Professional Documents
Culture Documents
Ir.H.Kartono Hd
Daftar Pustaka
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
( SNI 03 - 2847 - 2002 )
2 . Laurentius Wahyudi & Syahril A.Rahim
Struktur Beton Bertulang
3. W.C.Wis & Gideon Kusuma
Dasar - dasar Perencanaan Beton Bertulang
4. Edward G. Nawy
Reinforcef Concrete
A Fundamenta Approach
Fifth Editon
5. James G Mac Gregor
Reinforced Concrete
Mechanics and design
Fourth Edition
6. M . Nadim Hassouns & Akthem Al Manaser
Structural Concrete
Theory and Design
Fourtth Edition
7 . SKSNI T - 15 - 1991 - 03
8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971
Ir.H.Kartono Hd
Pasal 3.12 Beton : Campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air. dengan atau tanpa bahan
campuran tambahan yang membentuk masa padat
Pasal 3.13 Beton bertulang : Beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan
atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja .
3
Pasal 3.14 Beton normal : Beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg / m
3 dan dibuat menggunakan agregat alam yang dipecah atau
2500 kg/m
tanpa dipecah.
sampai
Pasal 3.15 Beton polos : Beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi
kurang dari ketentuan minimum.
Pasal 3.16 Beton pracetak : Elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan
yang dicetak terlebih dulu. sebelum dirakit menj adi tulangan .
Pasal 3,17 Beton prategang : Beton yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk
mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
Pasal 3.18 Beton ringan : Beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai
berat satuan yang tidak lebih dari 1900 kg/m
,
y,
Pasal 12.2.5 Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang , kuat tarik beton harus
diabaikan, kecuali bila ketentuan pasal 20.4 dipenuhi.
Pasal 12.2.6. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton boleh
diasumsusikan berbentuk persegi, trapesium , parabola atau bentuk lainnya
yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik bila dibandingkan
dengan hasil pengujian.
Ketentuan ini dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan beton persegi
ekwiv alen yang definisikan sebagai berikut :
Ir.H.Kartono Hd
Pasal 3.12 Beton : Campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air. dengan atau tanpa bahan
campuran tambahan yang membentuk masa padat
Pasal 3.13 Beton bertulang : Beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan
atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja .
3
Pasal 3.14 Beton normal : Beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg / m
3 dan dibuat menggunakan agregat alam yang dipecah atau
2500 kg/m
tanpa dipecah.
sampai
Pasal 3.15 Beton polos : Beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi
kurang dari ketentuan minimum.
Pasal 3.16 Beton pracetak : Elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan
yang dicetak terlebih dulu. sebelum dirakit menj adi tulangan .
Pasal 3,17 Beton prategang : Beton yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk
mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
Pasal 3.18 Beton ringan : Beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai
berat satuan yang tidak lebih dari 1900 kg/m
,
y,
Pasal 12.2.5 Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang , kuat tarik beton harus
diabaikan, kecuali bila ketentuan pasal 20.4 dipenuhi.
Pasal 12.2.6. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton boleh
diasumsusikan berbentuk persegi, trapesium , parabola atau bentuk lainnya
yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik bila dibandingkan
dengan hasil pengujian.
Ketentuan ini dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan beton persegi
ekwiv alen yang definisikan sebagai berikut :
Ir.H.Kartono Hd
cu = 0, 003
0,85 f'
a
2
ab
cb
M nb
CC
sumbu netral
h
d
A Sb
ds
s = y
Diagram Regangan
Keruntuhan Seimbang
( Balance Failure)
Penampang
balok
TS
fs =f y
Diagram
Tegangan
=A
. fy
Keseimbangan
Gaya
cu : y = c b : ( d - c
y . c b = cu .d cb (
cu .c b
cu + y ) = cu .d
cb =
cu
0,003
d=
( cu + y )
( 0,003 +
( 0,003 +
cb = (
600 )
600 + f
b.d
600
)
600 + f
.b.a b
0,85.f'
sb
fy
200000
d
y
d
y
--->
C C =T S
T s = A sb . f y
200000
a b = 1 .c b = 1 (
C c = 0,85 . f'
( 0,003 +
fy
0,003
d=
fy
0,003
cb =
b =
a b = 1 .c b
ab
cb =
1
s = y , dan
cu = 0, 003
.b. 1 .(
A sb =
Ts
fy
0,85.f
c .b.a
fy
600
).d
600 + f
y
b.d.f
b = 0,85.
f' c
. 1 .(
fy
600
)
600 + f
Ir.H.Kartono Hd
cu = 0, 003
0,85 f'
a
2
c
h
M n
CC
sumbu netral
AS
ds
s < y
Penampang
balok
Diagram
Tegangan
Diagram Regangan
Keruntuhan Tekan
( Compression Failure)
=A
TS
fs <f y
. fs
Keseimbangan
Gaya
s = y
cu < 0, 003
a=
, dan
1 .c
= a
)a
1
s =
cu
a
1
(d-
( d - c)
s =
cu
c
( 1 .d - a )
a
fs = s .E s =
C c = 0,85 . f'
cu .E s
.b.a
c .b.a -
0,85.f'
c .a
0,85.f'
600.
.b.d.
+ 600.
0,85.f'
( 1. 600
.d - =a 0)
a
.d.a - 600.
1 . d 2 = 0
. a 2 + d.a -
0,85.f'
.
600.
+ 4.
a =
0,85.f'
2.
atau
( 1 .d - a )
a. 600
A s = . b.d
a
2
) a
2
1 .d 2
-d +d
0,85.f'
.
600.
+ 4.
>a b
600.
c .a.b ( d -
M n =A s .f s . (d-
1 .d 2 = 0
-d + d
M n = 0,85 f'
( 1 .d - a )
0,003.200000
a
C C =T S
c .b.a = A
s .f s
T s =A s .f s
0,85.f'
2.
0,85.f'
600.
dimana a
dimana , f
= 600 .
( 1 .d - a )
a
= 1.(
600
).d
600 + f
y
<f y
Ir.H.Kartono Hd
cu = 0, 003
sumbu netral
h
0,85 f'
a
2
CC
M n
d
AS
ds
s > y
Diagram Regangan
Keruntuhan Tarik
( Tension Failure )
Penampang
balok
TS
fs =f y
Diagram
Tegangan
=A
. fy
Keseimbangan
Gaya
s > y , dan
cu = 0, 003
1 .c
a
1
.b.a
T s =A s .f y
a=
As
0,85.f'
M n
= .fy
b.d 2
Subtitusi :
.d.f
c .b
M n =A s .f y . (dM n = .b.d. f
A s .f y
a =
0,85.f'
c .b
A s = .b.d
b.d
.b.d.f
--->
C C =T S
[ 1-
0,85.f'
y
c
) a
2
1
2
( d1
2
.d.f
. )=
0,85.f'
. . (]
m=
Rn =
.b.d
2 .f
[ 1-
1
2
. . (]
f y
)
0,85.f'
f y
0,85.f'
fy
0,85.f'
M n
b.d 2
Rn =
M n
b.d 2
= .f y .(1 -
1 .m )
2
Ir.H.Kartono Hd
Rn =
.f y .(1 -
Rn =
.f y -
1 . m. f
2
1 .m )
2
1 2 .f . m
y
2
. 2 - f y . + R n = 0
fy +
1.2 =
1
-4. . m. f
2
fy -
1 . m. f
2
2.
- 2. m. f
m. f
fy - f y
.R n
.R n
2. m . R
0<
< 0
( 1-
fy
m. f
1 -
2. m . R
( 1-
fy
m
1
m
1-
(1-
2. m . R
fy
maksimum
< 0,75
Ir.H.Kartono Hd
cu = 0, 003
a
2
sumbu netral
h
0,85 f'
CC
M n
d
AS
d'
s > y
Diagram Regangan
Keruntuhan Tarik
( Tension Failure )
Penampang
balok
TS
fs =f y
Diagram
Tegangan
=A
. fy
Keseimbangan
Gaya
s > y , dan
cu = 0, 003
1 .c
a
1
.b.a
C C =T S
T s =A s .f y
As
a=
--->
a =
A s .f y
0,85.f'
c .b
A s = .b.d
b.d
.b.d.f
0,85.f'
.b
c
M n =A s .f y . (d-
.d.f
0,85.f'
y
c
A s .f y
) = As . fy.(1 d.- 0,59 .
)
2
0,85.f'
.b
c
) - Asa .fy . ( d 2
A s .f y
f' c . b
A s = .b.d
M n = .b.d
Subtitusi :
=
M n = b.d
. b .d. f y
)=
f' c . b
. f y . ( d - 0,59
2 .
.f
2 .fy ( 1 - 0,59 .
. d. f y
f' c
.f y = . f'c
f' c
.f' c ( 1 - 0,59
.b.d
M n
b.d 2 . f' c
. ( 1 - 0,59.
Ir.H.Kartono Hd
cu = 0, 003
a
2
sumbu netral
h
0,85 f'
CC
M n
d
AS
d'
s > y
Diagram Regangan
Keruntuhan Tarik
( Tension Failure )
Penampang
balok
TS
fs =f y
Diagram
Tegangan
=A
. fy
Keseimbangan
Gaya
s > y , dan
cu = 0, 003
1 .c
a
1
.b.a
--->
C C =T S
T s =A s .f y
A s .f y
a =
As
b.d
0,85.f'
A s = .b.d
.b.d.f
a=
.T s . ( d - .a ) =1
M u =
M u = .b.d
.f y . (d-
b.d 2
1
2
1
2
.A s .f y .(d-
. b .d.
. )=
0,85.f'
fy
c .b
. . f y ( 1 - 0,588 .
c .b
.b.d
0,85.f'
. )
c .b
.d.f
0,85.f'
y
c
A s .f y
0,85.f'
2 .fy ( 1 -
.b
. f y
1 ) =.
2
0,85f' c
. .b.d
2 .f
y . ( 1-
0,588.
fy
)
f' c
Ir.H.Kartono Hd
f
) y
f' c
10
U = 1,40 ......
Persamaan ( 4 )
Kuat perlu
U untuk menahan beban mati D , beban hidup L dan juga beban
atap A atau beban hujan R, paling tidak harus sama dengan
Persamaan ( 5 )
Pasal 11.2.2 : Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam
perencanaa , maka pengaruh kombinasi beban D , L dan W berikut harus
ditinjau untuk menetukan nilai U yang terbesar , yaitu
Persamaan ( 6 )
Persamaan ( 7 )
Perlu dicatat bahwa untuk stiap kombinasi beban D,L dan W , kuat perlu U
tidak bole kurang dari persamaa ( 5 )
Ir.H.Kartono Hd
10
U = 1,40 ......
Persamaan ( 4 )
Kuat perlu
U untuk menahan beban mati D , beban hidup L dan juga beban
atap A atau beban hujan R, paling tidak harus sama dengan
Persamaan ( 5 )
Pasal 11.2.2 : Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam
perencanaa , maka pengaruh kombinasi beban D , L dan W berikut harus
ditinjau untuk menetukan nilai U yang terbesar , yaitu
Persamaan ( 6 )
Persamaan ( 7 )
Perlu dicatat bahwa untuk stiap kombinasi beban D,L dan W , kuat perlu U
tidak bole kurang dari persamaa ( 5 )
Ir.H.Kartono Hd
Selanjutnya, untuk
>
perlu
11
maksimum
=0
M u
A' s =
f y ( d - d' )
Tulangan Tarik :
A s = A s ( maksimum tulangan tunggal
) + A'
cu = 0, 003
0,85 f'
a
2
d'
A' Sb
Cs
CC
ab
cb
sumbu netral
M nb
d
A Sb
ds
s = y
Diagram Regangan
Keruntuhan Seimbang
( Balance Failure)
Penampang
balok
TS
fs =f y
Diagram
Tegangan
=A
. fy
Keseimbangan
Gaya
cu : y = c b : ( d - c
y . c b = cu .d cb (
a b = 1 .c b
ab
cb =
1
s = y , dan
cu = 0, 003
cu .c b
cu + y ) = cu .d
cb =
cb = (
cu
( cu + y )
600 )
600 + f
0,003
d=
( 0,003 +
0,003
d=
fy
( 0,003 +
s
fy
200000
d
y
a b = 1 .c b = 1 (
600
)
600 + f
d
y
Ir.H.Kartono Hd
12
C C =T S -C S
C S = A's . f'
C c = 0,85 . f'
.b.a b
c
T s = A sb . f y
0,85 f'
.b.a b = A sb .f y - A s .f s
C
0,85 f'
Dimana :
A' s
' b =
.b.a b = (
b = b.dsb
b.d
A sb =
b .b.d
A' s =
' b .b.d
- d' ) : c b
' s . c b = cu ( c b - d' )
f' s =
' s .E s =
f' s =
( 1-
f' s =
( 1-
ab
1 - d'
( c b - d' )
' s =
cu
cb
ab
( 600 + f
cu
ab
1
( a b - 1 .d' )
ab
1 .d'
( a b - 1 .d')
ab
. cu .E s =
. 600
1.
600 . d
. 600 =
f' s =
(
( 600 -
0,85.f'
. 600
. 600
. 600
) <f
d.600
( 600 d'+ f
d
( a b - 1 .d')
ab
b .f y - ' s .f' s ) d
.d
d' ( 600 + f
1-
)
)
ab =
Dimana :
. 0,003.200000
600
600 + f
cu
1 .d'
( 1-
y ) .d'
( a b - 1 .d')
ab
Selanjutnya :
ab = 1
ab =
600
600 + f
( 1 .f y 0,85.f'
( 1 .f y -
)d
y
. f'
0,85.f'
).d
. f'
).d
= 1
600
600 + f
( 1 .f y -
. f'
. 1.
600
600 + f
) =
0,85 f'
c . 1
b = 0,85 .
f' c
fy
)+
y
)d
y
600
600 + f
f' s
fy
f'
b = b + ' s
f' y
Maksimum tulangan
rangkap
< 0,75 (
b )+ '
f' s
f' y
Ir.H.Kartono Hd
13
cu = 0, 003
b
A' S
a
2
Cs
CC
sumbu netral
0,85 f'
M n
d
AS
ds
s > y
Diagram Regangan
Keruntuhan Tarik
( Tension Failure )
Penampang
balok
T S =A s . fy
fs =f y
Diagram
Tegangan
Keseimbangan
Gaya
's = y
c .b.a
C C +C s = T S
C s = A' s . f y
0,85 . f'
T s =A s .f y
M n =
M u
=C
= 0,85 f'
.a .b. ( d - )} + { A' a
2
.{
(( As - A's )
.f y
( . b.d -
'.b.d ) .f
. b . d
0,85.f'
.f y =A s .f y
2 .f
y (1-
( A s - A' s ) . f y
0,85.f'
c .b
( A s - A' s ) . f y
1
2
d-
1
2
d-
0,85.f'
( b. d -
1
2
{ d-
0,85 . f'
1
2
+ [ A' s . f y . ( d - d' )
+ [ A' s . f y . ( d - d' )
'.b.d) . f
c .b
'. b .d
fy ( d - d' )
'
. ( 1 -
'
{ 1-
c .b
). f
0,85.f'
}+ {
c
'
(1- )
d'
d
Subtitusi :
M n =
( A s - A' s ).f y
. f y . ( d - d' )}
( A s - A' s ) . f y
.b
0,85.f'
c .b
.b.d
a =
=f y
) +a Cs . ( d - d' )
2
. (d-
= { 0,85.f'
--->
.b.a + A'
---> f'
. f y . (1-
) . { 1 - . 1 .m. ( 1 2
M n
b.d
2 . f'
=
y
)}+ {
. [ ( 1 -
}
m=
=
( 1- ) } d '
fy
0.85.f'
'
). { 1- . 1
2
. m. ( 1 -
) } + { ( 1 - ) d ' } ]
d
Ir.H.Kartono Hd
14
cu = 0, 003
b
A' S
a
2
Cs
CC
sumbu netral
0,85 f'
M n
d
AS
ds
s > y
Diagram Regangan
Keruntuhan Tarik
( Tension Failure )
Penampang
balok
=A
TS
fs =f y
Diagram
Tegangan
. fy
Keseimbangan
Gaya
's = y
.b.a
C C +C s = T S
C s = A' s . f y
0,85 . f'
M n =
M u
=C
c.
= 0,85 f'
.a .b. ( d - )} + { A' a
2
.b.d -
'b.d ) . f
'
.{
d - 0,59
). b . d
.f y .
b.d
2 . f'c
. b.d -
0,85.f'
c .b
( 1-
) . { 1 - 0,59 .
[ A' s . f y . ( d - d' )
]
f' c . b
'. b.d ) f
'
1 - 0,59
}
).f y
f' c
'. b . d . f
. b .d
y . ( d - d' )
'
.f y . ( 1 -
.f y = . f'c
f' c
=
.b
f' c . b
) . { 1 - 0,59
. f' c . ( 1 -
0,85.f'
.f y
( A s - A' s ) . f y
1
2
d(
'
M n
( A s - A' s ).f y
.f y =A s .f y
.( 1 -
Subtitusi :
M n = b.d
=f y
. f y . ( d - d' )}
( A s - A' s ) . f y
.b
0,85.f'
.b
c
. ( 1-
a =
) + aCs . ( d - d' )
2
(d-
= { 0,85.f'
.b.a + A'
T s =A s .f y
--->
---> f'
( 1-
) . f'
f' c
. ( 1-
} +
[ b.d
. f' c . ( 1 -
)d'
d
) } + { ( 1 - ) d ' } ]
d
d'
)
d
15
cu = 0, 003
b
A' S
a
2
Cs
CC
sumbu netral
0,85 f'
M n
d
AS
ds
s > y
Diagram Regangan
Keruntuhan Tarik
( Tension Failure )
Penampang
balok
T S =A s . fy
fs =f y
Diagram
Tegangan
Keseimbangan
Gaya
's = y
c .b.a
C C +C s = T S
C s = A' s . f y
0,85 . f'
T s =A s .f y
C c . (d-
M U =
.{ 0,85.f'
--->
.f y =A s .f y
s
a=
M u =
.b.a + A'
c
( d - 0,425 . c
.(
.0,85 f'
. (( As - A's )
.f y
. ( . b.d -
'.b.d ) .f
.b.d
2 .f
(1-
.b.d
2 .f
( 1-
d - 0,425.c
'
{ 1 ) { 1-
+ [ A' s . f y . ( d - d' )
+ [ A' s . f y . ( d - d' )
0,425 . c
d
0,425 .
=f y
( A s - A' s ).f y
0,85.f'
c .b
. f y . ( d - d' )}
( d - 0,425 . c
1
2
a = 0,425.c
a
) + Cs . ( d - d' )
2
c
a =
---> f'
'
(1- )
}+ {
c
}+
d
'. b .d
(1-
]
.
fy ( d - d' )
d'
d
d'
d
= 0,5
=
.b.d
2 .f
M u
b.d 2
( 1-
0,50 )
0,5 . f y
1-
( 1-
0,425 .
0,425 .
c
d
}+ {
c
d
0,50 ( 1 -
1-
d'
d
d'
)
d
16
C C = T S -C S
C S = A's . f'
C c = 0,85 . f'
c .b.a
T s =A s .f y
0,85 f'
.b.a
= A s .f y - A s .f s
( A s - A' s ) f y
0,85 . f'
c .b
a=
Dari diagram Regangan :
's : c u = (c
- d'
): c
( c - d' )
' s = cu
c
( a - 1 .d')
( a - 1 .d')
's =
0,003 . a - 0,003 .
. 0,003
>
1 . d'
>
a. f y
Es
0,003 . a -
fy
>
cu
Es
fy
Es
a. f y
Es
>
1 . d'
0,003.
0,003
>
( 0,003 a
600
>
a=
fy
1 . d'
1 . d'
ES
( 600 - fy )
( A s - A' s ) f y
0,85 . f'
c .b
. b .d -
'. b . d ) f
600
>
> 0,85. f'
( 600 - fy )
c
.b .
1 . d'
600
.
( 600 - fy )
- ' ) >0,85 . .
belum leleh
f' s =
's . E
fy
1 .
600
( 600 - fy )
d'
d
, berlaku :
M n = 0,85 . f'
Dimana :
f' c
(a -
1 . d')
a
a=
.b . a . ( d -
) + A' a
2
0,003 . 200000 =
(a -
. f' s ( d - d ' )
1 . d')
a
. 600
A s .f y - A' s .f' s
0,85 . f'
c .b
Ir.H.Kartono Hd
1 . d'
17
80 CM
f' c = 25 Mpa
f' y = 400 Mpa
40 CM
Jawab :
d=h-d
= 800 - 65 = 735 mm
aksimum
minimum
4.f y
1,4
>
minimum
25
f' c
>
f' c
. 1 .(
fy
0,85.
b = 0,75 .
< 0,75
600
)
600 + f
= 0,75 .0,85 .
diambil
1,4
400
600
600 + 400
25
400
= 0,02
= 0,0031
4.400
fy
0,85 .
minimum
= 0,0035
= 0,0035
Menghitung beban :
Beban ultimit = 1,2 DL + 1,6 LL = 1,2 .13 + 1,6 . 8 = 28,40 kN/m'
Menghitung besar moment :
1
8
Rn =
m=
perlu
perlu
A s perlu
0,85.f'
=
c
1
m
1
18,824
6
2
400
0,85.25
= 1,663 Mpa
= 18,824
1-
1-
5 D 19
2. m . R
(1-
= 287,55 kNm
= 359,44 KNm
359,44 .10
400.735
fy
287,55
0,8
fy
(1-
2. 18,824 .
1,663
400
= 0,00433 <
>
Teoritis
maks
minimum
= 0,02
= 0,0035
> 1274 mm
(O K)
Ir.H.Kartono Hd
18
2 D 19
2 D 12
80 CM
d baru
Sengkang D 10
2 D 12
5 D 19
1
40 + 10 + .19 = 59,50 mm
2
40 CM
= 51,25 mm > 25 mm ( OK )
a =
A s .f y
0,85.f'
M n =A s .f y . (d-
1415.400
c .b
) a
2
= 1415 .400
( 740,50 -
M n
b.d 2 . f' c
= 66,588 mm
0,85.25.400
) = 40066,588
kNm > kuat perlu = 359 kNm ( 0K )
2
. ( 1 - 0,59.
tulangan terpasang
=
M n=
. ( 1 - 0,59.
) . b.d
2 .f'
.f y
f' c
A s terpasang
b. d baru
= 0,00476 . 400
u
2
M n=
). 400.740,50
1415
400 . 740,50
2 .25 =
. . f y ( 1 - 0,588 .
M U
= .. f y .( 1 - 0,59 .
400
25
fy
)
f' c
= 0,00476
= 0,07616
25
b.d
fy
) . b.d
f' c
Ir.H.Kartono Hd
19
60 CM
30 CM
Jawab :
d=h-d
= 600 - 75 = 525 mm
b =
f' c
. 1 .(
fy
0,85.
600
)
600 + f
600
600 + 400
0,85 . 30
400
= 0,85 .
= 0,0325
maksimum
f' c
>
minimum
< 0,35
aksimum
1,4
M n
b.d 2
fy
m=
0,85.f'
perlu
perlu
450
0,8
1
m
1
15,686
= 6,803 Mpa
= 15,686
1-
2. m . R
( 1-
1-
a=
= 562,50 KNm
400
0,85.30
=
c
fy
2. 15,686.6,803
(1-
400
)
)
0,85.f'
M n ( maksimumtulangan tunggal )
. fy
c .b
1796 . 400
= 0,85.30.300
= 0,02021 >
maks
> minimum
2
= 0,0114.300.525 = 1796 mm
= 0,0035
minimum
= 0,0035
562,50.10
300.525
diambil
1,4
400
= 0,00342
4.400
fy
Kuat perlu = M
Rn =
30
4.f y
>
minimum
diambil = 0,35
= 0,0114
= 0,0035
= 93,91 mm
1
2
Ir.H.Kartono Hd
20
A' s =
f y ( d - d' )
3 D 25 = 3. 490 = 1470 mm
Tulangan tarik = A
+ A'
= 1100 mm
> 1100 mm
8 D 25 = 8 .490 = 3920 mm
> 2936 mm
( OK)
Melakukan analisa kemampuan balok mikul moment atas dasar tulangan rangkap :
1
40 + 10 + .25 = 62,50mm
2
3 D 25
Sengkang D 10
60 CM
2 D 12
8 D 25
30 CM
40 + 10 + 25 + .30 = 90 mm
300 - 2.40 - 2.10 - 4 .25
3
= b . d s
'=
A' s
b.d
= 33 mm > 25 mm ( OK )
A s = 8 . D 25 = 8. 490 = 3920 mm
d= h-d
1
2
= 600 - 90 = 510 mm
3920
300.510
0,02562
1470
300.510
0,00961
- ' ) >0,85 . .
f' c
fy
1 .
600
( 600 - fy )
d'
d
0,85.
. 0,8530.
400
600
= 0,01992
600 - 400
62,50
510
Ir.H.Kartono Hd
( OK)
belum leleh
, berlaku :
M n = 0,85 . f'
Dimana :
's .E
a=
A s .f y - A' s .f' s
0,85 . f'
.b
c
.b . a . ( d -
1 . d')
(a -
f' s =
3920 .400
- 1470 .
a - 0,85.62,50
a
. f' s ( d - d ' )
( a - 1 . d' )
0,003 . 200000 =
a
=
) + A' a
2
. 600
f' s
f' s =
21
s = 0
--->
Persamaan ( 1 )
600
a.f' s - 600 a + 31875 = 0 ---> Persamaan ( 2)
2
a x Persamaan ( 1 ) = 7650. a
1470 x Persamaan ( 2 ) = 1470 a.f'
7650 a
135,03
0,85
+ 4.7650.46856250
2 . 7650
= 135,03 mm
. 0,003 = 0,00182
158,86
's . E
+ 686000 + 686000
= 158,86 mm
(-)
- 686000. a - 46856250 = 0
a=
c=
c = 0
- 882000.a + 46856250 = 0
s
perlu
< 0,75 (
b )+ '
f' s
f' y
364
400
= 0,75.0,0325 + 0,00961
= 0,0331
Pemeriksaan kekuatan :
A s .f y - A
a=
M n = C c ( d - ) + Ca
2
= 0,85. 30 .300. 135,02 ( 510 -
0,85. f'c . b
( d - d ' ) = 0,85.f'
f'
= 135,02 mm
0,85.30.300
c . b . a(d -
) + A'
a
2
. f' s .( d - d')
135,02
) + 1470. 364 . ( 510 - 62,50 ) = 696 kNm > 562,50 kNm ( OK)
2
Ir.H.Kartono Hd
GESER
Ir.H.Kartono Hd
22
Geser :
VU
VU
VU
VU
(V U
- V
C
C
),
Ir.H.Kartono Hd
23
2 . Priksa , apakah :
2
V c+
3
< [ (
VU
Dimana V
( f'
adalah V
).b
U
) ]
.d
3. Tentukan besar V
untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur :
1( f'
6
VC =
Sedangkan besar V
VC=2
1+
).b
.d
1
( f'
6
)
NU
V U
> V C
.d
<
VU
dimana :
).b
14.Ag
4 . Bila
VS =
VS =
(V C +V S )
A V .f y.d
S
A V .f y.d
S
( sin
+ cos
maksimum
a. Untuk :
b. Untuk :
V S
< 13(
V S
>
V S
<
) f' . cbw.d
1 (
3
2 (
d
2
600 mm
<
<
) f' . cbw.d
<
<
) f' . cbw.d
d
4
300 mm
minimum
Av =
b w .S
3.f ys
S minimum
3.f ys . A v
bw
Ir.H.Kartono Hd
24
1
16
h balok
= 800 mm
b balok
= 400 mm
Menerima :
Beban mati termasuk berat sendiri balok = 45 kN/m'
Beban hidup
= 15 kN/m'
1
11
Mutu beton
= f'
= 25 Mpa
= 400 Mpa
Jawab :
d = 800 - 65 = 735 mm
Menentukan beban berfaktor :
q u = 1,2 D
+ 1,6 L
= 1,2 . 45 + 1,6 . 15 = 78 kN
= 0,5 . 78 . 9 = 351 kN
Ud
):
9m
V Ud =
V Ud
V Ud
Vn=
3,365 m
.351 kN = 262,47 kN
= 262,47
0,75
= 349,96 kN
4,10 m
Menentukan kemampuan beton tanpa tulangan geser dalam mikul geser :
VC =
1
6
= 1
6
f' c . b .d
w
25
. 400.735 = 245 kN
< V c +V
1
6
f' c . b .d
w
2
3
f' c . b .d
w
5
6
f' c . b .d
w
5
6
25
. 400.735 = 1225 kN
Ir.H.Kartono Hd
25
1
6
= 1
6
f' c . b .d
w
V ud
Vn =
. 400.735 = 245 kN
25
= 262,47
0,75
= 349,96 kN
Menentukan besar
A v = 2. 78,50 = 157 mm
f ys = 240 Mpa
A V .f y .d
S
VS =
A V .f ys .d
VS
S=
< 3
Vs = 104,96 kN
Jadi j arak sengkang maksimum ( S
f' c . b .d
w
d=
2
<
maksimum
1
3
104960
25
= 264 mm
. 400.735 = 490 kN
735
= 367,50 mm
2
< 600 mm
Jarak sengkang minimum ( S
minimum
b w .S
Av =
S =
3.f y s
A v .3.f ys
bw
157.3.240
= 377 mm
400
10 - 100 mm
Dipasang sengkang
Menentukan tulangan lentur :
d=h-d
= 800 - 65 = 735 mm
aksimum
minimum
minimum
< 0,75
>
>
25
f' c
4.f y
1,4
fy
f' c
. 1 .(
fy
0,85.
b = 0,75 .
= 0,75 .0,85 .
y
0,85 .
25
400
600
600 + 400
= 0,0031
4.400
1,4
400
600
)
600 + f
diambil
minimum
= 0,0035
= 0,0035
Ir.H.Kartono Hd
= 0,02
26
1
11
. 78 . 9
1
16
. 78 . 9
= + 574,36 kNm
= - 394,88 kNm
Rn =
m=
0,85.f'
perlu
perlu
A s perlu
= 3,322 Mpa
400
0,85.25
=
c
= 18,824
1-
1
18,824
= 717,95 KNm
717,95 .10
400.735
1
m
574,36
0,8
2. m . R
(1-
1-
2. 18,824 .
(1-
fy
3,322
400
= 0,00908 <
maks
> minimum
= 0,02
= 0,0035
> 2670 mm
(O K)
6 D 25
Penulangan :
2 D 25
2 D 12
80 CM
Teoritis
Sengkang D 10
2 D 12
6 D 25
40 CM
= 30 mm > 25 mm ( OK )
M n =A s .f y . (d-
A s .f y
0,85.f'
) a
2
.b
c
=
= 2940 .400
2940 .400
0,85.25.400
( 737,50 -
= 138,35 mm
138,35kNm > kuat perlu = 717,95 KNm ( 0K )
) = 785,95
2
Ir.H.Kartono Hd
27
M n
b.d 2
fy
Rn =
m=
0,85.f'
394,88
0,8
493,60 .10
400.735
= 2,284 Mpa
400
0,85.25
=
c
1
m
= 493,60 KNm
= 18,824
2. m . R
perlu
perlu
1
18,824
A s perlu
1-
( 1-
1-
2. 18,824 .
(1-
fy
2,284
400
= 0,00606 <
maks
> minimum
= 0,02
= 0,0035
4 D 25
2
> 1782 mm
( O K)
Teoritis
Penulangan :
4 D 25
2 D 12
80 CM
10
Sengkang
2 D 12
2 D 25
1
d s = 40 + 10 + .25 = 62,50 mm
2
40 CM
= 66,67 mm > 25 mm ( OK )
a =
M n =A s .f y . (d-
) a
2
A s .f y
0,85.f'
= 1960 .400
.b
c
1960 .400
0,85.25.400
( 737,50 -
= 92,24 mm
2250 mm
28
2250 mm
II
4 D 25
2 D 25
4 D 25
II
2 D 12
2 D 12
2 D 25
2 D 25
6 D 25
II
10 - 100 mm
1600 mm
10 - 150 mm
5000 mm
1600 mm
4 D 25
2 D 25
2 D 12
80 CM
II
10 - 100 mm
Sengkang
2 D 12
10 - 100
2 D 12
Sengkang
2 D 12
80 CM
2 D 25
40 CM
6 D 25
40 CM
Potongan I - I
Potongan II - II
Penulangan Balok
muka kolom
sengkang pertama
<
50 mm
Ir.H.Kartono Hd
10 - 150
29
Balok T
Balok yang di cor bersamaan dengan platnya, sehingga merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan ( monolit )
Kemonolitan balok dan pelat tersebut, dimanfaatkan untuk menambah
luasan penampang yang tertekan sebagai akibat moment positip.
bE
bE
hf
hf
Ln
bw
bw
Balok Tepi ( L )
Balok Tengah ( T )
b E < b w + 6h
bE <
bE <
b E < b w + 16 h
b w + . L1
2
b w + . 1L
12
bE <
1
b w + L
2
bE <
1
L
4
f
n
dimana :
L n = bentang bersih antar balok
L = bentang balok
bE
hf
hf >
1
b
2
bE <
4b
bw
Balok tunggal
Ir.H.Kartono Hd
30
A2
A1
0,85 f'
A2
bE
A2
A1
A2
bw
bE
c
1 a
2
C W = 0,85.f'
sf
Tf
bw
c .a.b
C f = 0,85.f'
. a. b
(d- ) a
2
M nf = C f ( d -
hf
) = 0,85
. f'
2
M nf = T f ( d -
h
) = Af
2
atau
M nw = T w ( d - ) = Aa
2
.( b E - b w ) .h f
T f = A sf . f y .
T W = A sw . f y
M nw = C w ( d - ) =a0,85 . f'
2
Cf
M nf
Tw
hf
A2
M nw
sw
bw
0,85 f'
A2
CW
hf
A2
bw
bw
bE
A2
A2
A1
bw
A2
bE
bE
c .(b
-b w ) .h f (d-
hf
)
2
atau
sw
. fy(d -
bE
0,85 f'
hf
a
2
1 a
2
0,85 f'
CW
sf
hf
2
0,85 f'
Cf
M nf
M nw
Tw
bw
. fy ( d -
TS
Tf
M n = M nw + M nf = 0,85 . f'c . a . bw ( d -
) + 0,85 . f'
M n = M nw + M nf = A sw . fy. ( d -
a
)+A
2
a
2
.(b
-b w ).h
atau
sf
. fy ( d -
hf
)
2
Ir.H.Kartono Hd
Cf
CW
.(d-
hf
2
1 a
2
M n
0,85 f'
a
hf
1 a
2
CC
M n
TS
bw
Analisa Penampang Balok T ( Palsu )
Bila a
<
M n = 0,85 . f
'c
. a. b
(d-
a
2
atau
M n = A sw . fy. ( d -
a
2
Ir.H.Kartono Hd
31
32
h balok
= 800 mm
b balok
= 400 mm
Penampang Balok
1
16
1
16
1
11
= 25 Mpa
Mutu tulangan = f
Mutu tulangan = f
= 400 Mpa
ys
= 240 Mpa
Jawab :
d = 800 - 65 = 735 mm
Menentukan beban berfaktor :
q u = 1,2 D
L + 1,6 L
= 1,2 . 45 + 1,6 . 15 = 78 kN
b E < b w + 16 h
bE <
b w +
bE <
1
L=
4
1
16
. 78 . 9
= + 574,36 kNm
= - 394,88 kNm
:
= 400 + 16.180 = 3280 mm
L1
2
1
11
. 78 . 9
= 400 +
1 mm
.4000 = 2400
2
Jadi b
= 2250 mm
. 9000 =12250 mm
4
Untuk mengetahui balok tersebut, balok T palsu atau T asli , maka diambil besarnya a = h
Bila nanti besarnya M
n atas dasar a = h
= 0,85 . f
n atas dasar a = hf
'c . a . b
ternyata
>M
<M
n perlu
a
E ( d - ) =2 0,85 . 25 . 180 . 2250 ( 735 -
n perlu
) = 5551 kNm
2250 mm
180
2
> Mn Perlu
574,36
0,80
= 717,95 kNm
180 mm
800 mm
Note
400 mm
Ir.H.Kartono Hd
33
d=h-d
aksimum
minimum
>
minimum
>
25
f' c
4.f y
1,4
fy
f' c
. 1 .(
fy
0,85.
b = 0,75 .
< 0,75
= 800 - 65 = 735 mm
600
)
600 + f
= 0,0031
diambil
4.400
1,4
400
= 0,75 .0,85 .
0,85 .
600
600 + 400
25
400
= 0,02
= 0,0035
minimum
= 0,0035
M n
=
b E .d 2
Rn =
fy
m=
574,36
0,8
1
m
perlu
perlu
1
18,824
A s perlu
= 0,590 Mpa
400
0,85.25
717,95 .10
2250 .735
=
0,85.f'
= 717,95 KNm
= 18,824
1-
2. m . R
(1-
1-
7 D 25
n
fy
2. 18,824 .
( 1-
Teoritis
0,590
= 0,001496 <
minimum
400
Penulangan :
> 3299 mm
d baru
) a
2
= 3430 . 400
3430 . 400
0,85.25.2250
( 721,786 -
= 78,214 mm
M n =A s .f y . (d-
(OK)
ds=
40 CM
.b
c E
2 D 12
7 D 25
0,85.f'
= 0,0035
2 D 12
Sengkang D 10
A s .f y
minimum
= 0,02
2 D 25
80 CM
a =
maks
Selanjutnya. dicoba memanfaatkan apa yang tercantum dalam SNI 03 - 2647 - 2002 pasal 12.5.3,
yang menyebutkan bahwa sebagai alternatif , atas komponen struktur yang besar dan masif , luas
tulangan yang diperlukan pada setiap penampang positif atau negatif , paling sedikit harus
sepertiga lebih besar dari yang diperlukan dalam analisis
4
A s perlu
= a lternatif
. b E . d = . 0,001496 . 2250 . 735 = 3299 mm
3
Dipasang : 7 D 25 = 7 . 490 = 3430 mm
<
= 43,75 mm > 25 mm ( OK )
= 28,70 mm
) = 970,6028,70
kNm > kuat perlu = 717,95 kNm ( 0K )
2
Ir.H.Kartono Hd
34
M n
b.d 2
fy
Rn =
m=
0,85.f'
394,88
0,8
493,80 .10
400.735
= 2,284 Mpa
400
0,85.25
=
c
1
m
= 493,80 KNm
= 18,824
2. m . R
perlu
perlu
1
18,824
A s perlu
1-
(1-
1-
( 1-
fy
2. 18,824 .
2,284
400
>
= 0,00606 <
= 0,02
maks
= 0,0035
minimum
> 1782 mm
( O K)
4 D 25
Teoritis
Penulangan :
1 mm
40 + 10 + .125 = 62,50
2
4 D 25
2 D 12
Sengkang
10
2 D 12
2 D 25
80 CM
40 CM
= 66,67 mm > 25 mm ( OK )
a =
M n =A s .f y . (d-
) a
2
A s .f y
0,85.f'
= 1960 .400
.b
c
( 737,50 -
1960 .400
0,85.25.400
= 92,24 mm
2250 mm
35
2250 mm
II
4 D 25
2 D 25
4 D 25
II
2 D 12
2 D 12
2 D 25
2 D 25
7 D 25
II
10 - 100 mm
1600 mm
II
10 - 150 mm
5000 mm
1600 mm
4 D 25
2 D 25
2 D 12
80 CM
10 - 100 mm
10
Sengkang
2 D 12
2 D 12
80 CM
Sengkang
10
2 D 12
2 D 25
7 D 25
40 CM
40 CM
Potongan I - I
Potongan II - II
Penulangan Balok
muka kolom
sengkang pertama
<
50 mm
Ir.H.Kartono Hd
36
h balok
b balok
180 mm
= 800 mm
= 400 mm
b e ffektif balo
800 mm
= 2250 mm
= 25 Mpa
= 400 Mpa
Menerima :
Moment akibat beban mati termasuk berat sendiri balok = 3600 kNm
Moment akibat beban hidup = 700 kNm
Tentukan penulangan balok tersebut
Jawab :
d = 800 - 65 = 735 mm
Menghitung besar moment ultimit :
M u = 1,2 M
+ 1,6 M
Untuk mengetahui balok tersebut, balok T palsu atau T asli , maka diambil besarnya a = h
Bila nanti besarnya M
n atas dasar a = h
ternyata
'c . a . b
>M
<M
n atas dasar a = hf
) = 0,85 . f
M n ( a = hf
n perlu
a
E ( d - ) =2 0,85 . 25 . 180 . 2250 ( 735 -
n perlu
) = 5551 kNm
< Mn
5440
0,80
Perlu
.(b
c .( b E
- b W ). h f . ( d - b w ) .h f
0,85.f'
0,85.f'
c .( b E
fy
- b w ) .h f
180
2
) = 4564 kNm
C f =T f
T f = A sf . f y .
A sf =
hf
) = 0,85.25. ( 2250 - 400 ) .180 ( 735 2
.( b E - b w ) .h f = A sf . f y
= 17690 mm
Ir.H.Kartono Hd
= 6800 kNm
M nw = M n perlu
Kuat perlu = M
nw
M nw
=
b E .d 2
Rn =
fy
m=
0,85.f'
perlu
perlu
A sw =
400
0,85.25
m inimum
= 1,284 Mpa
2250 .735
=
1
18,824
= 1561 KNm
6
1561 .10
1
m
1249
0,8
= 18,824
1-
2. m . R
( 1-
1-
fy
(1-
2. 18,824 .
)
1,284
= 0,00331 <
maks = 0,02
< minimum
= 0,0035
400
Ir.H.Kartono Hd
37