You are on page 1of 20

ANSIETAS

(CEMAS)
Ns. Darsono. R, S.Kep.

Pendahuluan
Cemas merupakan istilah yang sangat akrab dengan
kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keadaan
khawatir, gelisah yang tak menentu, tidak tentram,
kadang-kadang disertai berbagai keluhan fisik. Cemas
sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik.
Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan
dalam hubungan interpersonal. Cemas berbeda dengan
rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual
terhadap sesuatu yang berbahaya.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk
bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak
sejalan dengan kehidupan.( Stuart & Sundeen, 1998).

Cemas
Defenisi
Cemas
merupakan
reaksi
emosional
terhadap
penilaian
individu
yang
subyektif, yang dipengaruhi oleh alam
bawah sadar dan tidak diketahui secara
khusus penyebabnya.
(Depkes 2000).

Kecemasan merupakan perasaan yang


tidak jelas perasaan yang tidak mudah,
sumbernya sering tidak spesifik atau
tidak diketahui pada individu.
Mc Farland & Thomas (1991)
3

Rentang respon Cemas

Respon adaptif

Antisipasi Ringan

Respon maladaptif

sedang

berat

panik

Stuart & Sundeen (1998)

Fase Cemas
Beberapa teori membagi ansietas menjadi 4 tingkat,
yaitu :
1.

Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan
peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini
lapangan persepsi meningkat dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk
belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.

(continue Fase Cemas)

2. Cemas Sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap
lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan
pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal
lain.
3. Cemas Berat
Pada cemas berat lapangan persepsi menjadi sangat
menurun. Individu cenderung memikirkan hal yang
kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu
tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan
banyak pengarahan, untuk dapat memusatkan pada
area lain.
6

(continue Fase Cemas)

4. Panik
Pada tingkat ini lahan persepsi sudah sangat sempit
sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri
lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun
sudah diberi pengarahan/tuntunan. Pada keadaan
panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang
lain dan kehilangan pemikiran yang rasional

Faktor Penyebab
A. Faktor Predisposisi
1.

Pandangan psikoanalitik ansietas :


Konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian id dan super ego.
Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif
seseorang, sedang super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh normanorma budaya seseorang.
Ego, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan, dan fungsi cemas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya
8

lanjutan Faktor Penyebab.

2.

Padangan interpersonal cemas :


Timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Cemas
juga berhubungan dengan perkembangan trauma,
seperti perpisahan dan kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan
harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan cemas yang berat

lanjutan Faktor Penyebab.


2.

Kajian Keluarga
Gangguan cemas merupakan hal yang biasa ditemui
dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan cemas dengan depresi

Kajian biologis
Otak mengandung reseptor khusus; benzodiazepin.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur cemas.
Penghambat asam aminobutirik-gamma
neroregulator (GABA) dan endorphin peran
utama dalam mekanisme biologis berhubungan
10
dengan cemas
3.

Lanjut Faktor Penyebab.

B. Faktor Presipitasi
Stresor pencetus dapat dikelompokan dalam dua
kategori :
1.Ancaman terhadap integrasi seseorang :
Meliputi ketidak mampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari
2.Ancaman terhadap sistem diri
Dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi
sosial yang terintegrasi seseorang
11

Respon Terhadap Cemas


A. Respon Fisiologis

12

Lanjut Respon Fisiologis.


Sistem tubuh
Neuromuskuler

Respon

Gastrointestinal

Peningkatan reflex
Reaksi terkejut
Insomnia
Ketakutan
Gelisah
Wajah tegang
Kelemahan secara umum
Gerakan lambat
Gerakan yang janggal

Kehilangan nafsu makan


Menolak makan
Perasaan dangkal
Perasaan tidak nyaman pada
abdominal
Rasa terbakar pada jantung
Nausea

13

Lanjut Respon Fisiologis.

Sistem
tubuh
Saluran kemih
System kulit

Respon

Tidak dapat menahan kencing


Sering kencing
Rasa terbakar pada muka
Berkeringat banyak pada telapak tangan
Gatal-gatal
Perasaan panas atau dingin pada kulit
Muka pucat
Berkeringat seluruh tubuh

Sumber : Stuart & Sunden (1998)

14

B. Respon Fisiologis
Kognitif

Gelisah
Ketegangan fisik
Tremor
Gugup
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Cenderung mendapat cedera
Menarik diri
Menghalangi
Menarik diri dari masalah
Menghindar
Terlambat melakukan
aktifitas

Afektif
Mudah
tersinggung
Tidak sabar
Gelisah
Tegang
Ketakutan
Tremor
Gugup

Perilaku

Gelisah
Ketegangan fisik
Tremor
Gugup
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Cenderung mendapat
cedera
Menarik diri
Menghalangi
Melarikan diri dari
masalah
Menghindar
Terlambat
melakukan aktifitas
15

Respon seseorang terhadap cemas tidak terbatas


tergantung dari faktor-faktor berikut, yaitu :
a.Usia, maturitas perkembangan, atau keduanya
b.Status kesehatan jiwa dan fisik
c.Predisposisi genetik (misalnya peningkatan
sensitivitas terhadap stress)
d.Makna yang dirasakan (stress dapat dianggap
membahayakan, mengancam atau menantang)
e.Nilai-nilai budaya dan spiritual
f.Dukungan sosial dan lingkungan
g.Respon koping yang dipelajari
Sumber : Issac, 2005

16

Mekanisme Koping
Ada dua mekanisme koping dalam menghadapi
cemas.
Reaksi yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Reaction)
secara sadar yang digunakan untuk menanggulangi ancaman
stressor yang ada secara relistis yaitu :
a. Perilaku menyerang (agresif)
untuk mengatasi
rintangan agar memenuhi kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan
sumber ancaman baik secara fisik maupun psikologis.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk merubah tujuantujuan yang akan dilakukan atau mengorbankan
kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
1.

17

Lanjut Mekanisme Koping

2.

Mekanisme pertahanan ego (Ego Oriented Reaction)

Mekanisme pertahanan ego mengatasi cemas ringan


dan sedang yang digunakan untuk melindungi diri
dan dilakukan secara sadar untuk mempertahankan
keseimbangan

18

Referensi
Depkes RI. (2000). Keperawatan jiwa teori dan tindakan
keperawatan. (cetakan 1). Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan.
Jakarta
Mc. Farland, G. & Thompson M.D (1991). Psychiatric mental health
nursing; Application for nursing process. Philadelpihia : Lippincot
Muscary. E. (2001). Lippincotts review series: Peditaric nursing 3
edition. USA: Lippincot.
Potter & Perry (2005). Fundamentals of nursing: Concept, process and
practice, 4th edition.(Yasmin, Penerjemah) Missouri: Mosby.
(sumber asli diterbitkan 1999)
19

20

You might also like