You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF

Konsep Dasar Penyakit


A. Pengertian
DHF (Dengue Haemoragic fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie
Effendy, 1995).
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis
utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan
tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindroma renjatan
dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan
kematian (Rohim dkk, 2002 ; 45).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama terdapat
pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya
memburuk pada dua hari pertama (Soeparman; 1987; 16).

B. Penyebab
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan
nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

C. Patofisiologi
Fenomena

patologis

yang

utama

pada

penderita

DHF

adalah

meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya


perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Hal pertama yang terjadi stelah virus masuk ke dalam tubuh adalah
viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada
kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali)
dan pembesaran limpa (Splenomegali).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta
efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan
ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga
peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan
yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan

intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah


terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan
cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia
jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan
baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan
vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Pada otopsi penderita
DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di
kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.

D. Klasifikasi DHF menurut WHO


Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju
tourniquet positif )
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20
mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

E. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
-

Meningkatnya suhu tubuh

Nyeri pada otot seluruh tubuh

Suara serak

Batuk

Epistaksis

Disuria

Nafsu makan menurun

Muntah

Ptekie

Ekimosis

Perdarahan gusi

Muntah darah

Hematuria masih

Melena

F. Pemeriksaan Diagnostik
-

Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau


lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )

Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test )

Rontgen Thorac = Effusi Pleura

G. Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik pada anak DHF diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Keadaan umum :
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah sebagai
berikut :
1) Grade I

: Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,

tanda tanda vital dan nadi lemah.


2) Grade II

: Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,

ada perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta


nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
3) Grade III

: Keadaan umum lemah, kesadaran apatis, somnolen,

nadi lemah, kecil, dan tidak teratur serta tensi menurun.


4) Grade IV

: Kesadaran koma, tanda tanda vital : nadi tidak

teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin


berkeringat dan kulit tampak sianosis.
b. Kepala dan leher.
1. Wajah

: Kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar mata,

lakrimasi dan fotobia, pergerakan bola mata nyeri.


2. Mulut

: Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor,

(kadang-kadang) sianosis.
3. Hidung : Epitaksis
4. Tenggorokan

: Hiperemia

5. Leher

: Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas

rahang daerah servikal posterior.


c. Dada (Thorax).
Nyeri tekan epigastrik, nafas dangkal.
Pada Stadium IV :
Palpasi

: Vocal fremitus kurang bergetar.

Perkusi

: Suara paru pekak.

Auskultasi

: Didapatkan suara nafas vesikuler yang lemah.

d. Abdomen (Perut).
Palpasi

: Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan dehidrasi

turgor kulit dapat menurun, suffiing dulness, balote ment point (Stadium
IV).
e. Anus dan genetalia.
Eliminasi alvi

: Diare, konstipasi, melena.

Eliminasi uri

: Dapat terjadi oligouria sampai anuria.

f. Ekstrimitas atas dan bawah.


Stadium I

: Ekstremitas atas nampak petekie akibat RL test.

Stadium II III

: Terdapat petekie dan ekimose di kedua ekstrimitas.

Stadium IV

: Ekstrimitas dingin, berkeringat dan sianosis pada jari

tangan dan kaki.

5. Pathways

Virus Dengue

Viremia

Hepatomegali

Hipertherm
i

Depresi
Sum sum tulang
Manifestasi
perdarahan

Anoreksia
Muntah

Permebilitas
kapiler meningkat

Permebilitas kapiler
meningkat

Kehilangan plasma
Perubahan
Nutrisi

kurang

Resti
Kekurangan
Volume cairan

Hipovolemia

dari kebutuhan
Resiko syok
hipovolemia
Syok

Resiko tjd
perdarahan

Efusi pleura
Ascites
Hemokonsntrasi

Perubahan perfusi
jaringan perifer

Kematian

6. Penatalaksanaan

Medik
A. DHF tanpa Renjatan
-

Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari )

Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan


kompres

Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak


<1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB
( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.

Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

2. DHF dengan Renjatan


-

Pasang infus RL

Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20
30 ml/ kg BB )

Tranfusi jika Hb dan Ht turun

Keperawatan

1. Pengawasan tanda tanda Vital secara kontinue tiap jam


-

Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam

Observasi intik output

Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital


tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1
liter 2 liter per hari, beri kompres

Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb,


Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat,
tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.

Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan
-

Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena

Catat banyak, warna dari perdarahan

Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuh


-

Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik

Beri minum banyak

Berikan kompres

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
-

Kaji riwayat Keperawatan

Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah,


tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda tanda renjatan
( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab,
terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )

1. Data Subjektif
Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau
keluarga pada pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan
menurut Christianti Effendy, 1995 yaitu :
1.)Lemah.
2.)Panas atau demam.
3.)Sakit kepala.
4.)Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
5.)Nyeri ulu hati.
6.)Nyeri pada otot dan sendi.
7.)Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
8.)Konstipasi (sembelit).
2. Data Objeektif
Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas
kondisi pasien. Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita
DHF antara lain :

10

1)Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.


2)Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
3)Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+),
epistaksis, ekimosis, hematoma, hematemesis, melena.
4)Hiperemia pada tenggorokan.
5)Nyeri tekan pada epigastrik.
6)Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
7)Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi,
ekstremitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
2. Kekurangan

volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas dinding plasma..


3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan intake makanan tidak adekuat.
4. Risiko syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan tubuh..
5. Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan
trombositopenia.

C. Perencanaan

11

G. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan
cara:
-

Rumah selalu terang

Tidak menggantung pakaian

Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya


minimal 4 hari sekali

Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat


terkumpulnya air hujan

Tutup tempat penampungan air

Perencanaan pemulangan dan PEN KES


-

Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan


tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak

Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping

Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus


dilakukan untuk mengatasi gejala

Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan


DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S
Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 267

12

You might also like