You are on page 1of 5

Ayatullah Abul Fadhal Al Burqa’ei

Ulama Besar Syi’ah Yang Kembali Ke Pangkuan Islam

Nama dan Kunyah beliau

Beliau adalah Abul Fadhal bin Al Hasan bin Hujjatul Islam As Sayyid Ahmad bin Rezad Din bin As
Sayyid Yahya bin Mirza Miran bin Yahya bin Mir Muhsin bin Mir Rezad Din bin As Sayyid Muhammad bin
Mir Fakhrud Din bin Mir Husain bin Badshah bin Mir Abul Qasim bin Mirah bin Abul Fadhal bin Bindar
bin Isa bin Abu Ja’far Muhammad bin Abul Qasim bin Ali bin Ali Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
bin As Sayyid Ahmad bin Musa Al Mubarqi’I bin Al Imam Muhammad At Taqi bin Al Imam Ali Ar Ridha
bin Al Imam Musa Al Kadhim bin Al Imam Ja’far As Sadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam
Ali Zainul Abidin bin Al Imam Husein bin Al Imam Ali bin Abi Thalib.

Beliau biasa dipanggil Al Burqa’ei berkaitan dengan salah seorang leluhurnya As Sayyid Musa Al
Mubarqa’a

Diantara guru – guru beliau

Ayatullah Al Udzma Abul Fadhl Al Burqa’ei belajar kepada beberapa ulama Iran, diantaranya:

1. Asy Syaikh Abdul Karim Al Ha’eri Al Yazdi


2. Ayatullah Hujjat Koh Kamrah
3. Ayatullah As Sayyid Abul Hasan Al Esfahani
4. Mirza Muhammad As Samara’ei
5. Al Haj Asy Syaikh Abdun Nabi Al ‘Araki
6. Al Qasim Al Kabir Al Qumi
7. Ayatullah Shah A’abadi, dan banyak lagi ulama lainnya.

Fenomena Ayatullah Abul Fadhl Al Barqa’ei

Ayatullah Abul Fadhl Al Burqa’ei merupakan bagian dari sebuah fenomena dikalangan Ulama
Syi’ah untuk kembali kepada pangkuan Islam dan meninggalkan kesalahan bahkan berusaha untuk
memperbaiki kesalahan yang ditebarkan oleh mahzab Syi’ah. Ayatullah Abul Fadhl Al Barqa’ei menulis di
dalam bukunya “Penghancuran Berhala” (Kasrul Sanam), bahwa dirinya dipengaruhi oleh seorang Ulama
besar Syi’ah Mustafa Tabataba’i. Mustafa Tabataba’I merupakan lulusan Hauzah di Qom dan
mendapatkan predikat sebagai Mujtahid, namun beliau kemudian meninggalkan mahzab Syi’ah dan
kembali ke pangkuan Islam. Selain Ayatullah Abul Fadhl Al Barqa’ei dan Mustafa Tabataba’I masih
banyak lagi ulama Syi’ah yang kembali ke pangkuan Islam, diantaranya adalah,

1. Dr. Ali Mudzafarian, Sebelumnya merupakan seorang dokter dan kemudian meninggalkan Syi’ah
dan saat ini menjadi Imam di sebuah Masjid milik Ahlus Sunnah di Shiraz.
2. Musa Al Musavi, salah seorang mantan Ulama Syi’ah yang kemudian banyak menulis kesalahan
mahzab Syi’ah seperti As Shia wat Tashiih, Ya Shiat Al Alam, Estayqathu, Ath Thawrah Al Ba’isah,
dan banyak buku lainnya
3. Ahmad Kasravi, salah satu penulis dan Ulama Syi’ah terkenal. Beliau meninggalkan Syi’ah dan
kemudian di bunuh oleh salah satu Syi’ah fanatic. Beliau menulis sebuah buku berjudul At
Tasyayu’ Was Syiah
4. Ahmad Al Khatib. Seorang penulis yang banyak menulis tentang penolakan klaim kedatangan
Imam Zaman.

Ulama Syi’ah lainnya yang meninggalkan Syi’ah dan kembali ke pangkuan Islam diantaranya
adalah,

1. Ayatullah Sayyid Ali Asghar Binabi Tabrizi


2. ‘Alaamah Sayyid Isma’il Alu Ishaq Khoeni Zanjani
3. Ustadz Haidar Ali Qalamdaran Qomi
4. Ayatullah Syari’ati Sangalji Tehrani
5. Dr. Yusuf Syi’ar Tabrizi
6. Muhammad Husain Barazandeh Mashadi
7. Hujatul Islam Dr. Murtadha Radamhar Tehrani
8. Ali Ridha Muhammadi Tehrani
9. Ustadz Ali Muhammad Qadhibi Bahraini
10. Ayatullah Al Udzma Muhammad bin Muhammad Mahdi Khalishi ‘Araqi
11. Ayatullah Asadullah Kharqani
12. Dr. Shadiq Taqvi
13. Ustadz Dansyegah Tehrani

Penderitaan Ayatullah Abul Fadhl Al Burqa’ei

Pada masa kekuasaan Shah atas anjuran dari Ayatullah Syari’atmadari yang pada saat itu
merupakan pemimpin tertinggi Syi’ah si Iran, Ayatullah Al Burqa’ei dipenjarakan, disiksa dan kemudian
diasingkan. Ayatullah Syari’atmadari saat itu berhasil mengumpulkan 6,000 tanda tangan dukungan
untuk mengasingkan Ayatullah Al Barqa’ei dari sebuah Masjid di Tehran tempat Ayatullah Al Burqa’ei
menjadi imam.

Penderitaan yang dialami Ayatullah Abul Fadhl Al Burqa’ei dan Ulama Sunni lainnya semakin
parah setelah revolusi Iran tahun 1979. Para Ulama Syi’ah secara terang – terangan memprovokasi
masyarakat awam untuk menyerang Ayatullah Abul Fadhl. Akibatnya kediaman beliau berkali – kali
diserang oleh kumpulan orang – orang Syi’ah. Setelah berbagai intimidasi dilakukan, dan ternyata
Ayatullah Abul Fadhl tetap pada pendiriannya untuk mendakwahkan kesesatan Syi’ah, maka rezim
Khomeini kemudian memerintahkan salah satu pengikut Syi’ah fanatik untuk membunuh Ayatullah Abul
Fadhl. Usaha pembunuhan sebelumnya juga terjadi pada Haidar Ali Qalamdaran, salah satu Ulama yang
meninggalkan Syi’ah dan kemudian berdakwah tentang kesesatan Syi’ah. Pada usaha pembunuhan
terhadap Haidar Ali Qalamdaran, pelakunya adalah salah satu Ulama Syi’ah dari kota Qom yang berpura
– pura mengunjungi Haidar Ali di masa – masa awal revolusi. Saat itulah Ulama Syi’ah tersebut berusaha
membunuh Haidar Ali dengan menggunakan pisau. Namun Allah ‘Azza Wa Jalla berkehendak lain, Ali
Haidar Qalamdaran berhasil selamat dari usaha pembunuhan tersebut, bahkan beliau hidup lama
setelah usaha pembunuhan tersebut sambil terus mengungkapkan kesesatan Syi’ah.
Usaha pembunuhan terhadap Ayatullah Abul Fadhl Al Burqa’ei dilakukan saat Ayatullah Abul
Fadhl sedang menunaikan sholat di rumahnya. Beberapa kali suara tembakan terdengar dari rumah
beliau saat itu. Sebuah peluru mengenai pipi sebelah kiri beliau dan tembus ke pipi sebelah kanannya.
Saat usaha pembunuhan tersebut terjadi, beliau sudah berusia 80 tahun. Ayatullah Abul Fadhl kemudian
dilarikan ke rumah sakit, namun dokter yang ada di rumah sakit tersebut menolak untuk mengobati
Ayatullah Abul Fadhl, sehingga beliau dibawa kembali ke rumahnya dan menerima pengobatan di rumah
beliau.

Namun usaha kotor rezim Khomeini tidak menggoyahkan semangat Ayatullah Abul Fadhl untuk
mendakwahkan kebenaran. Rezim Khomeini kemudian memenjarakan Ayatullah Abul Fadhl di penjara
Evin, sebuah penjara yang sangat terkenal di Iran karena kebrutalannya. Beliau dipenjara selama satu
tahun. Kemudian beliau diasingkan ke kota Yazd di Iran tengah. Hanya 5 hari beliau berada di Yazd
karena Rezim Khomeini kembali memenjarakan beliau untuk kemudian mengasingkan kembali Ayatullah
Abul Fadhl ke Yazd. Tidak berapa lama berada di Yazd Ayatullah Abul Fadhl menghembuskan nafas
terakhirnya –Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla merahmatinya-

Ayatullah Abul Fadhl Al Burqa’ei meninggal pada tahun 1993 Masehi. Sebelum meninggal beliau
berwasiat kepada keluarganya untuk tidak memakamkan beliau pada pemakaman Syi’ah dan untuk
tidak menuliskan puisi di nisan beliau (sebagaimana banyak dilakukan penduduk Iran).

Karya tulis beliau

Ayatullah Abul Fadhl Al Burqa’ei menulis banyak sekali buku, diantaranya adalah

1. Indeks Aqidah Syaikhisme dan pertentangannya dengan Islam


2. Pelajaran Mengenai Doa An Nadab
3. Doa An Nadab dan kontradiksinya dengan dasar – dasar Al Qur’an
4. Khurafat yang banyak dalam ziarah kubur
5. Larangan Mut’ah di dalam Islam
6. Penghancuran berhala – Sebuah studi hadits dari Al Kafi
7. Kontradiksi dari “Mafateh Al Jinan” dengan Al Qur’an
8. Studi Ilmiah mengenai hadits Al Mahdi
9. Beliau juga menterjemahkan Kitab Al Muntaqa karya Imam Adz Dzahabi yang merupakan
ringkasan kitab Minhaj As Sunnah An Nabawiyyah karya Ibn Taimiyyah ke dalam bahasa Parsi.
Sumber :

http://ansar.org/english/alburqai.htm Diakses pada 20 November 2009

http://aqeedeh.net/?id=507&tree=dahyar Diakses pada 10 Februari 2009

You might also like