Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO 2
Lhokoq merah yah???
Seorang laki-laki berusia usia 30 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan bercak kemerahan yang terasa tebal pada punggung, paha, lengan,
wajah dan tangannya sejak 6 bulan yang lalu. Sekitar 1 bulan yang lalu
pasien juga mengeluhkan di kakinya terdapat luka yang tidak kunjung
sembuh. Riwayat penyakit dahulu pasien tidak mengetahui apakah dirinya
memiliki riwayat darah tinggi atau kencing manis sebelumnya. Pada
pemeriksaan fisik keadaan umum baik, pada vital sign juga dalam batas
normal. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritema
berksuama halus dengan batas tegas pada daerah punggung, paha, lengan,
wajah dan tangannya. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk menegakkan diagnosa pasien tersebut.
Kata Kunci : laki-laki 30 tahun, bercak kemerahan yang terasa tebal, sejak
6 bulan yang lalu, luka tak kunjung sembuh, makula eritema dengan batas
tegas.
Learning Objective :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk klinik penyakit kusta
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya infeksi
3. Mahasiswa mampu menemukan gejala-gejala khas dan gambaran
histopatologis
4. Mahasiswa mampu menyimpulkan data dan menetapkan diagnosis
banding
5. Mahasiswa mampu mengobati secara sistemik dan lokal
6. Mahasiswa mampu merujuk penderita
7. Mahasiswa mampu
penanggulannya
menjelaskan
tenyang
reaksi
lepra
dan
anestesi
parese/paralise
kulit kerinf, retak
kulit (skin smear) asal cuping telinga
Kadang-kadang bahan diperoleh dari
Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta bilamana terdapat satu dari tandatanda utama diatas. Pada dasarnya sebagian besar penderita dapat didiagnosis
dengan pemeriksaan klinis. Namun demikian pada penderita yang meragukan
dapat dilakukan pemeriksaan kerokan kulit, jika masih ragu orang tersebut
diangagap sebagai penderita yang dicurigai (suspek).
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk seseorang tersangka kusta antara lain:
Tunggu 3-6 bulan dan periksa kembali adanya mati rasa, jika lesi kulit
tersebut benar kusta maka dalam periode tersebut mati rasa harusnya
menjadi jelas dan kita dapat memulai MDT.
Pikirkan kemungkinan penyakit kulit lain (diagnosis banding)
Rujuk
Jika tidak ditemukan adanya mati rasa yang jelas maupun penebalan saraf namun
ada tanda-tanda mencurigakan seperti nodul, pembengkakan pada wajah atau
cuping telinga, atau infiltrasi pada kulit, perlu dilakukan pemeriksaan apusan kulit
(skin smear).
d. dyschromia nutrisional
lesi hipopigmentasi di daerah wajah yang disebabkan kurang
seimbangnya nutrisi dalam diet sehari-hari seringkali terlihat pada
anak-anak. Seringkali dihubungkan dengan parasit usus halus dan
gangguan saluran cerna. Fungsi sensasi kulit di daerah yang terkena
dan saraf-saraf perifer dilokasi tersebut normal.
2. DD lesi infiltrat yang meninggi
a. granuloma annulare
bentuk penyakit ini menyerupai lesi kusta tipe tuberculoid, terutama
mengenai anak dan dewasa muda. Ciri khasnya berupa pembentukan
papul atau nodul berbentuk annular (cincin). Lesinya indolen dan tidak
menimbulkan keluhan.
b. tinea circinata
ringworm atau tinea circinata sering ditemukan di negara-negara tropis
dan sangat menyerupai kusta tuberculoid. Lesinya gatal dan jamur
terlihat lewat pemeriksaan kerokan kulit. Pinggirnya yang meninggi
sering meradang dan mengandung vesikel atau krusta yang jarang
ditemukan pada lesi kusta. Fungsi sensasi dan keringat normal. Saraf
perifer regional juga tidak menebal.
c. psoriasis
infiltrat eritem berbatas tegas, terutama menyerupai kusta tipe
tuberkuloid jika sisiknya menghilang karena pengobatan. Pada
psoriasis, tidak ditemukan cardinal sign untuk kusta dan jika sisiknya
diangkat akan timbul titik-titik perdarahan. Lesi psoriasis umumnya
gatal, banyak, dan simetris.
3. DD untuk lesi berbentuk noduler
Penyakit Von Recklinghausen : Nodul-nodulnya biasanya
bertangkai. Lesinya mungkin menyerupai kusta lepromatous.
lunak
dan
KLASIFIKASI
A. Penentuan tipe penyakit kusta
Penentuan tipe penyakit kusta pada seorang penderita disebut klasifikasi
penyakit kusta.
1. dasar klasifikasi : penyakit kusta dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
hal yaitu
- manifestasi klinik, seperti jumlah lesi kulit, jumlah saraf yang terlibat, dsb
- hasil pemeriksaan bakteriologis, yaitu skin smear basil tahan asam (BTA)
positif atau negatif
- reaksi imunologis, yaitu lepromin test positif atau negatif
- gambaran Histopatologis, yaitu adanya subepidermal clear zone
2. tujuan klasifikasi : tujuan klasifikasi penyakit kusta sangat penting karena
- menentukan jenis dan lamanya pengobatan penyakit
n.
n.
n.
n.
n.
n.
n.
n.
facialis
auricularis magnus
radialis
ulnaris
medianus
cutaneus radialis
peroneus communis (poplitea lateralis)
tibialis posterior
PENGOBATAN
Obat-obat kusta
Walaupun telah dikenal berbagai jenis obat kusta (anti leprosy drugs), namun
pada saat ini yang digunakan sebagai obat utama (first line drugs) adalah
DDS/dapsone,
rifampisin,
lamprene/clofazimine,
prothionamide/ethionamide.
Berhubung dengan toksisitas yang tinggi terhadap hepar, prothionamide tidak
digunakan dalam program eliminasi kusta di indonesia.
Beberapa obat baru yang tergolong dalam quinolons (pefloxacine,
ofloxacine), macrolides (clarithromycin, azithromicyn) dan minocycline dilaporkan
cukup potensial terhadap M. Leprae dan masa pengobatannya lebih pendek
DDS
Reaksi alergi seperti dermatitis exfoliative, fixed drug eruptions
Hepatitis, neprhetis, anemia hemolitik, agranulocytosis, neuritis perifer
Clofazimine
Rangsangan dan obstruksi saluran pencernaan
Hiperpigmentasi kulit dan mukosa
Kulit dan mukosa kering sehingga keringat dan airmata berkurang.