You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam hal keanekaragaman
hayati. Terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telah diidentifikasi dan 950 spesies
diantaranya diketahui memiliki fungsi biofarmaka yaitu tumbuhan, hewan, maupun
mikroba yang memiliki potensi sebagai obat, makanan kesehatan, nutraceuticals, baik
untuk manusia, hewan maupun tanaman.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat
tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian
(galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun
telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah
digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai
tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau
dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit (Ditjen POM,
1994).
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa perlu terus dilestarikan dan
dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan
perekonomian rakyat. Produksi, dan penggunaan obat tradisional di Indonesia
memperlihatkan kecenderungan terus meningkat, baik jenis maupun volumenya.
Perkembangan ini telah mendorong pertumbuhan usaha di bidang obat tradisional, mulai
dari usaha budidaya tanaman obat, usaha industri obat tradisional, penjaja dan penyeduh
obat tradisional atau jamu. Bersamaan itu upaya pemanfaatan obat tradisional dalam
pelayanan kesehatan formal juga terus digalakkan melalui berbagai kegiatan uji klinik
kearah pengembangan fito farmaka (Ditjen POM, 1999).
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian
khasiat, Harmanto, (2008) mengelompokkan obat bahan alam Indonesia menjadi tiga
jenis yaitu:
1. Jamu, yang merupakan obat tradisional warisan nenek moyang.
2. Obat herbal terstandar, yang dikembangkan berdasarkan bukti-bukti ilmiah dan uji
pra klinis serta standarisasi bahan baku.
3. Fitofarmaka, yang dikembangkan berdasarkan uji klinis, standarisasi bahan baku
dan sudah bisa diresepkan dokter.
1 | Page

Jamu adalah Jamu adalah obat tradisional yang merupakan ramuan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (Tjokronegoro, 1992). Jamu harus memenuhi kriteria:
1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Bedak dingin adalah bedak tradisional yang biasanya dibuat dari beras dengan
tambahan potongan bunga mawar , melati , sedap malam atau bunga lain yang sesuai.
Manfaat dari bedak dingin antara lain : mendinginkan wajah dan menghaluskan kulit
wajah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kandungan dari bedak dingin ?
2. Apakah khasiat dari masing masing tanaman yang terkandung dalam formula bedak
dingin ?
3. Bagaimana cara membuat bedak dingin ?
4. Bagaimana cara menggunakan bedak dingin ?
1.3 TUJUAN

1. Mengetahui tanaman apasaja yang terkandung dalam bedak dingin.


2. Mengetahui khasiat dari masing masing tanaman tersebut.
3. Mengetahui bagaimana cara membuat bedak dingin.
4. Mengetahui bagaimana cara menggunakan bedak dingin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Formula
Amylum oryzae
Pachyrhizus erosus
Curcumae heyneanae rhizoma
Jasmini flos
Kaempferia rhizoma

50 %
25 %
5%
10%
10%

2.2 Tinjauan Pustaka Tanaman


1. Curcumae heyneanae rhizoma ( Temu giring )
a. Klasifikasi tanaman
Klasifikasi dari tanaman Curcumae heyneanae rhizoma yaitu :
Kingdom
: Plantae
2 | Page

Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Zingiberales
: Zingiberaceae
: Curcuma
: Curcuma heyneana

b. Morfologi
Temu giring merupakan suatu tumbuhan tahunan. Tumbuhan temu giring memiliki
ketinggian mencapai 2 meter (Wijayakusuma, 2006). Batang temu giring berwarna hijau
pucat dan tumbuh tegak yang tersusun atas banyak pelepah daun. Daunnya berbentuk
lanset yang melebar. Helaian daunnya tipis, uratnya kelihatan dan berwarna hijau muda.
Bunga temu giring muncul dari bagian samping batang semu. Pinggiran mahkota bunga
berwarna merah. Bunga ini memiliki daun-daun pelindung yang berujung lancip. Musim
bunga berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan Mei tahun berikutnya, namun paling
banyak dijumpai pada bulan September sampai Desember (Muhlisah,1999). Rimpang
temu giring tumbuh menyebar di sebelah kiri dan kanan batang secara memanjang
sehingga terlihat kurus atau membengkok ke bawah. Secara kesuluruhan, rimpang temu
giring umumnya tumbuh mengarah ke bawah dengan percabangan berbentuk persegi.
Apabila rimpang dibelah, akan terlihat daging rimpang berwarna kuning, berbau khas
temu giring. Rimpang bagian samping umumnya memiliki rasa lebih pahit (Muhlisah,
1999).
Makroskopis
Rimpang temu giring adalah rimpang Curcuma heyneana, suku Zingiberaceae. Kadar
minyak atsiri tidak kurang dari 1,55 v/b. Pemerian. Bau khas, rasa pahit, agak pedas,
lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal. Makroskopik. Keping pipih, ringan, bentuk
hampir bulat sampai jorong atau bulat panjang, kadang bercabang atau berbentuk tidak
beraturan, tebal keping 1mm sampai 4mm, panjang 2 cm sampai 5 cm, lebar 5 mm
sampai 4 cm, bagian tepi berombak atau berkeriput, warna kecoklata, bagian tengah
berwarna kuning keputih-putihan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan
pangkal akar, batas korteks dan silinder pusat kadang jelas, korteks sempit, lebat lebih
kurang 3 mm, silinder pusat lebar, berkas patahan agak rata, warna kuning keputihputihan.
Mikroskopik

3 | Page

Pada penampang melintang rimpang tampak epidermis terdiri dari 1 lapis sel
berbentuk poligonal, rambut penutup berbentuk kerucut, membengkok, panjang 250 m,
dinding tebal. Hipodermis terdiri dari beberapa lapis sel yang agak terentang tangensial,
dinding sel menggabus. Periderm terdiri dari 4 sampai 6 lapis sel berbentuk empat
persegi panjang, dinding menggabus.
c. Kandungan kimia
Kandungan kimia rimpang temu giring antara lain minyak atsiri dengan komponen
utama 8(17),12-labdadiene-15,16-dial, tanin dan kurkuminoid yang terdiri dari
kurkumin, desmetoksi-kurkumin dan bis-desmetoksi-kurkumin, pati, saponin, dan
flavonoid (Ditjen POM, 1989).
d. Kegunaan
Secara tradisional rimpang temu giring mempunyai beberapa khasiat antara lain
sebagai obat luka (Ditjen POM, 1989), obat cacing, obat sakit perut, obat pelangsing,
memperbaiki warna kulit (Mursito, 2003), obat untuk mengatasi perasaan tidak tenang
atau cemas, jantung berdebar-debar, haid tidak teratur, menambah nafsu makan,
meningkatkan stamina, menghaluskan kulit, obat jerawat, obat cacar air dan obat batuk
(Wijayakusuma, 2006). Temu giring mengandung senyawa khas kurkumin yang dapat
meningkatkan proliferasi sel T, sehingga kurkumin mempunyai prospek cukup baik
untuk meningkatkan sistem imun (Varalakshmi dkk, 2008).
2. Pachyrhizus erosus
a. Klasifikasi tanaman bengkuang adalah :
Menurut Van Steenis (2005),
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae

Genus

: Pachyrhizus

Spesies

: Pachyrhizus erosusL. Urban

b. Morfologi
Bengkuang merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran tunggang, dimana
panjang akar dapat mencapai 2 m. Akar bengkuang memiliki kemampuan untuk
bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dari udara. Akar
4 | Page

bengkuang berkembang menjadi umbi yang berbentuk bulat atau membulat seperti
gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat
dengan bagian dalamnya berwarna putih dengan rasa yang manis (Heyne, 1987).
Bengkuang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5m, sedangkan
akarnya dapat mencapai 2m. Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut
halus yang mengarah ke bawah.
Daun majemuk menyirip beranak daun 3; bertangkai 8,5-16 cm; anak daun bundar
telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua belah sisinya;
anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, 7-21 620 cm.
Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau
berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60 cm, berambut coklat. Tabung kelopak
bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota
putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang lk. 2 cm. Tangkai sari pipih, dengan ujung
sedikit menggulung; kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai
putik di bawah kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8
13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir.
c. Kandungan dan manfaat
Kandungan vitamin C : Bengkoang yang mengandung vitamin C, dapat di gunakan
sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh. Juga sebagai obat sariawan karena
vitamin C nya. Selain itu kandungan air yang cukup melimpah juga tersembunyi dan
menyatu dalam vitamin C. Kandungan vitamin C pada Bengkoang juga dapat di
gunakan untuk menurunkan kadar kolesterol yang mengendap di dalam tubuh.
Kolesterol yang jahat harus segera di buang, kalau terus-terusan mengendap di dalam
tubuh, dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Kandungan senyawa alkali :Di dalam Bengkoang, terkandung senyawa alkali yang
dapat menyembuhkan penyakit mag. Sangat bagus bagi penderita mag, jika tidak
segera di atasi, mag akan menjadi kronis. Senyawa alkali di sini, berfungsi untuk
menstabilkan kadar asam lambung, sehingga asam lambung bisa normal.
Kandungan insulin : Kandungan insulin yang berada di dalam Bengkoang dapat
memberikan rasa manis, dimana rasa manis ini tidak membahayakan penderita
5 | Page

diabetes. Ketika mengkonsumsi nya kadar gula dalam darah tidak akan naik dan tetap
stabil. Karena rasa manis dari insulin tidak dapat di cerna oleh tubuh kita, sehingga
Bengkoang aman di konsumsi oleh penderita diabetes.
Kandungan fosfor : Bengkoang juga memiliki kandungan yang berupa zat
fosfornan berkalsium tinggi. Berfungsi untuk menjaga pertumbuhan gigi dan tulang.
Sehingga konsumsi Bengkoang dapat mengimbangi unsur kalsium yang di butuhkan
oleh tulang dan gigi untuk tumbuh dan kuat. Kebutuhan tubuh untuk memenuhi
kalsium dan fosfor pun terpenuhi. Dimana dapat anda temukan pada Bengkuang yang
manis nan segar ini. Sehingga tulang tidak mudah keropos, dan gigi pun tetap kuat.
Mencegah penuaan dini pada wajah :Kandungan vitamin C pada bengkoang,
sangat ampuh khasiatnya untuk mencegah penuaan dini pada wajah. Dimana
Bengkoang ini dapat dimakan maupun di gunakan sebagai masker wajah.
Merawat kulit tampil sehat :Vitamin B dan vitamin C yang berpadu dengan kadar
mineral di dalam Bengkoang, mampu menjadikan kulit tampil sehat dan fresh.
Bengkoang dapat dikonsumsi secara langsung
Melembapkan kulit : Bengkoang banyak mengandung air yang banyak, selain itu
tampil dengan rasa yang manis dan segar. Kadar air yang tinggi di dalam Bengkoang
memiliki unsur anti inflamasi, yang berfungsi mendinginkan kulit dari rasa kering
yang menyerang kulit akibat sinar matahari yang sangat terik.
3. Amylum oryzae ( Pati beras )
Amylum oryzae ( pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa
L yang berupa serbuk sangat halus dan putih.
a. Klasifikasi Tanaman
Nama Simplisia

: Amylum Oryzae

Tanaman Asal

: Oryza sativa

Divisi

: Magnoliophyta

Sub Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Poales
6 | Page

Famili

: Poaceae

Genus

: Oryzae

Spesies

: Oryza Sativa L

Kandungan

: Amilosa dan amilosa perkati, air, abu

Khasiat

: Bahan penolong untuk sediaan obat dan zat tambahan

Makroskopis

: Berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus

Mikroskopis

: Terlihat butiran persegi banyak, tunggal atau majemuk,


hilus tidak terlihat jelas dan tidak ada lamella konsentrasi.

b. Morfologi Oryza sativa:


Batang pada Oryza sativa tersusn dalam rangkaian beruaas-ruas (internodus), dan
diantara ruas satu dengan lainnya dipisahkan oleh buku (nodus). Ruas batang
didalamnya beronga rongga dan berbentuk bulat (teres), dari atas kebwah ruas batang
semakin pendek dan ruas paling pendek berada pada bagian batang palin bawah.
Daun termasuk daun tunggal terdiri dari helaian daun (lamina) dan pelepah daun
(vagina) yang menyelubungi batang. Bangun daun berbentuk garis (linearis), pada
berbatasan antara daun dan pelepah daun terdapat lidah daun (ligula). Didalam ketiak
daunterdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Tulang daun sejajar (rectinervis).
Bunganya, termaksud bunga majemuk dalam karanga bunga malai (panicula).
Tiap panicula terdiri dari kumpulan bunga yang disebut spica, setiap spica terdiri dari
satuatau lebih bunga disebut flosculus. Sumbu utama tempat melekatnya spicula
disebut rachis, sumbu dari spicula disebut rachilla. bunga bisexualis, flosculus
mempunyai 2 sekat kelopak yang besar disebut lemma dan ukuran yang lebih kecil
disebut palea. Dibawah lemma terdapat gluma I dan gluma II. Alat kelamin terdiri dari
benang sari sebanyak 6 buah, tangkai sariny endek dan tipis. Putik mempunyai 2 buah
tangkai dengan epala putik yang berbentuk seperti bulu, letak ovulum seperum dan
carpellum 2 buah. Termasuk kedalam buah cariopsis yang sehari hari disebut biji padi
atau bulir, gabah sebenarnya bukan bijimelainkan buah padi.
Amylum oryzae Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L.
(Familia Poaceae). Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan :
memenuhi syarat seperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik : butir persegi banyak ukuran 2m sampai 5m, tunggal atau
majemuk bentuk bulat telur ukuran 10m sampai 20 m. Hilus ditengah, tidak terlihat

7 | Page

jelas,tidak ada lamela konsentris. Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk
silang berwarna hitam, memotong pada hilus.

c. Kandungan kimia dan kegunaan


Beras mengandung berbagai mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi
kesehatan kulit dan rambut. Vitamin yang terkandung di dalamnya diantaranya yaitu
vitamin C, E, dan B1 yang mampu membuat pori-pori lebih kecil dan membuat kulit
lebih putih. Selain itu, beras juga mengandung asam ferulic yang berfungsi sebagai
antioksidan dan kaya akan alantonin yang biasa disebut dengan anti-inflamasi.
Kandungan beras juga mampu mempercepat proses pengelupasan sel kulit mati,
sehingga proses regenerasi kulit berjalan lancar.
4. Kaempferia rhizoma ( Kencur )
a. Klasifikasi
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Subfamili
: Zingiberoideae
Genus
: Kaempferia
Spesies
: Kaempferia galanga
b. Morfologi
Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan tanaman tropis yang banyak
tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam
masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur
sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian dari
tanaman kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yang tinggal didalam tanah
yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma (Soeprapto,1986).
Pemerian tanaman ini adalah bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak
pahit, akhirnya menimbulkan rasa tebal. Makroskopik. Kepingan, pipih, bentuk
hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal keping 1mm samapai 4 mm,
panjang 1 cm sampai 5 cm, lebar 0,5 cm sampai 3 cm, bagian tepi berombak dan
berkeriput, warna coklat sampai coklat kemerahan, bagian tengah berwarna putih
sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2 mm, warna putih,
berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintik-bintik berwarna kelabu atau
8 | Page

keunguan. Silinder pusat lebar, banyak tersebar berkas pembuluh seperti pada
korteks. Berkas patahan rata, berdebu, berwarna putih. Mikroskopik. Periderm
terdiri dari 5 sampai 7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan
parenkim korteks terdapat dibawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding
tipis, berisi butir-butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris
tengah 50m sampai 100m, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak
berwarna sampai berwarna putih semu kekuningan. Butir pati umumnya tunggal,
besar, bentuk bulat, bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu
ujungnya mempunyai puting, lamela dan hillus tidak jelas. Panjang butir pati 10m
sampai 40m, umumnya 25m, lebar butir pati 6m sampai 25 m, umumnya
23m. Berkas pembuluh tersebar dalam korteks dan silinder pusat, pembuluh kayu
terdiri dari pembuluh spiral, pembuluh tangga dan pembulug jala, tidak berlignin.
Endodermis mempunyai dinding radial yang agak menebal, tidak berisi butir pati.
Silinder pusat lebar, parenkimatik, berisi butir pati dan idioblas minyak seperti pada
korteks, berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun teratur dalam suatu
lingkaran dan berdekatan satu sama lainnya
c. Kandungan Kimia dan Kegunaan
Kandungan kimia rimpang kencur telah dilaporkan oleh Afriastini,1990 yaitu
(1) etil sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren, (4) karen (5) borneol,
dan (6) parafin. Diantara kandungan kimia ini, etil p-metoksisinamat merupakan
komponen utama dari kencur (Afriastini,1990). Tanaman kencur mempunyai
kandungan kimia antara lain minyak atsiri 2,4-2,9% yang terjadi atas etil parametoksi
sinamat (30%). Kamfer, borneol, sineol, penta dekana. Adanya kandungan etil para
metoksi sinamat dalam kencur yang merupakan senyawa turunan sinamat
(Inayatullah,1997 dan Jani, 1993).
Kaempferia galanga terkenal digunakan untuk obat serta sebagai makanan.
Daun dan rimpang Kaempferia galanga digunakan dalam obat tradisional untuk
aktivitas antiinflamasi dan analgesik seperti mengobati bengkak, sakit kepala, sakit
perut, sakit gigi dan rematik. Minyak esensial yang diekstrak dari rimpang
Kaempferia galanga menunjukkan aktivitas dapat mengusir nyamuk dan larvicidal.
Ekstrak Kaempferia galanga menunjukkan secara signifikan aktivitas antihipertensi,
antineoplastik, menghambat poliferasi hati, aktivitas sedatif, antioksidan, antimikroba,
dan vasoleraxan.
5. Bunga melati
a. Klasifikasi
9 | Page

Klasifikasi dari tanaman Jasmini flos yaitu :


Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Lamiales
Famili
: Oleaceae
Genus
: Jasminum
Spesies
: Jasminum sambac
b. Morfologi
Pemerian dari bunga melati yaitu bau harum lemah, tidak berasa.
Makroskopiknya mahkota bunga berbentuk terompet, berbentuk lembaran agak
mengerut, mahkota bunga panjang 0,6 cm sampai 1 cm, tangkai bunga panjang 0,7
cm sampai 1 cm. Mikroskopik. Pada penampang melintang bunga, tampak dermis
daun mahkota berbentuk hampir bulat, berpapila, perenkim mahkota berbentuk
bulat, di daerah ini terdapat berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral,
epidermis kelopak berbentuk segi empat. Sayatan paradermal tampak epidermis
daun mahkota berbentuk poligonal, dinding antiklimal agak berombak, terdapat
stomata tipe aktinositik, epidermis kelopak berbentuk empat persegi panjang,
dinding antiklimal rata. Serbuk sari bulat atau hampir segitiga (triporat). Serbuk
berwarna kecoklatan. Fragmen pengenal adalah epidermis daun mahkota, papila
daun mahkota, parenkim daun mahkota dengan berkas pembuluh dengan
penebalan tangga dan spiral, epidermis dengan papila terlihat tangensial, serbuk
sari.
c. Kegunaan
Jasminum sambac memiliki sifat obat yang banyak seperti antidepresan,
antiseptik, ekspektoran, antispasmodik, obat penenang, dll. Jasminum sambac
digunakan untuk menghilangkan cacing usus dan digunakan untuk penyakit kuning
dan penyakit kelamin. Bunga berguna dalam mengobati ulkus, vesikul, bisul, penyakit
kulit dan gangguan mata. Daun ekstrak terhadap tumor payudara, antiseptik dan
berguna untuk luka atau jerawat bila digunakan sebagai tapal. Minum teh melati
secara teratur akan membantu dalam penyembuhan kanker, sebagai bantuan
pencernaan. Minyak melati digunakan untuk membuat parfum, krim, shampo, sabun
dan dupa. Dan juga bisa jadi tanaman hias.

10 | P a g e

BAB III
CARA PEMBUATAN
1. Pembuatan Pasta Pati Bengkuang
a. Pemarutan. Bengkuang dikupas, kemudian dicuci dan diparut, 1 parutan
disebut dengan bubur bengkuang.
b. Ekstraksi pati. Bubur bengkuang diencerkan dengan menambah air. Setiap 1
liter parutan ditambah dengan 1 liter air. Bubur encer diaduk-aduk kemudian
disaring dengan kain saring. Pati bengkuang bersama cairan akan lolos,
11 | P a g e

sedangkan serat kasar dan bahan-bahan kasar akan tertahan pada kain saring.
Cairan yang lolos tersebut didiamkan selama 4~5 jam sehingga patinya
mengendap sebagai lapisan pasta. Endapan pati tersebut disebut dengan pasta
pati, dilapisan pasta terdapat air yang agak jernih. Lapisan pasta pati diambil
dengan membuang air yang berada diatasnya.
2. Pembuatan Tepung Beras Basah
Beras dicuci sampai bersih, kemudian direndam di dalam air semalaman.
Perendaman dapat juga dilakukan sampai 2 malam sehingga rendaman agak berbau
asam. Setelah itu air perendam dibuang,berasnya ditiriskan sampai beras agak kering.
Setelah itu beras ditumbuk atau digiling sampai halus. Hasilnya disebut dengan
tepung beras basah.
3. Pembuatan Bedak Basah
Pembuatan bedak basah. Pasta pati bengkuang dicampur dengan tepung beras
basah. Setiap 0,5 kg pasta pati bengkuang dicampur dengan 1 kg tepung beras basah
Campuran ini diaduk-aduk sampai rata lalu diblender atau ditumbuk halus.
4. Pencampuran bahan yang lain dengan campuran beras dan pati bengkuang
Kencur dan temu giring dipotong kecil-kecil, lalu ditumbuk jadi satu sampai
halus. Campuran tersebut dicampur dengan campuran beras dan pati bengkuang yang
telah halus sampai rata. Sehabisnya campuran rata ditumbuk atau blender agar
menjadi halus.

5. Pengeringan dan Pemberian Pengharum


Campuran dikeringkan selama 2 jam, kemudian dicampur dengan pengharum
yang berasal dari bunga melati yang diiris dan direndam lalu disaring sehingga

didapatkan sari bunga melati sampai menjadi massa yang lembek.


Setelah pencampuran bedak dan pengharum dijemur dengan sinar matahari
sampai kering. Selama pengeringan dilakukan pembalikan beberapa kali.
Setelah kering campuran ditumbuk atau diblender sampai halus sehingga

lembut seperti tepung.


Bubuk dimasukkan pada kemasan yang telah disediakan

6. Pemakaian

12 | P a g e

Bedak ini dipakai dengan menambahkan air atau air mawar secukupnya.
Selanjutnya dilulurkan ke kulit wajah, tangan dan kaki ditunggu sekitar 15 30 menit
kemudian dibilas dengan air bersih.

Kompo
Kompo
sisi:
sisi:
Bengko
Bengko
ang,
ang,
jasmine
jasmine
flos,
flos,
Kaempf
Kaempf
eria
eria
rhizome
rhizome
,,
Curcum
Curcum
ae
ae
Bedak
heynea
heynea
Dingin
nae
Dingin
Untuknae
Wajah lebih
rhizome
rhizome
Sehat dan
Putih, dan
,Amylu
,Amylu
Bersinar
m
m
oryzae
oryzae
Bedak
untuk
Netto
25g
Bedak dingin
dingin
untuk kulit
kulit
ED
Netto
25g
ED MEI
MEI
wajah
dengan
kandungan
wajah dengan
kandungan
2017
2017
vitamin
No
vitamin C,
C, Vitamin
Vitamin
B serta
serta
No B
Mineral
Bengkoang
Batch:1
Mineral pada
pada
Bengkoang
Batch:1
yang
untuk:
yang berfungsi
berfungsi 001
untuk:
001

KEMASAN DAN BROSUR

Mencegah
Mencegah penuaan
penuaan dini
dini
pada
Produce
pada wajah
wajah
Produce
Merawat
kulit
tampil
Merawat d
kulit
tampil
d by:
by:
sehat
PT.
sehat
PT.
Memutihkan
Wajah
Gemilan
Memutihkan
Wajah
Gemilan
g
g
Aturan
Bintang
Aturan Pakai:
Pakai:
Bintang
Bedak
ini
dipakai
dengan
Bedak
iniSumber
dipakai
dengan
Sumber
menambahkan
menambahkansari,
air secukupnya.
secukupnya.
sari,air
Selanjutnya
dilulurkan
Selanjutnya Malang
dilulurkan ke
ke kulit
kulit
Malang
wajah,
dan
wajah, tangan
tanganJawa
dan kaki.
kaki.
Jawa
Timur
Timur

13 | P a g e

Kemasan Bungkus Dalam

Bedak Dingin
Netto
Netto 25g
25g

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26027/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33686/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19424/3/Chapter%20II.pdf

http://natureconservation.in/jasminum-sambac-mogra-description-and-classification-natureconservation/
http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=KAGA2
Ditjen pom 1977. Materia Medika Indonesia.jilid 1. Jakarta.Depkes RI.
Ditjen pom 1978. Materia Medika Indonesia.jilid II. Jakarta.Depkes RI.
Ditjen pom 1989. Materia Medika Indonesia.jilid V. Jakarta.Depkes RI.
Aisyah Fatmawati, Ermina Pakki, Mufidah, Sartini. 2006. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
Temugiring (Curcuma heyneana Val.) Sebagai Bahan Tabir Surya. Universitas Hasanuddin
Makassar.
Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat,

Hasbullah, Dewan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat


14 | P a g e

15 | P a g e

You might also like