Professional Documents
Culture Documents
geriatri
Hasanah
Indra Permana
Liana Puspitasari
Sabrina Hanum
Pembimbing : dr.Irwan, Sp.An
Definisi Geriatri
Perubahan fisiologis
Sistem kardiovaskular
Elastisitas pembuluh darah berkurang ->
Compliance arteri menurun dan menyebabkan
tekanan darah sistolik meningkat. Tekanan
darah diastolic tidak mengalami perubahan
bahkan bias menurun.
CO menurun
Tonus vagal meningkat
Sistem respirasi
Pada paru dan sistem pernafasan
elastisitas jaringan paru berkurang
kontraktilitas dinding dada menurun
Meningkatnya ketidakserasian antara
ventilasi dan perfusi, sehingga mengganggu
mekanisme ventilasi, dengan akibat
menurunnya kapasitas vital dan cadangan
paru, meningkatnya pernafasan diafragma,
jalan nafas menyempit dan terjadilah
hipoksemia
Sistem renalis
GFR dan creatinin clearance
menurun 1% mulai umur 40
tahun
Serum kreatinin tidak
berubah karena massa otot
juga ikut berkurang
Homeostasis terhadap
cairan menurun
Sistem muskuloskeletal
Massa otot berkurang.
Pada tingkat mikroskopik,
neuromuskuler junction
menebal.
Sendi yang mengalami
arthritis dapat
mengganggu posisi
(misalnya, litotomi) atau
anestesi regional
(misalnya, blok
subarakhnoid).
Farmakologi Klinis
Metabolisme obat
Gangguan hepar dan klirens ginjal dapat
terjadi sesuai dengan penambahan usia.
Tergantung pada jalur degradasi, penurunan
reversi hepar dan ginjal dapat
mempengaruhi profil farmakokinetik obat.
Farmakodinamik
Respons klinis terhadap obat anestesi pada
pasien usia lanjut mungkin disebabkan
karena adanya gangguan sensitivitas pada
target organ (farmakodinamik). Bentuk
sediaan obat yang diberikan dan
gangguan jumlah reseptor atau sensitivitas
menentukan pengaruh gangguan
farmakodinamik efek anestesi pada pasien
usia lanjut.
Farmakologi Klinis Obat-Obat Anastesi
Anestesi Inhalasi
Konsentrasi alveolar minimum (minimum
alveolar concentration = MAC) mengalami
penurunan kurang lebih 4% perdekade
pada mayoritas anestesi inhalasi.
Mekanisme kerja anestesi inhalasi
berhubungan dengan gangguan pada
aktivitas kanal ion neuronal terhadap
nikotinik, asetilkolin, GABA dan reseptor
glutamat.
Adanya gangguan karena penuaan pada
kanal ion, aktivitas sinaptik, atau
sensitivitas reseptor ikut bertanggung jawab
Opiat
Usia merupakan prediktor penting perlu
tidaknya penggunaan morfin post operatif,
pasien berusia lanjut hanya memerlukan
sedikit obat untuk menghilangkan rasa
nyeri. Morfin dan metabolitnya morphine-6glucuronide mempunyai sifat analgetik.
Klirens morfin akan menurun pada pasien
berusia lanjut.
Pelumpuh Otot
Umumnya, usia tidak mempengaruhi
farmakodinamik pelumpuh otot. Durasi kerja
mungkin akan memanjang, bila obat tersebut
tergantung pada metabolisme ginjal atau
hati.
Diperkirakan terjadi penurunan pancuronium
pada pasien berusia lanjut, karena
ketergantungan pancuronium terhadap
eksresi ginjal.
Evaluasi Preoperatif
Manajemen Intraoperatif
Manajemen Intraoperatif
Induksi Anestesi:
Pada pasien usia lanjut, preoksigenasi agresif
yang setara untuk anestesi inhalasi menurun
secara linear dengan pertambahan usia, oleh
karena itu dosis obat yang mempengaruhi SSP
perlu dikurangi untuk mengantisipasi efek
sinergi obat.
Penggunaan bersama propofol, midazolam,
opioid dapat meningkatkan kedalaman
anestesi.
Hipotensi adalah kejadian yang umum
didapatkan sehingga dosis obat-obatan ini
Hipotermia
Pembedahan umumnya dapat
menyebabkan hipotermia karena
faktor lingkungan dan tindakan
anestesi yang menginduksi inhibisi
mekanisme termoregulator
normal.
Pasien usia lanjut lebih beresiko
untuk mengalami hipotermia
karena anestesi yang mengubah
mekanisme termoregulator dan
tingkat metabolisme basal yang
rendah.
Manajemen cairan
Pasien usia lanjut juga rentan terhadap
dehidrasi karena penyakit, penggunaan
diuretik, puasa pra operasi dan penurunan
respon haus.
Asupan cairan oral hingga 2 - 3 jam sebelum
operasi, dan terapi pemeliharaan cairan yang
cukup serta menghindari terapi diuretik
sebelum operasi dapat menghindarkan
kejadian hipotensi mendadak segera setelah
induksi anestesia.