You are on page 1of 33

Penanganan anastesi pada pasien

geriatri
Hasanah
Indra Permana
Liana Puspitasari
Sabrina Hanum
Pembimbing : dr.Irwan, Sp.An

Definisi Geriatri

Geriatri (lanjut Usia) adalah ilmu yang


mempelajari tentang aspek-aspek klinis dan
penyakit yang berakitan dengan orang tua.

Dikatakan pasien geriatri apabila


:Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan
dengan makin meningkatnya usia

Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit


degeneratif.
Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan
krisis bila : Ketergantungan pada orang lain
Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan
kemasyarakatan karena berbagai sebab
Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan (homeostasis) yang progresif

Batasan lanjut usia menurut WHO


Middle age (45-59 th)
Elderly (60-70 th)
Old/lansia (75-90 th)
Very Old/sangat tua (>90 th)

Fungsi organ berdasarkan umur

Perubahan fisiologis
Sistem kardiovaskular
Elastisitas pembuluh darah berkurang ->
Compliance arteri menurun dan menyebabkan
tekanan darah sistolik meningkat. Tekanan
darah diastolic tidak mengalami perubahan
bahkan bias menurun.
CO menurun
Tonus vagal meningkat

Sistem respirasi
Pada paru dan sistem pernafasan
elastisitas jaringan paru berkurang
kontraktilitas dinding dada menurun
Meningkatnya ketidakserasian antara
ventilasi dan perfusi, sehingga mengganggu
mekanisme ventilasi, dengan akibat
menurunnya kapasitas vital dan cadangan
paru, meningkatnya pernafasan diafragma,
jalan nafas menyempit dan terjadilah
hipoksemia

Sistem metabolic dan endokrin


Konsumsi oksigen basal dan maksimal
menurun
Produksi panas menurun, kehilangan panas
meningkat, dan pusat pengatur temperature
hipotalamik mungkin kembali ketingkat yang
lebih rendah.
Peningkatan resistensi insulin menyebabkan
penurunan progresif terhadap kemampuan
menangani asupan glukosa

Sistem renalis
GFR dan creatinin clearance
menurun 1% mulai umur 40
tahun
Serum kreatinin tidak
berubah karena massa otot
juga ikut berkurang
Homeostasis terhadap
cairan menurun

Sistem hepatobilier dan gastrointestinal


Berkurangnya massa hati berhubungan
dengan penurunan aliran darah hepatik,
menyebabkan fungsi hepatic juga menurun
sebanding dengan penurunan massa hati.

Biotransformasi dan produksi albumin menurun.


Kadar kolinesterase plasma berkurang.
Ph lambung cenderung meningkat, sementara
pengosongan lambung memanjang.

Sistem saraf pusat


Aliran darah serebral dan massa otak
menurun sebanding dengan kehilangan
jaringan saraf.
Autoregulasi aliran darah serebral tetap
terjaga.
Degenerasi sel saraf perifer menyebabkan
kecepatan konduksi memanjang dan atrofi
otot skelet.
Penuaan dihubungkan dengan
peningkatan ambang rangsang hampir
semua rangsang sensoris misalnya, raba,
sensasi suhu, proprioseptif, pendengaran
dan penglihatan.

Sistem muskuloskeletal
Massa otot berkurang.
Pada tingkat mikroskopik,
neuromuskuler junction
menebal.
Sendi yang mengalami
arthritis dapat
mengganggu posisi
(misalnya, litotomi) atau
anestesi regional
(misalnya, blok
subarakhnoid).

Farmakologi Klinis

Faktor-faktor yang mempengaruhi respons


farmakologi pasien berusia lanjut meliputi :
Ikatan protein plasma
Protein pengikat plasma yang utama untuk
obat-obat yang bersifat asam adalah
albumin dan untuk obat-obat dasar adalah
1-acid glikoprotein. Kadar sirkulasi
albumin akan menurun sejalan dengan
usia, sedangkan kadar 1-acid glikoprotein
meningkat.

Perubahan komposisi tubuh


Perubahan komposisi tubuh terlihat dengan
adanya penurunan massa tubuh, peningkatan
lemak tubuh, dan penurunan air tubuh total.
Penurunan air tubuh total dapat menyebabkan
mengecilnya kompartemen pusat dan
peningkatan konsentrasi serum setelah
pemberian obat secara bolus.

Metabolisme obat
Gangguan hepar dan klirens ginjal dapat
terjadi sesuai dengan penambahan usia.
Tergantung pada jalur degradasi, penurunan
reversi hepar dan ginjal dapat
mempengaruhi profil farmakokinetik obat.

Farmakodinamik
Respons klinis terhadap obat anestesi pada
pasien usia lanjut mungkin disebabkan
karena adanya gangguan sensitivitas pada
target organ (farmakodinamik). Bentuk
sediaan obat yang diberikan dan
gangguan jumlah reseptor atau sensitivitas
menentukan pengaruh gangguan
farmakodinamik efek anestesi pada pasien
usia lanjut.


Farmakologi Klinis Obat-Obat Anastesi

Anestesi Inhalasi
Konsentrasi alveolar minimum (minimum
alveolar concentration = MAC) mengalami
penurunan kurang lebih 4% perdekade
pada mayoritas anestesi inhalasi.
Mekanisme kerja anestesi inhalasi
berhubungan dengan gangguan pada
aktivitas kanal ion neuronal terhadap
nikotinik, asetilkolin, GABA dan reseptor
glutamat.
Adanya gangguan karena penuaan pada
kanal ion, aktivitas sinaptik, atau
sensitivitas reseptor ikut bertanggung jawab

Anastesi Intravena dan Benzodiazepine


Tidak ada perubahan sensitivitas otak
terhadap tiopental yang berhubungan
dengan usia. Namun, dosis tiopental yang
diperlukan untuk mencapai anestesia
menurun sejalan dengan pertambahan usia.

Opiat
Usia merupakan prediktor penting perlu
tidaknya penggunaan morfin post operatif,
pasien berusia lanjut hanya memerlukan
sedikit obat untuk menghilangkan rasa
nyeri. Morfin dan metabolitnya morphine-6glucuronide mempunyai sifat analgetik.
Klirens morfin akan menurun pada pasien
berusia lanjut.

Pelumpuh Otot
Umumnya, usia tidak mempengaruhi
farmakodinamik pelumpuh otot. Durasi kerja
mungkin akan memanjang, bila obat tersebut
tergantung pada metabolisme ginjal atau
hati.
Diperkirakan terjadi penurunan pancuronium
pada pasien berusia lanjut, karena
ketergantungan pancuronium terhadap
eksresi ginjal.

Anastesi neuraksial dan blok saraf perifer


Persentase obat anestesia tidak berdampak
terhadap durasi blokade motorik dengan
pemberian anestesi bupivacaine.
Waktu onset akan menurun, penyebaran
anestesi akan lebih baik dengan pemberian
cairan bupivacaine hiperbarik.
Dampak usia terhadap durasi anestesia
epidural tidak terlihat pada pemberian
bupivacaine 0,5%.

Evaluasi Preoperatif

Terdapat dua prinsip yang harus diingat


pada saat melakukan evaluasi pre-operatif
pasien geriatri :
Pasien harus selalu dianggap mempunyai
risiko tinggi menderita penyakit yang
berhubungan dengan penuaan.
Harus dilakukan pemeriksaan derajat
fungsional sistem organ yang spesifik dan
pasien secara keseluruhan sebelum
pembedahan.

Pemeriksaan Persiapan Operasi


Informed Consent
Riwayat Penyakit dan Status Gizi
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang Pra operasi

Pemeriksaan Penunjang Pra-operasi

Hitung darah lengkap: Hb, jumlah limfosit


Urem, kreatinin dan elektrolit akan memberikan
informasi tentang fungsi ginjal karena akan
mengalami perubahan secara bertahap dengan
pertambahan usia.
Gula darah dan kolesterol harus diperiksa karena
tingginya insiden diabetes mellitus dan ateroskleorsis.
Kadar albumin dan fungsi pembekuan darah.
Pemeriksaa elektrokardiogram (EKG) harus dilakukan
pada semua pasien yang berusia > 60 tahun.
Rontgen dada dan tes fungsi paru pada pasien
dengan penyakit paru obstruktif kronis.
Pemeriksaan jantung.

Pemeriksaan tambahan pada pasien geriatri


adalah:
Activity Daily Living (ADL) scoring, dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan derajat
kemandirian seorang usila.
Pemeriksaan mental pasien : tingkat
kejernihan pikiran pasien, apakah sudah
menderita demensia ataupun pra- demensia.

Manajemen Intraoperatif

Manajemen intraoperatif diarahkan untuk


membatasi stres akibat pembedahan dan
menghindari kejadian yang lebih
memperburuk cadangan fisiologis pasien.
Tidak ada teknik universal khusus yang
disetujui untuk pasien usia lanjut.

Manajemen Intraoperatif
Induksi Anestesi:
Pada pasien usia lanjut, preoksigenasi agresif
yang setara untuk anestesi inhalasi menurun
secara linear dengan pertambahan usia, oleh
karena itu dosis obat yang mempengaruhi SSP
perlu dikurangi untuk mengantisipasi efek
sinergi obat.
Penggunaan bersama propofol, midazolam,
opioid dapat meningkatkan kedalaman
anestesi.
Hipotensi adalah kejadian yang umum
didapatkan sehingga dosis obat-obatan ini

Anestesi umum atau regional


Anestesi regional mungkin memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan anestesi umum :
jarang menimbulkan tromboemboli, gangguan
kesadaran dan pernafasan pasca-bedah.
Hipotensi lebih sering ditemukan pada pasien
usia lanjut yang menjalani anestesi
spinal/epidural karena terjadi gangguan fungsi
otonom dan penurunan penyesuaian arteri.

Hipotermia
Pembedahan umumnya dapat
menyebabkan hipotermia karena
faktor lingkungan dan tindakan
anestesi yang menginduksi inhibisi
mekanisme termoregulator
normal.
Pasien usia lanjut lebih beresiko
untuk mengalami hipotermia
karena anestesi yang mengubah
mekanisme termoregulator dan
tingkat metabolisme basal yang
rendah.

Manajemen cairan
Pasien usia lanjut juga rentan terhadap
dehidrasi karena penyakit, penggunaan
diuretik, puasa pra operasi dan penurunan
respon haus.
Asupan cairan oral hingga 2 - 3 jam sebelum
operasi, dan terapi pemeliharaan cairan yang
cukup serta menghindari terapi diuretik
sebelum operasi dapat menghindarkan
kejadian hipotensi mendadak segera setelah
induksi anestesia.

Pertimbangan Post operatif

Masalah-masalah Umum pada Unit


Perawatan Post Anastesi
Pada pasien bedah umum berusia 65 tahun
ke atas, insidens morbiditas post operatif
adalah 17% atelektasis, 12% bronkitis akut,
10% pneumonia, 6% gagal jantung atau
infark miokard (atau keduanya), 7% delirium,
dan 1% tanda- tanda neurologis fokal baru.

Penanganan Nyeri Akut Post Operatif


Penelitian klinis dan eksperimen
mendukung adanya penurunan persepsi
sakit sejalan dengan bertambahnya usia.
Disfungsi Kognitif Post operatif
Risiko-risiko terjadinya penurunan kognitif
postoperatif adalah usia, tingkat pendidikan
yang rendah, gangguan kognitif preoperatif,
depresi, dan prosedur pembedahan

You might also like