Professional Documents
Culture Documents
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN BIDAN INDONESIA
MASA BAKTI 2013-2018
KEPUTUSAN
KONGRES XIV IKATAN BIDAN INSONESIA
NO. 004.SKEP/KONGRES XV/XI/2013
Tentang
ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA IBI
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kongres XIV Ikatan Bidan Indonesia :
Menimbang : a. Bahwa kongres sebagai forum musyawarah tertinggi organisasi IBI berwenang
meninjau, menyempurnakan AD-ART IBI.
b. Bahwa untuk menyelesaikan dengan perkembangan organisasi maupun situasi
dan kondisi saat ini, perlu diadakan perubahan/penyempurnaan AD dan ART.
c. Bahwa karena hal tersebut perlu diterbitkan Keputusan Kongres XV IBI tanhun
2013 tentang AD-ART.
Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab V Pasal 18 tentang Kongres
b. Anggaran Rumah Tangga Bab IX Pasal 18 tentang Kongres, Musyawarah dan
Rapat- rapat
Memperhatikan : Hasil Kongres XV yang membahas tentang AD dan ART IBI 2013-2018
pada tanggal 11-22 November 2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
Kedua
: Dengan berlakunya AD-ART Thn 2013 - 2018, maka AD-ART Thn 2008- 2013
tidak berlaku.
Ketiga
PEMIMPIN KONGRES
Ketua
Sekretaris
Anggota
vii
Pancasila...
viii
Pengertia Bidan
Falsafah Kebidanan
Mukadimah.
13
Anggaran Dasar.
15
23
84
85
86
87
88
89
Hymne IBI.
90
Mars IBI.
91
Sejarah IBI.
92
102
103
PANCASILA
1
2
3
4
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN.
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PREAMBULE
(Pembukaan)
Bahwa Sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus di hapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keiinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratans/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
INDONESIA RAYA
Cip : W.R Supratman
Indonesia Tanah Airku
Tanah Tumpah Daarahku
Disanalah Aku Berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia Kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita bersatu
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku rakyatku
Semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia raya
Indonesia Raya Merdeka ,Merdeka
Tanahku Negriku Yang Kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
LOGO
IKATAN BIDAN INDONESIA
Para lulusan pendidikan kebidanan diberikan Ijazah Bidan sebagai tanda lulus dan
diwajibkan mengucapkan sumpah atau Janji Bidan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Lafal sumpah atau janj Bidan adalah sebagai berikut :
Saya bersumpah atau berjanji bahwa saya :
Akan mengabdikan ilmu saya dengan jujur dan adil sejalan dengan profesi bidan
Akan mengabdikan diri saya dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan tanpa
membedakan agama, pangkat, suku, dan bangsa
Akan menghormati kehidupan manusia sejak pembuahan
Akan membela hak dan menghargai tradisi budaya dan spiritual pasien yang saya layani
Tidak akan menceritakan kepada siapapun dan menjaga segala rahasia yang berhubungan
dengan tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk keperluan kesaksian
Akan menghormati, membina kerjasama keutuhan dan kesetiakawanan dengan teman
sejawat
Akan menjaga martabat dan menghormati keluhuran profesi dengan terus menerus
mengembangkan ilmu kebidanan
Sumpah/janji ini saya ikrarkan dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan
kehormatan profesi saya sebagai bidan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa member kekuatan
kepada saya.
Keterangan :
Pengucapan sumpah profesi atau janji bidan dilakukan pada waktu wisuda/ setelah
wisuda dibimbing oleh Ketua Organisasi Profesi atau Wali Profesi yang ada di Institusi
Pendidikan yang bersangkutan.
Wali Profesi adalah Anggota IBI (Seorang Bidan)
Yang ada di Institusi tersebut (Pimpinan Institusi Pendidikan antara lain Direktur, Kajur,
Kaprodi atau Dosen)
Sumpah profesi dapat dilakukan pada hari wisuda, atau setelah wisuda (dilakukan secara
terpisah). Naskah Sumpah Profesi ditanda tangani oleh yang membacakan naskah
sumpah, Wisudawati dan Rohaniawan sebagai saksi.
PENGERTIAN BIDAN
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk register, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan.
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggungjawab dan akuntabel, yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa
hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan
ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
pertolongan pertama tindakn kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau
kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan : termasuk di rumah, masyarakat,
Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
FALSAFAH KEBIDANAN
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam
memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi :
Keyakinan tentang kehamila dan persalinan.
Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
Keyakinan tentang Perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai
hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi
aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah
mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, dukungan
dan dipertahankan. Bila timbulpenyulit, dapat mengguakan teknologi tepat guna dan
rujukan efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dalam membuat keputusan. Perempuan
harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya
melalui kominikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan
merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kemtian). Asuahan kebidanan berfokus pada :
pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistic, diberikan dengan cara yang kreatif
dan fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat
paraperempuan, asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta
menghormati pilihan perempuan.
Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilkukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap
perempuan, sebagaisalah satu kesatuan fisik, psikis, emosional, social, budaya spiritual
serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam prakteknya yang
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Sebagai Profesi biadan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut
filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah
mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan
jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedayaan kebudayaan. Setiap
individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup untuk
berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatan.
Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia
subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yamg
berkualitas.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang
membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa remaja.
Keluarga-keluarga yang berada disuatu wilayah/daerah membentuk masyarakat
kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia.
Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam l;ingkungan
yangbersifat dinamin mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
MUKADIMAH
Bahwa tujuan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia, untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
Bahwa tujuan perjuangan Ikatan Bidan Indonesia sesungguhnya merupakan bagian yang
tidak dapat di pisahkan dari pergerakan bangsa Indonesia
Bahwa Ikatan Bidan Indonesia sebagai salah satu kekuatan social, mempunyai hak,
tanggung jawab dan kewajiban yang sama dengan kekuatan social lainnya dalam rangka
mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 demi masa depan yang lebih baik bagi keluarga, masyarakat dan
bangsa yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Maka seluruh anggota Ikatan Bidan Indonesia dalam pelaksanaan fungsinya sebagai salah
stu kekuatan social, mempersatukan diri dalam satu wadah yang menghimpun semua
potensi bidan di Indonesia yaitu IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) yang didirikan
secara nasional pada tanggal 24 Juni 1951 di Jakarta.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Ikatan Bidan Indonesia menyusun, menetapkan
dan melaksanakan Anggaran Dasar-nya yang di perbaharui sesuia dengan tuntutan
perubahan dan perkembangan zaman serta di syahkan dalam kongres Ikatan Bidan
Indonesia dan di syahkan oleh Notaris.
ANGGARAN DASAR
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI)
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
PENGURUS PUSAT
Pasal I
NAMA
Organisasi ini bernama Ikatan Bidan Inndonesia disingkat IBI.
Pasal 2
WAKTU
Ikatan Bidan Indonesia didirikan secara nasional pada tanggal 24 Juni 1951 di Jakarta, untuk
jangka waktu yang tidak di tentukan.
Pasal 3
KEDUDUKAN
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia.
Berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia.
BAB II
AZAS, SIFAT, TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasal 4
AZAS
Ikatan Bidan Indonesia berazaskan Pancasila.
Pasal 5
SIFAT
Ikatan Bidan Indonesia sebagai satu- satunya organisasi Bidan bersifat netral dijiwai oleh filosofi
dan kode etik bidan Indonesia.
Pasal 6
TUJUAN
Ikatan Bidan Indonesia bertujuan :
Menggalang dan mempererat persatuan dan persaudaraan sesame bidan, organisasi
perempuan dan pihak terkait untuk mencapai visi dan misi
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 8
ANGGOTA
Anggota Ikatan Bidan Indonesia adalah bidan yang telah memiliki Kartu Tanda Anggota
(Surat tanda pengenal sebagai anggota IBI) dan kartu tersebut masih berlaku.
Ketentuan mengenai keanggotaan IBI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB IV
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
1
1
2
1
2
Tingkat Nasional:
Kepengurusan di Tingkat Nasional dinamakan PENGURUS PUSAT berkedudukan
di ibukota Negara.
Tingkat Propinsi:
Kepengurusan di tingkat Propinsi dinamakan PENGURUS DAERAH dan
berkedudukan di Ibukota Propinsi.
Tingkat Kabupaten/Kota:
Kepengurusan di tingkat kabupaten/kota dinamakan PENGURUS CABANG dan
berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota.
Tingkat Kecamatan/Institusi:
a Kepengurusan di tingfkat Kecamatan dinamakan PENGURUS RANTING dan
berkedudukan di kecamatan.
Kepengurusan di unit Pelayanan Kesehatan, Institusi Pendidikan Bidan
dinamakan Pengurus Ranting.
Pasal 10
KEPENGURUSAN
Pemimpin Organisasi disebut Ketua Umum
Kepengurusan Organisasi selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 11
TUGAS KEPENGURUSAN
Memimpin organisasi sesuai dengan ketentuan AD dan ART serta kebijakan yang
ditetapkan oleh Kongres IBI.
Tugas kepengurusan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah tangga
BAB V
KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 12
KONGRES
1
2
3
4
1
2
PASAL 15
1 Lambang atau logo Organisasi IBI adalah lingkaran yang didalamnya terdapat buah
delima merekah, cawan, ular dan dua helai daun
2 Logo Ikatan Bidan Indonesia, dengan Gambaran sebagai berikut
a
Penjelasan lebih lanjut tentang arti logo IBI diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 16
1
BAB VIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 17
Anggaran Rumah Tangga
Hal-hal yang tidak diatur didalam Anggaran Dasar akan diatur didalam Anggaran Rumah
Tangga yang merupakan rincian pelaksanaan Anggaran Dasar.
1 Anggaran Rumah Tangga dan peraturan pelaksanaan lainnya tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar.
BAB IX
PEMBUBARAN
1
2
Pasal 18
Pembubaran Organisasi
Organisasi dapat dibubarkan atas KeputusanKongres
Berdasarkan permintaan tertulis yang ditandatangani oleh 2/3 (dua per tiga) jumlah
cabang yang di ketahui Pengurus Daerah masing-masing dengan alasan yang
obyektif.
BAB X
HAK MILIK DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 19
1
2
3
Hak milik organisasi yang berbentuk barang-barang bergerak dan tidak bergerak serta
kekeyaan intlektual digunakan bagi kepertingan dan kelangsungan hidup organisasi.
Apabila organisasi ini dibubarkan maka hak milik dan kekeyaan organisadilainnya
diserahkan kepada masyarakat atau badan social lainnya.
Tata cara pengelolaan hak milik dan aset organisasi akan diatur tersendiri
BAB XI
PENUTUP
Pasal 19
Anggaran dasar Ikatan Bidan Indonesia ini disahkan oleh kongres xv Ikatan Bidan
Indonesia tahun 2013 di Jakarta.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 12 November 2013
KONGRES KE XV IKATAN BIDAN INDONESIA
PIMPINAN KONGRES
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI)
Ketua
Sekretaris
Anggota
BAB I
PENJELASAN UMUM
Pasal 1
1 Bidan Bidan adalah seseorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang
diakui oleh pemerintah dan organisani profesi di Wilayah Negara Republik Insonesia
serta memiliki kopentensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan tau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan.
Bidan sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi persalinan atau
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan promosi persalinan normal deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau atau bantuan lain yang
sesuai, serts melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan,
tetapi juga kepada keluaega dan masyarakat kegiatan ini mencakup pendidikan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak Bidan
dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk dirumah masyarakat, Rumah
Sakit, Klinik atau unit kesehatan lainnya.
2 Ikatan Bidan Indonesia adalah organisasi profesi yang seluruh anggotanya terdiri dari
bidan dan merupakan satu-satunya wadah persatuan bidan Indonesia.
3 Ikatan Bidan Indonesia merupakan organisasi profesi kesehatan dan organisasi
perempuan.
4 Ikatan Bidan Insonesia berdiri secara Nasional pada tanggal 24 Juni 1951 atas
prakarsa perkumpulan bidan di Jakarta
5 Ikatan Bidan Indonesia terdaftar di Departemen Kehakiman pada tanggal 15 Oktober
1954 dalam lembaran Negara Nomer. J.A, 5927 dan diperbaharui dengan akte
notaries No : 16 tanggal 13 Maret 2013 notaris Vidi Andito, SH.
6 Ikatan Bidan Indonesia terdaftar di departemen Dalam Negri No 133 sesuai UU No
08/1985 tentang ketentuan wajin lapor bagi LSM.
7 Ikatan Bidan Indonesia sebagai anggota KOWANI sejak tahun 1951 dengan nomer
keanggotaaan No, 13.
8 Ikatan Bidan Indonesia debagai anggota internasional Confecleration Of Midwives
(ICM) Sejak tahun 1956.
Pasal 2
Ikatan Bidan Indonesia mempunyai Logo dengan bentuk dari identitas yang melambangkan :
1 Bentuk bundar, dilingkari oleh garis merah putih yang berarti perdatuan abadi.
2 Buah Delima adalah buah yang berisi biji (bibit) dan air lambing kesuburan.
3 Dua Helai Daun berarti lambangkemampuan dari pihak laki-laki dan perempuan
untuk member hidupnya bibit.
4 Ular & Cawan melambangkan kemampuan Dewa Aesculaplus dan Dewi Hygea
yang berarti pelayanan kebidanan memelihara dan mempertahankan biji (bibit) agar
tumbuh & berkembang dengan baik.
5 Buah Delima merekah menggambarkan buah delima yang sudah matang,
mengandung biji-biji yang matur dan sehat dapat melajutkan hidup baru/ generasi
penerus yang sehat dan berkualitas dan bidan adalah seorang yang siap untuk
menghantar biji-biji yang matur dan sehat menjadi generasi penerus yang sehat dan
berkualitas.
LOGO IBI
Penataan bentuk dan warna logo sebagai berikut:
1 Lingkaran
2
3
a
b
4
a
b
c
5
a
b
c
6
a
b
c
7
a
b
8
1
2
Pasal 3
KEANGGOTAAN
Anggota Ikatan Bidan Indonesia adalah bidan yang memiliki Kartu Tanda nggota dan
kartu tersebut masih berlaku.
Keanggotaan IBI sesuai dengan tempat domisili atauinstitusi tempat kerja.
Pasal 4
SYARAT DAN TATA CARA PENERIMAA UNTUK
MENJADI ANGGOTA
1 Syarat Menjadi Anggota
1 Memiliki Ijazah Bidan/lulus Bidan
2. Mengisi formulir pendaftran dengan melamprkan:
a. Foto Copy Ijazah Bidan
b. Foto Copy Sertifikat Kompetensi (bagi lulusan Bidan setelah 1 Agustus 2013)
c. Foto Copy KTP
d. Pas Foto 4x6 sebanyak 2 (dua)buah
2. Tata Cara Penerimaan Anggota
a. Pendaftaran dilakukan di Kantor Pengurus Ranting/Cabang sesuai domilisi atau
institusi tempat kerja.
b. Formulir Pendaftaran dapat diperoleh dipengurus Cabang/Ranting.
c. Formulir yang sudah diisi diteliti kebenaranya, diputuskan dalam rapat pengurus
ranting/Cabang.
d. Calon anggota yang memenuhi persyaratan diusulkan oleh Pengurus
Ranting/Cabang untuk deregister oleh Pengurus Pusat dan diterbitkan Kartu Tanda
Anggota (KTA) YANG BERLAKU SELAMA 5 (LIMA) TAHUN.
3. Tata cara perpanjang KTA
a. 3 bulan sebelum habis masa berlakunya mengajukan perpajangan.
b. Mengisi Formulir Pendaftaran perpanjangan.
c. Melampirkan foto copy KTA yang akan habis masa berlakunya
Pasal 5
HAK ANGGOTA
1 Anggota berhak untuk mendaptkan pengayoman dari organisasi secara berjenjeng.
2 Anggota berhak menghadiri rapat dan mengajukan usul, baik tertulis maupun lisan.
3 Anggota aktif berhak memilih dan disiplin
4 Anggota berhak memiliki
a
Kartu tanda anggota IBI (KTA) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat dan
tandatangan Ketua Umumum IBI.
b Lencana Ikatan Bidan Indonesa
c Buku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
d Seragam IBI Nasional dan kerja.
Pasal 6
KEWAJIBAN ANGGOTA
1
2
3
4
5
Pasal 7
SANKSI ANGGOTA
1 Sanksi dijatuhkan kepada anggota yang:
a
Sengaja mencemarkan nama baik organisasi
b
Menggunakan nama organisasi untuk kepentingan pribadi
2 Jenis sanksi :
a
Teguran lisan 1 3 kali
b
Teguran tertulis 1 3 kali
c
Dikeluarkan dari anggota setelah dikonsultasikan dan diputuskan oleh Pengurus
secara berjenjang oleh Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dan PengurusPusat.
1
2
3
PasaL 8
BERHENTI DARI KEANGGOTAAN
Mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
Meninggal dunia.
karena sesuatu hal yang merugikan IBI
BAB III
ORGANISASI
Pasal 9
1
3
4
Tingkat Nasional
Kepengurusan di Tingkat Nasional dinamakan PENGURUS PUSAT berkedudukan
di Ibukota Negara.
Tingkat Propinsi
Kepengurusan di tingkat Propinsi dinamakan PENGURUS DAERAH dan
berkedudukan di Ibukota Propinsi.
Tingkat Kabupaten/kotA
Kepengurusan di tingkat kabupaten/kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten /Kota.
Tingkat Kecamatan/Institusi:
a Kepengurusan di Tingkat Kecamatan dinamakan PENGURUSRANTING dan
berkedudukan di Kecamatan.
b Kepengurusan di Unit Pelayanan Kesehatan atau Institusi Pendidikan Bidang
dinamakan Pengurus Ranting.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 10
PENGURUS PUSAT (PP)
1
ketua umum,
5. Menyiapkan perangkat kerja organisasi secara umum yang berhubungan dengan
tata kerja organisasi, pendidikan dan pratik bidan
6. Menjalin hubungan keluar organisasi ,
7. Menyiapkan Kongres dan rapat kerja Nasional .
8. Menyiapkan Rencana Kerja Organisasi.
c. KETUA I
1. Mewkili Ketua Umum apabila berhalangan berdasarkan pelimpahan wewenang
dari Ketua Umum ,
2. Mengkoordinir , mengarahkan , membina , mengawasi pelaksanaan program kerja
Bidang Penelitian dengan Pengembangan Organisasi
3. Bekerja sama dengan pengurus lainya untuk kelancaran keberhasilan program IBI
4. Membina pengurus daerah .
5. Memperkuat organisasi dengan mengadakan pelatihan seminar workshop tentang
organisasi hokum penelitian dan pengembangan oeganisasi.
6. Menyiapkn Konggres dan Rakernasserta pertemuan beriodikIBI tingkat pusat.
7. Mengkoordinasikan peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan
organisasi IBI , pendidikan dan Pelayanan Kebidanan.
d KETUA II
1 Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan , berdasarkan pelimpahan wewenang
dari ketua umum.
2 Mengkoordinir, mengarahkan, membina dan mengawasi pelaksanaan program
kerja Bidang Pendidikan, Bidang Pelatihan dan Bidang Pelayanaan Kebidanan.
3 Bekerja sama dengan pengurus lainya untuk kelancaran dan keberhasilan program
IBI.
4 Menyiapkan kerjasama dengan lembaga/institusi terkait dengan pelayanan,
pendidikan dan pelatihan,
5 Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan dan pelayanan kebidanan.
BENDAHARA
1 Mewakili Ketua Umum apabilaberhalangan, berdasarkan pelimpahanwewenang
dari Ketua Umum.
2 Membuat rencana anggaran pendapatan & belanja (RAPB) jangka pendek dan
jangka panjang,
3 Mengkoordinir kegiatan Bidang Administrasi Keuangan dan Fund Risisng,
4 Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan sesuai ketetapan dan kebijakan
organisasi,
5 Bekerjasma dengan dengan pengurus lainnya untuk kelancaran dan keberhasilan
program IBI.
6 Menandatangani cek dengan Ketua umum atau Sekretaris Jendral,
7 Mengkoordinir yayasan Buah Delima.
TIM TEHNIS
Tim tehnis dibentukoleh Pengurus sesuai kebutuhan dan bertanggung jawab
kepada ketua umum.
Pasal 11
MAJELIS PERTIMBANGAN ETIK BIDAN (MPEB)
1
2
b
c
d
e
f
g
Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus
pusat.
Membentuk tim tehnis sesuai kebutuhan.
Melukukan kegiatan dalam rangka pembinaan etik dank ode etik bidan.
Memberikan solusi/saran berkenaan dengan pembinaan etika dank ode etik bidan.
Penanganan masalah berkenaan dengan praktek bidan
Melaporkan hasil kegiatan dibidang tugasnya secara berkala.
Pasal 12
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI (MPO)
1
2
3
2
3
4
5
6
7
MPO merupakan suatu komponen dalam struktur organisasi yang fungsinya untuk
memberikan pertimbangan dalam pengelolaan organisasi.
MPO Tingkat Pusat adalah mantan pengurus Pusat IBI yang terpilih dan bersedia
Unsur MPO/ Pelindung di tingkat Provinsi/Pengurus daerah:
a Pelindung
: Gubernur
b Penasehat
: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
c Pengurus Daerah IBI yang terpilih dan bersedia
d Unsure terkait lainnya
Unsur MPO/ Pelindung di tingkat Kabupaten./Kota/Pengurus Cabang:
a Pelindung
: Bupati/Walikota
b Penasehat
: Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
c Mantan Pengurus IBI yang terpilih dan bersedia
d MPO/Pelindung di tingkat Kecamatan pengurus ranting :
Disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat
Pasal 13
KELEGIUM KEBIDANAN INDONESIA
Kolegium Kebidanan Indonesia adalah suatu komponen dalam struktur organisasi
IBI yang fungsinya untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan
kebidanan.
Kolegium Kebidanan Indonesia adalah kumpulan para pakar profesi kebidanan
(midwifery) dan berkedudukan ditingkat pusat.
Anggota Kolegium kebidanan Indonesia di pilih oleh PP IBI, dan bertanggungjawab
kepada Ketua Umu Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Kolegium membidangi komite standar kompetensi, komite standar pendidikan komite
standar pelayanan kebidanan dan komite Uji kompetensi.
Ketua kolegium dapat dipilihkembalidengan ketentuan bahwa yang bersangkutan
hanya dapat mengaku jabatan yang sama berturut-turut dua periode,
Ketentuan tentang kolegium Kebidanan Indonesia diatur tersendiri.
Pasal 14
YAYASAN BUAH DELIMA
1 Yayasan Buah delima merupakan unit kegiatan di bawah koordinasi bendahara
2 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Buah Delima diatur
tersendiri.
Pasal 15
PENGURUS DAERAH (PD)
Susunan pengurus daerah
a Ketua Pengurus Daerah
b Sekretaris
1 Tata Usaha dan Rumah Tangga
2 Hubungan Masyarakat dan Advokasi
a Wakil Ketua I
1 Bidang Organisasi
2 Bidang Hukum
3 Bidang Penelitian dan pengembangan Organisasi
b Wakil Ketua II
1 Bidang Pendidikan
2 BIdamg Pelatihan
3 Bidang Pelayanan
c Bendahara
1 Bidang Administrasi Keuangan
2 Fund Raising (Penggali dana)
d Majelis Pertimbangan Organisasi
e Majelis Pertimbangan Etik Bidan
f Yayasan Buah Delimamerupakan unit kegiatan dibawah koordinasi
bendahara
g Tim Tehnis
2 Ketentuan tentang Pengurus Daerah
a Ketua Pengurus Daerah dan 4 (empat) orang pengurus terpilih disahkan oleh
musyawarah daerah dengan batas usia 40-65 tahun dan minimal pendidikan DiplomaIII Kebidanan
b Empat pengurus terpilih dimaksud dalam huruf a ditetapkan sebagai pengurus harian
yang jabatannya ditentukan oleh ketua PD terpilih secara musyawarah
c Ketua PD dapat terpilih kembali, dengan hanya dapat memangku jabatan yang sama
berturut-turut 2 periode
d Pengurus harian ditugaskan untuk melengkapi susunan pengurus daerah.
e Pengurus harian hanya dapat memangku jabatan yang sama berturut-turut dua
periode.
f Setiap anggota pengurus dalam organissi IBI hanya dibenarkan menduduki satu
jabatan, baik dalam satu unit kepengurusan maupun unit jenjang kepungurusanyang
berbeda.
3 Tugas, Wewenang dan tanggung jawab:
a Ketua Pengurus Daerah
1 Memimpin oerganisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART serta kebijakan yang
digariskan oleh Pengurus Pusat IBI.
2 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan PD IBI mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi serta bertanggung jawab penuh untuk kegiatan ke dalam dan ke luar.
3 Menentukan kebikan umum, mengarahkan, membina dan mengawasi seluruh
program PD.
4 Menyelenggarakan Musyawarah Daerah, Rakerda dan rapat-rapat.
b Sekretaris
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan, berdasarkan pelimpahan wewenang dari
Ketua
2 Mengkoordinasikan, mengarahkan, membina dan mengawasi bidangtat usah dan
rumah tangga, humas, advokasi & hubungan luar negri.
3 Bekerjasama dengan pengurus lainnya untuk kelancaran dan keberhasilan
program IBI sesuai dengan kebutuhan.
c Wakil Ketua I
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan, berdasarkan pelimpahan wewenang dari
ketua
2 Mengkoordinasikan, mengarahkan, membina dan mengawasi pelaksanaan
program kerja bidang Organisasi,Hukum, Penelitian dan Pengembangan
Organisasi
3 Bekerja sama dengan Pengurus lainnya untuk kelancaran keberhasilan program
IBI sesuai Kebutuhan
d Wakil Ketua II
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan, berdasarkan pelimpahan wewenang dari
Ketua
2 Mengkoordinasikan, mengarahkan, membina dan mengawasi pelaksanaan
program kerja bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Pelayanan.
3 Bekerjasama dengan Pengurus lainnya untuk kelancaran, keberhasilan program
IBI sesuai kebutuhan .
e Bendahara
Tim Tehnis
Tim teknis di bentuk oleh Pengurus sesuai kebutuhan dan bertanggung jawab kepada
Ketua Pengurus Daerah.
Pasal 16
PENGURUS CABANG (PC)
1 Susunan Pengurus Cabang
a Ketua pengurus Cabang
b
Sekretaris
1 Tata Usaha dan Rumah Tangga
2 Hubungan Masyarakat dan Advokasi
Wakil ketua I
1 Bidang Organisasi
2 Bidang Hukum
3 Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi
Wakil Ketua II
1 Bidang Pendidikan
2 Bidang Pelatihan
3 Bidang Pelayanan
Bendahara
1 Bidang Administrasi keuangan
2 Fund Raising (Penggali dana)
b. Empat pengurus terpilih dimaksud dalam huruf a ditetapkan sebagai pengurus harian
yang jabatannya ditentukan oleh Ketua PC terpilih secara musyawarah
c. Ketua PC dapat di pilih kembali, dengan ketentuan bahwa yang bersangkutan hanya
dapat memangku jabatan yang sama berturut-turut dua periode
d. Pengurus harian ditugaskan untuk melengkapi susunan pengurus cabang
e. Pengurus harian hanya dapat memangku jabatan yang sama berturut-turut dua periode
f. Setiap anggota pengurus dalam organisasi IBI hanya dibenarkan menduduki satu
jabatan, baik dalam satu unit kepengurusan maupun untuk jenjang kepengurusan yang
berbeda.
Sekretaris
1 Mewakili Ketua apabila berhalanganm berdasarkan pelimpaham wewenang dari
Ketua.
2 Mengkoordinir kegiatan Bidang Tata Usaha dan Rumah Tangga, Humas dan
Advokasi.
3 Bekerjasama dengan Pengurus lainnya untuk kelancaran & keberhasilan program
IBI.
Wakil Ketua I
1 Mewakili ketua apabila berhalangan, berdasarkan pelimpahan wewenang dari
2
Ketua.
Mengkoordinir, mengarahkan, membina dan mengawasi pelaksanaan program
Wakil Ketua II
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan berdasarkan pelimpahan wewenang dari
2
Ketua.
Mengkoordinir, mengarahkan, membina dan mengawasi pelaksanaan program
Bendahara
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan berdasarkan pelimpahan wewenang dari
2
Ketua.
Mengkoordinir,
mengarahkan
membia
&
mengawasi
kegiatan
Bidang
f
g
Tim Tehnis
Tim tehnis dibentuk oleh pengurus sesuai kebutuhan dan bertanggung jawab kepada
Ketua Cabang.
Pasal 17
PENGURUS RANTING
1
yang berbeda.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
a Pelindung/Penasehat : sesuai situasi dan kondisi Ranting
b Ketua Ranting :
1 Memimpin organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART serta kebijakan yang
ditentukan PD melalui PC
Menentukan kebijakan umum, mengarahkan, membina dan megevaluasi
3
4
Sekertaris :
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan, berdasarkan pelimpahan wewenang dari
2
Ketua
Mengkoordinir kegiatan secretariat dan umum
Bendahara :
1 Mewakili Ketua apabila berhalangan, berdasarkan pelimpahan wewenang dari
2
Ketua
Bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan organisasi sesuai ketetapan dan
3
4
Pengurus Ranting
Melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala
Memberikan saran & pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas Pengurus
Ranting
BAB V
2
3
mengusahakan dana bagi organisasi dengan jalan yang syah dan tidak mengikat.
Melaksanakan kunjungan kerja untuk pembinaan dan pengembangan organisasi.
Menyelenggarakan administrasi dan dokumentasi.
Mengesahkan pendirian Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang yang baru di bentuk.
Menerbitkan surat pengesahan Susunan Pengurus Daerah dan Cabang .
Mencari alternatif pemecahan masalah hokum yang dihadapi olek kepengurusan dan
anggota IBI.
17 Mensosialisasikan dan mempublikasikan kegiatan organisasi secara berkala.
18 Membuat inventaris milik organisasi.
organisasi.
Membentuk dan mengembangkan Yayasan Buah Delima.
Membentuk dan mengembangkan Majelis Pertimbangan Organisasi.
Membentuk dan mengembangkan Majelis Pertimbangan Etik Bidan.
Membentuk dan mengembangkan Kolegium.
Membentuk Kepengurusan.
Membentuk registrasi anggota sesuai dengan laporan Ketua PD.
Menerbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) IBI.
Membuat profil IBI secara Nasional.
Pasal 19
TUGAS DAN KEWENANGAN PENGURUS DAERAH
5
6
7
8
Daerah.
Membentuk Cabang dan melantik Pengurus Cabang.
Menerbitkan surat pengesahan Pengurus Ranting.
Menyelenggarakan Rakerda.
Mencari alternative pemecahan masalah hukum yang dihadapi oleh kepengurusan &
9
10
11
12
anggota IBI.
Membimbing pelaksanaan Muscab.
Melaporkan semua kegiatan kepada Pengurus Pusat IBI secara periodic.
Melaksanakan pembinaan kepada pengurus Cabang .
Menyelenggarakan seminar, lokakarya, pelatihan, pendidikan berkelanjutan,
penelitian untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mutu pelayanan
Kebidaan, Pendistribusian atribut, buku-buku pedoman, protap pelayanan, majalah
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Mengelola uang pangkal dan iuran anggota serta mengusahakan dana bagi organisasi
dengan jalan yang sah dan tidak mengikat
Pasal 22
HAK PENGURUS
Tidak dapat beradaptasi dan bekerja secara tim dalam kepengurusan yang
berakibat a. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan selama 3 bulan berturutturut.
Jenis sanksi
Teguran lisan 1-3 kali
Teguran tertulis 1-3 kali
Di beri surat pemberhentian sebagai Pengurus
Mekanisme pemberian sanksi dijabarkan dalam juklak organisasi
Pasal 24
BERHENTI DARI PENGURUS
1
Kongres :
a Merupakan wadah/forum tertinggi dalam organisasi IBI untuk menetapkan dasar
b
c
Ketentuan Kongres :
a Kongres dilaksanakan 5 tahun sekali, sesuai dengan masa kepengurusan
b Tempat pelaksanaan Kongres di Jakarta
c Kongres di hadiri oleh Pengurus Pusat, Utusan Pengurus Daerah dan utusan
d
Pengurus Cabang.
Kongres dapat dianggap sah apabila dihadiri oleh separuh di tambah satu dari
f
g
Pengurus Pusat.
Pimpinan kongres dipilih oleh peserta kongres
Peserta Kongres berwenang menerima atau menolak laporan pertanggung
2
3
4
5
Musyawarah Daerah:
a Merupakan wadah/forum untuk musyawarah dan menetapkan kebijakan
pelaksanaan tugas di daerah berdasarkan kebijakan Pengurus Pusat dan
b
c
ranting
Musyawarah Daerah dianggap sah apabila dihadiri oleh separuh + (ditambah)satu
e
f
g
pengurus daerah
Tujuan Musyawarah Daerah
1 Menyampaikan informasi tentang perubahan AD dan ART sesuai keputusan
2
3
4
kondisi daerah
Membahas dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus daerah
Memilih pengurus daerah melalui penerapan system pemilihan yang telah
baku
Melantik Ketua dan 4 Pengurus Daerah terpilih
cabang dalam satu wilayah propinsi menyatakan tidak percaya atas pemimpin Ketua
Pengurus Daerah
Tata cara penyelenggaraan Musyawarah Daerah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Organisasi
Pasal 27
MUSYAWARAH CABANG
1
Musyawarah Cabang :
a Merupakan wadah/forum untuk musyawarah dan menetapkan kebijakan
organisasi dalam wilayah cabang berdasarkan kebijakan Pengurus Pusat melalui
b
c
Pengurus Daerah
Muscab dilaksanakan sekali dalam masa kepengurusan
Di antara dua musyawarah cabang diadakan Rapat Kerja Cabang
daerah
Musyawarah Cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh separuh + (ditambah)
e
f
g
kondisi cabang
Memilih pengurus cabang melalui penerapan system pemilihan yang telah
baku
Melantik Ketua dan 4 Pengurus Cabang Terpilih
Pasal 28
MUSYAWARAH RANTING
1
Musyawarah Ranting
a Musyawarah anggota di ranting merupakan wadah/forum untuk menentukan
kebijakan organisasi ditingkat ranting berdasarkan kebijakan PP melalui PD dan
b
c
PC.
Musran dilakukan sekali dalam masa kepengurusan
Di antara dua musyawarah ranting diadakan Rapat Kerja Ranting
c
d
Dihindari oleh pengurus dan anggota ranting serta wakil pengurus cabang.
Musyawarah ranting dianggap sah apabila dihadiri oleh ditambah 1 (satu) orang
e
f
keputusan Kongres.
Menyusun rencana kegiatan organisasi ditingkat ranting berdasarkan Renstra
3
4
5
Dihadiri oleh pengurus pusat, utusan pengurus daerah dan utusan pengurus cabang
Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh panitia pengarah dan dilaksanakan olehpanitia
pelaksana yang disahkan oleh Pengurus Pusat
Tata cara penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Organisasi
Pasal 30
RAPAT KERJA DAERAH
1
2
Daerah
Rapat Kerja Daerah bertujuan untuk :
a Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan
b Menyempurnakan rencana kegiatan yang akan dating
c Menetapkan tempat Rakerda yang akan datang
Tata cara penyelenggaraan Rapat Kerja Daerah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Ogranisasi
Pasal 31
RAPAT KERJA CABANG
1
2
3
4
Rapat kerja cabang diselenggarakan oleh panitia yang disahkan oleh Pengurus
Cabang
Rapat Kerja Cabang bertujuan untuk :
a Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan
b Menyempurnakan rencana kegiatan yang akan dating
c Membahas hal yang dianggap penting
Tata cara penyelenggaraan Rapat Kerja Cabang diatur dalam Petunjuk Peleksaan
Organisasi
Pasal 32
RAPAT KERJA RANTING
1
2
3
4
BAB VII
HAK SUARA
1
Dalam
mendapatkan mandate
Dalam Kongres, bagi cabang yang tidak hadir, hak suara dapat diwakilkan kepada
Uang Pangkal
Uang iuran anggota
Sumbangan dalam bentuk apapun yang sah dan tidak mengikat
4
5
Uang pangkal sebesar Rp. 25.000 (Dua Puluh Lima Ribu) tiap anggota
Iuran bulanan anggota sebesar Rp. 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) tiap anggota per
bulan
Iuran dibayar di Ranting/Cabang dimana bidan terdaftar sebagai anggota
Pasal 36
Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota cabang diatur sebagai berikut :
a 10% untuk Pengurus Pusat
b 15% untuk Pengurus Daerah
c 75% untuk Pengurus Cabang (yang tidak mempunyai ranting)
Penggunaan uang pangkal dan iuran anggota ranting diatur sebagai berikut :
a 10% untuk Pengurus Pusat
b 15% untuk Pengurus Daerah
c 25% untuk Pengurus Cabang
d 50% untuk pengurus Ranting
Tata cara pengelolaan keuangan selanjutnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Organisasi
BAB IX
PENUTUP
Pasal 37
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur kemudian
dalamaturan khusus Pengurus Pusat IBI
Pasal 38
Anggaran Rumah Tangga inidisahkan dalam Kongres XV IBI TAHUN 2013 DI Jakarta,
sedangkan sistematika dan redaksinya disempurnakan oleh Panitia Kongres bersama-sama
dengan Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal
: 12 November 2013
Organogram
Ikatan Bidan Indonesia
Organogram
Pengurus Pusat IKATAN BIDAN INDONESIA
Organogram
Pengurus DAERAH IKATAN BIDAN INDONESIA
Organogram
Pengurus CABANG IKATAN BIDAN INDONESIA
Organogram
Pengurus CABANG IKATAN BIDAN INDONESIA
Sekretaris Jendral
: Tuminah Wiratnoko,SIP, MM
Ketua I
Organisasi
Hukum
Penelitian & dan Pengembangan
Ketua II
Pendidikan
Pelatihan
Pelayanan
Bendahara
: Sri Setiyati
: Siti Romlah, MKM
: Laurensia Lawintono, Msc
: Grietje U. Masyitha SST, SKM M. Kes
: Sri Poerwaningsih, SKM, M.Kes.
: Heru Herdiawati, SST, SH,MH
: Dra. Maryanah, Am.Keb, M.Kes.
: Yetty Leoni Irawan, Msc
: Indra Supradewi, SKM, MKM
: Dra. Asmuyeni Muchtar, M.Kes.
: Tuti Sukaeti, Spd, SST
: Aan Andanawaty, SST, M.M.Kes.
Administrasi Keuangan
Fund Rising
Ketua YBD
: Sri Martini
: Dra. Misfita Farida, M.Kes
: M.I.Muniarti, S.Sos, M.Kes.
Majelis Pertimbangan
Organisasi
Majelis Pertimbangan
Etik Bidan
: Asniah, SST
Tim Teknis
: Sesuai Kebutuhan
HYMNE IBI
MARS IBI
SEJARAH
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI)
Dalam, sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni 1951 dipandanf
sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi
bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidanbidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil
meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu
mendirikan suatu organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan,
bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pada konferensi IBI
tersebut juga dirumuskan tujuan IBI yaitu :
1 Menggalang persatuan dan persaudaran antar sesama bidan serta kaum pada umumnya,
dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
2 Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, Khususnya
dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga.
3 Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
4 Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
Dengan landasan dan arah tersebut, dari tahun ke tahun IBI terus berkembang dengan
hasil-hasil perjuangannyayang semakin nyata dan telah dapat dirasakan manfaatnya baik oleh
masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Adapun tokoh-tokoh yang tercatat sebagai pemrakarsa konferensi tersebut adalah: Ibu
Selo Soemardjan. Ibu Sukaesih, Ibu Ipah dan Ibu S. Marguna, yang selanjutnya
memproklamirkan IBI sebagai satu-satunya organisasi resmi bagi para bidan Indonesia. Dan
hasil-hasil terpenting dari konferensi pertama bidan seluruh Indonesia tahun 1951 tersebut adalah
1 Sepakat membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia, sebagai satu-satunya organisasi
yang merupakn wadah persatuan & kesatuan bidan Indonesia.
2 Pengurus besar IBI berkeduduka di Jakarta.
3 Di
daerah-daerah
dibentuk
cabang
dan
ranting.
Dengan
demikian
organisasi/pengumpulan yang bersifat local yang ada sebelum konferensi ini semuanya
membaurkan diri dan selanjutnya bidan-bidan yang berada di daerah-daerah menjadi
anggota-anggota cabang-cabang dan ranting dari IBI.
4 Musyawarah menetapkan Pengurus Besar IBI dengan susunan sebagai berikut :
Ketua I
: Ibu Fatimah Muin
Ketua II
: Ibu Sukarno
Penulis I
: Ibu Selo Soemardjan
Penulis II
: Ibu Rupingatun
Bendahara
: Ibu Salikun
Tiga tahun setelah konferensi, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1954, IBI diakui
sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan tertera dalam Lembaga Negara nomor:
J.A.5/927 (Departemen Dalam Negeri), dan pada tahun 1956 IBI diterima sebagai
anggata ICM (Internasional Confederation Of Midwives). Hingga saat ini IBI tetap
mempertahankan keanggotaan ini dengan cara senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan
ICM yang dilaksanakan diberbagai Negara baik pertemuan-pertemuan, lokakarya,
pertemuan regional maupun kongres tingkat dunia dengan antara lain menyajikan
pengalaman dan kegiatan IBI. IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah
tergabung dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951 hingga saat ini
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mengutamakan kebersamaan
Mempersatukan diri dalam satu wadah
Pengayoman terhadap anggota
Pengembangan diri
Peran serta dalam komunitas
Mempertahankan citra Bidan
Sosialisasi pelayanan berkualitas
Prioritas Strategi
Yaitu :
1
2
3
4
Kongres
Munas
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
Tahun 1851
Tahun 1902
Tahun 1938-1939
Tahun 1950
Tahun 1954
Tahun 1975-1984
Tahun 1985
Tahun 1989
Tahun 1993
Tahun 1993
Tahun 1994
Tahun 1996
Tahun 2000
Tahun 2006
Tahun 2008
Tahun 2009
Malang.
Tahun 2011