleh khas maka telah memberikan sedikit gambaran bahwa masyarakat peduli dengan
adanya pangan tradisional. Pangan tradisional bukan hanya sekedar pangan udik, akan tetapi
pangan tradisional adalah simbol budaya yang tidak akan pernah habis dan membawa nilai industri
strategis bagi suatu daerah serta mampu bersaing dengan pangan babrik di kancah internasional.

Edisi I Awareness Writing

Vol. 1 /Mei 2015

You might also like