Professional Documents
Culture Documents
sakit,
mempunyai
gangguan
fungsi
tubuh
atau
yang
dikunjungi.
2) Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan
kehadiran anggota keluarga pengambil keputusan.
c. Menyiapkan perlengkapan lapangan
1) Mempelajari riwayat penyakit klien (individu/anggota keluarga) dari
rekaman kesehatan keluarga di Puskesmas dan pencatatan lain yang
ada kaitannya dengan klien tersebut.
2) Membuat catatan singkat tentang masalah klien dan keluarga sebagai
dasar kajian lebih lanjut di keluarga.
3) Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang
diperlukan.
4) Kit Primary Health Nursing (PHN) yang berisi peralatan dan obatobatan sederhana.
5) Alat bantu penyuluhan.
6. Metodologi proses keperawatan
Metodologi proses keperawatan merupakan metodologi penyelesaian
masalah kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta
menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan meliputi:
a. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahap ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang dan merupakan
langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga (Suprajitno,
2004).
Wawancara.
b)
c)
d)
timbulnya
masalah
yang
perlu
diatasi
dengan
adanya
masalah
dalam
tahap
perkembangan
keluarga,
dan
sumber
daya
keluarga.
Komponen
diagnosis
Diagnosis aktual
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan
gejala dari gangguan kesehatan di mana masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani
dengan cepat.
b) Diagnosis risiko/risiko tinggi
Masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda
untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan
cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
c) Diagnosis potensial (wellness/sejahtera)
Suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatan-nya dan mempunyai
sumber
penunjang
kesehatan
yang
memungkinkan
dapat
ditingkatkan.
2) Contoh perumusan diagnosis keperawatan
a) Contoh diagnosis aktual
(1) Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada ibu B
keluarga
bapak
Am
yang
berhubungan
dengan
keluarga
bapak
Rm
yang
berhubungan
dengan
keluarga
bapak
Li
yang
berhubungan
dengan
bapak
Kar
yang
berhubungan
dengan
telah dirumuskan oleh Bailon dan maglaya (1978) yang dikutip oleh
Suprajitno (2004).
a) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat.
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikaitkan
dengan bobot.
Skor yang diperoleh
X bobot
Skor tertingi
c) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan
jumlah bobot, yaitu 5).
Tabel 1. Skoring (penilaian) diagnosis keperawatan
No.
Kriteria
1. Sifat masalah
Skala : Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat
Diubah
Skala : Mudah
Sebagian
Rendah
3.
Skor
Bobot
3
2
1
2
1
0
3
2
1
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat, harus
segera ditangani
Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
Masalah tidak
Dirasakan
c. Perencanaan keperawatan keluarga
2
1
0
keluarga.
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan
keluarga:
1) Menentukan sasaran atau global
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang
akan dicapai melalui segala upaya dan harus ditentukan bersama
keluarga.
2) Menentukan tujuan atau objektif
Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, realistik dan ada batasan waktu.
3) Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
Dalam keperawatan kesehatan keluarga tindakan yang dilakukan
ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab yang
mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan dalam melaksanakan
tugas-tugas kesehatan.
4) Menentukan kriteria dan standar kriteria
Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk
mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukkan tingkat
performance yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku
yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.
di
mana
perawat
mendapatkan
kesempatan
untuk
kebutuhan
kesehatan
dengan
memberikan
informasi,
sumber-sumber
yang
dimiliki
keluarga
dan
atau
bahan-bahan
yang
diperlukan
dalam
pelaksanaan kegiatan.
Dalam upaya keperawatan ini menyangkut antara lain:
(a) Kecakapan atau kualifikasi perawat
(b) Minat atau dorongan
(c) Waktu atau tenaga yang dipakai
(d) Macam dan banyaknya peralatan yang dipakai.
(e) Dana yang tersedia.
(2) Proses
Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk
mencapai
tujuan.
Misalnya
mutu
penyuluhan
2) Luasnya evaluasi
Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian hipertensi
estrogen,
penyakit
ginjal,
hipertensi
vaskuler
renal
koarktasioaorta hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lainlain (Arif Mansjoer, 1999. hal: 158)
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula dari saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis keluar
dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai ketakutan
dan kecemasan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstroktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstroksi. Medula
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang menyebabkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Pertimbangan Gerontologis. Perubahan struktural dan fungsional
pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan
penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.
4. Manisfestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migren, rasa
berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, lemah dan letih. Suhu
tubuh rendah (http://Kumpulan-Asuhan-Keperawatan.blogspot.com/2009/03).
5. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Tabel 1. Kalsifikasi Hipertensi sesuai WHO
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Normal tensi
< 140
Hipertensi Ringan
140-180
Hipertensi Perbatasan
140-160
Hipertensi Sedang dan Berat
> 180
Hipertensi Sistolik Terisolasi
> 140
Hipertensi Sistolik Perbatasan
140-160
(Arif Mansjoer, 1999)
Diastolik
(mmHg)
< 90
90-105
90-95
> 105
< 90
< 90
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb/H Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas)
dan
dapat
mengindikasikan
faktor
resiko
seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
c. Glukosa untuk
sumber
mengidentifikasi
status
kesehatan
klien
(Nursalam, 2001).
Pengkajian adalah proses dinamis yang terorganisir yang meliputi
tiga aktivitas dasar, yaitu: mengumpulkan data secara sistematis, menyortir
dan mengatur data yang dikumpulkan dan mendokumentasikan data dalam
format yang dapat dibuka kembali (Doenges, dkk, 1998)
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala
Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
2) Tanda
a) Frekuensi jantung meningkat
b) Perubahan irama jantung
c) Takipnea
b. Sirkulasi
1) Gejala
a) Riwayat
hipertensi,
aterosklerosis,
koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler.
b) Episode palpitasi, perspirasi
2) Tanda
penyakit
jantung
(indikasi
a) Faktor-faktor
resiko
penyakit
jantung,
keluarga:
hipertensi,
diabetes
aterosklerosis,
melitus,
penyakit
serebrovaskuler/ginjal
b) Faktor-faktor resiko etnik, seperti orang Afrika-Amerika, Asia
Tenggar
c) Penggunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan obat/alkohol
j. Pertimbangan Rencana Pemulangan
1) DRG menunjukkan setara lamanya dirawat: 4,2 hari
2) Bantuan dengan pemantauan tekanan darah
3) Perubahan dalam terapi obat
4) Prioritas keperawatan
5) Mempertahankan/meningkatkan fungsi kardiovaskular
6) Mencegah komplikasi
7) Memberikan informasi tentang proses/prognosis dan program
pengobatan
8) Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi
Tujuan pemulangan
1)
2)
3)
4)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Capernito, 2001).
Secara umum diagnosa keperawatan pada klien dengan Hipertensi
yang dijumpai menurut Doengoes (2000) adalah :
a. Curah jantung, penurunan, risiko tinggi terhadap peningkatan afterload,
vasokonstriksi,
iskemia
miokardia,
hipertrofi/rigiditas
(kekakuan)
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
Individu,
inefektif
berhubungan
dengan
krisis
iskemia
miokardia,
hipertrofi/rigiditas
(kekakuan)
lengkap
tentang
keterlibatan/bidang
masalah
vaskular.
di tempat
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
aktivitas
vasokontriksi
yang
dapat
Aktivitas
yang
meningkatkan
vasokontriksi
Individu,
inefektif
berhubungan
dengan
krisis
informasi,
keterbatasan
kognitif,
menyangkal
diagnosa.
1) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar. Termasuk orang
terdekat.
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi
minat
pasien/orang
terdekat
untuk
mempelajari
penyakit,
pasien
dalam
mengidentifikasi
faktor-faktor
risiko
antihipertensif.
Oleh
karenanya,
evaluasi
yang