You are on page 1of 28

FARMAKOTERAPI TERAPAN

OBAT SECOND LINE DAN OBAT


BARU TBC

KELOMPOK 2
NOFITA CHAIRNI 2014001257

NOVITA SARI 2014001258


POPY RACHMAWATI 2014001262
PRISCILLIA ANIS 2014001263
PRAMITA PURBANDARI2014001333
SHINTA WIRASARI2014001341
SUSI SUSILAWATI 2014001343
TAUFIQ NUR HENDARTO 2014001345

Para Amino Salisilat


Merupakan obat yang bersifat bakteriostatik yang
sering dikombinasi dengan anti tuberkulosis lain
Farmakokinetik:
A : mudah diserap di sal cerna
D : mencapai kadar tinggi dalam cairan tubuh,
kecuali cairan otak
M : dimetabolisme dihati t1/2 1 jam
E : 80% melalui ginjal, 50% dalam bentuk
terasetilasi.
Farmakodinamik/ Mekanisme kerja :
- Menghambat sintesis asam folat
- Menghambat sintesa komponen dinding sel
terutama penyerapan zat besi oleh
mycobacterium tuberkulosis

Indikasi
Kontra
indikasi

Untuk TB paru
Wanita hamil, menyusui
Gangguan fungsi ginjal

Efek
samping

Mual dan gangguan


saluran cerna, reaksi
hipersensitivitas

penata
laksanaan

Obat dikonsumsi pada malam


hari, jika terjadi
hiprsensitivitas penggunaan
dihentikan.

Sikloserin
Sikloserin merpkan antibiotik yg dihasilkan oleh
Streptomyces orchidaceus, dan sekarang
dapat dibuat secara sintetik.
Farmakokinetik:
A : Setelah pemberian oral absorpsinya baik: kadar puncak dalam
darah dicapai 4-8 jam setelah pemberian obat.
D : ke seluruh cairan dan jaringan tubuh baik sekali. Sawar darah
otak dapat dilintasi dengan baik.
M : dimetabolisme dihati t1/2 1 jam
E : Ekskresi maksimal tercapai dalam 2-6 jam setelah pemberian
obat dan 50% diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh selama 12
jam pertama.
Farmakodinamik/ Mekanisme kerja :
-menghambat pertumbuhan M. tuberculosi
menghambat sintesis dinding sel

dengan

cara

Indikasi

dalam kombinasi dengan obat-obat lain,


tuberkulosis yang resisten terhadap obatobat pilihan pertama

Kontra
indikasi

gangguan fungsi ginjal berat, epilepsi,


depresi, ansietas berat, keadaan psikotik,
ketergantungan alkohol; porfiria

Efek
samping
penata
laksanaan

terutama neurologis, termasuk sakit


kepala, pusing, vertigo, mengantuk,
tremor, kejang, psikosis, depresi; ruam;
anemia megaloblastik; perubahan pada
uji fungsi hati
dosis awal 250 mg setiap 12 jam selama 2
minggu, naikkan sesuai dengan kadar darah
dan respons sampai maksimal 500 mg setiap
12 jam; ANAK: dosis awal 10 mg/kg bb/hari
disesuaikan menurut kadar darah dan respons

KANAMISIN
Kanamisin telah lama digunakan sebagai anti
tuberkulosis lini-kedua untuk bakteri yang sudah
resisten terhadap streptomisin.
Kanamisin termasuk antibiotik golongan
aminoglikosida yang bersifat basa.
Farmakokinetik:
A: diberikan IM, diserap dengan cepat dan
sempurna
D: didistribusikan di berbagai organ, kadar naik
sampai 4% dlm plasma
M: dapat diabaikan
E : diekskresikan terutama melalui ginjal, sekitar
50% dalamMekanisme
urin dalamkerja
24 jam.
:
- Menghambat sintesis protein
- Bekerja dengan mengikat sub unit ribosom 30S
bakteri

Indikasi
Kontra
indikasi
Interaksi
obat

Efek
samping
penata
laksanaan

infeksi sal napas


TB
Meningitis

Wanita hamil, menyusui


Gangguan fungsi ginjal
Obat-obat neurostatik ototoksik
atau nefrotoksik
alergi
Reaksi iritasi dan toksik
(nefrotoksik)
Telinga :Ototoksisitas (auditor),
Ototoksis (vestibular)
Jika terjadi gangguan pendengaran,
hentikan penggunaan obat.

AMIKASIN
Adalah semisintetik kanamisin dan
termasuk antibiotik golongan
aminoglikosida

pH 1% lart dalam air 9.5-11.5


Farmakokinetik
A: diperlambat pada pemberian secara I.M.
pada pasien yang berbaring karena sakit
atau sudah tua.
D : Melalui cairan ekstraseluler; berpenetrasi
pada blood-brain barrier jika ada inflamasi
meningitis.
M : dapat diabaikan
Mekanisme kerja :
E : urin (94%-96%)
- Menghambat sintesis protein bakteri yang
peka dengan cara berikatan dengan sub unit
ribosom 30S.

Indikasi

infeksi sal napas


Bakterimia&septikemia
meningitis

Kontra
indikasi

hipersensitif terhadap amikasin


atau aminoglikosida lain

Efek
samping

alergi
Reaksi iritasi dan toksik (ototoksik &
nefrotoksik)
Telinga :Ototoksisitas (auditor),

penata
laksanaa
n

Jika terjadi gangguan pendengaran,


hentikan penggunaan obat.

Interaksi
obat

Amikasin dapat
meningkatkan atau
memperpanjang efek dari
agen bloker neuromuskular.
Penggunaan bersama
amfoterisin (atau obat
nefrotoksik lain) dapat
meningkatkan risiko
nefrotoksisitas dari amikasin.
Resiko ototoksisitas amikasin
dapat meningkat dengan
obat ototoksik lain

KAPREOMISIN
Kapreomisin merupakan suatu antibiotik peptida penghambat sintesis
protein yang dihasilkan dari Streptomyces capreolus.

Farmakokinetik
A:
D:
M:
E : urin

Mekanisme kerja :
-bekerja sebagai inhibitor dalam sintesis protein dalam bakteri

Indikasi

Digunakan pada infeksi tuberculosis

Kontra
indikasi

Bagi penderita dengan gangguan fungsi


ginjal dan penderita yang hipersensivitas
terhadap obat ini.

Efek
samping

nefrotoksisitas, gangguan pendengaran,


eosinophilia, leukopenia.

penata
laksanaa
n

pemberian dosis capreomycin sama seperti


streptomycin. Toksisitas dapat dikurangi jika
diberikan dengan dosis 1 g dua atau tiga kali
dalam seminggu setelah respon awal dapat diraih
dengan pemberian jadwal dosis harian.

Ciprofloxacin
Ciprofloksasin merupakan anti infeksi sintetik golongan kinolon yang
menghambat DNA-girase.
Efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibiotika lain misalnya
aminoglikosida, penisilin, sefalosporin dan tetrasiklin.
Farmakokinetik
A : Siprofloksasin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna,
biovailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40% terikat pada
protein plasma
D : ke berbagai jaringan serta cairan tubuh.
M : di hati
E : dieksresi terutama melalui urin.
Mekanisme kerja :
Mekanisme kerjanya adalah menghambat aktivitas DNA gyrasi bakteri,
bersifat bakterisidal dengan spektrum luas terhadap bakteri gram positif
maupun negatif.

Indika
si

Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman


patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
- Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.

Kontr
a
indika
si

Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan


derivat quinolon lainnya
Tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak
pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu
yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut

Efek
samping

penata
laksanaan

Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare,


dan sakit perut
Gangguan susunan saraf pusat: sakit kepala,
pusing, gelisah, insomnia, dan euforia
Reaksi hipersensitivitas: Pruritus dan urtikaria

Hati-hati pemberian pada penderita dengan


gangguan fungsi ginjal
Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang
dianjurkan
Selama minum obat ini tidak dianjurkan
mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin.

Ofloxacin
Ofloxacin adalah suatu bakterisidal golongan quinolone yang
aktif melawan sebagian besar bakteri gram-positif dan gramnegatif aerob.
Farmakokinetik
A : Ofloxacin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui
saluran cerna
D : didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan tubuh.
M : Metabolismenya dihati
E : diekskresi terutama melalui urin
Mekanisme kerja :
menghambat DNA girase bakteri, yaitu dengan menghambat replikasi dan
transkipsi DNA, perbaikan, rekombinasi, dan transkipsi, sehingga
menyebabkan kematian sel bakteri.

Indikasi

Infeksi saluran kemih ringan sampai sedang dan


prostatitis. Infeksi saluran pernapasan bagian
bawah. Infeksi kulit dan jaringan lunak yang
disebabkan oleh bakteri aerobic gram negative
dan gram positif.

Kontra
indikasi

Ofloxacin jangan diberikan pada pasien dengan


riwayat hipersensitivitas terhadap ofloxacin atau
zat antibakteri dari golongan kuinolon.

Efek
samping

urtikaria, Steven Johnson sindrom, Mual,


muntah, diare, insomnia, sakit kepala,
pusing, nafsu makan menurun, kemerahan
kulit,
gangguan
gastrointestinal
dan
konstipasi.

penata
laksanaan

Hentikan penggunaan obat sampai efek samping


membaik atau diganti dengan obat lain.

Sparfloxacin
Sparfloxacin adalah suatu antibiotika golongan quinolon

Farmakokinetik
A:
D:
M:
E:

Mekanisme kerja :

Indikasi

pneumonia akut berasal dari komunitas (CAP/Communityacquired pneumonia) yang diduga disebabkan oleh bakteri
pneumokokus dan non-pneumokokus; eksaserbasi dari
penyakit obstruksi paru menahun (COPD); sinusitis purulen
akut; infeksi yang sudah resisten terhadap penisilin atau
antibiotik beta-laktam lain.

Kontra
indikasi

hipersensitif terhadap sparfloksasin atau golongan


kuinolon lainnya, kehamilan dan menyusui; anakanak hingga akhir masa pertumbuhan

Efek
samping

fototoksisitas termasuk manifestasi terbakar sinar matahari,


eritema, dan lesi lepuh, (gejala fototoksik masih timbul
setelah pengobatan dihentikan beberapa minggu);
kemerahan, pruritus, bengkak, lepuh, gejala StevenJohnson Syndrome, nyeri otot dan sendimual, muntah,
diare, nyeri perut

penata
laksanaan

reaksi fototoksisitaspenderita dengan riwayat hipokalemia


(periksa kadar kalium sebelum pengobatan dengan
sparfloksasin)pasien yang diduga menderita tuberkulosis
(perhatikan aktivitas potensial sparfloksasin terhadap
mikobakteria)hindari pemaparan terhadap sinar matahari, sinar
terang dan sinar ultraviolet selama masa pengobatan ditambah
lima hari setelah pengobatan selesai

Eritromisin
Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid
Farmakokinetik
A : Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya
menurun karena obat di rusak oleh asam lambung.
D : Eritromisin berdifusi dengan baik ke berbagai jaringan tubuh kecuali
otak dan cairan serebrospinal.
M : Obat ini dimetabolisme terutama melalui hati dengan enzim CYP3A4
dan CYP1A2.
E : Hanya 2-5% eritromisin yang dieksresi dalam bentuk aktif melalui urin.
Eritromisin mengalami pemekatan dalam jaringan hati.
Mekanisme kerja :
-menghambat sintesis protein bakteri dengan jalan berikatan secara
reversible dengan ribosom subunit 50S.

Indikasi

sebagai alternatif untuk pasien yang alergi


penisilin untuk pengobatan enteritis
kampilobakter, pnemonia, penyakit Legionaire,
sifilis, uretritis, non gonokokus, prostatitis kronik,
akne vulgaris, dan profilaksis difetri dan pertusis

Kontra
indikasi

penyakit hati (garam estolat)

Efek
samping

mual, muntah, nyeri perut, diare, urtikaria, ruam


dan reaksi alergi lainnya, gangguan pendengaran,
yang reversibel pernah dilaporkan setelah
pemberian dosis besar, ikterus kolestatik dan
gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada)

penata
laksanaan

Sebaiknya digunakan setelah makan untuk


menangani mual, muntah. Pantau
penggunaan obat pada penderita penyakit
jantung

Amoksisilin-asam klavulanat
merupakan antibiotik golongan beta laktam

Farmakokinetik
A:
D:
M:
E:

Mekanisme kerja :
Asam klavulanat mengikat dan menghambat beta-lactamase yag dapat merusak
amoxicillin' Amoxicillin menghambat sintesa dinding sel bakteri sehingga pada
akhirnya akan menghambat tahap akhir transpeptidasi dari sintesis peptidoglikan
pada dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesa dinding sel bakteri.

Indikasi

infeksi saluran kemih, otitis media,


infeksi pada mulut (lihat keterangan
bronkitis, uncomplicated communitypneumonia, infeksi Haemophillus
salmonellosis invasif; listerial meningitis.

Kontra
indikasi
Efek
samping

penata
laksanaan

sinusitis,
di atas),
acquired
influenza,

hipersensitifitas pada penisilin, riwayat


jaundice karena co amoksiklav atau
jaundice karena penisilin atau disfungsi hati.
mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan),
sindrom Steven-Johnson, nekrolisis epidermal toksik,
dermatitis exfoliatif, vaskulitis; memperpanjang waktu
perdarahan, pusing, sakit kepala, konvulsi (terutama
pada dosis tinggi atau pada gangguan ginjal)
Pemakaian dosis tinggi atau jangka lama dapat
menimbulkan superinfeksi terutama pada saluran
pencernaan. Lama terapi sebaiknya tepat sesuai
dengan indikasi dan tidak boleh melebihi dari 14
hari.

Rifamicin
merupakan derifat dari rifampicin antibiotik golongan
Farmakokinetik
A : diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan
penundaan absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar
puncak
D : sangat lipofilik , dapat menembus sawar darah otak (boodbrain barrier) dengan baik
M : Hepatik; melalui resirkulasi enterohepatik
E : Feses (60% - 65%) dan urin (~ 30%)
Mekanisme kerja :
menghambat sintesis RNA bakteri dengan mengikat subunit beta dari
DNA-dependent RNA polymerase, menghambat transkripsi RNA

Indikasi

pengelolaan TB aktif dalam kombinasi dengan


agen lain, eliminasi meningokokus dari nasofaring
di pembawa asimtomatik

Kontra
indikasi

Hipersensitivitas
terhadap
rifamycin
atau
komponen lain yang terdapat dalam sediaan;
penggunaan
bersama
amprenavir,
saquinafir/rotonavir
(kemungkinan
dengan
protease inhibitor),

Efek
samping
penata
laksana
an

Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah,


diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan
antibiotika); sakit kepala, drowsiness, edema, ataxia,
perubahan tingkah laku, konsentrasi lemah, pusing, lelah,
batuk, demam, pruritus, myalgia

insidensi efek samping dari obat ini termasuk rendah dan jarang
sampai perlu menghentikan terapi, sehingga apabila efek samping
tersebut masih dapat diatasi tanpa pemberian obat maka diinfokan
kepada pasien bahwa obat ini menimbulkan efek samping serta
diinfokan juga cara penggunaan obatnya apabila terdapat efek samping
yang gawat dari penggunaan obat ini maka dapat di cover dengan
pemberian obat.

Levamizol
Farmakokinetik
A : diabsorbsi dengan cepat dan lengkap di saluran cerna
dengan kadar puncak 1-2 jam setelah pemberian
D : didistribusi luas ke berbagai jaringan
M : dimetabolisme oleh hati
E : diekresi di urin sebagai metabolit( 70% dosis dieksresi di
urin selama 3 hari, 5% sebagai obat yang tidak berubah)
dan sedikit difeses.

Mekanisme kerja :

Indikasi

Bekerja dengan cara meningkatkan fungsi imun


pada limfosit B, limfosit T, sel monosit dan
makrofag.

Kontra
indikasi

Penggunaan levamisol harus dihindari pada


pasien arthritis rematik, pasien gangguan darah
dan pasien yang menggunakan fluorourasil.

Efek samping

penata
laksanaan

Mual, muntah, diare, sakit kepala, reaksi hipersensitif,


arthralgia, sakit otot, ruam kulit, insomnia, gangguan
hematologi seperti agranulositosis, leukopenia,
trombositopenia, gangguan saluran pencernaan
termasuk rasa tidak enak di mulut

You might also like